Selasa, 15 November 2016

Seri Super Moon Tahun ini (2016)


Masya Allah. Robbana ma kholaqta hadza bathila subhanaka faqina 'adzabannar.(Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka)

Ustadz Wijayanto

MasyaAllah.. Sangat Cantik.. Sekali.. Lagi dan lagi...
Allah SWT memperlihatkan Kebesaran dan KekuasaanNya pada makhluknya di bumi.
Supermoon atau bulan raksasa mewarnai langit Palestina tadi malam terlihat dekat sangat besar seakan bertamu di Masjid Alaqsa, kota tua Alquds Palestina, 14 Nov 16..
.
Silahkan Like dan Komentar MasyaAllah Sahabat

Minggu, 13 November 2016

MANFAAT MUSYAWARAH


Kata musyawarah berasal dari bahasa Arab yang artinya mengambil dan mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan menghadapkan satu pendapat dengan pendapat yang lain. Dalam kitab Lisan Al-'Arab diartikan, memetik dari serbuknya dan wadahnya.  Berarti mempersamakan pendapat yang terbaik dengan madu, dan bermusyawarah adalah upaya meraih madu, dan bermusyawarah adalah upaya meraih madu itu dimana pun ditemukan, atau dengan kata lain pendapat siapa pun yang dinilai benar tanpa mempertimbangkan siapa yang menyampaikannya. Musyawarah dapat berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu.

Kata Musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya. Sedangkan menurut istilah fikih, adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan.

Kata Musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar fikiran. Perundingan itu juga disebut musyawarah, karena masing-masing orang yang berunding diminta atau diharapkan mengeluarkan atau mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah yang dibicarakan dalam perundingan itu.

Musyawarah mengandung banyak sekali manfaat, di antaranya :

Pertama, melalui musyawarah, dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar kecintaan, dan keikhlasan terhadap kemashalatan umum.

Kedua, kemampuan akal manusia itu bertingkat-tingkat dan jalan berfikirnya pun berbeda-beda. Sebab, kemunginan ada di antara mereka mempunyai suatu kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, para pembesar sekali pun.

Ketiga, semua pemdapat di dalam musyawarah diuji kemampuannya. Setelah itu, dipilih pendapat yang lebih baik.

Keempat, di dalam musyawarah, akan tampak bersatunya hati untuk menyukseskan suatu upaya dan kesepakatan hati.



Sumber : Ar-Rahman. The Inspire. Al-Quranul Karim

holidaysoo.com

Senin, 07 November 2016

Pengertian Al-Quran

4 Nopember 2016 (411) kemarin Indonesia dihebohkan dengan demo Membela Al-Quran. Jutaan masyarakat (konon hingga mencapai 2,3 juta) tumpah ruah dipusat Jakarta menuntut Penguasa untuk segera memproses seseorang (Ahok) yang diduga telah menistakan Al-Quran dan Ulama, begitu pula demo terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Jadi apa itu Al-Quran?
Secara bahasa, Al-Quran berarti "bacaan" atau "yang dibaca". Menurut Al-Ishfahani, Al-Quran adalah kitab Allah yang diturukan kepada Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi was sallam dan menjadikannya sebagai sumber pengetahuan, sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa 'alaihi sallam dan kitab Injil kepada nabi Isa 'alaihi sallam.

As-Suyuthi dalam Al-Itqan, mendefinisikan Al-Quran sebagai Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi was sallam, yang tidak dapat ditandingi orang yang menentangnya, walaupun sekedar sesurat saja daripadanya.

Asy-Syaukani dalam Al-Irsyad, mendefinisikan Al-Quran adalah Kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad shollallahu 'alaihi was salam yang dibacakan dengan lisan, dan diriwayatkan secara mutawatir penukilannya.

Al-Farra menyatakan bahwa Al-Quran artinya adalah membenarkan, karena Al-Quran terambil dari kata "qarain", jamak dari "qaraniah".  Firman Allah disebut Al-Quran dengan arti yang demikian, karena ayat Al-Quran satu sama lain saling mengaitkan.

(Sumber : Ar-Rahman. The Inspire. Al-Quranul Karim)

"Maka tidaklah mereka menghayati (mendalami) Al-Quran? Sekiranya (Al-Quran) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya." (Al-Quran surat An-Nisa (4) ayat 82)

Adab membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran hendaklah dengan penuh takzim (penghormatan dan pemuliaan) dan perenungan. Allah Maha Mengasihi makhluk-Nya ketika Dia turun dari Arsy-Nya yang agung sampai memahamkan makhluk-Nya ketika membaca kalam-Nya.  Bagaimana sifat itu menjelma kepada mereka di dalam lipatan huruf dan suara? Andaikan inti keindahan pembicaraan-Nya tidak tertabiri oleh kain huruf, niscaya Arsy dan bumi tidak kuat mendengar pembicaraan-Nya, dan niscaya keagungan kekuasaan dan kilau cahayanya menjadi musnah.

Abdullah bin Abu Bakar rodliallahu 'anhuma mengatakan, dalam surat yang ditulis Rasulullah shollallahu 'alaihi was sallam untuk Amr bin Hazm radliallahu 'anhu terdapat keterangan bahwa tidak boleh menyentuh Al-Quran kecuali orang yang telah suci (dari hadas)." (HR Malik)
====


"Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridoannya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari jalan gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus" (Al-Quran surat Al-Maidah (5) ayat 16)

Abu Musa Al-Asy'ari ra berkata, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang yang suka membaca Al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujah; baunya enak dan rasanya pun enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti buah kurma; tidak ada baunya tetapi rasanya manis. Adapun orang munafik yang suka membaca Al-Quran ialah seperti minyak harum; baunya enak sedang rasanya pahit. Sementara perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca Al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah; tidak ada baunya dan rasanya pun pahit." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

=====

Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja yang membaca Al-Quran, kemudian beranggapan bahwa ada orang lain (bukan orang yang membaca Al-Quran) yang diberi sesuatu yang lebih utama dari pada yang diberikan kepada orang yang membaca Al-Quran tadi, berarti dia telah menganggap kecil sesuatu yang diagungkan Allah."

Para Ulama enggan mengkhatamkan Al-Quran setiap hari. Barangkali pengkhatam Al-Quran yang mereka lakukan hampir menghabiskan waktu satu minggu.

Adapun tartil di dalam membaca Al-Quran disunnahkan berdasarkan sabda Nabi shollallahu 'alaihi was sallam, "Sesungguhnya Al-Quran turun dengan kesedihan. Jadi, kalau kalian membacanya, maka berusahalah untuk bersedih."

Dalam membaca Al-Quran juga mesti memperhatikan hak ayat sajdah dengan bersujud, baik mendengarnya dari bacaan orang lain atau membacanya sendiri.

======

An Nawwas bin Sam'an ra pernah mendengar Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli Al-Quran, yaitu orang-orang yang mengamalkan Al-Quran itu di dunia. Didahului oleh surat Al-Baqoroh dan surah Ali 'Imran. Kedua surah ini menjadi hujjah untuk menyelamatkan orang yang membaca, memikirkan dan mengamalkan." (HR Muslim)

=======

Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pada hari kiamat akan ada tiga orang yang berada di atas tumpukan pasir yang terdiri dari misik yang sangat harum. Ketiga orang tersebut tidak dibuat sedih oleh hisab dan tidak merasa takut, sampai hisab yang dilakukan Allah terhadap orang-orang selesai.  Ketiga orang terebut adalah : pertama, orang yang membaca Al-Quran demi mencari keridloan Allah (ikhlas membacanya),  kedua, orang yang diuji dengan perbudakan, tetapi hal itu tidak membuatnya lupa terhadap akhirat. Ketiga, Orang yang mengumandangkan adzan untuk sholat fardlu berjamaah."

=========

Al-Quran adalah kalam Allah. Siapa pun yang membacanya akan mendapatkan keutamaan di akherat. Dalam hadist disebutkan, Aisyah rodliallahu 'anha berkata, Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seseorang yang lancar membaca Al-Quran akan bersama para Malaikat yang mulia dan senantiasa mentaati Allah. Adapun orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata (tidak lancar) dan sulit membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala." (HR. Muslim)

===========

Abu Umamah radliallahu 'anhu pernah mendengar Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bacalah kalian Al-Quran, sebab Al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (yakni pertolongan) kepada orang-orang yang memilikinya." (HR Muslim)

Yang dimaksud dngan 'memilikinya' ialah membaca Al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya. Apa saja yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.

Nabi Shollallahu 'alaihi was sallam bersabda, "Tidak ada pemberi syafaat yang posisinya lebih utama di sisi Allah pada hari kiamat ketimbang Al-Quran. Tidak Nabi, tidak malaikat, tidak juga yang lainnya."

Nabi shollallahu 'alaihi was sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah membaca surat Thoha dan Yasin dua ribu thun sebelum menciptakan makhluk. Setelah Malaikat mendengar Al-Quran, mereka berkata, "Sungguh beruntung tubuh yang membawa Al-Quran ini. Betapa beruntung lisan yang berbicara atau berlogika dengan Al-Quran ini."

Anas bin Malik ridlillahu 'anhu berkata, "Banyak yang membaca Al-Quran tetapi Al-Quran melaknatnya."

Abu Sulaiman Ad Darini berkata, "Zabaniyah lebih cepat datang kepada para pembawa Al-Quran yang bermaksiat kepada Allah ketimbang kepada para penyembah berhala, yaitu ketika mereka bermaksiat kepada Allah setelah membaca Al-Quran."

==============

Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan itu sama dengan sepuluh kali lipat ganjarannya.  Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR Turmudzi)

Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak boleh hasad (iri) kecuali kepada dua orang; orang yang dikarunai Al-Quran oleh Allah, kemudian ia membacanya sepanjang siang dan malam hari. Serta orang yang diberi harta oelh Allah, lalu ia menginfaqkannya di waktu malam dan siang hari." (HR. Bukhari dan Muslim)


(Sumber : Ar-Rahman. The Inspire. Al-Quranul Karim)


Minggu, 06 November 2016

Musibah Bagi Kaum Mukminin

Musibah bagi kaum mukminin bermakna satu dari enam hal ini, yaitu :

Pertama,  Sebagai ujian keimanan.
Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 2-3, "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan. "Kami telah beriman." dan mereka tidak diuji?  Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

Kedua, Sebagai upaya meningkatkan derajat keimanan.
Semakin tinggi iman seseoang, semakin tinggi pula ujiannya, Nabi shollallahu 'alaihi was sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim terkena duri, atau lebih dari itu, kecuali Allah mengangkat baginya satu derajat, dan menghapuskan darinya satu dosa." (HR. Bukhari Muslim)

Ketiga, Sebagai bukti cinta Allah kepada hamba-Nya.
"Ketika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya (dengan memberi musibah)." (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)

Keempat, Sebagai tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang.
Nabi shollallahu 'alaihi was sallam, "Ketika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia mengujinya dengan bala (musibah). Ketika Allah menguji hamba-Nya, Dia memberatkannya." Para sahabat ra bertanya, "Apa maksud 'memberatkannya'?" Beliau shollallahu 'alaihi was sallam menjawab, "Allah tidak meninggalkan baginya keluarga dan harta." (HR. Ath-Thabrani)

Kelima, Sebagai teguran atau peringatan.
"Tidak ada seorang pun dari kalian melanggar ketentuan (agama) kemudian disegerakan siksaannya (sebagai hukuman) kecuali siksa itu  sebagai kafarah (penebus dosanya). Siapa yang siksanya diakhirkan, maka urusannya dikembalikan kepada Allah." (HR. Ibnu Hibban)

Keenam, Sebagai siksa Allah di dunia.
Al-Quran surat Al-Anfal (8) ayat 25, "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksanya."


Sumber : Ar Rahman. The Inspire. Al-Quranul Karim.