Rabu, 29 Januari 2014

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID

ﺍﻋﻮﺫ ﺑﺎﷲ ﻤﻦﺍﻠﺸﻴـﻄﺎﻦ ﺍﻟﺮﺠﻴــﻢ ﺒﺴـــﻢ ﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤﻦ ﺍﻠﺮﺤﻴــﻢ

I. PENDAHULUAN

Kata Masjid, berasal dari bahasa Arab yang artinya berdasarkan tatabahasa adalah tempat sujud. Sedangkan arti menurut peristilahan adalah suatu bangunan tempat umat Islam beribadah. Di Indonesia istilah lain untuk Masjid yang biasanya diklasifikasikan besarnya bangunan dan fungsinya adalah Mushalla, yang artinya menurut tata bahasa adalah tempat shalat.

Masjid, dalam perjalanan sejarah perjuangan dan perkembangan Islam menempati posisi yang sangat penting. Begitu pentingnya tentang kedudukan dan peranan Masjid diperlihatkan langsung oleh Rasulullah saw. sendiri ketika beliau baru pertama kali menginjakan kakinya di kota Madinah dalam perjalanan hijrahnya dari kota Makkah. Rasulullah saw. mengintruksikan untuk membangun Masjid sebagai suatu tempat yang merupakan pusat dari segala kegiatan umat Islam baik yang sifatnya ibadah maupun yang sifatnya sosial kemasyarakatan. Dalam proses pembangunan fisik Masjid, Rasulullah saw. pun aktif ikut terlibat di dalamnya.

Allah swt. berfirman dalam surat At-Taubah ayat 108

لَمَسْجِد ٌاُسِّسُ عَلى َالتَّقْوٰى مِن اَوَّل ِيَوْمٍ اَحَقُّ اَنْتَقُوْم َفِيْهِ فِيْه ِرِجَال ٌيُٓحِبُّوْنَ اَن ْيَّتَطَهَّرُوْا وَاﷲُيُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ

yang artinya :”…Sungguh, Masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih”.

Untuk itu sebagai suatu tempat yang merupakan pusat dari segala kegiatan umat Islam, keberadaan Masjid di tengah masayarakat sangat dibutuhkan sekali sehingga menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam untuk mendirikannya. Seseorang yang dengan dasar taqwa mendirikan atau membangun Masjid Allah swt akan memberikan balasan atau pahala yang sangat luar biasa, sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits yang artinya :”Ubaidillah Al khaulani r.a. mendengar ucapan Usman bin ‘Affan tentang ucapan orang terhadapnya ketika membangun Masjid Rasulullah saw., katanya, “Sesungguhnya anda banyak mengatakan yang bukan-bukan, sedangkan aku mendengar Nabi saw. bersabda : “Barangsiapa yang membangun Masjid (kata Bukair, aku kira dia juga menyebutku, karena mengharap wajah Allah), niscaya Allah membuatkan pula baginya di surga, bangunan seperti itu.” (HR. Bukhari. Diambil dari Buku : Terjemah Hadits Shahih Bukhari. Jilid 1 hal 164 hadits no 266. Penerbit “Widjaya” Jakarta)

Di hadist riwayat Muslim :

عٓنْ مَحمُوْد ِبْن ِلَبِيْدٍ اَنَّ عُثْمَانَ ابْنَ عَفَّانَ اَرَاد َبِنَا الْمَسْجِدِ فَكَرِهَ النَّاسُ ذٰلِكَ وَاَحَبُّوااَن ْيَدَعَهُ عَلَى هَيْءَتِهِ فَقَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اﷲِصَلَى اﷲُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْل مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلّٰهِ بَنَى اﷲُلَهُ فِى الْجَنَّۃِ مِِثْلَهُ

”Dari Muhammad bin Labid ra. katanya: “Ketika ‘Usman bin ‘Affan bermaksud hendak merombak Masjid (Madinah), orang banyak tidak setuju. Mereka lebih suka membiarkannya sebagaimana adanya. Maka berkata ‘Usman, bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda :”Siapa membangun Masjid karena Allah, maka Allah membuatkan pula baginya rumah seperti itu di surga.” (Diambil dari Buku : Terjemah Hadits Shahih Muslim. Jilid 4 hal 395 hadits no. 2054. Penerbit “Widjaya” Jakarta)

Walaupun fungsi Masjid saat ini tidak seperti di zaman Rasulullah saw. keberadaan Masjid di tengah masyarakat diharapkan akan meningkatkan kehidupan beragama di tempat tersebut. Hal yang sederhana, dengan aktivitas shalat berjamaah di lima waktu shalat wajib, tidak saja akan mendapatkan nilai pahala berjamaah dan pahala memakmurkan Masjid dari aspek ibadahnya bagi yang melaksanakannya tetapi juga akan semakin mempererat tali ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat tersebut sehingga ikatan sosial yang terbangun akan semakin kuat dan kokoh. Ikatan sosial yang kuat dan kokoh sudah tentu akan efektif untuk membendung penyakit sosial yang akan terjadi di masyarakat tersebut.

Dengan keberadaan Masjid di tengah masyarakat diharapkan juga aspek pendidikan agama terhadap generasi penerus tercipta dalam bentuk seperti TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), yang akan menghilangkan buta huruf terhadap Al-Quran. Dan tentunya kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya positif dan syariah.

Dengan kebaikan-kebaikan yang disebutkan di atas (yang sebenarnya masih banyak lagi) sangatlah wajar jika Allah swt. memberikan apresiasi atau penghargaan yang sangat luarbiasa kepada seseorang yang dengan dasar taqwa membangun Masjid di dunia ini.

II. PARENGKI DAN MASJID AL-FURQON

Parengki adalah nama dusun yang terletak di desa Tasiwalie kec. Suppa kab. Pinrang provinsi Sulawesi Selatan. Kurang lebih berjarak 170 km dari kota Makassar sebagai ibu kota provinsi. Dari jalan poros Makassar – Pinrang, kurang lebih berjarak 7 km ke arah Barat, mendekati garis pantai. Dsn Parengki sendiri berada di sepanjang garis pantai selat Makassar. Sebenarnya di dsn Parengki sudah ada Masjid yang berada di dekat perbatasan dusun. Tetapi masyarakat yang berada di tengah dusun merasa terlalu jauh untuk pergi ke Masjid yang ada. Atas kebaikan salah satu warga yang mewakafkan tanahnya dan juga kerinduan masyarakat sekitar untuk shalat wajib berjamaah. Maka dimulailah gerakan untuk membangun Masjid berukuran 10 x 11 meter. Karena peraturan pemerintah kabupaten bahwa selama ada masjid di suatu tempat maka dilarang untuk membangun masjid baru sehingga memang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Akhirnya pembangunan dimulai dengan status sebagai Musholla yang kemudian disepakati bernama Mushalla Al-Furqon.

Furqon dalam bahasa arab berarti pembeda. Furqon juga nama lain untuk Al-Quran, bahkan diabadikan juga sebagai nama salah satu surat dalam Al-Quran. Sesuai dengan Al-Quran sebagai pedoman hidup kaum Muslimin, yang membedakan antara haq dan bathil. Perintah dan larangan. Yang benar dan yang salah. Mushala Al-Furqon diharapkan menjadikan jiwa dalam perilaku jamaahnya sesuai dengan tuntunan Allah swt melalui Rasul-Nya, nabi Muhammad saw.

Pembangunan Musholla Al-Furqan di mulai awal tahun 2009. Dengan kekuatan dana dari masyarakat setempat dan para donatur dari berbagai tempat, musholla Al-Furqan bisa dipergunakan pertama kalinya terutama shalat wajib berjamaah dan shalat tarawih pada bulan ramadhan tahun 2009. Hal itu berlanjut seiring penyempurnaan pembangunan fisik, panitia pembangunan musholla Al-Furqon melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hari-hari besar umat Islam, seperti shalat Idul Adha, Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan peringatan Isro Mi’raj.

Beberapa bulan sebelum bulan Ramadhan 2010, muncul aspirasi dari jamaah untuk merubah status Musholla menjadi Masjid. Disamping kebutuhan untuk melaksanakan shalat Jumat berjamaah juga langkah-langkah dakwah dengan status masjid akan semakin luas di tengah-tengah masyarakat. Atas persetujuan rapat panitia pembangunan, akhirnya dipersiapkan semua kebutuhan yang berhubungan dengan persyaratan untuk menjadi Masjid.

Alhamdulillah. Akhirnya setelah melalui proses yang cukup panjang, beberapa hari sebelum bulan ramadhan 2010 secara resmi musholla Al-Furqan berubah status menjadi Masjid Al-Furqon. Diresmikan oleh Kepala Kementrian Agama Kabupaten Pinrang sekaligus melaksanakan shalat Jumat yang pertama di Masjid Al-Furqon. Yang menarik adalah bahwa secara fisik bangunan Masjid ini belumlah sempurna. Masih sangat banyak yang mau dikerjakan oleh Panitia Pembangunan untuk penyempurnaan bangunan Masjid. Untuk itu masih dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu Panitia Pembangunan Masjid Al-Furqon berharap kepada para umat Islam di mana pun berada yang dimudahkan Allah swt dalam masalah rizki, lahan untuk beramal (berinfaq) telah tersedia dan terbuka. Insya Allah, seperti janji Allah dalam Hadits Shahih riwayat Bukhari dan Muslim di atas akan terwujud bagi yang menginfaqkan hartanya untuk membangun Masjid di dusun Parengki ini.

Allah swt. berfirman dalam surat An-Nahl ayat 97

مَنْ عَمِلَ صَالِحًامِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَمُوءْ مِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّه حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

yang artinya : ”Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.



Allah swt. juga berfirman dalam surat Al-Munafiqun ayat 10

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّاء ْتِيَ اَحَدَكُمُْ الْمَوْت ُفَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَا اَخَّرْتَنِيْ اِلٰى اَجَلٍ قَرِيْبٍ فَاَصَّدَّقََ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

yang artinya :”Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematianku) sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh”

III. PERINCIAN BIAYA

IV. SUSUNAN PANITIA


==========

Maaf, ikut nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001

Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html

Selasa, 28 Januari 2014

SALAH MEMILIH PEMIMPIN!

SALAH MEMILIH PEMIMPIN

(BAGI INDONESIA, TAHUN INI ADALAH TAHUN POLITIK, TAHUN MEMILIH PEMIMPIN)

“Kalau bisa pak Furqon ikut” itu bunyi sms yang diterima setelah sebelumnya jhon menanyakan tentang perusahaan tambak udang dan hatchery di daerah Takalar. Dipikir-fikir daripada tidak ada yang dikerjakan di rumah akhirnya saya mengiyakan dan Jhon siap menjemput saya. Tidak berapa lama jhon sms bahwa dia sudah ada di depan. Saya pun melncur ke depan. Ternyata di dalam mobil jhon tidak sendiri, ada seorang bule lagi yang langsung menyodorkan tangannya ketika saya masuk mobil jhon, sambil mengatakan permohonan maaf tidak bisa bahsa indonesia. Supaya seimbang dan memang kenyataan seperti itu saya pun menjawab sama tidak bisa bahasa inggris dengan baik.

Jan Henfling, namanya, orang belanda dan sesuai dengan kartu nama nya dia adalah seorang ahli perikanan dan budidaya perairan. Informasi dari jhon, bahwa Jan ini adalah pensiunan dan sekarang aktif di LSM yang siap membantu mengenai pengembangan perikanan dan budidaya perairan di seluruh dunia bagi yang membutuhkan, gratis tidak pakai biaya kecuali hotel dan makan selama di lokasi yang mau dibantu. Jhon yang mengundang Jan untuk datang karena Jhon mempunyai proyek pengembangan masyarakat di sebuah pulau yang sebagian besar mata pencarian masyarakat tersebut adalah petani tambak. Menurut pengakuan Jhon dia berani mendatangkan Jan karena dia merasa kecewa dengan para ahli perikanan yang ada di perguruan tinggi yang ada di mks ini yang sepertinya tidak mau untuk mengembalikan kejayaan perikanan khususnya tambak seperti dulu.

Selama perjalanan saya dengarkan pembicaraan Jhon dan Jan yang berkisar mengenai kondisi perikanan di sulsel ini, kadang saya pun ikut nimbrung karena mereka bertanya ke saya, tentu kalau pertanyaannya tidak dimengerti diterjemahkan dulu sama Jhon. Tidak terasa perjalanan kami sampai di kota takalar dan Jhon berencana singgah ke rumah temannya yang ternyata temannya jhon itu pun mau ikut. Ketika Jhon turun dari mobil menuju rumah temannya, tinggallah kami berdua dalam keheningan ruangan mobil. Untuk memecahkan keheningan dan mencairkan suasana, dengan bahasa inggris patah-patah (eh...kirain goyang saja yang patah-patah), saya memberanikan diri untuk bertanya, mulai dari apakah Jan baru pertama kali ke makassar, apa tanggapannya tentang indoensia, pokoke pertanyaan umum, pendek dan mudah. Tapi lucunya dijawab Jan dengan panjang dan kadang melebar kemana-mana. Namun saya menikmatinya apalgi yang berhubungan dengan kondisi indonesia dari pandangan orang bule.

Saya rangkum jawaban Jan seperti ini, dia baru pertama kali ke sulawesi (makassar), kalau ke indoensia sudah beberapa kali. Sebagian besar orang eropa masih menjadikan indonesia sebagai negara yang aman dan menjadikannya sebagai tujuan wisata –terlepas adanya isu teroris, karena keramah tamahan masyarakatnya dibandingkan dengan India (waktu saya ngobrol dengan Jan kalau tidak salah 1 minggu sebelum berita pemerkosaan turis di India). Negrinya indah dan kaya, hanya sayang melihat rakyatnya yang tidak bisa menikmati kekayaan negerinya, dia bilang, “kamu salah dalam memilih pemimpin”

Waduh, saya nih yang disalahkan! He-he.... tahun 2013 ini dan tahun 2014 ke depan, adalah tahun-tahun pemilihan pemimpin bagi daerah dimana saya tinggal dan beraktivitas. Pemilihan Gubernur sudah lewat, yang di hadapi adalah pemilihan walikota makassar dan bupati di kota pinrang dimana saya beraktifitas dan juga pemilihan kepala desa. Pembicaraan dan aktifitas masyarakat sehari-hari selalu menyentuh masalah pemilihan pemimpin tersebut. Sangat terasa menyentuh adalah pemilihan kepala desa. Walau saya bukan warga desa tersebut, tetapi kadang terlibat pembicaraan masalah tersebut, bukan sebagai tim sukses tapi dalam hanya sebatas pemikiran dan obrolan karena ditanya seseorang. Saya juga tidak mau terlibat terlalu jauh. Nanti disalahkan lagi sama Mr. Jan, tidak ikut milih tapi membuat langkah yang salah.

Tahun depan pemilihan anggota legislatif dan presiden. Nah ini, yang sangat menentukan maju tidaknya Indonesia. Smoga tidak salah memilih lagi!!!! Maju Indonesia!

Senin, 27 Januari 2014

Udang Bule atau Udang Putih alias Udang Vanname

Sebagaimana orang asing khususnya orang barat yang datang ke Indonesia, baik yang datang hanya untuk berwisata maupun yang bekerja atau berusaha, biasa disebut dengan bule. Untuk itu tidak ada salahnya udang ini disebut juga dengan udang bule he-he..... tapi di masyarakat khususnya petambak udang dikenal juga dengan udang putih, karena selama ini petambak di indonesia biasa berbudidaya udang hitam (udang windu)

Udang putih yang dimaksud adalah udang Vannamei (Litopenaeus vannamei Boone, 1931), yang berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Costarica di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika selatan dengan suhu perairan umumnya di atas 22oC. Sehingga dikenal juga dengan Udang Putih dari Pacific atau Pacific White Shrimp.

Di Indonesia, ternyata udang Vannamei -setelah melalui proses yang cukup panjang- sangat diterima oleh pada umumnya petambak udang, apalagi setelah udang windu banyak mengalami kegagalan karena penyakit. Budidaya udang vannamei di Indonesia saat ini tidak hanya dilakukan oleh petambak dengan modal besar yaitu petambak intensif hingga supraintensif, yaitu dengan memaksimalkan sarana tambak dan memodifikasi teknis bertambak sehingga menghasilkan panen yang sungguh sangat luar biasa! (info terakhir tambak supraintensif menghasilkan hingga 180 ton per hektar) tetapi juga oleh petambak tradisional, yang hanya mengandalkan ekstensifikasi tambak.


Mudahnya udang vanname diterima oleh para petambak udang tradisional yang utama adalah nilai jual dari udang vanname mempunyai kisaran yang cukup luas, artinya mulai dari ukuran yang kecil, yang dulu di udang windu dinilai sebagai undersize dan dihargai dengan sangat rendah sekali tapi udang vanname masih mempunyai harga yang cukup tinggi, hingga apalagi ukuran yang besar. Selain itu secara sifat, udang Vannamei memiliki sifat yang berbeda dengan udang windu. Kalau udang windu cenderung berada di dasar perairan tambak, sedangkan vannamei berada di kolom air dan aktif berenang kesana-kemari mencari makanan (Forager). Bersifat nocturnal (aktif pada malam hari), Diurnal (aktif pada siang hari), omnivora (memakan segala jenis makanan), Detrivora (memakan detritus, yaitu bahan organik yang dikerubuti oleh bakteri).

Kami mencoba untuk melakukan usaha dan pengenalan udang vanname dengan metode tradisonal di kecamatan suppa, kabupaten pinrang, dimana di daerah ini yang dulunya terkenal akan penghasil udang windu baik yang memakai sistem tradisional maupun intensif, sehingga dulu dikenal dengan daerah penghasil dollar. Di kecamatan Suppa ini, awalnya udang vanname belum begitu dikenal baik oleh para petambak tradisional, tetapi dengan berbagai informasi keberhasilan budidaya udang vanname yang datang dari daerah lain disamping petambak intensif yang ada di suppa juga sudah tetap berbudidaya udang vanname serta didukung keberadaan benur yang tidak sesulit seperti awal datangnya vanname maka gairah untuk budidaya vanname sudah mulai nampak. Sebenarnya, kalau melihat padat penebaran dan peralatan yang kami pakai , sudah bisa dibilang bahwa metode yang kami lakukan bukan murni tradisional, lebih tepat disebut dengan tradisional plus. Padat penebaran yang kami pakai 7-7,5 ekor per meter dengan bantuan pompa air untuk meninggikan air yang kami butuhkan.

Kami sampai saat ini sudah mencoba melakukan budidaya di dua tempat yang berbeda, satu tempat lagi sudah mencapai umur 60 hari (dengan sistem semi intensif). Alhamdulillah kedua tempat itu menghasilkan hasil yang positif dan menguntungkan. Uraian laporan keuangannya akan kami lampirkan disini.



LAPORAN BIAYA OPERASIONAL TAMBAK BUDIDAYA UDANG VANNAMEI KERJA SAMA DENGAN RUSLAN DI CAPPABATUE, DESA WIRINGTASI, KEC SUPPA, PINRANG

NO TANGGAL KODE JENIS PENGELUARAN HARGA NILAI 1 04/10/13 7 Beli oli Rp 128.000 2 3 waring hijau 15.000 3 3 Solar 5 liter 27.500 4 06/10/13 7 Balok 4/6 2 batang 54.000 5 7 Panbel 66 2 buah 66.000 6 7 Klep 8 inchi 120.000 7 1 Saponin 75.000 8 2 Kapur 100 krg 600.000 9 7 Knee 8 inchi 130.000 10 3 Waring 10 meter 65.000 11 7 Semen 20.000 12 7 Peralatan mesin 100.000 13 4 Solar 87.000 14 13/10/13 4 Solar 30 ltr 180.000 15 7 Biaya jahit saringan 50.000 16 5 Gaji oskar 250.000 17 7 Panbel 66 2 buah 66.000 18 18/10/13 4 Beli solar 180.000 19 01/11/13 5 Gaji oskar 250.000 20 2 0,5 kg tiger bak 72.500 21 2 4 liter mulase 36.000 22 04/11/13 7 Jerjen 10 ltr 1 buah 17.500 23 7 Ember 14.000 24 08/11/13 7 Lilin 4.000 25 7 Senter 50.000 26 12/11/13 7 Slinger mesin 50.000 27 4 Solar 180.000 28 21/11/13 4 Solar 180.000 29 26/11/13 7 Atap 75.000 30 4 Solar 180.000 31 3 Waring hijau dan ember 37.000 32 01/12/13 5 Gaji oskar 250.000 33 7 Kabel 2 rol 150.000 34 05/12/13 3 Waring, col 41.000 35 09/12/13 2 Beli pupuk dan waring 15.000 36 13/12/13 7 Peralatan mesin kincir 450.000 37 20/12/13 7 Balon lampu 18 watt 40.000 38 21/12/13 2 Kapur 5 zak 30.000 39 25/12/13 7 Panbel B 63,68 dan A37 181.000 40 4 Solar 180.000 41 28/12/13 7 Klep 8 inchi 110.000 42 30/12/13 7 Terpal 4 x 5 m 140.000 43 7 Terpal 2,5 m 22.500 44 7 Beli selang dan tasi 15.000 45 02/01/14 4 Solar 180.000 5 Gaji oskar 250.000 5 Beli indomie 1 dos 60.000 5 Beli gula, kopi dan the 40.000 4 Beli solar 5 liter 30.000 8 Benur 75.000 @ Rp 35 2.625.000 6 Pakan witnis no. 2 = 3 zak 30 kg) 480.000 6 Luxindo 392A = 2 zak ( 50 kg) 760.000 6 Luxindo 392B = 4 zak ( 100 kg) 1.520.000 6 Luxindo 39 S = 4 zak (100 kg) 1.520.000 6 Witnis 2A = 4 zak (100 kg) 1.520.000 6 Ecobest 2P = 17 zak (340 kg) 4.590.000 6 Ecobest 3 = 7 zak (140 kg) 1.890.000 6 Ecobest 3B = 20 zak (400 kg) 5.400.000 9 Beli Bensin 235.000 10 Konsumsi panen 700.000 10 Uang panen siswa SMK 8 orang 400.000 10 Uang panen Ramang dan Sewa mesin 250.000 10 Uang panen Harjo 50.000 10 Uang panen Bapanya Kandi 100.000 JUMLAH Rp 27.584.000

PERINCIAN BIAYA 1 Saponin                                            75.000
                                    2 Kapur                                             753.500
                                    3 waring dan upah jahit                    185.500
                                    4 solar                                            1.377.000
                                    5 Uang makan oskar                      1.100.000
                                    6 Pakan                                         17.680.000
                                    7 Alat                                              2.053.000
                                    8 Benur                                           2.625.000
                                    9 Bensin                                             235.000
                                  10 biaya panen                                  1.500.000 
                                        Total                                          27.584.000

PERINCIAN PANEN
                                  1 Udang yang terjual ke Perusahaan 1.001 kg@ 76.500              76.576.500
                                  2 Udang yang terjual ke H. Beddu          9,4 kg@  38.000                357.200                                              Total Harga Udang                                                                     76.933.700

 LABA RUGI            Hasil Panen                             76.933.700
                                   Modal                                     27.584.000
                                   Hasil Bersih                            49.349.700
                                   Zakat 2,5 %                            1.233.742,5
                                                                                   48.115.957,5
                                   Penjaga 15 %                            7.217.393.6 
                                                                                   40.898.563,9
                                   Pemilik Lahan 35 %               14.314.497.3
                                   Pemilik Modal 65 %               26.584.066.6


=============


Maaf, ikut nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001


Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html

Senin, 20 Januari 2014

PUISI KEHIDUPAN

PUISI KEHIDUPAN

MALAM ITU,
KEMBALI LANGIT MENAMPAKKAN SENYUMNYA
KARENA REMBULAN DI UTARA SANA
WALAU HANYA SEBERSIT
BERSINAR TANPA BATAS YANG MENGHALANGI
ALAM NAMPAK SEMAKIN INDAH
DENGAN GEMERLAPNYA BUTIRAN BINTANG YANG BERSERAKAN.

AH….SAYANG,
AKU TAK MAMPU UNTUK MELUKISKAN KEINDAHAN TATAPAN ITU.
JIKA AKU SEORANG PENYAIR….
KAN KUPAPARKAN SEMUA ITU DALAM SYAIR-SYAIR YANG INDAH.
JIKA AKU SEORANG PENCIPTA LAGU….
KAN KUTULISKAN KENANGAN ITU DALAM BAIT-BAIT YANG MERDU.
JIKA AKU SEORANG PELUKIS….
KAN KULUKISKAN PESONA ITU DALAM CORETAN-CORETAN ADI WARNA.
DAN JIKA AKU SEORANG DRAMAWAN…
KAN KUGAMBARKAN FRAGMEN ITU DALAM DRAMA DUA BABAK YANG PENUH ROMANTIS MELANKOLIS.
TAPI, BIARLAH…..
AKU ADALAH AKU SENDIRI.
KAN KUSIMPAN SEMUA ITU DALAM RONGGA NUANSA-NUANSA ALAMI.

MALAM ITU,
TAMPAKNYA, TIDAK TERLALU SOMBONG KALAU KUKATAKAN KEINDAHAN ITU MUNGKIN HANYA UNTUK KENIKMATI SENDIRI HA…HA…HA….
YA, AKU BERDIRI DI ATAS DEK SEBUAH KAPAL KECIL
DI TENGAH-TENGAH SAMUDRA
SEBATAS CAKRAWALA YANG MENGELILINGIKU
HANYALAH RIAKAN KECIL OMBAK SAMUDRA.
BURUNG CAMAR PUN YANG TERBANG KE SANA KEMARI DI SIANG HARI BERTENGGER TERTIDUR DI UJUNG-UJUNG TIANG KAPAL.
KIDUNG ANAK-ANAK ZAMAN PUN DI BURITAN KAPAL
SAYU TERDENGAR DALAM RELUNG DAN RENUNG.
SAYUPNYA :
“NENEK MOYANG KU SEORANG PELAUT
KUMIS DAN JENGGOTNYA PANJANG SEKALI
DITARIK-TARIK. KE SANA KE MARI
SAMBIL BERSERU : “ADUH MAK! SAKIT SEKALI!””
OI…IRAMA ITU MELONCATKAN ANGAN INDAH MENJADI SEBUAH TANDA TANYA KALAU MEMANG ITU KEHIDUPAN, ITUKAH?
KAN KU SONGSONG DIRIMU,
DI MALAM ITU ……DENGAN SENYUMAN!!

SAMUDERA HINDIA, KM SAMUDRA 17 MARET ‘89



MITOS KEHIDUPAN

BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU
BERJINGKRAK KE SANA KE MARI
TANPA PEDULI RUAS BUMI PIJAKANNYA
DAN HUJAN GERIMIS YANG MEMBASAHI RAMBUT IKALNYA.

TANGAN KANANNYA MENENTENG OBOR.
OBOR BERNYALAKAN API KECIL.
API KECIL YANG HANYA MENERANGI WAJAH KECIL YANG MENGHITAM ITU.
API KECIL YANG TAK PERNAH PADAM
OLEH SIRAMAN GERIMIS DAN SEPOI ANGIN MALAM.

BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU TAK PEDULI SEMUA ITU! KESENANGANNYA ADALAH KESENANGAN DIRINYA.
BERJINGKRAK DAN BERTERIAK
BERJINGKRAK DAN BERTERIAK
BERJINGKRAK DAN BERSORAK…..

DI UJUNG BELOKAN JALAN ITU
TANPA DI SADARI BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU
KAKINYA TERSANDUNG BATU YANG MENONJOL SECARA BERLEBIHAN ((KALAU TIDAK DIKATAKAN KURANG AJAR))

SERU DAN SAKIT TERASA KE ULU HATI “ADUH….!”
DALAM RASA SAKIT DIA CARI EMAKNYA “MAK! MAK! MAU KEMANA KITA?!”

DENPASAR, MARET ‘89



ADAKAH SEBUAH KEAJAIBAN

GERAK MALAM MENJELANG JEDAH
KEMBALI INSAN DALAM JASAD TAK BERBENTUK
SEMUA HILANG DALAM GELAPNYA MALAM
SEMUA SIRNA DALAM INGATAN YANG LELAH.

SIANG YANG TERURUT TADI
BERIBU-RIBU RUPA BERIBU-RIBU LANGKAH
BERJUTA-JUTA HARAP
MENERJANG RONGGA-RONGGA BUDI
MENDESAK SUARA-SUARA NURANI
KE TEPIAN YANG TAK NAMPAK DAN TERKUNCI.

BERIBU-RIBU RUPA
DENGAN BERIBU-RIBU TOPENG KEHIDUPAN BERJEJAL
DALAM KESEMPITAN MANISNYA DUNIA,
BERPACU DALAM LANGKAH-LANGKAH YANG TAK PERNAH TUNTAS DAN PASTI. ENTAH NODA,
ENTAH LUKA
ENTAH MAKSIAT,
ENTAH PULA ANGKARA.
SEMUA MENJADI SEBUAH BUSANA KEBESARAN,
MELENGGANG ANGKUH DI ATAS PANGGUNG PESONA
MENARUH RAYU BERPULUH-PULUH ANAK ZAMAN
HINGGA TERGELAK TAWA PENGHAPUS CAHYA
DAN MATINYA HATI ATAS NURANI.

GERAK MALAM MENJELANG JEDAH
KEMBALI INSAN DALAM JASAD TAK BERBENTUK.
DI SELA-SELA DINGINNYA PELUH
SANG RAGA TAK MAMPU LAGI
TUK MENATAP
TUK BERCENGKRAMA DENGAN DIRI YANG TERASING
TUK MENGHITUNG DETIK-DETIK KEPEDIHAN YANG TERPENDAM DAN BERKEPANJANGAN.
SEMUA HILANG DALAM GELAPNYA MALAM
SEMUA SIRNA DALAM INGATAN YANG LELAH.

KINI,
ENTAH SIANG, ENTAH MALAM
BERIBU-RIBU RUPA DALAM LELAP
MENUNGGU DALAM SEPI
MENUNGGU DALAM GELAP
MENUNGGU DALAM KESENDIRIAN
MENUNGGU LANGKAH DAN HARAP YANG TERAKHIR
PENGIRING TANGIS YANG TAK PERNAH TAHU.

KINI,
ADAKAH SEBUAH KEAJAIBAN
‘TUK HANYA SEBUAH PERSEMBAHAN YANG DIABADIKAN,
YANG DIBANGGAKAN DAN DIANDALKAN
DARI LEMBARAN-LEMBARAN PETUALANGAN ITU
DAN DARI DERET-DERET KATA YANG TERHIMPIT PANJANGNYA BARIS DAN BAIT ITU.
YANG AKAN MEMPORAK PORANDAKAN SEBUAH LAYAR YANG TERKEMBANG JAUH KARNA PUTARAN SIANG DAN MALAM.
SIANG YANG PELIK,
MALAM YANG KELAM.

KINI, ADAKAH SEBUAH KEAJAIBAN ITU?

BANDUNG, MARET’90


SURATAN YANG TAK PERNAH SELESAI

TEMPO
TAK KAN PERNAH TERDUGA
MELAHIRKAN WAJAH-WAJAH ZAMAN
DENGAN KEAKUANNYA SENDIRI-SENDIRI
KADANG SALING BERGANDENGAN
KADANG SALING BERANGKULAN
KADANG SALING CACI MAKI

AKSELERASINYA TAK KAN PERNAH TERDUGA
MENAMPAKKAN WAJAH-WAJAH KEHIDUPAN
DENGAN EMOSINYA SENDIRI-SENDIRI.
KADANG CITA CERITA
KADANG CITA DERITA
KADANG LUGU TAK MERONA

IRAMA…..
IRAMA KATANYA
KATANYA IRAMA
KATA KAMU IRAMA
KATA DIA IRAMA

(( KATAKU ?? ………………!!))

SEMUANYA……
ADALAH ORKESTRA KEBESARAN BERMANTELKAN SIMPONI-SIMPONI KEMEWAHAN.
ABSTRAK DALAM RIMBA
ABSTRAK DALAM POLA
ABSTRAK DALAM RUPA
NYATA DALAM PAPA.

TEMPO,
IRAMA,
ORKESTRA,
TAK KAN PERNAH TERDUGA
OLEH TANGIS-TANGIS YANG TERHIMPIT GELAK TAWA
OLEH OTOT-OTOT BESI YANG TERJEPIT MESIN BAJA
OLEH CICIT BURUNG KETILANG YANG TERHEMPAS MAKLUMAT-MAKLUMAT RAJA.

AKSELERASINYA
TAK KAN PERNAH TERDENGAR HINGGA HILANG IDENTITAS DIRI
HANYA ‘TUK MERABA-RABA SEBUAH PRASANGKA
DARI DERIT DAN JERIT KESEMPITAN.

KEBEBALAN,
HARI DEMI HARI, SEMAKIN MENEBAL
TEMPO,
IRAMA
SERTA ORKESTRA
PUN MAKIN MENYESAKKAN
SESAK YANG KEKAL
SEBATAS WARSA PELENGKAP WAJAH ZAMAN
DAN KEHIDUPAN KEMBALI DENGAN KEAKUAN DAN EMOSINYA,
SENDIRI-SENDIRI !!!!

UJUNG PANDANG, FEB ‘91

=========



Baca juga : https://www.mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html

Sabtu, 18 Januari 2014

Pendengar yang baik

Terbersit dalam fikiran sebuah petikan kalimat yang mulia, yang mengatakan berbicaralah yang baik atau lebih baik diam. dalam konteks komunikasi dua arah apalagi satu arah, diam disana seperti apa yang saya pahami salah satunya adalah menjadi pendengar yang baik. untuk menjadi pendengar yang baik kadang tidaklah mudah seperti sesederhana kalimat itu dan seperti dalam fikiran orang banyak. apa yang saya rasakan dan saya alami untuk menjadi pendengar yang baik dalam beberapa waktu terakhir ini memang memerlukan kesiapan fisik dan mental tersendiri.
Beberapa saat yang lalu, ketika proses pekerjaan secara tim telah selesai dan waktu menunjukan masuk sepertiga awal malam, ada seorang tua yang masih duduk di bale2 (semacam bangku terbuat dari bambu) yang nampaknya ingin ngobrol dengan saya. sementara teman2 sudah masuk ke kamarnya masing2 dan ada juga yang mencari kegiatan sendiri di tempat lain, saya pun tetap duduk di tempat untuk menemani sang orangtua tersebut. secara fisik saya memang sudah drop tetapi karena urangtua ini saya paksakan untuk tetap melayani berkomunikasi. akhirnya percakapan berjalan sesuai alur pembicaran mulai masalah pekerjaan untuk anaknya yang harus main uang untuk menjadi pegawai, masalah sekolahan dan lain sebagainya. tapi yang bikin repot adalah ketika orangtua tersebut berbicara menggunakan bahasa daerah yang mana saya sendiri kurang memahaminya. yah...terpaksa saya pun senyam senyum dan ketawa sedikit untuk merespon pembicaraannya. otomatis sebenarnya dengan terputusnya makna informasi yang masuk ke fikiran karena fikiran tidak bisa memahami apa yang diucapkan lawan bicara akan mengurangi dari nilai komunikasi tersebut. ya...saya jadi berpura-pura mengerti akan apa yang dibicarakan orangtua tersebut dengan tingkah yang boleh jadi benar atau salah. salah? bisa jadi bahwa apa yang dimaksud orangtua itu dengan bahasa daerahnya menginginkan respon misalnya A dari saya, tapi saya merespon dengan B yaitu senyam senyum dan ketawa. Kejadian di atas menjadikan saya teringat akan suatu kejadian ketika saya bersama dengan teman plus anak dan istri masing2 berkunjung ke rumah teman silaturrahim sehabis lebaran. di rumah teman yang kami kunjungi ada juga mertua teman yang memang sudah tua. kami memang sudah mengenal mertua teman itu sejak lama. teman saya yang sama2 berkunjung, waktu itu kebetulan duduk bersebelahan dengan baapak mertua teman saya, jadi mereka berdua terlibat pembicaraan, sementara saya yang duduk agak berjauhan hanya bisa memperhatikan dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan dan sekali-kali menganggukan kepala sebagai rasa hormat atas apa yang disampaikan seorang orang tua. ketika sampai waktunya kami pamit dan kami pulang, di perjalanan saya sampaikan ke teman yang lama berbicara dengan mertua teman kami itu. saya bilang bahwa saya kurang mengerti apa yang disampaikan oleh mertuanya teman itu, karena memang mertua teman itu klo tidak salah sudah memasuki umur 60an, jadi bicaranya kurang begiitu jelas setidaknya untuk saya. tapi yang surprise untuk saya bahwa ternyata teman saya itu pun mengatakan tidak terlalu mengerti akan apa yang disampaikan mertua teman kami. saya jadi heran saya bilang, kok tadi kelihatannya nyambung saja. dia bilang orangtua yaa seperti itu, kita harus melayani seperti itu sehingga orangtua akan merasakan senang karena ada yang bisa diajak bicara.
Tidak mudahnya menjadi pendengar yang baik saya rasakan juga pada acara seminar yang diadakan oleh instansi terkait dengan bidang pekerjaan saya. saya sebagai peserta seminar dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. acara yang dimulai dari pagi sampai sore itu saya lalui dengan cukup berat. bagaimana tidak malam sebelumnya saya tibur agak terlambat, lewat dari tengah malam. jadi rasa kantuk di ruang seminar selalu menyerang saya, apalagi ditambah dengan materi dan pembawa materi yang membosankan. permen yang disediakan panitia di setiap meja serta gelas minuman tidak bisa mengatasi rasa kantuk dan lelah fisik, akhirnya untuk memngatasi keadaan tersebut saya berusaha untuk selalu bergerak dalam keadaan duduk, yang otomatis saya tidak fokus lagi untuk mendengarkan sang pembicara di depan. tapi saya fikir kalau materi dan pembicaranya kurang menarik biar fisik kita siap, saya rasa saya tetap akan.....mengantuk!!! Setelah acara seminar selesai dan semua peserta diperbolehkan untuk pulang, saya pun berkemas dan kemudian stand by di lobby hotel untuk menunggu istri saya yang akan menjemput saya. untuk menghilangkan bosen dalam menunggu saya ambil dan saya baca surat kabar yang telah disediakan pihak hotel. belum begitu lama datang teman wanita yang memang tadi ikut seminar juga. dia tanya ke saya sedang apa? saya bilang sedang menunggu istri saya yang mau menjemput saya. akhirnya dia pun duduk di kursi kosong yang ada disamping serong saya.saya fikir dia pun akan menunggu jemputan, kegiatan membacapun saya hentikan karena nampaknya dia ingin bicara dengan saya. saya pun tanyakan kabar suaminya dan kegiatan suaminya, yang dia jawab baik dan masih tetap melakukan kegiatan seperti biasanya. hanya lama-lama dalam obrolan itu teman wanita itu menangis wlau tidak terisak-isak tapi air matanya keluar dan dia berusaha menghapuskannya. dia bilang bahwa dia ingin curhat kepada saya karena dia sudah menganggap saya adalah kakaknya. ah...inilah masalahnya orang mau curhat setidaknya mencari solusi dari masalah yang dia hadapi yang dia harapkan keluar dari fikiran saya, tapi fikiran saya tidak bisa berjalan kalau orang yang mau curhat menangis di hadapan saya. dan kejadian seperti ini sudah berulang beberapa kali, beberapa teman wanita saya ketika curhat kemudian menangis di hadapan saya, fikiran saya menjadi buntu tidak bisa berkata-kata yang seharusnya mereka minta. (kalau ada yang baca tulisan ini dan masih ingat kejadian itu bahwa dia menangis di hadapan saya pasti akan tersenyum karena saya tidak bisa apa-apa, hayo siapa (salah satunya yang menjadi istri saya, yang waktu itu dia bicarakan masalah kakaknya ke saya). akhirnya karena saya tidak bisa mengemukakan pendapat terhadap masalahnya saya jadi pendengar yang baik saja, dengan bilang sabar...dan bertanya akar masalahnya saja. belum selesai pembicaraan hp saya berbunyi dan saya lihat dari istri saya yang ternyata sudah ada di depan hotel, teman wanita tadi mengerti bahwa itu adalah telepon dari istri saya. akhirnya dia pun menghentikan pembicaraannya. untuk meringankan hatinya saya pun ajak dia untuk ketemu istri saya, karena memang mereka saling mengenal. uh!
Selesai shalat magrib berjamaah di masjid terdekat saya berniat untuk pulang ke rumah tetapi dari sisi kiri masjid ada orangtua menghampiri saya dan mengajak salaman, tetapi dari gerak tubuh salamannya dia mengajak saya untuk duduk kembali, saya pun kembali duduk berhadapan dengan orangtua tersebut. orangtua ini, pensiunan pns dan biasa berkecimpung di masyarakat. sejak saya pindah rumah di tempat dimana saya tinggal sekarang, saya memang akrab dengan orangtua ini. rumah kami sebenarnya berbeda blok tetapi kami selalu bertemu di masjid dan biasa bertukar fikiran tentang segala hal, yang tentunya karena pengalaman hidupnya selalu orangtuia ini yang mendominasi pembicaraan, dan tugas saya memang berusaha menjadi pendengar yang baik. malam itu beliau berkeluh kesah tentang kepanitiaan yang berhubungan dengan pembangunan pintu gerbang, ada pihak-pihak yang tidak jujur dalam penggunaan dana yang terkumpul dari masyarakat. saya sendiri bukan termasuk panitia dan apalagi tokoh yang menjadi tempat untuk berkeluh kesah. tetapi karena saya ingat teman saya yang menyatakan bahwa sikap orangtua itu akan senang kalau kita menjadi pendengar yang baik bagi dirinya, saya pun melakukan hal itu hingga bunyi adzan isya berbunyi. di akhir pembicaraan beliau mohon ke saya untuk menghadiri acara tazkiah di tempat orang yang meninggal, beliau berharap saya hadir karena pihak keluarga yang meninggal boleh dibilang keluarganya jauh-jauh. sama seperti saya yang memang orang rantau. saya pun mnejawab insya Allah akan datang, walau dalam hati agak kurang sreg dengan acara seperti itu. Setelah makan malam dan ada kegiatan sedikit yang harus saya selesaikan saya pun berangkat ke acara tazkiah. di tengah jalan terdengar acara sudah dimulai. sesampainya di tempat saya di persilahkan duduk dan saya lihat disamping orangtua teman akrab di masjid masih ada tempat yang kosong. saya pun salami orangtua tersebut dan duduk di sampingnya untuk ....menjadi pendengar yang baik dari cermah yang disampaikan oleh ustadz. Wah..wah...hari yang penuh dengan informasi yang masuk ke otak saya karena saya telah menjadi pendengar yang baik, maupun "tidak baik" (karena fisik dan mental yang tidak siap!!!) Wasslam

Pegangan

Seorang yang berilmu mengatakan, "Seseorang harus mempunyai pegangan atau pedoman umum sebagai sumber penyandaran hal-hal yang bersifat parsial dan lebih rinci, agar dia bisa berbicara berdasarkan ilmu dan objektif, di samping akan mengetahui bagaimana hal-hal itu sampai terjadi. Jika tidak demikian, maka dia akan mudah terhasut oleh kedustaan dan kebodohan mengenai masalah-masalah parsial tersebut, dan tetap bodoh terhadap pedoman umumnya. Dan bisa dipastikan hal itu akan melahirkan kesimpulan (pemahaman) yang sangat kacau"
hmmmm....

klo pak Mario Teguh, menyarankan kepada kita untuk selalu mengasah hati kita yang mempunyai fitrah kepada kebaikan, klo tidak begitu maka hati kita akan mati dan tidak bisa lagi memisahkan mana yang baik dan yang tidak baik. boleh jadi hal itu juga yang digambarkan oleh Allah swt dalam al-quran, "Mereka itulah orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah. Mereka itulah orang yang lalai" (16:108)

gambaran lain yang agak konyol dan banyol, pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur, klo kita sudah tidak punya pegangan maka kita akan susah membedakan mana telur dan mana ....(maaF) tai kotok!!!

Senin, 13 Januari 2014

kebaikan

"Kebaikan"

Pada suatu kesempatan, saya pergi berboncengan motor dengan teman ke kota PAre pare yang berjarak kurang lebih 7 km dari lokasi pekerjaan. Setelah memasuki kota PAre pare, saya berniat untuk mengisi bensin motor saat kembali pulang dari Pare pare. Sebenarnya saya sendiri tidak mengetahui secara pasti kondisi sisa bensin yang berada di tangki bensin, karena penunjuk bensin di spedometer sudah rusak. JAdi hanya mengandalkan feeling untuk mengetahui isi tangki bensin, atau kalau mau memastikan dan mau repot sedikit sisa bensin di tangki dilihat dengan membuka sadel dan penutup tangki bensinnya.

Singkat cerita, setelah urusan saya dan teman selesai, dengan penuh barang di tempat-tempat yang bisa dipakai menyimpan barang, kami pun siap untuk kembali pulang. NAmun ups!, tidak sampai seberapa jauh jalan, tiba-tiba mesin motor mati, dengan gejala seperti kehabisan bensin! Saya bilang sambil tertawa, "wah..kehabisan bensin" Teman pun tertawa seperti mentertawakan kebodohan dan kelalaian apalagi kemarin kejadian kehabisan bensin juga terjadi sama teman saya dengan motrnya sendiri di Pare pare juga. Saya pun mengatakan bahwa memang punya niat untuk mengisi bensin menjelang pulang di pom bensin perbatasan kota. Akhirnya temanpun turun dari motor dengan menjinjing barang dikiri kanan tangannya, sementara saya mendorong motor yang penuh juga dengan barang sambil mencari penjual bensin eceran. Hanya kami kurang beruntung karena di sekitar tempat dimana mesin motor mati tidak ada penjual bensin eceran. Para tukang beca yang mangkal di pinggir jalan hanya menunjukan pom bensin terdekat (yang jaraknya lumayan jauh dengan kondisi seperti kami) ketika kami menanyakan penjual bensin eceran.


Kami pun meneruskan jalan menuju ke pom bensin terdekat. Tetapi tidak berapa lama ada sepasang remaja yang mengendarai motor yang mendekati kami, dan bertanya ke saya masalahnya. saya bilang bahwa motor saya kehabisan bensin. Dengan suara yang kurang jelas remaja itu menawarkan sesautu ke saya. KArena kurang jelas saya bertanya maksud dari tawaran remaja tsb. Dia bilang, "Saya bantu untuk tongkang motor kita" (maksudnya dia mau menbantu mendorong motor saya). MEndengar hal tersebut saya agak terkejut juga, ada orang -masih remaja lgi- bernawarkan diri untuk menbantu kesulitan yang saya punyai waktu itu. AKhirnya setelah saya berdialog dengan teman, saya dibantu oleh remaja itu dengan cara salah satu kakinya mendorong motor saya, sementara temen saya menunggu di tempat. Yang luar biasa, belum jauh kami berangkat datang mendekat juga seorang BApak berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Bapak itu menanyakan masalahnya dan dari pembicaraannya siap juga membantu.

Motor saya pun didorong remaja tadi hingga sampai di lokasi pom bensin. karena posisi tempat pengisian berada agak di atas, saya berhenti dan turun dari motor dan mau mengucapkan terima kasih. Tetapi remaja itu pun turun dari motornya dan langsung mendorong lgi motor saya hingga tepat di depan meteran pom bensin. setelah sampai dia berlari cepat untuk kembali ke motornya, sehingga saya agak berteriak untuk mengucapkan terima kasih. Setengah ngos-ngosan saya pun membuka sadel motor dan tutup tangki bensin. Masya Allah, ternyata bensin masih banyak sekitar setengah tangki lagi. Saya pun keluar dari antrian dan berfikir masalah matinya mesin motor dan kemudian mencoba untuk menghidupkan mesin motor. Mesin motor pun hidup dan tidak ada masalah, saya pun mengucapkan syukur. Karena gembira saya langsung berangkat untuk menjemput teman yang menunggu di suatu tempat.


Didahului dengan tertawa saya sampaikan kepada teman kejadian tadi bahwa ternyata bukan karena kehabisan bensin mesin motor mati. Juga saya sampaikan bahwa ada orang lain juga yang mau menolong saya untuk membantu mengatasi masalah motor. Disampaikan begitu teman juga menimpali cerita yang sama bahwa kemarin ketika motornya kehabisan bensin (dan ini benar-benar kehabisan bensin) dia pun ditolong orang mendorong motornya hingga ke pompa bensin.

Masya Allah, jika semua penduduk suatu kota/negara berperilaku seperti itu, menyodorkan diri untuk membantu sesama yang sedang menemui masalah tanpa pamrih apalagi didasari dengan keimanan, insya Allah kota/negara itu akan sejahtera. Tidak ada rasa takut menghadapi kehidupan ini karena manakala usaha yang kita lakukan menemui proses kebuntuan ada saudara kita yang akan menolong. Di satu sisi, kelebihan yang kita punya, entah itu tenaga, fikiran dan materi akan sangat bernilai manakala kita pun dengan ikhlas untuk membagi dengan orang-orang yang sangat membutuhkan walau nilainya tidak seberapa!

Smoga kita termasuk kepada orang-orang yang siap untuk berbuat kebaikan karena Allah swt. Amin. (Maret 2013, FB)

Sabtu, 11 Januari 2014

tobat

"Saya ini bekas pimpinan perampok", salah satu kalimat dari H. Ero , "tapi saya kemudian tobat, dan berusaha untuk kebaikan di maysrakat, hingga saya bisa berhaji, di sini tidak boleh ada balo (minuman khas suku makassar yang bisa memabokkan) dan tidak ada bir". Dari kalimat ini saya jadi teringat dai Uje, yang mantan pemakai narkoba hingga bertobat dan menjadi dai yang jadi panutan hingga wafatnya.

H. Ero, umurnya mendekati 70 tahunan, di rumahnya lah saya tinggal semalam di pulau tanah keke kabuapaten takalar. tanah keke sendiri ditempuh dengan jolloro (sejenis perahu kecil ukuran 1 kali 7 meter) dari daratan takalar lama sekitar 30 menit. jarak tempuh ini sebenarnya tergantung kondisi musim yang mempengaruhi ombak dan arus di laut, teman bilang pernah menempuh hingga 1 jam perjalanan dengan ombak hingga di atas kepala!!!

H. Ero sendiri perawakannya cukup kecil dibandingkan badan saya yang memang kecil, tapi boleh jadi sebagai mantan pemimpin perampok, nyali-nya sungguh luar biasa, dan tentunya ilmu merampok yang mumpuni. kita ingat, sosok seorang preman di jakarta yang badannya kecil tapi sungguh dihormati dan mempunyai banyak anggota. sebenarnya badan saya agak lebih besar sedikit dan lebih tinggi sedikit dari H. Ero, masalah keilmuan, seperti ilmu matematika saya bisa (dulu), ilmu biologi saya juga tahu sedikit, bahasa inggris juga tahu sedikit, tapi saya tidak punya nyali untuk jadi ...perampok!!!

Salah satu sikap yang saya acungi jempol adalah mau bertobat dan menegakkan kebaikan di masyarakat untuk hal-hal negatif pada saat ini. Boleh jadi sikap seperti ini tidak semua orang bisa fikirkan dalam kondisi seperti itu. apalagi untuk orang-orang yang memang tidak mengenal Tuhan. (sedangkan yang mengenal Tuhan pun masih banyak yang menjadi ...."perampok"). "Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya)" (84:14). Sikap H. Ero adalah sikap yang melihat sangat jauh ke depan, alangkah meruginya ketika dia meninggal masih dalam posisi sebagai perampok, pimpinan lagi!!!

Beliau bilang, ketika saya tanya masalah umurnya, saya mungkin tidak lama lagi hidup di dunia ini. Smoga Allah swt meneguhkan keimanan dalam diri beliau dan menghapuskan atau menutup segala kesalahan di masa lalu dengan kabaikannya selama ini, "agar Dia masukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu menurut Allah suatu keberuntungan yang besar" (48:5). Dan Smoga kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman H. Ero, masalah umur yang tidak pasti dan berapa banyak kebaikan yang telah kita torehkan dalam catatan kita. amin

Pagi ini, saya tinggalkan pulau dengan berbagai hal yang positif, lautan lahan rumput laut yang super luas yang tidak pernah saya lihat sebelumnya, jejeran tambak yang terbengkalai karena kurang menghasilkan, dan keheningan malam yang tidak kita sadari bahwa kita berada di sebuah pulau kecil yang dikelilingi laut serta tentunya sikap masyarakat pulau yang sangat baik, sehingga teman-teman saya yang nota bene berkulit putih dan berbeda keyakinan sudah dua tahun di sana membangun masyarakat yang seharusnya menjadi tugas yang berwenang!!!!

Pulau tanah keke, i will be back! (diiringi suara mesin yanmar dan goncangan kecil jolloro yang tidak seperti berangkat kemarin, dimana percikan air laut dari haluan membuat sekujur tubuh basah, seolah mandi bertahtakan baju kebesaran!!!) (mei 2013, FB)



===========



Allah swt berfirman, "Mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepadanya! Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Ma'idah (5) : 74)

Rasulullah saw pernah bersabda, "Allah berfirman, "Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu kamu berjumpa dengan-Ku tanpa menyekutukan sesuatu dengan-Ku, pasti Aku akan datangkan kepadamu ampunan sebanyak itu." (HR At-Turmudzi)

Rasulullah saw bersabda, "Sungguh jika seorang hamba melakukan kesalahan (dosa) maka dalam hatinya akan ada satu noktah hitam. Jika ia meninggalkannya, beristighfar dan bertobat maka hatinya akan kembali bersih. Namun, jika ia mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut maka noktah hitam itu akan bertambah banyak sehingga menutupi hatinya. Itulah ran yang disebutkan Allah, "Sekali-kali tidak (demikian). Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS Al-Muthaffifin (83) : 14). (HR At-Turmudzi)

Kamis, 09 Januari 2014

campur sari

laporan cuaca pagi hari inni :

cuaca di cappa batue pagi ini terjadi hujan dengan intensitas sedang-sedang saja dan merata, terlihat dari basahnya tanah di depan, belakang dan samping kiri dan kanan gubug empang, tetapi hujan ini cukup akan membasahi sekujur badan anda manakala anda tidak memakai jas hujan atau mantel, untuk itu siapkan payung sebelum anda beraktifitas di luar rumah. suhu udara berkisar antara dingin dan dingiiiin sekali hal ini ditunjukkan dengan kondisi saya yang pakai jaket dan sering pergi ke belakang untuk buang air kecil, jadi untuk anda yang dirumah secangkir teh hangat manis dan tawar atau se-mug kopi pahit dan manis akan menghangat tubuh anda untuk beberapa saat, tetapi jika tubuh anda hangat dengan waktu yang lama pergi ke dapur anda dan dekaplah dengan perasaan mesra kompor yang sedang menyala. untuk anda yang mau beraktifitas di luar rumah dan memakai kendaraan, hati-hati terutama untuk kendaraan yang bannya gundul pilihlah jalan yang betul-betul kering karena kecelakaan yang disebabkan terpeleset akan mengintai anda yang tidak hanya membuat kendaraan anda saja yang rusak tetapi kepala anda pun akan menjadi gundul. terakhir untuk melindungi keluarga anda dari penyakit flu dan influensa yang biasa muncul di musim hujan, berilah asupan vitamin dalam ransum makanan keluarga anda. sumber vitamin bisa diperoleh dari mangga-mangga yang jatuh di kebun anda pada malam hari tadi, silahkan untuk hunting ke kebun anda, ingat untuk membawa kantong plastik untuk.... menutup kepala anda dari air hujan! sekian laporan cuaca dari rumah empang di cappa batue. trima kasih (cappa batue, suppa, 6/01/14)



************

tenda biru sudah terbentang menunggu buka pintu yang mengfhadang untuk memenuhi harapan yang membentang tidak hanya untuk harii ini tapi juga yang akan datang yang akan membuat jiwa-jiwa kecil akan semakin matang sebagai tuntutan akan zaman yang semakin helaan nafas semakin cetang peretang layaknya perjalanan mentari menginjak petang tapi akankah kaki-kaki itu mampu dan layak sebagai pemenang? smoga, karena yang di atas sana adalah Maha Penenang dan Maha Pemenang!! (januari, 10, FB)


*****************

Hati-hati! Ada orang yang suka bermain di air keruh! Siapa tuh?

(1) anak-anak. Pada dasarnya anak-anak memang suka main air. Tapi bermain di air keruh? Bagi orang tua yang memperhatikan anak-anaknya pada umumnya melarang anak-anaknya untuk bermain di air keruh! Tapi ada orang tua walaupun perhatian, kadang membiarkan anaknya sekali-sekali untuk bermain di air keruh sebagai pelajaran dan juga memberikan pengalaman hidup bagi anaknya, tidak ada masalah dengan baju dan badan yang kotor , apalagi sekarang banyak iklan yang menjamin terhadap masalah2 yang kotor! (bagaimana dengan fikiran kotor?!!)

(2) Orang dewasa, yang mampu berfikir positif dan negatif. Contoh sederhana, ada orang yang mau menangkap ikan dengan kondisi minim alat. Untuk mendapatkan hasil dengan cepat, dia justru mengaduk-aduk air kolam supaya keruh, sehingga ikan akan mabuk karena lumpur yang mengandung amoniak hasil dari dekomposisi menyebar kemana-mana, yang akhirnya ikan untuk mendapatkan oksigen berenang mengapung ke permukaan. Akibat tragis dari ikan adalah kesenangan bagi orang yang ingin menangkapnya dengan mudah dan cepat.

(3) orang gila. Dia bermain-main air untuk kesenangannya, yang kadang dia tidak memperdulikan dirinya, apakah baju dan celananya menutup yang seharusnya untuk orang normal ditutupi. Celakanya kesenangan orang gila bermain di air keruh menjadi tontonan yang menyenangkan bagi orang yang tidak ada kerjaan atau orang yang sekedar lewat untuk hiburan sesaat!

Pertanyaannya : APakah kita salah satu diantaranya? he-he..... (januari, 9. FB)

Uji Nyali

Uji Nyali.

satu bulan terakhir ini, saya sering pergi ke pantai dimana di sana terdapat tempat untuk praktek budidaya rumput laut anak-anak SMK, bahkan untuk itu saya dengan anak-anak sering beremdam di air laut untuk praktek budidaya rumput laut.

dengan seringnya saya ke pantai tersebut, membuat perhatian dari masyarakat utamanya para nelayan yang perahunya ditambatkan di sekitar itu. kadang sebelum saya terjun ke laut saya sempatkan juga untuk berkomunikasi dengan mereka, khususnya untuk lebih mengetahui kondisi perairan di sekitar dimana praktek itu dilakukan. Mereka pun banyak bertanya tentang apa yang saya lakukan dan kadang memberi masukan untuk kelayakan dan kelancaran praktek.

Di sela-sela itu, kadang saya memperhatikan kehidupan mereka sebagai nelayan, yang umumnya adalah nelayan kecil -dilihat dari perahu yang mereka pergunakan- dimana perahunya hanya perahu yang dipakai untuk memancing ikan saja dengan kapasitas 2 sampai 3 orang. Dengan kondisi seperti sekarang ini, yaitu musim yang dikenal dengan musim barat, dimana angin dan ombak cukup besar, merupakan hambatan yang utama untuk mencari kehidupan. Tetapi mereka tetap beraktifitas untuk memancing ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang saya lihat tadi pagi, perahu yang ditambat di pantai sisa satu dua perahu, padahal kemarin pagi masih banyak perahu yang ditambatkan di pantai. entah suatu perjuangan dalam kehidupan atau perjudian dalam kehidupan. Saya teringat ajakan dengan nada penekanan seorang nelayan tua ke saya dua hari yang lalu, bahwa saya harus ikut dia untuk memancing ikan (sunu) besok lusa, dia bilang jangan hari ini ombak sedang keras! memang sejak saya lihat perahu-perahu mereka sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya, ada terbersit keinginan untuk suatu saat ikut bersama mereka memancing ikan dengan perahu mereka, tapi tidak kali ini (musim ini) dan setelah saya punya baju pelampung! saya dengan tersenyum menjawab nelayan tua itu dengan, iya saya ingin tahu juga. Teringat beberapa tahun yang lalu, saya pun pernah pergi naik perahu penangkap telur ikan terbang, yang mana perahunya lebih besar dari perahu mancing nelayan tua itu, tapi tetap intinya sama tidak ada kamar untuk berbaring, kita hanya duduk di atas atap ruangan mesin kena panas dan air hujan. berangkat dari galesong, takalar sore hari, tiba di pulau barangcaddi dan barang lompo pagi harinya, dengan tanpa baju pelampung!! (begitu pula pulangnya, diguyur hujan sejak berangkat hingga sampai di tujuan, tidak bisa menutup mata sedekitpun dengan perasaan menggigil karena kedinganan!!! modal nekat!)

Dengan nelayan tua ini, saya tidak mau berangkat dengan modal nekat, apalagi dengan perahu yang lebih kecil! smoga kita menjadi lebih bersyukur dengan kondisi kita yang boleh jadi sudah berada di zona nyaman dalam kehidupan ini dan menikmati kesyukuran itu dengan mau berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan. amin (februari 2013, FB) 61

Rabu, 08 Januari 2014

kemarau, sampah dan rokkok!

kemarau, sampah dan rokok September 17, 2011 at 8:30pm Seharusnya saya iri mendengar dan melihat di daerah lain terjadi hujan bahkan hingga banjir, sehingga rasa panas ini terobati dengan -setidaknya- sejuknya udara dingin. tapi untuk sekarang kondisi cuaca tidaklah bisa dikatakan seperti sewaktu saya masih sekolah dasar. musim hujan...ya musim hujan dimana-mana, musim kemarau...ya musim kemarau dimana-mana. perkiraan cuaca dari pihak yang berwenang pun kadang tidak bisa menjadi acuan. dengan kondisi seperti ini lebih baik saya mengembalikan kepada Allah swt, yang memang menjadikan semua itu terjadi. Dia lebih mengetahui kapan akan diturunkan hujan dan dijadikan kemarau di suatu tempat. panas dan hujan ada nilai positifnya masing-masing. memang, musim kemarau kali ini mengakibatkan permukaan bukit dan ladang didominasi warna coklat, yaitu warna tanah dan rumput-rumput yang kering. tetapi di tempat-tempat tertentu dimana air tanah masih memungkinan di dapat, hamparan tanaman semangka tersebar dimana-mana, begitu pula dengan buah semangkanya berjejer rapi dan tertib di pinggir jalan merayu sang pembeli. dan ternyata tidak hanya semangka, lahan kosong di sekitar rumah pun di musim kemarau itu berubah menjadi hamparan kebun kangkung darat dan sayur sawi. menampakkan senyum manis bagi sang petani ketika panen tlah tiba (kadang beberapa ikat mampir dirumah tanpa diminta alias anu-gra..tis he-he...) pagi ini, di lokasi kerja, saya lihat di halaman banyak sekali sampah berserakan yang tentunya di dominasi oleh daun-daun kering dan bunga yang layu. Daun-daun tua dari pohon jawa yang tumbuh subur merelakan dirinya untuk jatuh ke permukaan tanah, begitu pula bunga-bunga layu dari tanaman bunga kertas warna merah muda dengan sukacita melepaskan diri dari inangnya karena telah habis masa mekarnya. ternyata disamping daun dan bunga, sebagian ranting yang rapuh pun ikut meramaikan suasana kemarau ini. masya Allah...itulah kehidupan alami. tetapi ah sayang...di sana juga terlihat sampah puntung rokok dan bungkus rokok berserakan di sela-sela daun, ranting dan bunga yang telah mati. (aih...kodong) akhirnya, dengan kerja sama yang baik bersama seikat sapu lidi terkumpullah semua sampah itu pada dua lokasi tumpukan yang berbeda. tanpa basa basi yang berkepanjangan sang korek api mengambil peran berikutnya, sehingga tanpa tersisa semua terlumat api yang semakin membesar. uh...udara panas semakin panas terasa, peluh pun seolah tidak mau ketinggalan partisipasinya dengan membasahi kaos putih berlengan panjang yang menempel membalut seluruh badan yang 'masih' proposional (he-he...) sebenarnya babak terakhir berada di ujung bale-bale, dengan menggenggam gelas kaca berisi air teh tawar hangat, yang siap mengantarkannya ke lubang mulut yang kekeringan dan membilaskannya akan dahaga di kerongkongan, ah...ni'matnya kian terasa ketika sang peluh semakin deras keluar dari pori-pori kulit yang sudah tidak muda lagi. seharusnya kata berikutnya adalah di en alias wis dah sampai sini. ternyata tdak, setiap langkah pikiran selalu berputar tentang semuanya yang terjadi, dan yang luar biasanyo adalah begitu banyak puntung rokok yang bertebaran yang berada di antara sampah yang berserakan. dan hal itu sudah berulang-ulang. dan ini pasti terjadi karena orang yang merokok tidak mau bertanggung jawab akan perilaku merokoknya, sehingga salah satunya membuang sembarangan puntung dan bungkus rokoknya. fenomena orang yang merokok adalah fenomena yang luar biasa. orang yang merokok tidak tergantung kepada status sosial dari orang tersebut. tidak tergantung kepada tingkat pendidikan orang tersebut, dan juga tidak tergantung kepada karakter orang tersebut. kita tahu kalau ada sesauatu yang dicap jelek di masyarakat seperti misalnya korupsi, dan ada koruptor yang mempunyai jabatan tinggi, kaya berpendidikan tinggi maka orang akan menyebutnya bahwa dia adalah oknum. dan biasanya perbandingan orang melakukan itu dengan yang tidak melakukan perbandingannya bisa jadi 1 : 1000 atau bahkan lebih. tapi merokok biar sudah dikatakan secara medis tidak baik (apalagi secara hukum agama) bikin rusak paru-parulah, bikin tidak bisa lurus burung kesayangannya, atau membahayakan janin dan bayi bagi ibu-ibu, eh....tetap saja mereka teh merokok, dan orang itu tidak dikatakan sebagai oknum karena jumlahnya juga buaanyak, mungkin hampir setara dengan yang tidak merokok. yah...ternyata ketika saya belajar tentang keberkahan dari kejadian yang ada, kemarau, hujan dan lain sebagainya, akhirnya saya pun dapat pelajaran bahwa rokok tidak memberikan keberkahan untuk sang.......hapunten anu kasuhun, adios parantos waktosna

makalah pilkades tasiwalie

I. PENDAHULUAN

Berbicara masalah Potensi Desa dan permasalahannya adalah berbicara mengenai kondisi alam dan masyarakat desa tersebut serta aspek-aspek yang berhubungan serta berpengaruh terhadap dinamika kehidupan di desa tersebut. Desa Tasiwalie, merupakan salah satu desa dari delapan desa dan dua kelurahan yang berada di kecamatan Suppa . Kecamatan Suppa sendiri merupakan kecamatan dari kabupaten Pinrang yang berada di bagian paling selatan yang berbatasan langsung dengan kotamadya Pare pare.

Jarak dari desa Tasiwalie dengan ibu kota kecamatan berjarak kurang lebih 4 km dan jarak dari desa Tasiwalie ke ibukota kabupaten berjarak kurang lebih 28 km. Sedangkan jarak dari desa Tasiwalie ke kotamadya Pare pare kurang lebih 7 km.

Secara Geografi, desa Tasiwalie mempunyai luas wilayah sekitar 11.536 km2 yang berbatasan langsung dengan (4) empat wilayah, yaitu :

- Sebelah Utara : Desa Lotang Salo - Sebelah Timur : Desa Maritengngae - Sebelas Selatan : Desa Wiring Tasi - Sebelah Barat : Selat Makassar

Terbagi atas 3 (tiga) dusun, yaitu : 1. Dusun KaE 2. Dusun Parengki 3. Dusun Sabamparu

Secara Topografi, desa Tasiwalie yang merupakan daerah pesisir pantai, mempunyai dataran yang rata atau datar dengan ketinggian rata-rata berkisar 2 (dua) meter di atas permukaan laut. Hal ini menjadikan desa Tasiwalie, 60 (enam puluh) persen adalah kawasan pertambakan dan 40 (empat puluh) persen kawasan perkebunan dan Peternakan.

Jumlah penduduk desa Tasiwalie berdasarkan data tahun 2011 sebanyak 4.196 orang, yang termasuk ke dalam 754 Kepala Keluarga dengan perincian berdasarkan jenis kelamin, 2.814 orang laki-laki dan 1.382 orang perempuan.

Sumber mata pencaharian penduduk desa Tasiwalie pada umumnya adalah petani, nelayan dan peternak. Namun ada juga yang bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta dan buruh bangunan. Secara umum kondisi ekonomi masyarakat desa Tasiwalie sudah berada dalam kategori sejahtera, meskipun masih ada yang berada dalam kondisi miskin.

Fasilitas umum yang terdapat di desa Tasiwalie selain dari kantor desa terbatas pada fasilitas untuk sektor kesehatan dan sektor pendidikan serta tempat ibadah. Untuk sektor kesehatan fasilitas yang ada adalah : - PUSTU (Puskesmas Pembantu) sebanyak 1 (satu) unit - POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) sebanyak 3 (tiga) unit Sedangkan Fasilitas di sektor pendidikan terdiri dairi : - Taman kanak-kanak (TK) sebanyak 2 (dua) unit - Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3 (tiga) unit - Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 1 (satu) unit Sementara fasilitas tempat ibadah berupa Masjid terdapat 5 (empat) masjid dam 1 (satu) musholla, dengan perincian berdasarkan lokasi, yaitu sebagai berikut : - Di dusun KaE terdapat 1 (satu) Masjid dan 1 (satu) musholla - Di dusun Parengki terdapat 2 (dua) Masjid - Di dusun Sabamparu terdapat 2 (dua) Masjid

II. POTENSI DESA DAN PERMASALAHANNYA

Seperti yang sudah disampaikan terdahulu bahwa berbicara masalah potensi desa dan permasalahannya harus mengacu pada kondisi alam desa dan masyarakatnya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mempermudah pembahasan maka saya akan membaginya ke dalam bagian-bagian yang sesuai.

2.1. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia adalah subjek dan objek dari proses pembangunan. Baik pembangunan fisik maupun mental. Dengan mudahnya akses informasi baik itu media elektronik maupun alat telekomunikasi serta sarana dan prasarana transportasi, sumber daya manusia desa Tasiwalie cukup terbuka terhadap perubahan baik itu yang sifatnya sosial maupun teknologi. Hal ini merupakan potensi yang utama dan mendasar untuk proses pembangunan desa menuju kesejahteraan masyarakatnya.

Masyarakat dengan berbagai latar belakang dan profesi menerima dengan tangan terbuka siapa pun yang mengembangkan kehidupan perekonomian di desa Tasiwalie. Begitu pula dengan pola pemikiran dalam berusaha dan berkeluarga, seperti pemakaian teknologi dalam bertani dan nelayan, menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

Meskipun begitu, masih ada permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan sumber daya manusia ini. Kemudahan informasi yang didapat juga merupakan salah satu aspek rawan terutama bagi para remaja dan pemuda dalam pergaulan sehari-hari. Di mana jika pertahanan mentalnya kurang kuat akan mengakibatkan mereka terjerumus ke perilaku yang kurang baik dan bersinggungan dengan masalah hukum, atau lebih jauh lagi merusak tatanan kehidupan bermasyarakat. Juga masih ditemukan kekurang mengertian terutama dalam pemikiran berkeluarga, seperti : pernikahan di usia dini, kesehatan ibu dan anak dan lain sebagainya.

2.2. Sumber Daya Alam. Sumber Daya Alam desa Tasiwalie yang terdiri dari lahan perkebunan, pertambakan dan pesisir pantai, menjadikannya sebagai mata pencaharian pada umumnya masyarakat desa Tasiwalie.

2.2.1. Lahan perkebunan. Dari beberapa tahun yang lalu potensi lahan perkebunan desa Tasiwalie sudah di kenal orang sebagai salah satu penghasil buah mangga, yang hasilnya dikirim antar pulau. Walaupun belakangan ini produksi buah mangga menurun seiring adanya penyakit, sebagian masyarakat mengalihkan lahan perkebunannya dengan menamam tanaman semusim seperti palawija dan jagung manis. Hanya permasalahan yang utama dari tanaman semusim adalah harga yang tidak stabil. Kemudian dengan pertimbangan bahwa desa Tasiwalie dekat dengan pusat-pusat bisnis seperti kotamadya Parepare dan juga karena kondisinya yang sesuai, mengundang para pengusaha lokal maupun dari luar desa untuk berusaha di lahan ini dengan mendirikan peternakan ayam, baik ayam petelur maupun ayam pedaging. Perkembangan usaha ini menunjukan hal yang positif. Hanya ke depan perlu difikirkan mengenai aspek lingkungannya, bagaimana pun kehidupan dan pertumbuhan pendudukan juga akan berkembang, artinya tempat pemukiman akan semakin meluas semestara usaha peternakan ayam yang ada member efek tercemarnya udara dari kotoran ayamnya.

Lahan perkebunan ini juga biasa dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk dipergunakan memelihara hewan peliharaan yang mempunyai nilai ekonomi seperti sapi dan ayam dalam kapasitas terbatas (skala rumah tangga), bukan sistem intensif, seperti peternakan ayam di atas. Hanya permasalahan yang timbul khususnya untuk sapi, perlunya diberi pengertian yang lebih intensif kepada para pemilik sehingga tidak terjadi gesekan antar masyarakat dikarenakan sapi memakan tanaman milik orang lain atau merusak properti orang lain. Juga untuk menjaga keamanan dari pencurian sapi diharapkan para pemilik mempunyai kandang sapi masing-masing, di samping itu saat ini kotoran sapi sudah bisa dimanfaatkan untuk biogas. Permasalahan bagi peternak ayam skala rumah tangga, yaitu pengetahuan mengenai kesehatan ayam masih dikurang diketahui sehingga jika ada wabah penyakit ikut juga terserang hingga menyebabkan kematian ayam.

2.2.2. Lahan Pertambakan. Ketika udang windu (dikenal juga dengan nama udang sitto) masih menjadi primadona hasil ekspor dari Indonesia, kecamatan Suppa adalah salah satu daerah di kabupaten Pinrang yang disebut sebagai daerah penghasil Dollar. Produksi udang dari kecamatan Suppa termasuk yang terbesar. Tetapi ketika udang sudah mulai banyak penyakit sehingga petani dan pengusaha tambak kesulitan untuk budaya udang windu, sinar kecamatan Suppa seolah meredup. Begitu pula dengan desa Tasiwalie yang meupakan bagian dari kecamatan Suppa.

Lahan Pertambakan merupakan lahan yang mendominasi desa Tasiwalie yaitu sebanyak 60 (enam puluh) persen dar keseluruhan wilayan desa Tasiwalie. Saat ini lahan pertambakan dikelola secara tradisional yang kebanyakan dengan pola polikultur, yaitu menggabungkan budidaya udang wndu dengan ikan bandeng (disebut juga dengan ikan bolu). Permasalahan yang ada adalah tingkat kematian udang masih selalu terjadi pada udang windu, hal ini juga bisa disebabkan pengetahuan petani tambak kurang memahami tentang teknik budadaya udang yang baik, yang sekarang sedang gencar disuarakan oleh Dinas Perikanan. Penyuluhan yang rutin tentang hal ini juga masih kurang dari instansi terkait. Perlu juga diberikan alternatif jenis udang yang dibudidayakan kepada para petani tambak. Saat ini di beberapa daerah sudah memasyarakat budidaya udang vanname (biasa disebut udang putih), seperti di kabupaten Barru, para petani tambak sebagian besar sudah memelihara udang vanname dengan sistem tradisional dengan hasil yang cukup menggembirakan.

2.2.3. Lahan Pesisir Pantai. Sejak budidaya udang windu mulai dikenal masyarakat Sulawesi Selatan akhir tahun 1980, kecamatan Suppa terknal sebagai daerah penghasil benih udang, yang biasa disebut dengan Benur, yang dihasilkan dari Hatchery-hatchery udang baik yang berskala usaha besar maupun yang berskala rumah tangga (HSRT/back yard). Sebagian Hatchery tersebut berada di desa Tasiwalie, yang saat ini yang masih beroperasi ada 2 (dua) Hatchery besar dan 3 (tiga) Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT/back yard).

Dengan adanya Hatchery-hatchery tersebut desa Tasiwalie dikenal sebagai penyuplai kebutuhan benur, baik untuk kebutuhan lokal dalam arti kebutuhan di kabupaen Pinrang maupun untuk di luar Pinrang bahkan kadang sampai dikirim ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Keberadaan Hatchery ini juga menjadikan sebagian masyarakat mendapatkan penghasilan dari jalur tata niaga benur itu sendiri, ada yang berprofesi sebagai penyalur benur dan penggelondong benur. Untuk menjaga kesinambungan usaha pada setiap level tata niaga, pihak instansi terkait dalam hal ini dinas perikanan harus tetap memberikan dorongan dan bimbingan yang sifatnya teknis maupun kebijakan yang memudahkan kepada semua pelaku di bidang usaha ini, terutama pada masyarakat yang sifatnya usaha pribadi.

Lahan pesisir pantai desa Tasiwalie juga menjadi lahan untuk masyarakat mencari penghidupan dengan berprofesi sebagai nelayan. Namun nelayan yang ada masih terbatas kepada nelayan kecil dengan sarana dan peralatan yang sederhana. Perlu juga dorongan dan bimbingan dari instansi pemerintah yaitu dinas perikanan setempat (kabupaten maupun provinsi) untuk meningkatkan ketrampilan dan alat, serta pengetahuan dan tanggung jawab moral untuk kelestarian pesisir pantai dari kegiatan yang melanggar hukum seperti pengunaan bom ikan dan racun yang akan merusak ekosistem perairan laut, terutama hilangnya atau semakin jauhnya daerah hidup dari ikan itu sendiri.

Lahan pesisir pantai desa Tasiwalie yang mempunyai kecuraman yang tidak terlalu tajam dengan ombak yang tidak terlalu besar, menjadikannya sebagai daerah atau desa wisata. Hal ini mendorong beberapa pengusaha untuk membuat tempat-tempat untuk rekreasi pantai. Begitu pula Pemrintah pusat melalui salah satu departemennya memberikan bantuan untuk pengembangan kawasan wisata ini. Hal ini perlu disosialiisasikan kepada masyarakat dan pengusaha yang bergerak di bidang usaha itu untuk memberikan konstribusi bagi peningkatan penghasilan masyarakat setempat, misalnya dengan membuka tempat berjualan di tempat rekreasi pantai tersebut. Ke depan, perlu ditata ulang mengenai pengawasan sehingga pihak-pihak luar yang berekreasi pantai tidak membawa dampak negatif ke masyarakat sekitar.

Lahan pesisir Pantai desa Tasiwaie juga berpotensi mengundang penusaha-pengusaha di bidang sarang burung walet. Datangnya investor yang menginvestasikan dananya di desa Tasiwalie akan membuka perputaran uang di desa Tasiwalie akan semakin cepat dan tentunya juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya.

2.3. Sosial dan Pendidikan Kehidupan sosial dan pendidikan masyarakat desa Tasiwalie termasuk yang baik. Tidak ada kasus-kasus yang menonjol yang berhubungan dengan masalah sosial, kalaupun ada bisa diselesaikan dengan baik. Tetapi kehidupan yang baik ini harus tetap dijaga, melalui pendidikan baik formal (sekolah) maupun informal (pengajian, musyawarah dll). Meskipun sarana pendidik di desa Tasiwalie hanya ada sampai tingkat lanjutan pertama tetapi dengan kesadaran yang tinggi orangtua dan kemaupun anak-anak untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi, banyak anak-anak yang sekolah keluar dari desa Tasiwalie untuk melanjutkan di tingkat lebih tinggi, baik SMA maupun SMK. Bahkan banyak orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Hal ini merupakan potensi yang sangat besar untuk proses pembangunan di desa Tasiwalie. Walaupun anak-anaknya nanti tidak tinggal di kampung halamannya, mereka hidup dan berusaha di luar desa Tasiwalie, tetapi sumbangsih kepada kampung halaman masih tetap ada, entah itu berupa materi atau pemikiran, dan hal itu sudah terjadi selama ini. Contoh sederhana adalah adanya sumbangan untuk pembangunan masjid-masjid sebagian berasal dari mereka.



III. KESIMPULAN DAN SARAN

Desa Tasiwalie, kecamatan Suppa kabupaten Pinrang dengan kondisi alam dan masyarakatnya serta akses yang ada didalamnya mempunyai potensi yang luar biasa untuk berkembang dan mensejajarkan diri dalam proses pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat desa Tasiwalie sendiri maupun masyarakat Indonesia secara menyeluruh melalui proses dinamika usaha yang terus berkembang yang ada di desa Tasiwalie. Hambatan dan permasalahan akan selalu ada dan muncul seiring kemajuan yang ingin dicapai. Jadikan hambatan dan permasalahan yang ada pemicu tujuan keberhasilan untuk segera tercapai dengan kebijaksaan semua pihak dan elemen masyarakat.

Dibutuhkan figur yang mampu untuk menata atau memenej semua potensi dan permasalahannya yang ada sehingga proses berjalan dengan baik dan meminimalisir kegagalan yang ada. Tidak ada figur yang sempurna, tetapi figur yang mempunyai keinginan dan kemauan untuk bergerak ke arah positif untuk kesejaheraan masyarakat desa Tasiwalie. Sehingga figur tersebut menjadi panutan di masyarakat untuk bersama bergandeng tangan membangun desa Tasiwalie menjadi lebih baik lagi.



Dari uraian Makalah di atas, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya menetapkan VISI dan MISI dalam rangka pencalonan sebagai Kepala Desa Tasiwalie Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang periode 2013 – 2019. Semoga Allah merahmati. Amin

VISI Menjadi Kepala desa Tasiwalie yang bersih, transpasan dan amanah dalam rangka mewujudkan masyarakat desa Tasiwalie yang agamis, dinamis, kompak, kreatif, inovatif, santun dan berkepribadian.

MISI 1. Memperkokoh persatuan dan kesatuan antar warga desa Tasiwalie tanpa memandang agama, status sosial, golongn maupun jenis kelamin. 2. Meningkatkan sistem pelayanan kepada masyarakat. 3. Memberdayakan masyarakat dalam proses pembangunan melalui penguatan ekonomi kerakyatan dan optimalisasi potensi lokal. 4. Terwujudnya tranparansi dan profesionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan. 5. Pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kebijakan pembangunan. 6. Mendorong partisipasi masyarakat dala proses pembangunan sebagai upaya wujudkan pembangunan yang berkeadilan sosial.

Senin, 06 Januari 2014

Hasan bin Ali bin Abi Thaib ra (Cucu pertama Rasulullah saw)

Merambah dunia dan akherat

(Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra.)

Kita semua tahu bahwa selain Husain bin Ali bin Abi Thalib ra ada juga Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra sebagai cucu kesayangan dari Rasulullah saw. Hasan bin Abi Thalib ra adalah anak pertama dari Ali bin Abi Thalib kw dan Fatimah Azzahro ra. Rasulullah saw sendiri yang langsung memberi nama Hasan untuk cucunya tersebut. Sebelumnya Ali bin Abi Thalib ra memberi nama Harban (peperangan) untuk anaknya yang pertama, yang kemudian diganti oleh Rasullullah saw. Hasan dan Husain ra bukan saja kesayangan Rasulullah saw, tetapi Rasulullah saw menyatakan bahwa “Sesungguhnya kalian (cucu-cucuku) sungguh termasuk kesayangan Allah swt. Dan kalian membuat kami bakhil dan penakut”

Secara fisik Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra adalah yang mirip dengan Rasulullah saw., sebagaimana pengakuan dari Abu Bakar ra setelah beliau mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah wafat Rasulullah saw, kemudian beliau keluar bersama Ali bin Abi Thalib kw dan melihat al- Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Maka Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “(Demi Allah) ayahku sebagai tebusannya, anak ini sangat mirip dengan Nabi saw, tidak mirip dengan Ali” Perawi berkata, “Ali tertawa saja mendengarnya”. Bahkan ibunya sendiri mengatakan hal sama, ‘Fathimah ra membuat al-Hasan bin Ali meloncat sambil mengatakan, “(Demi Allah), ayahku sebagai tebusannya, (sungguh sangat) mirip dengan Nabi, tidak mirip dengan Ali”

Dalam perkembangan hidupnya, sebagaimana didikan dalam keluarga Nabi saw, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra tumbuh menjadi sosok yang menjadi anutan. Ketika Ibnu Muljam menikam Ali bin Abi Thalib kw, mereka berkata kepada Ali, “Tunjuklah khalifah sepeninggalmu wahai Amiirul Mukminin!” Ali berkata, “Tidak! Aku akan membiarkan kalian sebagaimana Rasulullah saw meninggalkan kalian (yakni tanpa menunjuk khalifah). Apabila Allah menghendaki kebaikan atas kalian niscaya Allah menyatukan kalian di bawah kepemimpinan orang yang terbaik dari kalian sebagaimana Dia telah menyatukan di bawah kepemimpinan orang yang terbaik dari kalian sepeninggal Rasulullah saw” Majulah Qais bin Saad bin Ubaidah untuk membaiat al-Hasan untuk menjadi khalifah pengganti setelah meninggalnya Ali bin Abi Thalib kw, yang diikuti oleh orang banyak sesudahnya.

Mengenai pengangkatan al-Hasan sebagai Khalifah ini, ada ahli sejarah yang memasukannya sebagai salah seorang yang termasuk Khulafa rasyidin, selain Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib ra. Hal ini berdasarkan kepada sabda Rasulullah saw sendiri setelah dikalkukasi lamanya al-Hasan menjadi khalifah, yaitu hanya kurang lebih satu tahun. Rasulullah saw bersabda, “Khilafah (nubuwwah) sesudahku tiga puluh tahun, setelah itu akan menjadi kerajaan”

Kiprah al-Hasan sebagai pemimpin umat ini sudah digambarkan sendiri Rasulullah saw, yang sejalan dengan sosok yang digambarkan oleh ibnu kastir bahwa al-Hasan adalah sayyid kaum muslimin, salah seorang ‘ulama, orang yang lembut dan cerdik pandai di kalangan sahabat. Suatu hari Rasulullah saw naik ke atas mimbar lalu al-Hasan bin Ali duduk di samping beliau, Beliau menghadap para hadirin dan pada kesempatan lain menoleh kepada al-Hasan, kemudian beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya cucuku ini adalah sayyid (pemimpin), Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin melalui tangannya”

Seperti kita ketahui bersama, bahwa rentetan peristiwa besar pada zaman Khulafa Rasyidin berujung kepada terbelahnya kekuatan kaum Muslimin, dimana satu pihak berada di syam di bawah kendali Mu’awiyyah ra dan satu pihak berada di kufah yang akhirnya berada dalam kendali Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Namun dengan kearifan dan tanggungjawabnya al-Hasan bin Ali ra menyerahkan kekuasan kekhalifahan kepada Mu’awiyyah ra, bukan karena kelemahannya dan dukungan yang kurang. Shalih bin Ahmad berkata, “Aku mendengar ayahku berkata, sebanyak sembilan puluh ribu pasukan telah berbai’at kepada al-Hasan, namun beliau meninggalkan jabatan khalifah, beliau berdamai dengan Mu’awiyyah. Tidak setitik darahpun mengalir selama masa pemerintahannya.”

Kelembutan hati al-Hasan bin Ali menjadi dasar dari semua yang terjadi, ketika seseorang mempertanyakan kertas yang berada di tangan beliau, beliau menjawa bahwa itu adalah surat dari Mu’awiyah berisi janji dan ancaman. Lelaki itu berkata, “Dahulu engkau menuntut hal yang serupa darinya?” Beliau menjawab, “Benar, akan tetapi aku khawatir pada hari Kiamat nanti 70.000 atau 80.000 orang, bisa lebih dan bisa kurang, datang pada Hari Kiamat seluruhnya dengan urat leher mengalirkan darah. Mereka semua menuntut kepada Allah mengapa darah mereka ditumpahkan”

Di lain keterangan ketika beliau, al-Hasan bin Ali, ditanya, “orang-orang mengatakan bahwa engkau menginginkan khalifah?’ Al-Hasan berkata, “Dahulu orang-orang Arab berada dibawah kendaliku. Mereka berdamai dengan orang-orang yang berdamai denganku dan mereka memerangi orang-orang yang aku perangi. Namun aku lepaskan jabatanku itu demi mencari Wajah Allah. Apakah lantas kemudian aku mengutamakan khalifah daripada kambing hutan penduduk Hijaz?”

((Kalau kita analisa/lihat berdasarkan pada sabda Rasulullah saw di atas mengenai kiprah al-Hasan bin Ali ra yang bersikap lebih menyerahkan kekuasaan kepada Mu’awiyah ra demi perdamaian kaum Muslimin. Namun ada sabda Rasulullah saw yang berhubungan dengan jabatan kepemimpinan yaitu pada ke khalifahan Ustman bin Affan ra yang jelas-jelas Rasulullah saw menegaskan untuk tidak melepaskan jabatan kepemimpinan karena kelompok yang menginginkan lepasnya jabatan itu adalah kaum munafiq, “Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan menyandangkan untukmu sebuah pakaian, dan jika orang-orang munafiq ingin engkau menanggalkan pakaian tersebut, maka jangan engkau lepaskan, hingga engkau menemuiku (meninggal).” (Beliau bersabda demikian) tiga kali”. ))

Pelimpahan kepemimpinan dari al-Hasan bin Ali ra kepada Muawiyah ra ini, tidak lah berjalan mulus terutama untuk pribadi al-Hasan bin Ali sendiri, yang mana banyak cacian dan ejekan yang khususnya datang dari pendukungnya sendiri. Diberitakan hal itu terjadi ketika al-Hasan bin Ali beserta rombongan kembali ke madinah dari kufah. Di setiap kabilah dimana ada pendukungnya, mereka merasa kecewa dengan sikapnya dan memunculkan ejekan dan cacian untuk beliau. Namun, karena ketinggian ilmu dan juga karena sabda Rasulullah saw, beliau tidak bergeming dengan hal itu, karena pasti beliau tahu bahwa syeitan sedang memainkan peranan di dalamnya yang menginginkan kaum Muslimin bercerai berai dengan pandangan yang salah!

Kelembutan hati, sikap tidak mau berselisih dan ketinggian ilmu diperlihatnya oleh al-Hasan bin Ali ketika beliau menyampaikan uneg-unegnya kepada ayahnya Ali bin Abi Thalib kw ketika akan menghadapi perang Jamal., “Aku telah melarangmu namun kamu tidak menurutinya. Kamu akan terbunuh esok secara tersia-sia tanpa ada seorangpun yang membelamu!” Ali berkata kepada putranya itu, “Engkau masih saja merengek kepadaku seperti anak kecil. Apa laranganmu yang telah aku langgar?” Al-Hasan berkata, “Bukankah aku telah menyarankan kepadamu sebelum terbunuhnya Ustman agar keluar dari Madinah? Supaya Ustman tidak terbunuh sementara engkau berada di dalamnya sehingga orang-orang membicarakan atau mempersoalkannya? Bukankah aku telah menyarankan agar jangan membai’at orang-orang, setelah terbunuhnya Ustman sebelum wakil-wakil dari setiap daerah datang kepamu untuk berbai’at? Dan aku telah menyarankan kepadamu agar tatkala wanita ini (maksudnya adalah Aisyah) dan dua lelaki ini (maksudnya Thalhah dan az- Zubair) keluar sebaiknya engkau duduk saja di rumah hingga mereka berdamai? Namun engkau melanggar semua saranku itu?” Bisa terbayangkan pada kehidupan kita sehari-hari, anak-anak kadang merasa lebih pintar dari orangtuanya, seperti ini pula yang terjadi pada dialog al-Hasan bin Ali dengan ayahnya!

((Sebelum terbunuhnya Ustman bin Affan ra. Ali bin Abi Thalib ra, menyuruh al-Hasan bin Ali dengan beberapa pemuda untuk menjaga Ustman bin Affan di rumahnya tetapi Ustman bin Affan ra menolak untuk dijaga dan menyuruh mereka untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Boleh jadi Ustman bin Affan ra menyadari dan menjalani takdirnya seperti yang disabdakan Rasulullah saw, sebagaimana Hasan bin Ali ra ketika mendamaikan kaum Muslimin dan Husain bin Ali ra mati terbunuh di karbala!!))

Keluarbiasaan sikap al-Hasan bin Ali ra tidak berhenti hingga ajal menemuinya. Menurut sejarah beliau meninggal karena diracun dan ketika Husain bin Ali ra sebagai adiknya menanyakan siapa yang meracuninya, beliau tidak mau memberitahukannya hingga maut merenggutnya!

Wallahu ‘alam.