Rabu, 29 Juni 2016

"Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?"

(Fitriadi Akbar shared Agus Salaf's post at fb)
Oleh : Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
Sehubungan dengan akan datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan:
“MOHON MAAF LAHIR & BATHIN ”.
Seolah-olah saat Idul Fitri hanya khusus untuk minta maaf.
Sungguh sebuah kekeliruan, karena Idul Fitri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan.
Memaafkan bisa kapan saja tidak terpaku dihari Idul Fitri...
Demikian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,, mengajarkan kita
Tidak ada satu ayat Qur'an ataupun suatu Hadits yang menunjukan keharusan mengucapkan “Mohon Maaf Lahir dan Batin” disaat-saat Idul Fitri.
Satu lagi, saat Idul Fitri, yakni mengucapan :
"MINAL 'AIDIN WAL FAIZIN".
Arti dari ucapan tersebut adalah :
“Kita kembali dan meraih kemenangan”
KITA MAU KEMBALI KEMANA?
Apa pada ketaatan atau kemaksiatan?
Meraih kemenangan?
Kemenangan apa?
Apakah kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan?
Satu hal lagi yang mesti dipahami, setiap kali ada yang mengucapkan
“ Minal ‘Aidin wal Faizin ”
Lantas diikuti dengan kalimat,
“ Mohon Maaf Lahir dan Batin ”.
Karena mungkin kita mengira artinya adalah kalimat selanjutnya.
Ini sungguh KELIRU luar biasa...
Coba saja sampaikan kalimat itu pada saudara-saudara seiman kita di Pakistan, Turki, Saudi Arabia atau negara-negara lain....
PASTI MEREKA PADA BINGUNG....
Sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru sehingga sudah sepantasnya kita HINDARI.
Ucapan yang lebih baik dan dicontohkan langsung oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , yaitu :
"TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM"
(Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).
Jadi lebih baik, ucapan / SMS /BBM / WA,, kita :
" SELAMAT IEDUL FITRI. TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM "
Barakallahu Fiikum
Kewajiban kita hanya men-syiar kan selebihnya kembalikan kepada masing-masing.. Krn kita tdk bisa memberi hidayah kpd orang lain hanya Allah lah yg bisa memberi hidayah kepada hamba NYA yg IA kehendaki
Semoga bermanfaat... 🙏
yg mau share fadhol...

========

Kebutuhan Lebaran silahkan Klik ====> www.onstore.co.id/s/00367940001 

MIRACLE OF QURAN : Ini Tidak Mungkin! Muhammad Pasti Menggunakan Mikroskop



DR. KEITH L. MOORE MSc, PhD, FIAC, FSRM adalah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan 1991. Ia menjadi terkenal karena literaturnya tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.
Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.
Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi al-Qur’an tentang ‘Penciptaan Manusia’ kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya dan berkata :
“Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”
Para Mahasiswa tersebut lalu berkata, “Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?”
“Iya, iya saya tau. Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.


***
“Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik,” [QS. Al Mu’minuun: 13-14]
Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya ‘alaqoh’ dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan ‘segumpal darah’ juga bermakna ‘penghisap darah’, yaitu lintah.
Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu, yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di kulit.
Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang demikianlah yang sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.
Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.
Padahal pada masa itu belum di temukan mikroskop dan lensa. Jelas itu adalah pengetahuan dari Tuhan, itu wahyu dari Allah SWT, yang Maha Mengetahui segala Sesuatu.
Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar. Ia merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.
***
Artikel Biografi Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/OHjQW
Video Pernyataan Lengkap sang Profesor:
Embryology in the Qur’an by: Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/8hS87 (Durasi 1 jam 12 Menit)
Video Biografi dan Wawancara Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/CE1mW (Durasi 1 jam 8 Menit)
(Pizaro/Islampos/Zilzal/File Islam)
(https://www.islampos.com/ini-tidak-mungkin-muhammad-pasti-menggunakan-mikroskop-20436/)

DULUNYA IA HAFAL 30 JUZ, SEMUA HILANG TAK BERSISA KECUALI 2 AYAT SAJA

Al Rohilah As Seggaf
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas
tubuh demi tubuh pasukan romawi.
Ia adalah dulunya termasuk dari Tabi’in (270 H) yang HAFAL AL QURAN.Namanya adalah sebaik-baik nama, ‘Abdah bin ‘Abdurrahiim.
Keimanannya tak diragukan.
Adakah bandingannya di dunia ini seorang MUJAHID nan
NAN HAFAL AL QURAN, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya…???
Namun tak dinyana, akhir hayatnya mati dalam kemurtadan dan hilang semua ISI AL QURAN dalam hafalannya melainkan 2 AYAT SAJA YANG TERSISA.
Ayat apakah itu??
Apakah penyebabnya..??
Inilah kisahnya :
Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari
yang panas di tengah padang pasir yang gersang.
Masih segar berlumur merahnya darah orang romawi.
Ia hantarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya.
Tak disangka pula,
nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang WANITA ROMAWI,
tidak dengan pedang melainkan dengan ASMARA.
Kaum muslimin sedang mengepung kampung romawi.
Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju kepada seorang wanita romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu
begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya.
Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khotimah.
Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu.
Isinya kurang lebih:
“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?”
Perempuan itu menjawab:
“Kakanda, masuklah agama nashrani maka aku jadi milikmu.
”Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan dan buta Al Quran.
Hatinya terbangun tembok anti hidayah.
Khotamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah… Astaghfirullah, ma’adzallah.
Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra.
Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan islam.
Ia rela murtad.
Menikahlah dia di dalam benteng.
Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorg hafidz yang hatinya dipenuhi Al Qur’an meninggalkan Allah Ta'ala dan menjadi hamba salib?
Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa.
Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu???”
Ia menjawab,
“Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali 2 ayat saja yaitu :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan,
kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.”
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ.
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong),
maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
(QS. Al Hijr: 2-3)
Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya,
kutukan sekaligus peringatan Allah Ta'ala yang terakhir namun tak digubrisnya.
Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum nashrani. Dalam keadaan seperti itulah dia sampai mati.
Mati dalam keadaan MURTAD.
Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad,
Apa lagi hamba yang banyak cacat ini.
Tak punya amal andalan.
Saudaraku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah Ta'ala lindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat.
Ma taraktu ba’di fitnatan adhorro ‘ala ar rijaal min nisaa…
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita.”
(Muttafaq ‘alaih).
Semoga bermanfaat
Silahkan share
"KISAH TERBELAHNYA IMAN"
اللهم صلو على سيدنا محمد ...

Minggu, 26 Juni 2016

Anda dan anak anda mungkin lebih beruntung dari anak ini, tapi….


Sesampainya di rumah siang itu, terlihat suasana rumah agak ramai dengan anak-anak kecil. Baru duduk di kursi rotan yang sudah tua (yang duduk juga sudah tua! Hiks), sang guru mengaji datang dan mengatakan, “Ayah, tolong dilihat anak-anak ini adzan, karena mau bertanding!” (waduh!! Sepertinya saya ini ahli adzan? Nafas saja sudah ngos-ngosan, maklum tua mi!) Saya lihat anak-anaknya baru kelihatan di rumah saya. Setelah mendapat kejelasan asal-usul mereka saya pun mengiyakan permintaan sang guru mengaji.

Satu, satu  anak ini mengumandangkan adzan, sambil saya memberikan penjelasan sedikit dari kekurangan yang ada.  Dalam hati saya, keduanya lebih bagus dari anak-anak yang biasanya mengaji di sini yang ikut bertanding adzan di masjid dekat rumah tahun lalu.

Dua hari kemudian, kejadian yang hampir sama terulang lagi. Sesampainya di rumah, terlihat salah satu anak yang adzan kemarin sedang duduk di halaman rumah sendirian, sementara anak-anak perempuan saya dengar sedang latihan mengaji atau apalah di ruangan bagian dalam yang biasa dipakai mengaji. Saya pun duduk manis di sofa yang sudah tua juga, sambil memainkan smartphone murah untuk bersilaturahmi dengan dunia medsos yang saya terkait dengannya.  Tidak lama berselang anak saya yang bungsu masuk dari ruangan dimana anak-anak perempuan sedang berlatih, kemudian meminta sesuatu kepada saya, “Ayah, tolong ajarkan si x adzan karena mau ikut lomba!” Yang dimaksud si x adalah anak yang di luar yang saya dengarkan adzannya kemarin. Saya Tanya balik, “mana yang satunya?” Tapi si bungsu tidak tahu dimana keberadaan anak yang satu lagi.  

Akhirnya saya suruh masuk si x itu. Setelah masuk ruangan dia mulai mengumandangkan adzan.  Terdengar apa yang sudah saya sampaikan sebagai bahan koreksi kemarin, sudah dia perbaiki tinggal masalah sedikit yang umum bagi orang Indonesia apalagi anak-anak, yaitu pengucapan huruf arab yang benar (makhroj).  Sebenarnya saya juga tidak terlalu pandai mengucapkan huruf-huruf arab terutama yang hruruf-huruf yang sulit, palagi kalau sudah digandengkan…uuuhhhhh repotnya lidah bermain untuk mengucapkan huruf dengan benar.

Ahad Malam

Sepulang dari masjid sholat taraweh, mendekati rumah terlihat anak perempuan berbajukan putih-putih membawa kantong bingkisan dan piala. Aahhh…rupanya mereka baru pulang bertanding, setelah dekat saya Tanya, jadi juara ya? Anak perempuan itu dengan perasaan senang sambil tersenyum menjawab bahwa dia juara dua pildacil.  Waahh…saya pun memberikan selamat kepadanya.  Saya pun melanjutkan jalan kakinya, di penghujung jalan yang membelok ke arah rumah, saya ketemu dengan si x yang juga membawa bingkisan, namun tidak membawa piala.  Saya tanya, “Gimana, juara?” Anak itu pun menjawab dengan perasaan gembira, “Juara tiga!” waahhh….senang juga perasaan saya, saya Tanya, “apa hadiahnya?”. “Piala, bingkisan dan uang 200 ribu!” dengan cepatnya dia menjawab.  Saya pun acungkan jempol untuknya.  Mana pialanya ya?
Sampai di rumah ada, terlihat anak-anak perempuan lainnya mulai keluar pulang, saya pun mendapatkan kabar yang lain, yaitu juara hafalan surat-surat pendek. Terlihat piala dan piagam-piagam yang berada di lantai. Ibu dan si bungsu melaporkan bahwa yang si x juara 3 adzan.  Saya bilang sudah tahu karena tadi ketemu di jalan. Ibu pun cerita tentang anak itu, dulu dia –si x- ini mengaji di sini tetapi terus berhenti karena anak-anak yang lain kadang mengejek dia tidak punya bapak. Sekarang kembali lagi.  Ibu si x ini perilakunya kurang bagus di sekitar tetangganya karena tukang gonta-ganti pasangan. Naudzubillahi min dzalik.  Ketahuan juga, si x ini tidak puasa, alas an nya karena si ibu tidak membangunnya untuk makan sahur.  Padahal sudah banyak teman-temannya di bawah umurnya yang sudah belajar puasa. Hiks….!!! Padahal beberapa hari lalu saya membuat pengharapan semoga tidak ada berita anak yang ingin puasa tetapi tidak jadi puasa karena ibu atau orangtuanya tidak berpuasa (tidak bangun sahur).


Saya pun berharap kepada si x, semoga dia terus bisa mengumandangkan adzan mengajak kaum muslimin untuk sholat, tidak terbawa lingkungan anak-anak yang tidak baik, penghisap lem, begal dan lain sebagainya.  Terkadang tidak semua orang bisa mengumandangkan adzan (entah tidak ada kemauan atau yang lainnya).  Bagaimana pun dalam riwayat muadzin posisinya lebih tinggi dari imam sholat dan nanti di akherat akan terlihat sebagai seorang muadzin dengan lehernya yang panjang. Smogaa…..

Sabtu, 25 Juni 2016

Maka Nikmat Allah Mana Lagi Yang Kau Dustakan!! Hiks

Yusuf Mansur Network
2 hrs
Seorang Syaikh 80 tahun menjalani operasi telinga yang nyaris tuli. Setelah operasi sukses, dan bisa mendengar kembali, maka datanglah tagihan biayanya. Syaikh itu tiba2 menangis. Dokter yg melihat sang Syaikh itu merasa iba dan mengatakan bahwa bila tagihan itu terlalu tinggi maka ia akan membebaskan biaya dokter.
Maka sang Syaikh menjawab: "Aku bukan menangis karena uang yang akan aku keluarkan, tapi aku menangis karena Allah telah memberiku pendengaran yang jelas selama 80 tahun, namun Allah tidak pernah mengirimiku tagihan."
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. Al Hasyr: 19)
Kadang NIKMAT yang Allah berikan baru kita ingat saat MUSIBAH menimpa kita...
Nikmat sehat baru teringat saat kita sakit, saat sehat kita lupa..
Nikmat kaya baru teringat saat kita jatuh miskin, saat kaya kita lupa...
Nikmat waktu luang baru teringat saat kita sibuk, saat punya waktu luang kita lupa...
Nikmat keluarga baru teringat setelah mereka tiada, saat mereka ada kita menyia-nyiakannya...
Nikmat umur baru teringat saat malaikat maut mendatangi kita, saat hidup kita melupakannya...
Nikmat Ramadhan baru terasa setelah kita ditinggalkannya...

Jumat, 24 Juni 2016

Hari ke-20 Puasa Ramadhan 1437 H

Alhamdulillah, tidak terasa kaki dan hati kita sudah menapak di hari ke 20 puasa.
Alhamdulillah, banyak anak-anak kecil di lingkungan kami yang mulai belajar berpuasa, menahan keinginan untuk makan dan minum di siang hari (sebagai proses pembelajaran). Semoga bisa rampung hingga hari terakhir dan bergembira di hari kemenangan. Dan semoga tidak lagi terdengar seperti tahun-tahun sebelumnya ketika sang anak sudah ada kesadaran untuk berpuasa, tetapi akhirnya tidak berpuasa karena orangtuanya tidak ada kesadaran untuk berpuasa sehingga tidak menyiapkan makan sahur bagi anak-anaknya! Hiks....
hhhmmm... apakah bisa dikatakan sebagai orangtua durhako!!! Mudah-mudahan tidak!  Semoga ke depan semuanya menjadi insan-insan yang terbaik dihadapan Allah, dan menggapai kebahagiaan di dunia dan akherat. Boleh jadi karena kebaikan sang anak bisa membuat orangtua menjadi orang yang terbaik di hadapan Allah swt.
Point-point yang mendukung kebahagiaan adalah :
1. Qalbun syakirun, rasa syukur.
2. Istri yang sholehah (pasangan yang saleh)
3. Anak yang sholeh.
4. Lingkungan yang baik.

Khoiril Anwar, Tukang "Ngarit" Penemu 4G


Pelagi Hati
Khoirul Anwar dianggap gila. Ditertawakan. Bahkan dicemooh. Idenya dianggap muskil. Tak masuk akal. Semua ilmuwan yang berkumpul di Hokkaido, Jepang, itu menganggap pemikiran yang dipresentasikan itu tak berguna.
.
Dari Negeri Sakura, Anwar terbang ke Australia. Tetap dengan ide yang sama. Setali tiga uang. Ilmuwan negeri Kanguru itu juga memandangnya sebelah mata. Pemikiran Anwar dianggap sampah.
.
Pemikiran Anwar yang ditertawakan ilmuwan itu tentang masalah power atau catu daya pada Wi-Fi. Dia resah. Saban mengakses internet, catu daya itu kerap tak stabil. Kadang bekerja kuat, sekejap kemudian melemah. Banyak orang mengeluh soal ini.
.
Tak mau terus mengeluh, Anwar memutar otak. Pria asal Kediri, Jawa Timur, itu ingin memberi solusi. Dia menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan.
.
FFT merupakan algoritma yang kerap digunakan untuk mengolah sinyal digital. Anwar memasangkan FFT dengan FFT asli. Dia menggunakan hipotesis, cara tersebut akan menguatkan catu daya sehingga bisa stabil.
.
Ide itulah yang diolok-olok ilmuwan pada tahun 2005. Banyak ilmuwan beranggapan, jika FFT dipasangkan, keduanya akan saling menghilangkan. Tapi Anwar tetap yakin, hipotesa ini menjadi solusi keluhan banyak orang itu.
.
Ilmuwan Jepang dan Australia boleh mengangapnya sebagai dagelan. Tapi dia tak berhenti. Anwar kemudian terbang ke Amerika Serikat. Memaparkan ide yang sama ke para ilmuwan Paman Sam.
.
Tanggapan mereka berbeda. Di Amerika, Anwar mendapat sambutan luar biasa. Ide yang dianggap sampah itu bahkan mendapat paten. Diberi nama Transmitter and Receiver. Dunia menyebutnya 4G LTE. Fourth Generation Long Term Evolution.
.
Yang lebih mencengangkan lagi, pada 2008 ide yang dianggap gila ini dijadikan sebagai standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Union (ITU), sebuah organisasi internasional yang berbasis di Genewa, Swiss. Standar itu mengacu prinsip kerja Anwar.
.
Dua tahun kemudian, temuan itu diterapkan pada satelit. Kini dinikmati umat manusia di muka Bumi. Dengan alat ini, komunikasi menjadi lebih stabil.
.
Karya besar ini ternyata diilhami masa kecil Anwar. Dulu, dia suka menonton serial kartun Dragon Ball. Dalam film itu, dia terkesan dengan sang lakon, Son Goku, yang mengeluarkan jurus andalan berupa bola energi, Genkidama.
.
Untuk membuat bola tersebut, Goku tidak menggunakan energi dalam dirinya yang sangat terbatas. Goku meminta seluruh alam agar menyumbangkan energi. Setelah terkumpul banyak dan berbentuk bola, Goku menggunakannya untuk mengalahkan musuh yang juga saudara satu sukunya, Bezita.
.
Prinsip jurus tersebut menjadi inspirasi bagi Anwar. Dia menerapkannya pada teknologi 4G itu. Jadi, untuk dapat bekerja maksimal, teknologi 4G menggunakan tenaga yang didapat dari luar sumber aslinya.
***
Ya, karya besar ini lahir dari orang desa. Anwar lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 22 Agustus 1978. Dia bukan dari kalangan ningrat. Atau pula juragan kaya. Melainkan dari kalangan jelata.
.
Sang ayah, Sudjiarto, hanya buruh tani. Begitu pula sang bunda, Siti Patmi. Keluarga ini menyambung hidup dengan menggarap sawah tetangga mereka di Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang.
.
Saat masih kecil, Anwar terbiasa ngarit. Mencari rumput untuk pakan ternak. Pekerjaan ini dia jalani untuk membantu kedua orangtuanya. Dia ngarit saban hari. Setiap sepulang sekolah.
.
Meski hidup di sawah, bukan berarti Anwar tak kenal ilmu. Sejak kecil dia bahkan mengenal betul sosok Albert Einstein dan Michael Faraday. Ilmuwan dunia itu. Anwar suka membaca buku-buku mengenai dua ilmuwan tersebut, padahal tergolong berat.
.
Hobi ini belum tentu dimiliki anak-anak lain. Dan dari dua tokoh inilah, Anwar menyematkan cita-cita menjadi ‘The Next Einstein’ atau ‘The Next Faraday’.
.
Cita-cita tersebut hampir saja musnah. Saat sang ayah meninggal pada tahun 1990. Sang tulang punggung tiada. Siapa yang akan menopang keluarga? Perekonomian sudah tentu tersendat. Padahal kala itu Anwar baru saja menapak sekolah dasar.
.
Anwar tentu khawatir, sang ibu tak mampu membiayai sekolah. Apalagi hingga perguruan tinggi. Tapi Anwar memberanikan diri, mengungkapkan keinginan bersekolah setinggi mungkin kepada sang ibu. Kepada emak.
.
Anwar menyiapkan diri. Sudah siap apabila sang emak menyatakan tidak sanggup. Tapi jawaban yang dia dengar di luar dugaan. Bu Patmi malah mendorongnya untuk bersekolah setinggi mungkin.
.
“Nak, kamu tidak usah ke sawah lagi. Kamu saya sekolahkan setinggi-tingginya sampai tidak ada lagi sekolah yang tinggi di dunia ini,” ucap Anwar terbata, karena tak kuasa menahan haru saat mengingat perkataan emaknya itu.
.
Perkataan itu menjadi bekal Anwar untuk melanjutkan langkah meraih mimpi. Lulus SD, dia diterima di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Kunjang. Kemudian dia meneruskan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Kediri. Salah satu sekolah favorit di Kota Tahu itu.
.
Saat SMA itulah dia memilih meninggalkan rumah. Dia tinggal di rumah kost, tidak jauh dari sekolah. Jarak rumah dengan sekolah memang lumayan jauh. Dia sadar pilihan ini akan menjadi beban sang ibu.
.
Masalah itu membuat Anwar harus memutar otak. Dia lalu memutuskan untuk tidak sarapan demi menghemat pengeluaran. Tetapi, itu bukan pilihan tepat. Prestasi Anwar turun lantaran jarang sarapan.
.
“Karena tidak sarapan, setiap jam sembilan pagi kepala saya pusing,” kata dia.
.
Kondisi Anwar sempat terdengar oleh ibu salah satu temannya. Merasa prihatin dengan kondisi Anwar, ibu temannya itu menawari dia tinggal menumpang secara gratis. Anwar tidak perlu lagi merasakan pusing saat sekolah. Sarapan sudah terjamin dan prestasi Anwar kembali meninggi.
.
Lulus dari SMA 2 Kediri, Anwar lalu melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan ditetapkan sebagai lulusan terbaik pada 2000. Dia kemudian mengincar beasiswa dari Panasonic dan ingin melanjutkan ke jenjang magister di sebuah universitas di Tokyo.
.
Sayangnya, Anwar tidak lolos seleksi universitas tersebut. Dia merasa malu dan tidak ingin dipulangkan. Alhasil, dia memutuskan beralih ke Nara Institute of Science and Technology NAIST dan diterima.
.
Di universitas tersebut, Anwar mengembangkan tesis mengenai teknologi transmitter dan menggarap disertasi bertema sama dalam program doktoral di universitas yang sama pula.
.
Dan Anwar, kini telah menelurkan karya besar. Temuan yang ditertawakan itu dinikmati banyak orang. Termasuk para ilmuwan yang mengolok-olok dulu...
.
Sumber: dream.co.id | @kisahsemangat

(status Safri Anwar Al Jundi shared Pelagi Hati's post.) 

=======
Lebaran sebentar lagi ===>  www.onstore.co.id/s/00367940001 

Selasa, 21 Juni 2016

#serifullmoon

Malam ini (21 Juni 2016) kamu terlihat sangat cantik sekali di balik layar, hanya sayang di alam nyata kamu sembunyi di balik awan.

Waktu masih menunjukkan area sepertigamalam. Panggilan subuh masih sekitar penggalan jam. Dilayar kaca terlihat jajaran rapih berkeliling dihiasi lantunan ayat ayat suci yang diperdengarkan sang imam dalam prosesi penghambaan manusia kepada Allah di tanah suci-Nya, Mekkah Al-Mukarromah.
Tiba-tiba, crew mengarahkan kamera ke bulatan bulan purnama yang sempurna di atas langit yang bersih. Cantik sekali. Seolah menjadi saksi orang yang sedang sholat dan thawaf di Masjidil Haram. Subhanallah. Allahu Akbar.
Rasa penasaran, ku paksakan untuk keluar rumah untuk menyaksikan salah satu tanda kebesaran Allah Yang Maha Agung. Ahh...sayangnya, dalam keheningan ku dapatkan kekecewaan, karena sang cantik sembunyi di balik awan. Hiks!
"Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua." (Al Quran surat Yasin ayat 39)

Catatan : Gambar hanya ilustrasi bulan purnama, di ambil di dusun Cambang-cambangan pulau Tana keke, kab Takalar, Sulawesi Selatan.

Minggu, 19 Juni 2016

Apakah syeitan benar-benar dibelenggu pada bulan Ramadhan?



Banyak mubaligh yang menyampaikan hal ini, tentu dengan dalil yang ada.
Pertanyaan berikutnya yang biasa terlontar yaitu kenapa kemaksiatan dan pelanggaran terhadap syariat Allah masih tetap ada, yang berarti proses godaan syeitan tetap berlangsung. Katanya dibelenggu atau diikat.
Jawaban diplomatis para Mubaligh biasanya mengatakan begini, Syeitan itu kan dari jenis Jin dan Manusia. Syeitan dari jenis Jin lah yang dibelenggu, dan syeitan dari jenis manusia tetap bergentangan dan berkeliaran mencari mangsanya, sehingga kemaksiatan dan pelanggaran terhadap syariat Allah masih tetap berlangsung, artinya proses untuk pengalihan manusia menjadi hamba Allah swt tetap ada.

Bolehlah....kita simpan pernyataan di atas. Kita lihat dulu syeitan dari jenis manusia dulu. Sosok syeitan dari jenis manusia yang sangat jelas dalam Al-Quran digambarkan Allah swt salah satunya sebagai kaum munafik. "Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman!" Tetapi apabila mereka kembali kepada syeitan-syeitan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama kami, kami hanyaa berolok-olok". (Surat Al-Baqarah ayat 14)

Namanya pemimpin dan anak buah kaum munafik sama saja. Tujuan mereka ingin menghancurkan Islam dari dalam. Boleh jadi kalau ada kaum munafik sekarang ini, orang bilang jaman modern, modern juga pemikiran mereka. Boleh jadi ayat-ayat Al-Quran sudah ada dalam fikiran mereka, hafal luar dalam, hanya tidak masuk di hati, karena di hatinya ada penyakit ingin menghancurkan Islam.

Sekarang pertanyaannya bagaimana menangani syeitan seperti ini ketika bulan Ramadhan. Memang ada hadits-hadits yang menyatakan ketika kita diganggu seseorang yang akan mengganggu puasa kita maka kita usaha menghindar dan mengatakan bahwa kita sedang puasa. Tetapi bagaimana kalau syeitan-syeitan manusia ini terus-terus merongrong kita dengan berbagai macam trik supaya kita rusak dari ibadah yang diperintahkan Allah swt. Semakin modern dunia semakin modern juga cara-cara mereka, bahkan permainan samar-samar pun kadang mereka lakukan, dan yang begini hanya bisa dideteksi oleh orang yang punya akal. Yang tidak punya akan tentu akan mempunyai kesimpulan yang salah, bahkan bolah jadi dia sudah masuk perangkap syeitan itu sendiri.

Dalam tingkatan tertentu, tentunya kita bisa diam saja. Rasulullah sendiri, melawan mereka hingga berperang secara fisik (perang badar) terjadi pada bulan Ramadhan. Nah loh!!? sekarang lebih hebat lagi mereka menyerang melalui perangkat canggih seperti kekuatan struktur organisasi, media sosial, bahkan aturan-aturan yang membatasi hingga penekanan-penekanan secara fisik. Apakah mau diam saja? tentu saja tidak karena syeitan itu harus tetap dilawan, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Nah, yang menjadi pertanyaan lanjutan adalah apakah syeitan-syeitan manusia ini tidak didukung, digerakkan, dibisikan dalam hatinya untuk terus menyerang kaum muslimin oleh syeitan-syeitan Jin. Pertanyaan lebih pribadi, apakah kita tidak pernah merasakan bisikan-bisikan di hati untuk bermaksiat dan melanggar perintah Allah pada bulan Ramadhan ini. Kalau ada, darimana bisikan-bisikan itu kecuali dari syeitan yang berbentuk Jin yang bisa masuk ke dalam hati kita. Seperti dalam surat An-Nas yang kita hafal semuanya. Nah Loh?!!

Jadi terlepas dari dalil hadits yang menyatakan syeitan di belenggu, tetapi kenyataannya seperti itu, kita masih merasakan bisikan-bisikan syeitan yang ada dalam dada/hati kita, kalau begitu titik temunya ada dimana?

Penjelasan ilmiah dari kita berpuasa seperti berikut. Ada yang menyatakan bahwa dengan puasa, tidak makan di siang hari, pasokan energi ke dalam organ-organ tubuh yang lain berkurang, apalagi puasa ini didasarkan kepada keimanan, sehingga rasa 'lapar' dari organ-organ tubuh lain tidak terpenuhi dengan full sehingga syeitan tidak bisa memanfaatkan organ-organ tubuh itu untuk diarahkan berbuat maksiat. Salah satu contoh sederhana kalau pasokan energi kurang, maka kehidupan 'sex' juga akan berkurang. Disinilah istilah syeitan terbelenggu tidak bisa berbuat banyak. Bahkan ada keterangan yang menyatakan bahwa syeitan akan sangat ketakutan kepada manusia-manusia yang berpuasa dengan landasan iman.

Syeitan terbelenggu!!!

Selamat melawan dan berperang dengan syeitan, syeitan dari Jin maupun syietan manusia, smoga kita semua selalu menang atas godaan dan gangguannya.
Wallahu 'alam.

Sabtu, 18 Juni 2016

Komunikasi dengan rasa penuh cinta

Shalat, puasa dan ibadah-ibadah lainnya serta aktifitas kehidupan sehari-hari yang didasarkan atas keimanan, itu semua merupakan bentuk komunikasi kita, manusia sebagai makhluk Allah, kepada Allah sebagai Penciptanya (kholiq). Komunikasi yang selalu berlangsung (kontinyu) dan dengan cara yang telah ditetapkan, akan terasa indah jika komunikasi itu didasarkan rasa cinta sang makhluk kepada Kholiqnya.

Jika ini sudah terjadi, diharapkan rasa cinta itu pun akan berbalas dari Sang Kholiq kepada makhluk-Nya. Sehingga akibat lebih jauhnya akan menimalisir segala kekurangan yang ada pada manusia, sebagai makhluk.

“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Al-Quran surat Ali-Imran ayat 31)

Bagaimana dengan komunikasi antara sesama makhluk, misalnya antara manusia dengan manusia. Tentu sudah seharusnya komunikasi yang terjalin harus didasarkan cinta kepada Allah, jangan sampai merusaknya. Jika komunikasi antara sesama manusia justru menghancurkan cinta manusia kepada Allah, maka hal itu akan berakibat kepada manusia itu sendiri.

Berbicara komunikasi karena dilandasi cinta kepada Allah, berlaku juga ketika kita berhubungan dengan orang-orang di luar keyakinan kita, bahkan orang-orang yang sombong sekalipun. Orang-orang yang sombong yang merendahkan Allah dan aturan-Nya, dalam tingkatan tertentu kita pun harus lebih sombong dari mereka untuk menjaga martabat kekuasaan Allah dan aturan-Nya kalau perlu berperang dengan mereka (berjihad), seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya,

Kamis, 16 Juni 2016

Melanggar "agama" membawa "berkah"!


Klo kita melihat akar kata "agama", katanya 'a' itu artinya tidak dan 'gama' itu artinya kacau. Jadi sederhananya "agama" artinya tidak kacau. Suatu ketetapan yang dibuat supaya orang atau sekumpulan orang (komunitas) yang terikat dengannya hidupnya tidak kacau, bahasa lain teratur, rapih.


Dalam terminologi kehidupan manusia dimana mereka sepakat untuk membuat sebuah aturan untuk kebaikan bersama baik itu tertulis atau tidak, entah apakah itu namanya Undang-undang, peraturan, adat dan lain-lain pada dasarnya klo dilihat dari definisi kata tadi itu juga termasuk agama. Tentu didalamnya baik secara eksplisit maupun implisit mengandung arti sangsi, hukuman dan lain sebagai jika seseorang melanggar "agama" tersebut, yang nilainya atau besaran sangsi itu akan disesuaikan dengan jenis dan kualitas pelanggarannya.


Boleh jadi dengan perkembangan zaman "agama" yang dibuat komunitas itu akan berubah sesuai kebutuhan, entah itu berubah total atau sekedar penyempurnaan dan penyesuai dan lain sebagainya. Namun tetap pada intinya bahwa itu untuk kebaikan bersama dalam hubungan sesama di komunitas tersebut.


Namun, bisa jadi bahwa "agama" bagi suatu komunitas tertentu dinilai tidak sesuai bagi komunitas yang lainnya. Yaahhh, wajarlah namanya juga beda komunitas. Tetapi apakah komunitas lain berhak untuk mengkritisi "agama" komunitas lain. Saya kira selama untuk kebaikan komonitasnya sendiri (misalnya untuk studi perbandingan, studi kasus dan lain sebagainya), tidak masalah, tetapi kalau sampai mengintervensi dan mengobok-obok itu akan menjadi masalah (dengan cara apapun). Karena di situ ada kewenangan, ada jiwa kebersamaan, ada kebanggaan sebagai sebuah komunitas.


Yang jadi pertanyaan, apakah jika sebuah komunitas yang berada dalam komunitas yang lebih besar, kemudian komunitas yang lebih besar berhak sewenang-wenang mengatur "agama" komunitas-komunitas yang lebih kecil yang ada di dalamnya? Logikanya, bergabungnya komunitas-komunitas kecil dalam sebuah komunitas besar tentu ada kesepakatan, ada hak dan kewajiban dan ada penghargaan, penghormatan kepada sesama komunitas. Tentu yang besar tidak bisa sewenang-wenang untuk merubah atau menghapuskannya tanpa ada saling pengertian, pembicaraan dan keputusan bersama. Kalau tidak seperti itu maka akan ada yang tersakiti salah satunya.


Kasus Saeni yang melanggar perda kemudian mendapat “berkah” ratusan jutaan rupiah adalah kasus yang cukup menarik. Saya tidak usah menceritakan lagi masalah ini, hanya saya hanya ingin bertanya sekitar kasus tersebut :
1.   Apakah akan memicu orang untuk melanggar dengan berharap  “berkah”?
        2. Apakah yang memberi “berkah” termasuk katagori intervensi terhadap “agama” dari komunitas yang ada? Atau sekedar belas kasihan tanpa mengerti permasalahan yang ada?
       3.   Apakah penghapusan “agama” dengan begitu saja yang katanya tidak sesuai dengan komunitas yang lebih besar adalah bentuk “arogansi” dari kewenangan sesuatu yang besar atau apakah?
       4.   Dan banyak lagi point-point yang ada untuk dikembangkan untuk membuka wawasan kita.

T    Trima kasih

    =======





Selasa, 14 Juni 2016

Sepertiga perjalanan Ramadhan

Kaki sudah menginjakkan di hari  Ramadhan yang ke sepuluh.  Rasanya ada perbedaan di Ramadhan tahun lalu.  Entahlaaahhhh...... kalau di tempat lain.  Di tempat di mana saya tinggal, hari-hari pertama di Masjid tidak penuh seperti tahun lalu.  Untuk masalah ini, banyak teman-teman yang masih menghibur dengan mengatakan bahwa boleh jadi mereka yang tahun lalu datang dan tidak datang lagi ke Masjid ini, mereka pulang kampung atau pergi ke masjid lain. Yaahhhh...mudah-mudahan seperti itu.

Anak-anak yang main-main di masjid agak berbeda dengan tahun lalu.  Satu dua masih orang lama tetapi sekarang kebanyakan datang dari wilayah lain, yang syukur-syukur saya mengenal mereka sehingga masih bisa dikendalikan.  Tetapi berita jeleknya adalah yang menimpa kakak-kakan angkatannya yang memang pergaulannya sudah jauh dari kebaikan.  Terakhir terdengar bahwa polisi menangkap bahkan hingga dua orang dan ditembak lagi kakinya karena berperan sebagai Begal. Inna lillahi wainna ilaihi roji'on.

Yang langsung terasa akibat dari kenakalan anak-anak adalah hilangnya HP saya yang saya simpan di meja.  Padahal saya sedang menunggu telepon penting dari seseorang.  Alhamdulillah, ternyata berpindah tempatnya hp terlacak hingga chip nya masih saya dapat selang satu hari.  Fisik hpnya sudah terlanjur digadaikan ke orang lain.  Saya masih berharap fisiknya tetap kembali karena saya masih membutuhkan nomor-nomor yang ada di dalamnya.  Akhirnya di hari ke 4 atas kebaikan seseorang yang penuh tanggung jawab, hp saya pun kembali.  Sebenarnya hp itu bukan hp mahal, hp harga tiga ratus ribuan. Namun karena nomor-nomor yang ada di dalamnya jadi terasa sangat penting bagi saya.

Pak Ustadz bilang bahwa sumber kebahagian seseorang itu adalah ketika kita mempunyai Hati yang selalu bersyukur (1), Pasangan yang sholeh/sholehah (2), Anak-anak yang juga sholeh/sholehah (3), dan lingkungan yang baik yang mendukung kehidupan yang aman tentram, sejahtera.  Semoga Allah memberikan kepada kita  kebahagiaan itu dengan kondisi yang ada. Dan tentunya Allah bisa memberikan kepada kita untuk menyelesaikan Ramadhan yang kita ajalani sekarang ini. Amin

Minggu, 12 Juni 2016

Mengapa membaca AL-QUR'AN itu penting? (berhubungan dengan kesehatan)

(Status Nina Herlina shared Dadang Rukanta's post. di fb)

Posting Grup Mukisi smg menambah wawasan ;
Mengapa membaca AL-QUR'AN itu penting ?
Karena menurut survey yang dilakukan oleh _dr. Al Qadhi_
di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat,
berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci al Qur'an
baik bagi yg mengerti bahasa Arab atau tidak,
ternyata memberikan *perubahan fisiologis* yang sangat besar.
Termasuk salah satunya *menangkal berbagai macam penyakit*.
Hal ini dikuatkan lagi oleh penemuan _Muhammad Salim_ yang dipublikasikan Universitas Boston.
Lalu mengapa di dalam Islam ketika kita mengaji *disarankan untuk bersuara* ? Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita.
Berikut penjelasan logisnya :
1. Setiap sel di dalam tubuh kita *bergetar* di dalam sebuah sistem yang seksama,
dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini
akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh.
Nah sel2 yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya.
Hal ini artinya harus dengan suara.
Maka muncullah terapi suara.
Ditemukan oleh _Alfred Tomatis_ seorang dokter di Prancis.
Sementara Dr. Al Qadhi menemukan bahwa *Membaca Al Qur'an dengan bersuara*, memberikan pengaruh yg luar biasa terhadap sel2 otak untuk mengembalikan keseimbangannya.
2. Penelitian berikutnya membuktikan *sel kanker dapat hancur* dengan menggunakan frekuensi suara saja.
Dan kembali terbukti bahwa membaca Al Qur'an memiliki dampak hebat dlam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker.
3. Virus dan kuman berhenti bergetar* saat dibacakan ayat suci Al Qur'an
dan disaat yang sama , sel2 sehat menjadi aktif.
Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi.
QS Al Isra' : 82. Ayo buka ayatNYA
Dan yang lebih menguatkan supaya diri ini makin getol baca Qur'an adlah karena menurut survey :
SUARA YANG PALING MEMILIKI *PENGARUH KUAT* TERHADAP SEL2 TUBUH
ADALAH *SUARA SI PEMILIK TUBUH* ITU SENDIRI !
QS 7 : 55, QS 17: 10 Ayo buka..
Mengapa sholat berjamaah lebih di anjurkan ?
Karena ada doa yg dilantunkan dengan keras sehingga terdengar oleh telinga, Dan ini bisa mengembalikan sistem yang seharian rusak.
Mengapa dalam Islam *_mendengarkan lagu hingar bingar tidak dianjurkan_* ?
Karena survey membuktikan bahwa getaran suara bisa MEMBUAT TUBUH TIDAK SEIMBANG
Maka *kesimpulannya* adalah :
1. *Bacalah Al Qur'an* di pagi hari dan malam hari sebelum tidur untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal.
2. *Kurangi mendnegarkan musik hingar bingar*, ganti saja dgn murotal yang jelas2 memberikan efek menyembuhkan.
Siapa tau kita punya potensi kena kanker, tapi karena rajin dengerin murotal, keburu hancur sebelum terdeteksi..
3. *Benerin baca Qur'an* , karena efek suara kita sendirilah yang paling dasyat dalam penyembuhan.
_Selamat Mencoba dan semoga bermanfaat_😊
*Yuuk semangat Tilawah*

Sengaja tak puasa? Ngeri Lho Siksanya!

(Status Ucha Bani Sahar Effendhy shared Majalah Sakinah di fb)

Ada sebuah kisah dari sahabat Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu. Beliau (Abu Umamah) menuturkan bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya berkata,”Naiklah”. Lalu kukatakan,”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras. Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.”
Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya.” (HR. An Nasa’i dalam Al Kubra, sanadnya shahih. Lihat Shifat Shaum Nabi, hal. 25).
Lihatlah siksaan bagi orang yang membatalkan puasa dengan sengaja dalam hadits ini, maka bagaimana lagi dengan orang yang enggan berpuasa sejak awal Ramadhan dan tidak pernah berpuasa sama sekali?