Minggu, 30 April 2017

JIKA MEMANG KAMU JAGO!!


Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Quran)?

Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan(-Nya).

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai kerongkongan,

dan kamu ketika itu melihat,

dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat,

maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah),

kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?

Surat Al-Waqi'ah ayat 81-87


Akhir-akhir kita melihat semakin banyak orang yang sombong. tinggi hati, takabur, hanya karena banyaknya harta, banyaknya kendaraan yang dimiliki, banyaknya rumah yang ditinggali, banyaknya anak yang dibanggakan, tingginya jabatan yang diraih, luas dan kuatnya kekuasaan yang digenggam, untuk melawan ketentuan aturan yang seharusnya dilakoni dalam kehidupan di dunia ini.  Aturan Allah subhana wa ta'ala, Yang Menjadikannya dia hidup, dia lawan dengan menutup mata dan dengan congkaknya dia takar dengan rasanya.

Yang luar biasa juga, ada orang yang tidak mempunyai seperti yang digambarkan di atas, tetapi dia ikut-ikutan bertingkah seperti orang yang semuanya dia kuasai.  Yang satu ini dia ikuti orang yang berada untuk ikut numpang hidup, seolah kalau tanpa dia yang berada dia tidak bisa apa-apa dan tidak bisa hidup.

Kadang persengkongkolan ini menjadikan diri mereka seperti tuhan dan para pengikutnya. Dalam sejarah kehidupan ada yang dinamakan Fir'aun. Yang konon Raja di Raja di Mesir sana, tetapi karena kesombongannya menganggap dirinya tuhan, yang bisa menentukan hidup dan kehidupan seseorang. Bolehlah....dia merasa seperti dengan apa yang ada ditangannya, bahkan ketika seseorang menegurnya dengan keyakinan yang salah itu, lewat utusan Allah subhana wa ta'ala, yaitu nabi Musa dan Harun as. Allah subhana wa ta'ala membiarkannya hingga kematian menjemputnya yang nyata-nyata tidak bisa dia hindari walau dia mengaku sebagai tuhan.

Bagaimana dengan kondisi sekarang, khususnya kita di Indonesia.  Berita di medsos, beberapa orang membicarakan tentang akan menembak seseorang dan luar biasanya diamin juga oleh para pengikutnya.  Keinginan atau bahkan sudah melakukan aksi itu, seolah dia bersikap sebagai tuhan yang menentukan hidup dan kematian seseorang.  Silahkan saja.....jika anda sendiri siap menerima resiko kehidupan, tidak hanya di dunia ini tetapi juga di akherat kelak, karena telah berniat, melakukan untuk membunuh makhluk yang Allah ciptakan.  Walau keinginan itu terwujud dengan kematian seseorang karena tanganmu, tetap kamu bukan tuhan, dan tunggu balasannya.  

Rabu, 19 April 2017

Setidaknya, tuntas sudah untuk urusan ahok!

Kemarin saya sengaja nongkrong di depan Te Ve di siang hari, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan,apalagi dengan kondisi kaki saya yang seperti ini.  Saya paksakan cari posisi yang bisa nyaman sehingga tidak menimbulkan rasa pegal karena aliran darah dari kaki tidak lancar ke arah jantung yang menyebabkan kaki bengkak dan mengeras. Sehingga untuk itu beberapa posisi selalu berganti-ganti untuk menikmati tayangan Te Ve dan kenyaman kaki.

Ya, saya paksakan karena saya ingin menonton penghitungan cepat PILGUB DKI yang sangat menghebohkan itu.  Yang membuat antara teman, saudara, bahkan mungkin kolega bisnis menjadi renggang hubungannya karena berbeda pilihan.  Yang luar biasa karena walau pilgub dki tetapi semua orang yang berkepentingan tetapi tidak tinggal di jakarta juga ikut terlibat.  Maksud berkepentingan di sini karena salah satunya berhubungan dengan keyakinan dan ada juga yang berkaitan dengan kepartaian.  

Yang berhubungan dengan keyakinan walau sudah dikatakan para ulama bahwa memilih pemimpin di luar keyakinan (Islam) adalah dilarang keras, haram, yang akan mengakibatkan kondisi keimanan seseorang menjadi tercoret ke dalam posisi yang sangat merugikan dirinya, tetapi ada juga orang yang ngotot untuk tetap memilihnya. Yang luar biasa karena ada sebagian elit-elit politik bahkan yang punya pemahaman keagamaan yang di atas rata-rata juga mendukung calon pemimpin yang berbeda agama, entah karena motif apa, silahkan anda terjemah sendiri.  Dan yang lebih hebat lagi, seperti nya ada statement kalau kita memilih pemimpin yang sesuai dengan keyakinan kita, terutama untuk umat islam dikatakan mereka bersikap intoleran, yang justru tidak kenakan kepada umat yang lain.  O, o......

Yang berhubungan dengan kepartaian, banyak yang tidak mempedulikan status keyakinannya, tetapi karena partainya mendukung sang calon yang berbeda keyakinan (Ahok), dia tetap pada keputusan sang partai.  Apalagi ada partai yang memang untuk mengkonsentrasi anggota partainya di seluruh ndonesia untuk memenangkan calon yang didukungnya.  Terakhir terlihat bagaimana Jakarta dibanjiri sembako dan baju gratis (bahkan mungkin uang), dengan maksud mencuri hati masyarakat Jakarta untuk memilih calon partainya, yang sebenarnya hal ini sudah melanggar aturan pilkada itu sendiri.

Kembali ke acara nonton, karena ada teman group wa yang tidak bsia menyaksikan acara di Te Ve, sehingga saya pun menjadi kepanjangan laporan dari acara itu ke postingan wa.  Setiap ada perubahan angka, selalu saya laporkan, hingga posisi data yang masuk 80 % dengan perbedaan suara yang cukup jauh hampir 20 persen., nampaknya kekalahan ahok sudah tidak bisa dipungkiri.  Saya pun lega karenanya, setidaknya, tuntas sudah untuk urusan ahok dalam pilgub dki ini.  Urusan selanjutnya adalah urusan KPUD.  Apakah akan ada sesuatu yang terjadi yang luar biasa yang membaliknya hitungan cepat yang ada???!!!! entahlah.......

(Berikutnya hutang ahok adalah menuntaskan penistaan agama yang sedang berlangsung di pengadilan.  Itu satu sisi yang lain......................)))))


Entah mau jadi apa mereka?

Terdengar suara grendel pintu besi di depan rumah berbunyi, tanda seseorang ingin membukanya.   Jam masih menunjukkan sekitar jam 6 pagi, suasana jalanan masih sepi, derit kehidupan belum begitu ramai terdengar. Saya pun kasih tahu ibu untuk melihat siapa itu gerangan. Memang sebelumnya terdengat langkah orang yang mendatangi rumah.  Tetapi ternyata yang dimaksud orang di sini adalah anak kecil berumur sekitar 8 tahun.  Karena sedang tidak memakai kerudung, Ibu pun berteriak dari dalam rumah menanyakan ada maksud apa, setelah menyebutkan nama si anak itu.  Rupanya dia mau mendaftar untuk belajar mengaji nanti siangnya.  Kejadian ini sudah dua hari berturut-turut. 

 Dia ingin berada diurutan pertama, biasanya dia dengan adiknya selamanya selalu berada di urutan pertama untuk belajar mengaji dan membaca untuk adiknya (karena belum sekolah), tetapi mereka mendaftar nanti setelah sholat dhuhur selesai, mereka datang dan menulis namanya yang telah disediakan ibu di luar. Tapi entah, mungkin karena teman-temannya juga ikut berlomba untuk menjadi urutan pertama, dia datang pagi-pagi sekali.

Saya perhatikan anak ini dan adiknya, nampaknya mempunyai kemampuan di atas teman-temannya, seperti yang ibu bilang juga ke saya terutama adik perempuannya itu, sebutlah si B.  Si B ini, belum masuk usia sekolah bahkan untuk tingkat Taman kanak-kanak, ya sekitar 4 tahunan. Berawal dari belajar mengaji, terus ibu bilang sama ibunya ketika melihat kemampuannya untuk dibelikan buku belajar membaca huruf latin.  Sewaktu saya duduk di sekitar mereka yang sedang belajar, saya kaget juga ketika dia belajar membaca huruf latin, dia sudah mampu membaca, walau pelan-pelan tapi sudah mengerti huruf mati dan kata-kata yang susah. Bagi saya itu sungguh luar baisa dengan umur yang masih anak-anak tapi kemampuannya sudah seperti itu.  

Kakaknya, tarohlah sebut si A, dulu saya biasa sama anak-anak yang suka mengaji di rumah, kalau akhir tahun atau pertengah tahun dimana mereka menerima rapor sekolah, saya selalu bilang siapa yang menadapat rangking satu di sekolahnya.  Kalau ada yang dapat saya kasih uang.  Sayang jarang sekali, bahkan boleh dibilang tidak ada, kecuali pernah satu kali si A ini. Teman-temannya bilang si A rangking. Jadi saya kasih uang beberapa ribu rupiah, terlihat senyum senang di wajahnya.  Hanya sayang berikutnya rangking satunya tidak pernah lagi dia capai. Di sinilah persoalannya!!!

Mereka berasal kalangan rakyat biasa yang orangtuanya rata-rata pekerja kasar, tukang, supir, pabentor dan lainnya, untung-untung mereka memperhatikan sekolah anak-anaknya, tetapi itu pun hanya sekedar menyekolahkan tanpa membimbingnya.  Apalagi pergaulan di lingkungan kami kurang begitu baik untuk perkembangan mereka.  Bahkan ada orangtua yang tidak peduli bahwa anak itu harus sekolah, ketika ada kemalasan dalam diri anak untuk pergi sekolah, si orangtua juga tidak mempedulikannya sehingga masih kelas awal sd sudah putuh sekolah.  Alasam yang lebih luar biasa, mereka akan tetap hidup walau tidak sekolah. ckckck.....

Si A dan si B, yang punya potensi menjadi anak pintar, termasuk anak-anak yang kurang beruntung dalam perhatian orangtua untuk sekolah anaknya.  Karena kakak-kakaknya terutama yang paling besar, sang bapak tidak mau lagi membiayai anaknya ketika masuk Sekolah tingkat atas, padahal menurut ibu punya kemampuan juga dan anaknya baik, artinya tidak terpengaruh lingkungan. Tapi karena sikap bapaknya seperti itu akhirnya si anak ini bergaul dengan teman-teman pengngguran lainnya dan terjerumus ke dunia isap lem, entah yang lainnya (minum-minum dan obat-obatan!!)

Sayang sekali, bagaimana nantinya dengan si A dan si B, si sulung sudah seperti itu, adiknya si sulung karena tidak pernah di kasih uang jajan lagi akhirnya dia bekerja di tempat cuci motor dan dengarnya putus sekolah juga.  Tetapi sisi baiknya si anak kedua ini, selalu menyimpan uang hasil mencuci motornya dengan cara dititipkan di ibu di rumah. Bagaimana pergaulannya? kadang dia pun suka mengisap lem!!!!

Kami berusaha untuk anak-anak disekitar lingkungan kami supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak baik dengan menanamkan pengertian melalui mengajarkan mengaji dan menghafal al-Quran.  Dengan bekerja sama dengan lembaga keuangan yang ada, bagi mereka yang rajin mereka mendapatkan bea siswa yang bisa menutup uang jajan mereka walau tidak seberapa.  Ah, mudah-mudahan semangat belajar si A dan Si B dan tetap sitiqomah bisa mempertahankan mereka di jalur yang benar, bahkan kalau bisa tetap sekolah hingga yang paling tinggi.  Dan semoga kedua orangtuanya terutama bapaknya ada perhatian sedikit lebih kepada mereka dalam masalah pendidikan anaknya.  


Selasa, 04 April 2017

Kejutan lain setelah Raja Salman, Dr. Zakir Naik.

Bagi saya, kedatangan Dr. Zakir Naik ke Indonesia adalah berkah tersendiri bagi bangsa Indonesia khususnya bagi umat Islam setelah kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi.  Kita tahu bersama bahwa Dr. Zakir Naik adalah ulama  internasional yang pengusaan ilmu agamanya tidak hanya mencakup tentang agama Islam saja, tetapi juga agama-agama lainnya, seperti budha, hindu dan kristen.  Terlepas apakah karena beliau dari India, yang mayoritas beragama hindu, tetapi dari uraian mengenai kehidupannya jelas bahwa beliau banyak berguru kepada ulama Ahmad Deedat yang memang terkenal dengan pengetahuan yang sama yang dikuasai oleh Dr. Zakir Naik sekarang.

Point lain, sudah umum bahwa di mana-di mana Dr. Zakir Naik berceramah beliau akan mengundang bukan hanya kaum muslimin juga tetapi juga kaum agama non muslim. Kaum agama non muslim ini akan diberi kesempatan untuk diberi kesempatan dalam sesi tanya jawab, yang efeknya dari tanya jawab itu banyak dari kaum non muslim yang otomatis masuk Islam, atau setidak membuka fikiran mereka tentang Islam yang baru dari pandangan mereka selama ini. Pasti, yang tidak berubah pandangannya pun pasti ada.  Tapi bagi saya lebih dari itu, baru pertama kali tampil di Indonesia di auditorium UPI di Bandung, permasalahan up to date yang terjadi di indonesia ini adalah adanya pandangan kaum muslimin yang terpecah kepada masalah kepemimpinan non Muslim (kasus pilgub DKI Jakarta, yang salah satu calonnya adalah Ahok yang beragama kristen) Dan ini mengemuka juga pada ceramahnya beliau di Bandung itu karena ada pertanyaan dari hadirin.

Kita umat Islam selalu diributkan dengan surat Al-Maidah ayat 51, antara yang berpandangan tidak boleh dan yang berpandangan boleh memilih pemimpin non muslim.  Yang luar biasa ini hingga menyerempet ke orang-orang yang dibilang ulama, hingga mereka berani mengatakan bahwa ayat itu sudah tidak berlaku lagi.  Tetapi Dr. Zakir Naik menjawab sungguh sangat sederhana tentang permasalahan ini, BUKAN UNTUK ANDA (NOT FOR YOU). Bukan untuk anda jika anda tidak mempercayai surat Al-Maidah ayat 51 itu. Beliau mengulas memang bahwa kata Aulia dalam ayat itu bisa ditafsirkan pemimpin, teman baik, penolong.  Di ayat lain dikatakan bahwa kita umat Islam harus berbuat baik kepada kaum non Islam, tetapi dalam masalah yang satu ini seperti yang tercantum dalam surat Al-Maidah ayat 51 jelas tidak boleh menempatkan mereka dalam posisi itu apalagi kalau memang ada pilihan dimana pilihan itu ada umat Islam nya.

Kalau kita tidak mempercayai Al-Quran sebagai sumber kebenaran, entah kita ber-KTP islam, Al-Quran itu bukan untuk kita.  Jadi apa jadinya kalau kita tidak mempercayai Al-Quran sebagai pemandu hidup di dunia ini?




Minggu, 02 April 2017

Musibah, yang tidak pernah diperkirakan. (episode 3)

Hari ke duapuluh lima.

Dengan mengucapkan bismillah, saya buka rangkaian bambu penahan kaki.  Beberapa pertimbangan saya ambil, yaitu :

(1) otot-otot kaki, terutama betis sudah semakin terkoordinasi, saya sudah bisa memutarkan kaki dan tidak perlu bantuan tangan, kalau ada hanya sedikit untuk menarik ke bagian atas.
(2) Mengerasnya sambungan tulang yang patah sudah melewati waktu yang disampaikan tukang urut tulang yaitu hari ke 20.
(3) Kulit disekitar rangkaian bambu semakin mudah gatal bahkan -berdasarkan fikiran saya yang awan terhadap masalah kedokteran- karena lama tidak kena air mandi (dibersihan, sabun dll) maka beberapa titik timbul bisul.  Nah, ini juga boleh jadi salah satu dampak lain dari patah tulang yang saya alami dengan proses penyembuhan seperti ini. Yang lainnya akan saya uraikan nanti.

Terasa ringan setelah saya buka rangkaian bambu yang selama ini menjadi penahan dalam proses penyembuhan patah tulang saya.  Terlihat kalau saya bandingkan dengan kaki kanan, bengkak di sekitar patah tulang masih ada, walau rasa sakit sudah tidak ada.  Pergerakan kaki juga menjadi terasa ringan, walau saya belum berani untuk menekan di lantai.  Semoga ke depannya, Allah swt menyembuhkan kaki yang patah ini sebagaimana sedia kala, artinya saya bisa beraktifitas tanpa terhalang sesuatu.

Sakit-sakit sampingan, he-he...saya katakan seperti itu selama menjalani proses penyembuhan :

(1) Sakit punggung, terutama waktu tidur.  Karena kaki yang patah belum bisa bergerak bebas, sejak hari pertama kejadian saya hanya bisa tidur telentang.  Hal ini mengakibatkan saya cukup tersiksa karena sakit punggung atau tulang belakang.  Setiap malam, saya selalu terbangun karena itu walau saya coba untuk tidur agak malam, tetapi tetap sekitar jam 1 atau jam 2 malam saya terbangun. Yang parah kalau tidak salah malam mendekati hari ke 20, saya bangun tapi tidak bisa saya angkat tubuh ini untuk duduk di ranjang, hingga saya minta bantuan istri saya untuk mengangkat badan saya. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi, kalau terbangun apalagi kalau sampai mau buang air kecil saya bisa angkat badan saya untuk duduk.

Dengan izin Allah, masalah ini bisa diselesaikan dengan saya meminta istri saya menyemprotkan obat tulang yang dipakai untuk membantu kaki yang patah di sekitar punggung.  Alhamdulillah, paginya saya bisa bangun sendiri tanpa bantuan istri saya.

Namun hari ke duapuluh satu, ketika saya terbangun malam saya coba berfikir dan membuat kaki saya yang patah nyaman kemudian saya coba tidur menyamping ke arah kiri. Alhamdulillah, ternyata bisa, kaki kiri saya nyaman dan saya bisa tertidur dengan posisi miring sedikit.  Posisi ini, membuat istri saya kaget ketika saya tidur siang dengan posisi seperti ini. Apalagi hari ke dua puluh tiga koordinasi otot di sekitar kaki yang patah sudah semakin bagus.

(2) Saya termasuk orang yang tidak mau kena kipas angin kalau tidur malam bahkan tidak langsung kena sekali pun. Dan ini terbalik dengan istri saya yang selalu kegerahan.  Kadang diambil jalan tengah, kipas angin dengan putaran kecil mengarah ke istri saya, dan saya kadang masih dapat sedikit...ya tidak apa-apa! Tapi kalau sudah merasa kedinginan saya minta dimatikan, dan ini biasanya sudah lewat tengah malam dimana udara malam juga sudah dingin.

Entah karena ada pengaruhnya dari patah tulang kaki ini, saya mudah berkeringat terutama di punggung (boleh jadi tidur telentang terus), kaki kiri bagian bawah (jarang bergerak kalau tidur), juga di bagian leher.  Karena selalu berkeringat sehingga timbul yang dikatakan orangtua, biang keringat.  Akibatnya adalah gatal-gatal.  Awal-awal cukup enak menggaruk yang gatal-gatal itu, tapi lama-lama jadi lecet kulit, sehingga setelah menyadari ini saya tahan-tahan sedikit untuk menggaruk.  Untuk membantu itu saya lebih sering mandi dan menggunakan bedak untuk mengurangi gatal-gatal.

(3) Bisul yang muncul di sekitar kaki di bawah rangkaian bambu penahan.  Entah bagaimana timbul seperti itu, tetapi seperti yang sudah saya uraikan di atas yaa begitulah.  Yang kecil-kecil tidak seberapa sakitnya bahkan boleh dibilang tidak sakit sama sekali, tetapi ada dua titik di bagian bawah betis yang cukup besar dan ini terasa sakit kalau saya berdiri.  Kalau posisi tidur atau saya duduk di kursi dengan kaki saya selonjorkan  bisul itu tidak terasa sakit, tapi kalau saya berdiri dan kaki tergantung, waduh sakitnya, kadang saya lawan dengan sedikit-sedikit saya angkat kaki dan diluruskan kembali. Sakitnya sampai kaki gemeteran, tapi lama-lama hilang lagi.

Mungkin bagi pembaca ini bisa dihindari kalau kejadian seperi saya dengan selalu membersihkan rangkaian bambu itu dan jangan mudah menggaruh bagian yang gatal di sekitar kaki yang patah.

Itulah sakit-sakit sampingan yang timbul dari sakit yang sebenarnya. Teman-teman yang pernah mengalami kasus seperti saya, menilai bahwa proses penyembuhan cukup cepat. yaahh...bagaimanapun semuanya atas izin dari Yang Di Atas, alhamdulillah.  Namun saya juga, tidak hanya mengandalkan apa yang disampaikan tukang urut, ada tambahan atau cara yang saya pakai untuk mempercepat kesembuhan. (Ups....sudah dua puluh lima yaa lumayan lama juga sebenarnya, tetapi dari cerita yang lain termasuk cepat juga)

Di Episode berikutnya, saya akan saya sampaikan apa saja yang saya pakai dan gunakan untuk mempercepat proses penyembuhan itu. Insya Allah.