Jumat, 25 Maret 2016

Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini ! Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya


(http://www.reportaseterkini.net/2016/03/ribuan-orang-menangis-membaca-kisah-ini.html)

 Reportaseterkini.net - Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk Islam ketika masih masih menjadi budak. Namun ketika keislaman Bilal diketahui oleh majikannya, Bilal pun disiksa setiap hari agar ia meninggalkan islam. Sehingga suatu hari Abu Bakar memerdekakan Bilal dan iapun menjadi sahabat paling setia Rosululloh SAW.


Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rosululloh saw pernah bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. Lalu ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Alloh maka orang yang pertama kali diperintah oleh Rosululloh untuk mengumandangkannya adalah Bilal bin Rabah, ia dipilih karena suara Bilal sangat merdu.

Kejadian wafatnya Rosululloh, membuat Bilal dilanda kesedihan yang mendalam. Suatu ketika Kholifa Abu Bakar meminta Bilal untuk menjadi muadzin kembali, namun dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata :
”Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rosululloh saja. Rosululloh telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."

Sepeninggalan Rosululloh SAW masih terasa di hati Bilal ia pun meninggalkan Madinah dan mengikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Setelah tingga lama di Syria, Bilal tidak pernah mengunjungi Madinah. Lalu sampai pada suatu malam, Rosululloh hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya :
"Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?".

Dengan kejadian mimpi itu ia pun bangun dan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Madinah guna berziarah ke makam Rosululloh. Setiba di Madinah, Bilal tidak dapat menahan rindu dan kesedihannya pada Rosululloh SAW.

Kemudian datang cucu Rosululloh Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rosululloh tersebut.

Salah satu cucu Rosululloh SAW berkata kepada Bilal:
"Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami."

Umar bin Khottab yang saat itu sebagai Khalifah juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Dengan perasaan berat lalu Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu sholat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rosululloh masih hidup.

Dan mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allohu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semuanya terkejut.
Suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illolloh, maka seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitanpun mereka keluar menuju ke arah suara itu berkumandang.

Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh, Maka madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rosululloh, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.

Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rosululloh diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rosululloh wafat. Itulqh adzan Bilal yang tak bisa dirampungkan karena tak sanggup lagi menahan kesedihan.
Subhanalloh, sungguh kisah yang sangat mengharukan betapa cintanya Bilal kepada Rosululloh SAW.

Sampai akupun tak sanggup menahan tangisku saat aku membaca kisah ini. Aku sangat merasa bahwa aku berada di tengah-tengah mereka yang sedang menangis karena mengenang Rosululloh SAW. [reportaseterkini.net] 

Kamis, 24 Maret 2016

Penelitian Ilmiah: Menghafal Al-Qur'an Melindungi dari Stress

10.192 views








Riyadh (voa-Islam) - Hasil Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa'ud al-Islamiyyah membuktikan ketika kadar hafalan al-Qur'an siswa meningkat maka akan meningkat pula kesehatan jiwanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. DR. Shalih bin Ibrahim, professor ilmu Kesehatan Jiwa, terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama, para mahasiswa-mahasiswi Universitas Malik abdul Aziz di Jeddah. Jumlah mereka 170 orang. Kelompok kedua, Para mahasiswa-mahasiswi Ma'had al-Imam asy-Syatibi li ad-Dirasah al-Qur'aniyyah, filial Universitas al-Khairiyah Litahfidzil Qur'an al Karim di Jeddah. Jumlah mereka sama, yaitu 170 orang.

"sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." HR. Bukhari
Para mahasiswa yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang jauh lebih tinggi. Ada 70 penelitian umum dan Islam, seluruhnya menguatkan pentingnya dien untuk meningkatkan kesehatan dan ketentraman jiwa.
Sebuah penelitian di di Saudi juga menunjukkan peran al-Qur'an dalam meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif hafalan al Qur'an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa.

Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara beragama dengan berbagai fenomena hidup. Di antaranya yang paling urgen adalah menghafal al-Qur'an. Siswa yang memiliki hafalan al-Qur'an memiliki kesehatan jiwa yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang tidak beragama dengan baik, atau tidak menghafalkan al-Qur'an sedikitpun atau hafalan mereka hanya surat-surat dan ayat-ayat pendek.

Penelitian tersebut berpesan agar menghafalkan al-Qur'an dengan sempurna bagi para siswa-siswi di tingkat universitas, untuk menghasilkan nilai positiv bagi kehidupan dan akademik mereka. Mendorong mereka melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan hal itu merupakan sarana terpenting untuk memperoleh kesehatan jiwa yang tinggi.

Penelitian itu juga menasihatkan kepada para guru agar meningkatkan standar hafalan bagi murid-murid mereka, walau dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler, karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan belajar dan kesehatan jiwa mereka. (PurWd/m3com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/hikmah/2009/09/07/1018/penelitian-ilmiahmenghafal-al-qur'an-melindungi-dari-stress/;#sthash.7EkNra6i.dpuf

MASYAALLAH, INI DIA TANDA KEBESARAN ALLAH SWT JARAK PINTU SURGA TERBUKTI DENGAN GOOGLE MAPS SEPERTI DISAMPAIKAN RASULULLAH DALAM SABDA NYA...........



Allahu Akbar, saat ini Allah Ta’ala menunjukkan kebenaran bisyarah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam 14 abad silam lewat aplikasi Google Maps. Sekian Baitul Maqdis melaporkan pada Selasa (4/8/2015).

Aplikasi itu adalah satu diantara tehnologi internet yang super mutakhir. Google Maps didesain spesial untuk pemakai agar bisa temukan tempat terbaik lewat info peta yang sudah di tawarkannya.
Tetapi percayakah Anda bila tehnologi Google Maps ini nyatanya dapat menunjukkan kebenaran perkataan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pada 14 abad yang lalu?

Dulu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda di depan beberapa sahabatnya mengenai jarak pada dua pintu surga. Beliau memperbandingkan ukuran itu sama besarnya dengan jarak perjalanan dari kota Mekah-Hajar atau sama saja dengan jarak Mekah-Bushra.
Dalam satu hadits shahih dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya) dari pintu-pintu surga seperti pada Mekah dengan Hajar, atau seperti pada Mekah dengan Bushra. ” (HR. Muslim no. 287)

14 abad lalu, sesudah dikerjakan kalibrasi dengan aplikasi Google Maps, nyatanya terhitung kalau, jarak dari Mekah ke 2 kota yang tidak sama itu sama persis memberikan angka 1. 272 km. Apakah ini satu kebetulan atau memanglah satu mukjizat yang menunjukkan kerasulan Nabi Muhammad? Mengingat Nabi sendiri adalah seorang yang hidup di abad ke-7 di mana belum ada GPS, Satelit, Pesawat, UAV maupun roket luar angkasa.

Lalu dari tempat mana beliau dapat tahu akan hal semacam ini? Mengingat hasil perbandinganya begitu presisi serta akurat, mungkin ini dapat yang menunjukkan kalau Isra Mir’aj betul-betul sudah berlangsung. Dengan hal tersebut, logikanya, MUSTAHIL manusia umum yang hidup di abad ke-7 dapat tahu hal semacam ini, terkecuali manusia-manusia pilihan Allah yang di beri satu mukjizat. Allahu Akbar!
sumber : nonstop berita

SUMBER :http://www.pusatberitaharian.com/2016/03/masyaallah-ini-dia-tanda-kebesaran.html
http://www.kabar-gembira.com/2016/03/masyaallah-ini-dia-tanda-kebesaran.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook

Minggu, 20 Maret 2016

Ali bin Abi Thalib Membolehkan Penguasa Kafir yang Adil, Benarkah?



Seorang netizen bernama M Haris Syah menulis dalam status facebooknya mengutip perkataan Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu yang mana dalam kutipan tersebut membolehkan seorang kafir yang adil untuk menjadi penguasa. Berikut petikan statusnya.

Sayyidina Ali pernah ditanya; mana yang lebih baik? Penguasa muslim yang dzalim atau kafir yang adil? Ali menjawab; kafir yang adil lebih baik.. karena keadilannya bagi kita semua, dan kekafirannya bagi dirinya sendiri.. penguasa muslim yang dzalim, ke-muslim-annya hanya untuk dirinya sendiri dan kedzalimannya merugikan seluruh umat....

Sumber : Syeikh Mufid, Kitab Amali, hlm 310-- Mula Muhammad Shaleh Mazandarani, Syarh Ushul Kafi, jld 9, hlm 383.



Benarkah demikian?

Jangan terkesima dulu. Yang menjadi rujukan orang tersebut adalah syarah dari kitab Ushul al-Kafi, yang merupakan kitab utama haditsnya orang-orang Syi'ah rafidhah. Posisi kitab tersebut sama seperti kitab sahih Bukhori bagi orang-orang Sunni. Nah isi kitab tersebut banyak yang menyimpang bahkan secara aqidah.



Di antara penyimpanan yang fatal mereka mengimani ada versi Qur'an lain. Berikut contohnya:

Dalam kitab al-Kafi karya Muhammad Ya’qub al-Kulaini—yang bagi kaum Syiah kedudukannya seperti kitab Shahih al-Bukhari bagi kaum muslimin—, al-Kulaini meriwayatkan dari jalur Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah Ja’far as-Shadiq, ia berkata,

أَنَّ الْقُرْآنَ الَّذِي جَاءَ بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ سَبْعَةَ عَشَرَ أَلْفِ آَيَةٍ

“Sesungguhnya al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril ‘Alaihisslam kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam berjumlah 17.000 ayat.”(Ushul al-Kafi, karya al-Kulaini, Kitab Fadhlul Qur’an, bab “an-Nawadir”,2/134)

Kalo Malaikat Jibril saja berani difitnah sama orang-orang Syi'ah rafidhah, apalagi Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu? [www.tribunislam.com]

Sumber : facebook Yudha Pedyanto


Read more: http://www.tribunislam.com/2016/03/ali-bin-abi-thalib-membolehkan-penguasa-kafir-yang-adil-benarkah.html#ixzz43U47gPb9



Rabu, 16 Maret 2016

Cerita sisa dari Gerhana Bulan Total : Menjadi Luar Biasa atau Biasa!

Entah karena berita yang luar biasa tentang Gerhana Bulan Total kemarin sehingga saya dengan mudah mendapatkan masjid yang menyelenggarakan sholat gerhana.  Selama ini kalau ada peristiwa gerhana, saya sangat sulit mendapatkannya. Entah karena saya kurang berusaha untuk mencarinya, yang jelas peritiwa gerhana kemarin biar masjid kecil di kompleks sebelah juga mengadakan sholat gerhana.

Seperti sudah diketahui bersama bahwa sholat gerhana ada kekhasan dan kekhususan sendiri dalam tatacara sholatnya.  Dasar ini pula yang menjadikan ibu dirumah mengajak anak-anak mengajinya untuk ikut sholat berjamaah di masjid yang cukup lumayan jauh, tetapi mereka senang karena berangkat berjalan bersama-sama dengan ahti gembira. Di samping tentu bahwa perintah sholat gerhana adalah salah satu sunnah Rasulullah saw, walau memang tidak sampai menjadi wajib.

Bicara masalah Sunat dan wajibnya sholat gerhana ini, ternyata ada orang tua di masjid yang biasa saya datangi untuk sholat berjamaah yang mengatakan bahwa temannya yang satu mengomentari bahwa sholat gerhana itu kan sunat, bukan wajib, jadi beliau tidak terlalu memperhatikan. He-he....tetapi lain lagi dengan orang tua yang lain yang beberapa hari sebelum hari H gerhana bertanya sama dimana ada sholat gerhana.  Ketika saya sampaikan, beliau bilang insya Allah saya akan pergi sholat gerhana.

Jadi menanggapi informasi orang tua yang menyatakan seperti meremehkan hal-hal yang sunat, saya bilang kalau kita melaksanakan hanya yang wajib, yaa itu biasa saja, karena itu sudah kewajiban. Tetapi ketika dia menambah dengan hal-hal sunat maka akan menjadi luar biasa karena menghiasi yang wajib dengan tambahan yang memang disyariatkan.  Layaknya seorang hamba dengan tuannya, ketika tuan seorang hamba menerapkan aturan yang diwajibkan untuk dikerjakan bagi hambanya, dan kemudian hambanya menambahkan kewajiban itu dengan hal-hal yang bisa menyenangkan tuannya tetapi tidak keluar dari aturan tentulah tuan dari hamba itu akan merasa senang dan akan semakin mencintai hambanya itu.

Tetapi juga akan menjadi luar biasa ketika hamba itu tidak mau mengerjakan apa yang telah diwajibkan bagi hambanya. Apakah karena arogansinya atau karena dia merasa lebih mampu sebagai tuan daripada sebagai hamba!! tentu akibatnya akan lebih parah tuan sebenarnya boro-boro mau mencintai hamba yang seperti ini bahkan boleh jadi tuan itu tidak akan mempedulikannya hingga menyiksanya, membuang atau menjual hambanya itu.

Pilih yang mana?

"Semoga kita menjadi orang yang luar biasa di hadapan Allah swt baik di dunia ini maupun di akherat kelak" Amin.

Selasa, 15 Maret 2016

Bukan rizki kita.

(status di fb tanggal 15 Maret 2016)
Hiks! Barusan barusan dapat berita duka. Durian pesanan sya tidak lolos di bandara luwuk banggai sulawesi tengah. Memang bukan rizki saya.
He...he....jadi ingat beberapa tahun lalu, ketika saya ke sana bertepatan dgn musim durian. Berniat membawanya ke rumah sebagai oleh2, apalagi orang di rumah semuanya 'pemakan durian'.
Malam hari sebelum hari H, durian gede jenis Gajah yang 3/4 sebanyak 4 buah oleh tuan rumah yg baik hati dikupas durinya hingga menyisakan sesuatu seperti kepala orang yang botak (maaf yang kepalanta botak jangan tersinggung, krn kepala anda masih lebih berharga drpada durian. HIKS). Selanjutnya dimasukkan di dus.
Yang masak, beberapa kiriman tetangga, dibuka dan isinya dimasukkan di termos es yang tutupnya ssya lakban supaya tidak keluar baunya. Termos itu pun sy masukkan di tas pakaian dan rencananya masuk di bagasi peswat bersamaan dus durian. Saya fikir aman. Yang di dus tidak berbau karena masih durian muda.
Di bandara, pas melewati counter cek in, petugas bertanya apa isinya dus. Karena sy orang baik (he..he..Ge eR) sy bilang apa adanya. Petugas pun menolak dus tersebut. Hiks! Yg mengantar ke bandara sudah pulang akhirnya sang durian menjadi Rizki supir taksi di bandara itu yang sempat bercengkrama ketika kami tiba.
Sisi baiknya, yg di termos lolos hingga di bandara Hasanuddin Mks. Di tempat pengambilan barang bagasi beberapa orang ribut, Ada yang bawa durian, baunya cukup menyengat. Ups! Langsung cabut menjauh dr bandara sehingga durian itu tetap menjadi rizko kami.
Tidak sampai sejam, durian ludes berpindah tempat menyisakan biji dan ....terab! Alhamdulillah.

-  Terkadang sesuatu yang ada dalam genggaman belum tentu menjadi rizki kita.  Tetapi itu akan menjadi rizki kita yang kekal walau tidak kita miliki, kita rasakan, yaitu dengan mensedekahkannya.  Smoga.......

Misteri sebuah hidayah.

Misteri sebuah hidayah.
Ada orang yang hanya mendengar suara adzan di kegelapan subuh yang hening hingga merasuk ke dalam sukmanya untuk kemudian tertunduk dalam penyerahan diri kepada Allah swt.
Tetapi ada orang yang dari sisi intelektualnya dipenuhi dengan pengetahuan tentang agama islam tapi tidak menembus ke sisi spiritualnya bahkan justru pengetahuan yang ďia peroleh untuk menghancurkan islam dr dalam dan untuk menjaga imagenya di hadapan orang pada umumnya.
Misteri ini akan berlanjut ketika kita salah memahami kosakata Allah swt yang Allah swt berikan untuk kita, sebagaimana malaikat salah memahami maksud dari Allah swt menciptakan manusia. Apalagi kalau dihubungkan dengan pernyataan bahwa keimanan itu tidaklah menetap permanen dan tetap dalam koridornya.
Diperlukan sebuah usaha, baik kecil maupun besar, dàlam lingkup kata manusia yaitu takut dan harap, yang semoga dengan hal itu selaras dengan kosakata Allah swt dalam makna Hidayah. Sehingga akan terus tercurah kepada kita berupa keistiqomahan hingga akhir kehidupan.
Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi 'ala dinika.
Ya Allah yang Membolak balikkan hati tetapkanlah hati ku dalam agama-Mu.

Sabtu, 05 Maret 2016

Ridwan Kamil Mengalahkan Jin.

Surprise!!!

Selama ini di blog saya, yang berupa kumpulan tulisan pribadi saya dan saduran dari pihak lain (entah perorangan atau lembaga), selalu dalam statistik, masalah Jin menempati urutan yang pertama (tulisan : Dialog dengan Jin Islam dan jin kafir), diikuti tulisan proposal pembangunan Masjid atau proposal sumbangan al-Quran.  Apakah hal ini menunjukkan bahwa msyarakat kita (cq para pengguna dan pecinta dunia maya) adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang tidak nampak dan bahkan menggelutinya atau justru tulisan saya yang lain  yang berbicara tentang sesuatu yang nampak tidak terlalu bagus tulisannya (he-he....saya curiga pernyataan yang terakhir yang benar!! Hiks).

Masalah sesuatu yang tidak nampak selain Jin sebenarnya ada, tetapi kenapa Jin ini menjadi menarik perhatian sekian banyak pemirsa tiap harinya.  Kalau memang kita perhatian acara-acara di televisi, banyak (beberapa) stasiun televisi menampilkan acara yang berhubungan dengan hal ini baik yang positif,seperti ruqyah. Ada juga yang negatif (menurut saya) seperti menampilkan sesuatu yang horor di suatu tempat yang mungkin saja membuat bergidik sebagian pemirsa teve. Tetapi kita juga tidak bisa menutup mata dari berita yang menyatakan bahwa seseorang mencelakakan orang lain dengan menggunakan makhluk halus ini!! Na'udzubillahi min dzalika.

Namun ketika pagi ini saya membuka blog saya, dalam statistik memperlihatkan bahwa bukan lagi masalah Jin yang berada di posisi teratas.  waahhh....luar biasa.  Ternyata yang mengalahkan tulisan tentang Jin adalah tulisan saya yang mengulas sedikit tentang pernyataan Ridwan Kamil yang menyatakan menolak untuk maju menjadi calon gubernur DKI tahun depan.  He...he....entah berapa lama sang Ridwan kamil ini berada di atas Jin di blog saya, Bagaimana pun sosok Ridwan Kamil dan lingkupan masalahnya adalah sosok yang temporer sementara Jin adalah sosok yang ada selalu ada hingga akhir zaman. Tapi walaupun begitu saya yakin di dunia nyata Ridwan Kamil selalu ada di atas Jin.  Sama dengan keyakinan saya sampai dimana pun kehebatan Jin, manusia harus ada posisi di atas Jin.  Kalaupun ada manusia yang berada di bawah bahkan dinaungi Jin, manusia itu telah menyimpang dari fitrahnya. Tunggu saja pertanggung jawabannya di akherat kelak.

Maju terus manusia dan kemanusiaan, kembali kepada fitrahmu, karena dengan begitu akan membuatmu bahagia di dunia dan akherat. Insya Allah.


Selasa, 01 Maret 2016

Khalid bin al-Walid ra, sang Pedang Allah (Saifullah)

Perang Yarmuk, Perang antara kaum Muslimin dan kaum Romawi di Negeri Syam pada zaman kekhalifahan Abu Bakar ra.

Salah seorang panglima besar Roamwi yang bernama Jarajah keluar barisannya dan meminta Khalid bin al-Walid agar mau menemui dirinya.  Khalid segera menemuinya hingga kedua kuda mereka berhadap-hadapan leher.  Jarajah berkata, "Wahai Khalid, beritahukan kepadaku dan jujurlah, sebab orang merdeka tidak akan berbohong, dan janganlah engkau membohongiku karena sesungguhnya orang yang mulia tidak akan berbohong terhadap orang yang berhubungan dengan Allah.  Apakah Allah pernah menurunkan kepada Nabi kalian sebilah pedang yang diberikan kepadamu hingga setiap kali engkau hunus terhadap musuhmu pasti mereka akan kalah?"

Khalid menjawab, "Tidak"

Jarajah kembali bertanya, "Jadi kenapa engkau dijuluki Pedang Allah (Saifullah)?"

Khalid menjawab, "Sesungguhnya Allah telah mengutus Nabi-Nya kepada kami. Nabi tersebut menyeru kami, tetapi kami malah berlari menjauhinya.  Kemudian sebagian dari kami membenarkannya dan sebagian mendustakannya.  Aku termasuk salah seorang yang mendustakannya dan menjauhinya hingga Allah (kemudian) menunjuk hati kami untuk beriman kepadanya dan membai'atnya.  Lalu beliau berkata kepadaku, "Engkau adalah pedang Allah yang terhunus terhadap kaum musyrikin." Beliau juga mendoakan agar aku diberi kemenangan.  Sejak itulah aku disebut dengan Pedang Allah.  Maka aku menjadi orang yang paling keras terhadap orang-orang musyrik."

Jarajah berkata, "Wahai Khalid, apa yang kalian serukan?"

Khalid menjawab, "Kami menyeru agar manusia bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya., dan agar mereka membenarkan seluruh syariat yang beliau bawa dari Allah."

Jarajah bertanya, "Bagaimana jika orang itu tidak mau menerima dakwah kalian?"

Khalid menjawab, "Maka kami serukan mereka untuk membayar upeti dan kami siap melindungi mereka."

Jarajah bertanya, "Jika mereka tetap tidak mau membayar upeti?"

Khalid menjawab, "Maka kami akan mengumumkan perang terhadap mereka."

Jarajah bertanya, "Apa kedudukan bagi orang yang menerima seruan kalian dan masuk ke dalam agama kalian pada hari ini?"

 Khalid menjawab, "Kedudukannnya sama dengan kami dalam seluruh kewajiban yang dibebankan Allah kepada kami.  Orang yang mulia di antara kami, orang biasa, orang yang pertama masuk Islam dan yang terakhir seluruhnya sama kedudukannya."

Jarajah bertanya, "Apakah orang yang hari ini masuk dalam agama kalian akan memiliki ganjaran yang sama dengan yang masuk sebelumnya?"

Khalid menjawab, "Ya, bahkan lebih banyak."

Jarahah bertanya, "Bagaimana bisa sama, sementara kalian telah mendahuluinya?"

Khalid menjawab, "Sesungguhnya kami menerima Islam dengan peperangan dan kami membai'atnya Nabi kami, sementara beliau hidup di tengah-tengah kami.  Selalu datang kepada kami Al-Quran, menunjukan kepada kami mukjizat-mukjizat. Maka pasti orang yang melihat apa yang telah kami lihat dan mendengar apa yang telah kami dengar tentang hujjah-hujjah dan keajaiban mukjizat akan beriman dan membai'at beliau. Namun kalian tidak melihat apa yang kami lihat, dan belum pernah mendengar apa yang kami dengar mengenai mukjizatnya dan perkara-perkara luar biasa lainnya.  Maka barang siapa masuk agama kami dengan niat benar dan jujur akan lebih utama dari kami."

Jarajah berkata, "Demi Allah, apakah engkau menjawab pertanyaanku dengan jujur dan tidak berbohong padaku?"

Khalid menjawab, "Demi Allah, aku telah menjawab pertanyaanmu dengan benar dan Allah sebagai saksi atas apa yang kau tanyakan."

Ketika itu Jarajah membalikkan sisi perisainya dan masuk dalam barisan Khalid, sambil berkata, "Ajarkan aku Islam."

Khalid segera membawanya ke tenda dan menyediakan satu bejana air lalu menyuruhnya mandi, kemudian shalat bersamanya dua rakaat.

(Jarajah diberitakan syahid -insya Allah- dalam peperangan itu)

Buku : Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung. Al-Hafizh Ibnu Katsir. Darul Haq. Jakarta.