Sabtu, 31 Januari 2015

Apakah pencitraan itu penting?

Sebenarnya saya baru bertemu 1 kali, itu pun dalam pandangan manusia tidaklah disengaja, artinya tidak ada acara janjian untuk ketemuan. 1 kali itu pun sudah begitu lama -dalam presfektif kefanaan memory boleh jadi akan memudar seiring waktu- dan diantara kami pun tidak ada ikatan batin sebelumnya, hanya karena ikatan pertemanan saya dengan kakaknya sehingga kami bisa bertemu.

tetapi karena sepak terjangnya dalam dunia usaha dimana saya juga ada keterkaitan akhir-akhir ini, dan karena hubungan baik dengan kakaknya, saya janjikan untuk sekali-kali sowan ke tempatnya. Memang beberapa kali saya hampir bersinggungan dengan tempat dan aktifitasnya, tapi saya selalu menunda untuk ber say hello dan Hi, untuk sedikit kongkow sambil cekikikan. Namun saya takut mengganggu waktunya dan kepentingan bisnisnya, walau dari segi umur, saya masih cukup jauh hampir dua dekade darinya, tapi itu bukan alasan memaksakan untuk memenuhi janji saya ke kakaknya (jangan samapai ada orang bilang : memangnya apa pangkat ente?).

Tetapi karena kepentingan yang mendesak untuk kelembagaan dan sang bos serta waktu yang mepet, kami pun mencoba untuk penetrasi ke wilayah kekuasaannya, walau waktu itu perkiraan kami untuk manusia normal adalah waktu untuk istirohat (he-he...kebalikan manusia normal adalah manusia tidak normal! Hiks). kami pun (saya dan sang bos) meluncur dengan niat untuk sebuah kebaikan.

Sesampai di area tujuan rupanya pintu gerbang sudah terbuka dengan baik, smoga ini pertanda kemudahan, (he-he.....minimal kami tidak susah payah untuk membuka pintu gerbang yang selalu terjadi di tempat-tempat seperti ini!). Di pelataran, tidak terlihat makhluk bergerak yang bisa diajak dialog, yang nampak adalah alat-alat dan properti yang cukup familiar ketika kami masih berkecimpung di bisnis ini dan tinggal di tempat ini.

Perlu volume yang cukup tinggi untuk suatu pemberitahuan ke tuan rumah bahwa kami me-nongol di tempatnya. rupanya tidak cukup volume suara yang ditinggikan tapi celingukan leher yang menopang kepala di mana mata berada untuk googling seseorang yang bisa diajak bicara. aaahhh....rupanya usaha tersebut tidaklah sia-sia, sekumpulan orang yang ada di ujung lorong terlihat jelas sedang melakukan salah satu aktifitas yang umum dilakukan di tempat seperti itu, terlihat diantaranya seseorang yang ingin saya temui, walau tidak yakin seratus persen karena sudah lamanya tidak bertemu, tetapi hanya sosok ini yang berbeda dengan yang lainnya. Benar saja, setelah mereka menyadari kehadiran kami, sosok inilah yang maju ke depan menuju kami layaknya komandan perang yang bertanggung jawab akan pasukannya.

Setelah jarak di antara kami dekat dan dirasa suara saya bisa didengar dengan jelas, saya coba membuka dialog dengan menanyakan sosok yang datang, tentu dengan senyum khas pepsodent saya. (ge-er banget!) Setelah mendapat penegasan dari yang bersangkutan bahwa yang ditanyakan oleh saya adalah benar dirinya, saya pun menyampaikan sosok saya sendiri dengan menyebutkan nama panggilan yang biasa orang pahami dengannya. Terlihat keceriaan dari wajahnya setelah saya menyebutkan siapa diri saya (ge-er yang kedua). Suasana pun menjadi cair karena nya disebabkan saya dan beliau telah menyadari pertemuan itu, yang mengingatkan akan pertemuan yang pertama dulu bahkan hingga dikatakan bahwa saya kelihatan tambah putih (he-he...ge-er yang ketiga, belum tahu dia, saya kan aslinya memang putih, seperti susu plus coklat dikit! hiks).

Setelah mengambil posisi yang nyaman untuk kami bertiga, dimulailah kongkow-kongkowan santai dan sederhana, tentu dengan saya perkenalkan terlebih dahulu teman yang satu yang termasuk bos saya juga. eeee....rupanya diantara mereka juga sebenarnya sudah terjalin hubungan hanya dalam dunia hp, karena beliau membutuhkan asupan untuk tubuhnya dan anggotanya, dimana asupan itu disediakan oleh teman sekaligus bos saya. Jadi rasanya tambah kuat dan hanya penegasan dari ikatan kami selama dengan pertemuan itu. apalagi dari pelajaran sejarah yang beliau terima tentang tempat beliau sekarang ini dimana beliau beraktifitas nama kami berdua berada dalam daftar pelajaran itu sehingga beliau cukup menghargai kami bukan saja hanya karena kakaknya. sampai-sampai sang beliau menyebut kami sebagai 'founding father' (hadeuh!)

Setelah ngobrol ngaler ngidul (kesana kemari), kami pun menyampaikan maksud kedatangan sebenarnya, yaitu berhubungan dengan siswa kami yang akan melakukan praktek kerja industri di tempat beliau selama tiga bulan. Kami sebenarnya ragu (terutama saya sendiri) bahwa beliau akan menerima siswa kami untuk diterima, berhubungan dengan tempat untuk tinggal di perusahaan. Tetapi ternyata keraguan kami terbantahkan, ketika beliau bercerita tentang masa lalunya, yaitu ketika masa-masa sekolah dulu di SMK juga, ikut prakerin juga di lembaga penelitian punya Pemerintah. Bermain lumpur hingga membantu bisnis para pegawai di lembaga itu. Beliau bilang saya akan membantu adik-adik saya walaupun kondisi tempatnya masih belum memadai dan yang kedua kenapa beliau mau menerima siswa kami adalah karena yang datang ke tempatnya yaitu kami berdua. Dia bilang kalau guru yang lain kami tidak akan menerimanya! Ups kata-kata yang cukup menusuk sebenarnya. Apakah karena itu adalah proses dari pencitraan dari kami sehingga karena itu urusan kami menjadi mudah?

Di luar pintu gerbang menuju pulang saya sampaikan ke teman mau berapa bayar berapa Bos besar dengan selesainya urusan kita apalagi kalau bukan kita yang datang urusan ini masih terkatung-katung! Hiks

(Sedikit) Tentang Dunia.

Allah swt berfirman, "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akherat itulah negeri yang kekal" (QS. Gafir (40) : 36)

Nabi saw mengirimkan Abu Ubaidah bin Jarrah ra ke Bahrain, untuk mengambil pajak. Setelah selesai, ia pun kembali dengan membawa harta yang banyak. Kaum Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Lalu, menunaikan shalat subuh bersama Beliau. Selesai shalat, beliau kembali, kemudian mereka menemui beliau. Beliau tersenyum ketika melihat mereka, kemudia bersabda, "Saya kira kalian sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa banyak harta." Mereka menjawab, "Benar, Rasulullah." Beliau bersabda, "Bergembiralah kalian dan berharaplah sesuatu yang akan menyenangkan kalian. Demi Allah, bukannya kekafiran yang saya takutkan mengenai kalian, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untuk kalian, kemudian kalian saling berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusak agama kalian sebagaimana ia telah merusak agama mereka." (HR. Al-Bukhari)

Kita kadang melihat bagaimana ada orang dalam proses pencarian dunia dengan cara yang tidak benar, bersifat rakus bahkan kadang saling sikut kepada sesama, hingga menutup mata kepada kawan terdekat padahal posisi yang didapatkannya juga karena ada andil dari orang lain di sekitarnya. Kalau sudah seperti itu bagaimana mungkin dia bisa melihat haq orang lain pada hartanya?

Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya." (QS. Al-Kahf (18) :7)

Allah swt berfirman, "Barangsiapa menghendaki keuntungan di akherat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapatkan bagian di akherat." (QS. Asy-Syuraa (42) : 20)

Rabu, 28 Januari 2015

secuil coretan hati!

awal ketetapan hati, yang boleh jadi seiring dengan kematangan hati, seperti hati orang tua yang bijak yang katanya untuk lebih berhati-hati supaya nantinya tidak berakhir seperti orang makan hati yang ujung-ujungnya kena penyakit hati. tetapi karena hati yang sedang berbunga-bunga bergambar hati yang membiru, mau tidak mau ikut juga memperhatikan, tentu dengan kehati-hatian yang apa kata hati orangtua yang bijak tadi.

Ini adalah cerita tentang binatang sepupuan, maksudnya bukan sepu-puan tapi sepupu-an. artinya saudara jauh yang segenerasi karena hubungan darah dengan titik hubungan dari kakek, buyut, cicit dan eu, eu....yah itulah! kalau di sulawesi selatan ini dikenal dengan sepupu satu kali, dua kali, tiga kali dan seterusnya...(mungkin hingga lain kali! he-he....maaf!)

alkisah, sang tokek kembali berkotek di malam yang sepi, karena sebagian besar makhluk sudah terlelap berselimutkan rasa lelah setelah seharian mencari sesuap nasi dan sebongkah batu permata yang sedang digandrungi akhir-akhir ini! -eh...maaf, yang berkotek itu kan ayam bukan tokek, lah kalau tokek apa ya? ah nda apa-apalah, begitu saja. tapi justru karena itulah sang tokek yang berkotek, dunia malam yang tadinya sunyi senyap kecuali para pekerja di dunia malam, seperti kunang-kunang, kupu-kupu malam dan lain sebagainya, menjadi kembali hiruk pikuk. apalagi bunyi sang tokek yang berkotek berbunyi agak sumbang : "lantik, tidak, lantik, tidak, lantik, tidak..............."

yang lebih heboh lagi adalah adanya kekhawatiran yang amat sangat dari sang tokek, hal itu terlihat dari wajah dan bahasa gerak tubuhnya ketika melantunkan syair mautnya itu. untuk pengamat perbinatangan itu sangat dimengerti karena apa yang terjadi dengan sepupu sang tokek sendiri yang sedang berseteru karena lahan parkir yang menjadi tempat kongkow untuk komunitas mereka, yaitu sang cicak dan sang buaya. seperti yang sudah kita prediksikan bahwa sang cicak adalah adik sepupuan dari sang tokek, sedangkan sang buaya adalah kakak sepupuan dari sang tokek. sang tokek yang mempunyai rasa empati persaudaraan perbinatangan sangat prihatin dengan perseteruan itu, karena perselisihan kedua sepupunya akan mengakibatkan ketidak seimbangan keharmonisan tidak hanya bagi binatang sejenis tapi juga binatang tidak sejenis bahkan juga lingkungan hutan secara keseluruhan.

Yang lebih memprihatinkan lagi bagi sang tokek, karena kakak sepupuan lainnya yaitu sang komodo, tidak terlalu peduli dengan semua itu. yaahhhh...kita sendiri tahu, sang komodo sudah terlalu enak hidupnya di ruang kaca sana dengan statusnya. makan sudah disediakan, minuman terbaik disiapkan, hingga hari-hari kerjanya berfoto selfie. walau pernah diminta tolong oleh sang tokek untuk membantu meredakan ketegangan di dunia perbinatangan ini, apalagi itu adalah menyangkut saudara-saudara sepupunya, sang komodo bersikap cuek bingit bahkan seakan melecehkan dengan mengatakan, "tidak level! untuk apa mengurus binatang-binatang tak berakal!" Hiks. "duh, sakitnya tuh di sini, di sini, di sini..." keluh sang tokek! (sambil nunjuk-nunjuk bagian yang sakit!)

Hiruk pikuk malam yang tidak biasanya dan tidak seharusnya terus berjalan seiring waktu. apalagi muncul pihak-pihak yang merasa terganggu saat-saat istirahatnya, baik yang ingin membantu untuk mendamaikan suasana maupun yang menyalahkan sang tokek, atau hanya sekedar ingin menonton apa yang terjadi tapi juga mengomentari apa yang terjadi -dan ini jumlahnya sangat buanyak, tentu juga sibuk dengan perangkat Hp untuk mengabadikan kejadian entah itu foto atau video. weleh-weleh....

Akhirnya keributan dan kehebohan itu mengundang komite hutan untuk bereaksi dan beraksi demi keharmonisan hutan tetap terjaga sehingga hutan sebagai tempat rekreasi tidak terganggu dengan rivalitas sang cicak dan sang buaya, dan tentunya irama merdu sang tokek kembali ke asal muasalnya, yaitu, "tok, keeeee, tok, keeeee, tok, keeee.........." Tapi itu memang tidak mudah, komite hutan yang diketuai sang raja rimba, yang terhormat leon sang singa, memerlukan energi lebih dan seni negosiasi tingkat tinggi dan super tinggi, agar supaya percepatan penyelesaian konflik berjalan singkat dan tidak terkatung-katung, termasuk meminta kesediaan dari sang komodo untuk membantu komite hutan.

sayang, hingga siang menampakkan diri dan mentari bersolek di pelataran langit, drama ini belum menampakkan tanda-tanda akan selesai. karena ego masing-masing oknum terlalu dikedepankan!

......bagaimana selanjutnya? bersambung ke edisi berikutnya!

(ini hanya cerita fiktif, mohon maaf dan jangan tersinggung apalagi melaporkan ke yang berwajib jika ada kesamaan nama dan tempat!)

Senin, 19 Januari 2015

Bob Sadino dalam kenangan!

Bob Sadino, nama yang asing tapi cukup populer sebenarnya. Asing karena namanya tidak pernah muncul ke permukaan apalagi akhir-akhir ini sehingga bagi angkatan kelahiran 2000an mungkin tidak terlalu dikenal. Tapi bagi angkatan sebelum itu, nama Bob Sadino adalah nama yang unik. Unik karena kiprahnya di dunia bisnis di Indonesia. Apalagi dengan penampilan seadanya yang menjadi trend bagi dirinya sendiri. Kesuksesnya juga tidak membuatnya untuk berkiprah di dunia lain seperti politik dan kekuasaan. Beliau pernah hadir di Fakultas Pertanian Unpad, ketika saya masih kuliah di sana. ya...tetap dengan penampilan seperti itu, celana pendek dan baju pendeknya. Selamat Jalan Bob Sadino, smoga Allah menerima amal ibadahnya dan dimudahkan urusannya di hadapan Allah swt. Amin.

11 Kata Mutiara 'Goblok' Bob Sadino yang Mendunia
Apa saja 11 kata mutiara Bob Sadino itu?
Selasa, 20 Januari 2015 | 08:35 WIB Oleh : Rimba Laut
11 Kata Mutiara 'Goblok' Bob Sadino yang Mendunia
11 kata mutiara goblok Bob Sadino yang mendunia (VIVA.co.id)
Tweet
VIVA.co.id - Gayanya yang nyentrik dengan pola pikir unik dan cenderung keluar dari pakem teori maupun buku teks ekonomi menjadikan Bob Sadino sebagai entreprenuer sejati.
Pengusaha kawakan dengan ciri khasnya, celana pendek dan kemeja itu akan sangat dirindukan oleh banyak orang setelah menutup usia pada hari Senin, 19 Januari 2015.

Pebisnis dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino tersebut telah memberikan inspirasi hebat bagi para generasi penerus bangsa yang ingin menjadi pengusaha sukses. Bahkan, uniknya, saat memasuki tahun 2012, Bob sempat meluncurkan berbagai buah pemikirannya yang dikenal dengan nama 'Go Blog Management' ala dirinya.

Berdasarkan kumpulan VIVA.co.id, berikut adalah 11 kata mutiara Bob Sadino yang terkenal:

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain"

"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya"

"Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnnya tidak ada satu pun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma punya satu ide dan itu jadi kenyataan"

"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya"

"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif"

"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar"

"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu"

"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir, kan cuma selangkah"

"Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah"

"Orang pintar maunya cepat berhasil, padahal semua orang tahu itu impossible! Orang goblok cuma punya satu harapan, yaitu hari ini bisa makan"

"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa bisa bayar pelamar kerja".
(one)

Kamis, 08 Januari 2015

Kembali ke zaman batu (II)

Sang mantan Pacar -dalam acara makan siang dengan menu ikan asin, tahu tepung goreng, sambel+pete+udang dan tentunya lalapan- menyampaikan bahwa di makassar ini sedang ramai-ramainya orang bergelut dengan batu cincin. Saya bilang, "bukan hanya di makassar saja, tapi dimana-mana". Sang mantan pacar, ternyata baru tahu itu (kasihan kodon!). Akhirnya beliau pun melanjutkan ceritanya, yaitu dimulai dari anak temannya yang masih SD merengek-rengek minta dibelikan batu cincin ke ibunya. Karena sayang anak, sang ibu membawa anaknya ke pasar central. Surprise bagi sang ibu, dimana sepengetahuannya tempat dimana dijual batu-batu cincin itu adalah daerah yang sepi dulunya (sepi dari pembeli, maksudnya). Sekarang, rrruuuaaarbiasa, buuuuaaanyakkk orang berkumpul di tempat itu untuk melihat-lihat dan membeli batu, yang lebih rrrruuuuaaarbiasanya lagi karena kaum ibu-ibu pun banyak nongkrok di tempat itu! (hadeuh....sudah masak bu?)

Lanjut cerita, sepulangnya dari pasar central itu, sang ibu dan anak ini tidak puas dengan hanya membeli batu cincinnya saja, karena di pete-pete (nama angkot di makassar), mereka berdua dan para penumpang pun disuguhin ceramah tentang batu cincin dari sang supir. weleh-weleh....hati-hati daeng mata harus tetap tertuju ke depan! hiks

Di pamungkas cerita, sang mantan pacar menambahkan bahwa di kantor pendidikan pun dimana beliau ada urusan di sana, juga orang-orang di sana maksudnya pegawai di sana ramai membicarakan tentang batu cincin. he-he....mudah-mudahan tidak mengganggu pekerjaan dan jangan sampai -karena dinas pendidikan- masalah batu ini masuk juga di materi di kurikulum pendidikan di sekolah. hiks.....wuenak untuk para pedagang batu don! (tapi kalau para guru setuju sih, yaaa...monggo wae! xixixi....)

e, e, e, e.......yang jadi fikiran, itu anak SD tahu darimana tentang batu cincin ya? apa bapak ibu gurunya mengajarkan tentang itu? he-he....!!!

Batuuuu, batu!!



=================



Dalam kesempatan pengajian, persoalan batu cincin ini juga ada yang menanyakan. Pak Ustadz menjawab bahwa pada zaman Rasulullah saw pun perdagangan batu cincin atau perhiasan sudah ada. Karena keindahannya batu sehingga ada nilainya. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika batu cincin itu memberi sesuatu yang berhubungan dengan manusia, seperti kekebalan, tambah percaya diri dan lain sebagainya yang sifatnya tidak benar secara akidah. Kadang ada pedagang batu yang memberikan harga untuk menjadikan batu itu sesuatu bahkan lebih mahal dari harga batu itu sendiri sebagai perhiasan. Ini yang dilarang!!!

Rabu, 07 Januari 2015

Proses tercabutnya nyawa dari raga/tubuh manusia dan kejadian setelahnya.

Di dalam Al-Musnad disebutkan dari hadits Al-Barra' bin Azib, dia berkata, "Kami keluar bersama Nabi Shallalluhu 'Alaihi wa Sallam untuk mengiringi jenazah seseorang dari kalangan Anshar. Ketika kami sudah sampai di kuburan dan mayat sudah dikuburkan, beliau duduk dan kamipun duduk di sekeliling beliau. Saat itu seakan-akan di atas kepala kami ada burung, sementara di tangan beliau ada tangkai rantai pohon dan beliau mengetuk-ngetukan ke tanah. Beliau mengangkat kepala lalu bersabda, "Berlindunglah kalian dari siksa kubur," hingga dua atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya jika hamba sedang terputus dari dunia dan menuju akherat, maka para malaikat turun dari langit, muka mereka berwarna putih, yang seakan-akan muka mereka itu matahari. Mereka membawa salah satu kafan dari kafan-kafan penghuni surga dan salah satu keranda dari keranda-keranda surga, hingga mereka duduk di sekelilingnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, "Keluarlah wahai jiwa yang tentram, keluarlah kepada ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya" Maka jiwa itu keluar, mengalir seperti tetes air yang mengalir dari bibir tempat air, lalu malaikat itu mengambilnya. Bila Malaikat pencabut nyawa mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya lalu meletakannya di kafan dan keranda itu. Jiwa itu keluar dengan aroma yang amat harum seperti hembusan minyak kesturi yang ada di muka bumi. Mereka membawanya naik ke atas. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan berkata, "Siapakah roh yang harum itu?"

Para Malaikat yang membawanya menjawab, "Ini roh Fulan bin Fulan." Mereka menyebutnya dengan nama yang paling bagus seperti biasanya mereka menyebutnya kala di dunia. Lalu mereka meminta untuk dibukakan, hingga dibukakan baginya. Mereka melakukan hal yang sama di setiap langit untuk beralih ke langit berikutnya, hingga di langit ke tujuh.

Di sana Allah berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyyin dan kembalikan ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi, di sana Aku dikembalikan dan dari sana Aku mengeluarkan mereka pada saat yang lain."

Beliau bersabda, "Maka rohnya dikembalikan ke bumi, hingga dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, seraya bertanya kepadanya "Siapakah Rabbmu?"
Dia menjawab, "Rabb-ku adalah Allah Azza wa Jalla."
"Apa agamamu?" tanya kedua malaikat.
"Agamaku Islam," jawabnya.
"Siapakah orang yang diutus di tengah kalian ini?" tanya dua malaikat.
"Dia adalah Rasul Allah," jawabnya.
"Apa ilmumu?" tanya dua malaikat.
"Aku membaca Kitab Allah Azza wa Jalla, lalu aku percaya dan membenarkannya," jawabnya.

Lalu terdengar seruan dari langit, "Hamba-Ku benar. Maka hamparkanlah sebagian tempat dari surga baginya, kenakanlah sebagian pakaian dari surga dan bukakanlah satu pintu menuju surga baginya."
Maka rohnya dibawa dengan keharumannya dan dilapangkan kubur baginya sepanjang mata memandang.

Beliau bersabda lagi, "Lalu dia didatangi orang yang bagus mukanya, bagus pakaiannya dan harum baunya, seraya berkata, "Terimalah kabar gembira dengan sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dulu dijanjikan kepadamu." Dia bertanya, "Siapakah engkau dengan muka yang datang dengan kebaikan?" Orang itu menjawab, "Aku adalah amalmu yang shalih". Dia berkata, "Ya Rabbi, bangkitkanlah segera hari kiamat, bangkitkanlah segera hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan harta bendaku."

= Beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya jika hamba kafir sedang terputus dari dunia dan menuju akherat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan muka hitam, sambil membawa kain kasar. Mereka duduk di sekelilingnya sejauh mata memandang. Kemudian melaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya, seraya berkata, "Wahai jiwa yang buruk, keluarlah kepada kemurkaan dari Allah dan kemarahan-Nya." Jiwanya menyebar ke seluruh badan lalu dicabut sebagaimana besi tusukan daging yang dicabut dari kain wool yang basah. Malaikat mengambilnya, dan jika sudah mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkan jiwanya ada di tangannya walau sekejap mata pun, hingga mereka meletakkannya pada kain yang kasar itu. Ia keluar dari sana dengan bau yang lebih busuk daripada bangkai yang ada di muka bumi. Lalu mereka membawa na naik ke atas. Mereka tidak membawanya melewati sekumpulan malaikat, melainkan bertanya, "Siapakah roh yang busuk ini?" Mereka menjawab, 'Ini roh Fulan bin Fulan", dengan panggilan paling buruk yang disebutkan di dunia. Lalu dinintakan untuk dibukakan baginya, namun tidak dibukakan baginya."

Kemudian Rasulullah saw membaca ayat, yang artinya, "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum." (Al-A'raaf ayat 40)

Lalu Allah berfirman, "Tulislah kitabnya di dalam Sijjin, di bumi yang paling bawah." Lalu rohnya dilemparkan dengan sekali lemparan. Kemudian beliau membaca ayat, "Dan, barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (Al-Hajj ayat 31)

Lalu rohnya dikembalikan ke jasadnya, dan dua malaikat mendatanginya, mendudukkannya dan bertanya kepadanya, "Siapakah Rabbmu?"
Dia menjawab, "Hah, hah, aku tidak tahu."
"Apakah agamamu?" tanya dua malaikat.
"Hah, hah, aku tidak tahu." jawabnya.

Lalu ada seruan dari langit, "Hamba-Ku ini telah berdusta, maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah baginya satu pintu yang menuju neraka."

Dia mendatanginya dengan panas dan racunnya serta kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan di sana.

Lalu dia didatangi seorang laki-laki yang buruk mukanya, buruk pakaiannya dan busuk baunya, seraya berkata, "Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu."
"Siapakah engkau?" tanyanya, "wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa keburukan."
Orang itu menjawab, "Aku adalah amalmu yang buruk."
Dia berkata, "Ya Rabbi, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat."

Di dalam Lafazh Ahmad disebutkan, 'Kemudian dia diwafatkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli, sedangkan di tangannya ada tongkat besi, yang sekiranya tongkat itu digunakan untuk menghantam gunung, maka gunung itu berkeping-keping menjadi abu, kemudian Allah mengembalikannya sediakala. Lalu dia dipukul sekali lagi dengan suatu pukulan hingga membuatnya meraung-raung yang dapat didengar segala sesuatu kecuali jin dan manusia."

Al-Barra' berkata, "Kemudian dibukakan pintu baginya ke nereka dan dihamparkan baginya tempat tidur dari api neraka."

REPOSTING : SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA. IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH. PENERBIT DARUL FALAH. CETAKAN KELIMA. 2013

Minggu, 04 Januari 2015

Kembali : Musibah!

Sesungguhnya musibah yang paling mengerikan adalah kematian tidak dalam rahmat Allah swt (sering dikatakan sebagai su'ul khotimah = akhir yang jelek, sebalikan dari khusnul khotimah = akhir yang bagus). Jika demikian musibah berupa kelaparan, kekurangan harta, kegagalan usaha tidak seburuk kematian itu sendiri, tentunya jika kita bisa mengambil hikmah dari semua itu, karena untuk mendapatkan husnul khotimah atau su'ul khotimah, para ustad mengatakan, bahwa itu merupakan proses dari perjalanan hidup manusia itu sendiri. Artinya ketika kita mendapatkan musibah yang masih memungkinkan untuk menghirup nikmat dan karunia-Nya, hendaknya kita mengevaluasi diri akan keberadaan kita selama ini akan kaitannya dengan Allah swt. Boleh jadi kita selama ini menyia-nyiakan kehidupan kita dengan hal-hal yang tidak diridloi-Nya. Boleh jadi kita selama ini berada dalam jalur yang sangat jauh dari yang telah ditetapkan oleh-Nya untuk kita lewati. Boleh jadi kita telah menyakiti makhluk-makhluk ciptaan-Nya, melalui perilaku kita sadar dan atau tanpa sadar. Boleh jadi justru kita menjadi pembangkang dan musuh dari Allah swt. Apalagi kematian tidak tahu kapan akan datangnya, itu hanya hak prerogratif dari Allah swt. Berarti kematian selalu mengintai kita, mengintai untuk memutuskan posisi kematian kita. khusnul khotimah atau su'ul khotimah.

Perlu diingat bahwa Musibah bukan hal sederhana dalam fikiran manusia, yaitu sebagai proses sebab akibat secara fisik yang terlihat manusia. seperti banjir karena hutan sudah gundul, kerusakan alat sehingga kecelakaan terjadi, dan lain-lain. Tetapi kuasanya Allah swt, musibah memungkinkan terjadi dalam kondisi normal sekalipun, karena pada intinya bahwa musibah merupakan sebuah proses ujian atau cobaan akan keimanan manusia kepada Allah swt. Jadi jangan merasa aman ketika kita merasa sehat, harta yang menggunung, jabatan setinggi langit, relasi dan kolega seluas gurun pasir, karena semua itu akan dikaitkan dengan keimanan kita. Allah swt mempunyai kemampuan menghilangkan semua kenyamanan kita baik dalam sekejap maupun perlahan-lahan, dengan rasa sakit maupun tidak.

Dai sejuta ummat, Zainuddin MZ (semoga Allah swt merahmatinya) mengklasifikasi musibah menjadi dua yaitu sebagai cobaan atau ujian dan azab. Menjadi cobaan atau ujian jika kita berada dalam jalur keimanan kepada Allah dan menjadi azab ketika kita berada di luar jalur keimanan kepada Allah swt.

Rahmat dan ampunan Allah swt, tidak terbatas karena ruang dan waktu kecuali ruh sudah berada di kerongkongan (sakaratul maut). Untuk itu marilah kita bersama-sama mengevaluasi diri untuk kembali ke jalan-Nya. Dengan kebersamaan ada proses untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran, sehingga kita terhindar dari penyesalan yang tiada hentinya dalam kebinasaan dan kesakitan yang tidak terkira dan berkepanjangan tak berujung.

Semoga kita semua berada dalam lindungan-Nya, berusaha terus dalam keimanan kepada-Nya hingga kita selalu berada dalam arahan-nya dalam menjalani kehidupan ini dan tentunya berada dalam kondisi khusnul khotimah di akhir penantian dalam ampunan-Nya. Amin



=======



"Diterjang Badai taifun" (Re-posting dari status FB)

semalem nonton kompas tv ada interview dengan Capt Pilot ACHMAD FARUQ, saya sangat terkesan dengan sisi spiritualitas yg beliau ceritakan yg dimuat di buku 9 Pilot Mencari Tuhan dan iseng googling siapa beliau, nemu tulisan salah satu pengalaman beliau ini...

Saya juga pernah merasakan saat-saat maut seakan sudah sedemikian dekat, ketika itu tengah bertugas bersama seorang rekan menerbangkan pesawat berbadan lebar, yaitu Airbus A-330 yang memiliki kapasitas 300 penumpang, menuju Hongkong. Pesawat ini merupakan pesawat canggih seharga kurang lebih 1,2 triliun rupiah, dilengkapi dengan tiga buah sistem komputer navigasi yang berfungi untuk cross-check informasi agar menghasilkan data dan angka yang akurat.

Saya masih ingat, peristiwa itu terjadi pada bulan Juni 1997, hampir pukul 11 pagi, pesawat raksasa tersebut mengangkasa. Ahli cuaca meramalkan akan terjadi Taifun Edward, sejenis angin topan beliung raksasa yang besar, lebih kurang 20 menit setelah pesawat tiba di Hongkong. Setelah memasuki wilayah Point of No return (PNR) pesawat memiliki altenatif memilih, yaitu pindah tujuan ke Manila atau melanjutkan perjalanan, sesuai dengan rencana menuju Hongkong. Karena airport tidak ditutup, maka keputusan yang kami ambil adalah meneruskan perjalanan menuju Hongkong. Ketika kami sedang turun/desend menuju holding point, ada Wx-info update yang menyatakan perubahan cuaca yang memburuk dengan cepat karena ujung depan taifun sudah mendekati Airport. Saat itu pesawat Cathay Pasific di depan kita yang sedang Approach (pendekatan mendarat) dapat landing dengan selamat. Karena clearence atau izin telah diberikan oleh airport Hongkong untuk melakukan approach. Maka ketika memasuki ketinggian 4500 feet untuk melakukan descent (menurunkan ketinggian) dengan IGS approach pesawat justru memasuki CB/cumulunimbus yang sangat keras goncangannya hingga bergetar seluruh isi pesawat. Supervisor kabin crew memberitahukan bahwa penumpang dalam keadaan ketakutan dan panik karena badan pesawat terguncang hebat oleh badai.

Pesawat mencoba terus approach dan leaving 4500 (meninggalkan ketinggian dan turun dari 4500 feet). Radar berwarna ambar kemerahan, menandakan adanya badai hebat di depan pesawat. Pada ketinggian antara 3000-1500 feet itulah kaca depan cockpit merah bagai membara karena bergesekan dengan awan yang bermuatan gelombang elektromagnetik. Pesawat dihempas-hempas dengan keras. Pada saat approach mendekati minimum decission altitude, kurang lebih 675 feet, saat itulah keputusan harus dibuat; over shoot (naik kembali) atau landing. Sementara itu, pandangan seluruhnya terhalang oleh awan gelap, sehingga tidak terlihat apapun. Keputusan untuk landing masih dalam proses hingga kami dapat melihat dengan jelas tepat diatas DH/decition height. Ketegangan dalam cockpit terjadi. Apabila salah dalam mengambil keputusan, maka pesawat akan menabrak gunung yang ada di depan atau menghantam gedung-gedung bertingkat di sebelah kanannya.

Saat itu keadaan sangat mencekam, saya merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali pasrah dan mengharap pertolongan dari Allah. Saat itu saya menundukkan hati dan berdoa; sepenuhnya menyerahkan hidup pada Allah. Saya berbisik, ”Laa hawlaa walaa quwwata illaa billah” (tiada kekuatan kecuali milik Allah). Tiba-tiba ada cahaya di atas saya yang sangat tajam menembus awan yang pekat hingga threshold runway. Maka saya langsung berteriak, ”runway insight!” (landasan pacu terlihat). Rekan saya menjawab, ”negative!” (tidak terlihat). Saya kembali mengulangi, ”runway insight!”, rekan saya kembali menanggapi, ”negative”. Akhirnya rekan saya mengikuti petunjuk yang saya berikan. ”fly right!”(ke kanan), ”fly down” (ke bawah). Kemudian saya berkata lagi, ”on the glide” yang berarti pesawat masuk dalam sudut pendaratan. Barulah pada ketinggian 50 feet, rekan saya berkata, "runway insight". Pesawat pun langsung landing. Pada saat itulah taifun edward berputar dan menggulung di ujung depan landasan. Pesawat seberat 170 ton itu berguncang-guncang dan seperti terangkat di landasan. Pada saat yang bersamaan, di seberang landasan, mobil-mobil berterbangan dan tercebur ke laut, dihempas oleh taifun edward yang dahsyat. Allahu Akbar...

Saya sangat bersyukur, Allah memberikan saya kesempatan hidup untuk beribadah dan memberikan petunjuk di saat yang paling kritis. Saya yakin, apa yang terlihat semata-mata adalah petunjuk dari Allah. Saya tidak akan melihat apapun bila Allah tidak berkenan/berkehendak untuk menolong kami. Semata-mata itu bukanlah suatu kebetulan.

Saya yakin, bukan hanya saya yang punya pengalaman seperti ini. Setiap manusia pasti juga pernah mengalami kejadian-kejadian luar biasa dalam hidupnya. Namun kebanyakan manusia tidak sadar karena terkadang terbelit oleh rutinitas. Padahal segala aktivitas kita sesungguhnya harus dilakukan dengan kesadaran sebagaimana melaksanakan shalat. Terkadang manusia juga suka merasa imannya lemah, padahal bukan imanya yang lemah tetapi penghayatan terhadap apa yang dipraktekkan itulah yang belum teresapi. kadang kita hanya membaca ayat saja, meyakininya tetapi tidak teresapi dan terealisasi dalam kehidupan.

Sebenarnya dalam kehidupan kita, lebih banyak hikmah dari kenormalan yang kita hadapi. Sayangnya tak banyak dari kita yang bisa mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang normal tersebut. Banyak orang yang merasa kenikmatan yang diberikan Allah itu biasa-biasa saja, karena sudah biasa merasakan kenikmatan tersebut. Seperti halnya kehidupan seorang pilot, kami sudah biasa terbang melintas di langit-Nya tetapi jarang sekali memahami bahwa melintasi langit-Nya adalah karunia, sekaligus keajaiban dari-Nya yang tak diberikan pada semua orang. Begitu pula dengan kenormalan lainnya, terkadang karena kita sudah terbiasa dengan hal tersebut, maka kita tidak lagi menganggapnya sebagai keajaiban dalam hidup kita. Padahal Allah pasti tidak akan memberikan sesuatu tanpa makna untuk kita. Setelah semua itu terlihat baik dengan mata telanjang maupun dengan mata hati, saya sungguh sangat bersyukur karena Allah telah mendidik dengan ilmu dan goresan peristiwa diri yang penuh dengan hikmah Al-Quran. Dan saya tersadar bahwa ternyata tempat beribadah dalam arti keseluruhan amalan adalah apa yang telah Allah berikan sekarang ini.

Suatu ketika saya di tanya oleh Bapak Ary Ginanjar Agustian "doa dan Amalan apa yang di lakukan"?, saya katakan "tidak tahu persis" mungkin karena saya selalu berusaha menjaga wudlu dan dzikir dalam hati dengan mengikuti setiap denyut nadi serta selalu mohon doa dari Ibunda tercinta.

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah seseorang kecuali dia berusaha merubah dirinya sendiri demi masa depannya. Dan Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Semoga sebagian dari kisah nyata kami ini dapat memberikan manfaat pada seluruh pembaca yang sedang dan selalu ingin membaca dirinya sebagai subsistim dari alam ini yang sekaligus sebagai pemimpin/khalifah di muka bumi ini.

"...saya jadi sering merenung, kami bekerja semaksimal mungkin untuk mengantarkan ratusan orang ke tempat tujuannya dengan selamat, alangkah baiknya jika kedekatan kami dengan Allah pun semakin rapat agar selalu dapat perlindungan/keselamatan serta sekaligus dapat menghilangkan kepenatan..."Wallahu a’lam bishshawab.

Eka Satriana

=======



HIKMAH MUSIBAH (Reposting dari AR Rahman The Inspire. Al-Quranul Karim)

(1) Musibah diberikan dalam rangka memberikan ampunan dan rahmat. Allah berfirman, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un (sesunguhnya kami milik Allah dan keoada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah yang memperoleh petunjuk" (QS Al-Baqarah (2) :155-157)

(2) Musibah diberikan dalam rangka mengetahui orang-orang yang beriman dan yang tidak beriman. Allah berfirman, "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?" Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti akan mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta." (QS Al-Ankabut (29) : 2-3)

(3) Abu Huraerah berkata, Nabi bersabda, "Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, dangguan dan kecemasan, kecuali Allah menghapuskan darinya segala kesalahan dan dosa, hingga duri yang menusuknya." (HR AL-Bukhari)

=====

Sa'ad bin Abi Waqqash pernah bertanya kepada Rasulullah, "Rasulullah siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi, kemudian yang meniru (menyerupai) mereka, dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah), dia diuji sesuai dengan itu (ringan). Dan bila imannya kokoh, dia diuji sesuai dengan itu (keras). Seseorang diuji terus menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa." (HR. Al-Bukhari) =======