Senin, 23 Januari 2017

Tak perlu panik.....!!! Yuk hidup rukun di NKRI

oleh Hilmi Firdausi

Ceritanya ada orang panik,
Lihat ummat Islam begitu solid,
Dia tidak percaya, tidak menduga,
Ummat Islam Indonesia begitu militan membela agamanya.


Berbagai cara dilakukan oleh si Panik,
Dari menuduh ummat bayaran,
Sampai menghembuskan isu sektarian,
"Ayo jangan ke Arab-araban", kita ini Indonesia. Si panik lupa, agama mayoritas penduduk negeri ini turun di Arab.

Sebenarnya si Panik bukan anti Arab,
Toh si Panik pun suka plesiran ke Dubai,
Nonton F1 di Bahrain,
Bahkan mungkin nanti akan berbondong-bondong nonton Piala Dunia di Qatar.

Si panik itu sesungguhnya anti Islam, benci Islam, kenapa...karena mereka tidak mau "kenikmatan dunia" mereka dibatasi oleh syariat Islam. Mereka yang terbiasa dan suka menikmati aurat wanita, tidak suka kalau Islam mensyariatkan wanita berhijab sempurna. Mereka yang suka bermaksiat, pergi ke tempat-tempat maksiat, menonton pertunjukan maksiat, tidak ridho kalau kegiatan mereka nantinya ditiadakan. Dan masih banyak lagi ketidaksukaan mereka dengan Islam, karena si Panik yang cinta gemerlap dunia sangat bertentangan dengan Islam yang berorientasikan akhirat.

Si panik coba cari pendukung,
Dia giring orang-orang yang lemah imannya untuk mendukung...
Dia ajak muslim yang cuek dengan agama ikut bergabung...
Dia undang para selebritas untuk menggalang opini yang sama...

Tapi eh tapi, si Panik kembali gelagapan...
Para pembela Islam terlalu militan...
Ada Perusahaan membela si Panik dibuat bangkrut, produknya mati di pasaran.
Ada selebriti ketakutan minta maaf atas pernyataan "bodoh"nya.

Si panik kemarin kembali berulah...
Pendukung ulama difitnah bayaran...
Padahal amplop undangan yang dibagikan...
Dasar panik, segala cara dilakukan...malah membuat bodoh dan bohongnya makin kelihatan.

Mungkin si Panik masih optimis,
Mereka ingat beberapa tahun lalu berhasil menggiring opini publik, hingga jagoan mereka pun bisa naik...Eiiittt, itu dulu...ummat Islam masih "bobo cantik", beda dengan sekarang...jangankan muslim cyber army, tidak perlu anggota FPI, emak-emak berdasterpun ikut berjuang membela agamanya lewat dunia maya. Seluruh elemen muslim (sejati) dari atas hingga bawah bersatu padu membuat opini sendiri...opini kebenaran, opini bahwa Islam itu besar, ummat Islam itu kuat, ummat Islam itu cerdas, ummat Islam itu cinta Al-Qur'an, cinta ulama yang hanif di negeri ini...

Sudahlah...tak perlu panikmu membabi buta, Islam tak perlu kalian takutkan,
Islam itu indah, sejuk, damai, merangkul saudara-saudara bahkan yang tidak seiman.
Kami hanya bergerak jika pembenci Islam sudah keterlaluan, kalau kehormatan agama kami dipermainkan, kalau Al-Qur'an kami dinistakan, kalau ulama panutan kami dikriminalisasi...

Jika anda mau damai, berhentilah menyerang kami, menyakiti kami...yuuk kita hidup rukun di NKRI...ingat, muslim itu seperti lebah, hidupnya bermanfaat, diam jika tidak diganggu...TAPI, jika ada yang mengusik, kami akan berikan sengatan terkuat !!! Camkan itu !

Kajian Hilmiyah
IG/Twitter : @hilmi28

(Abu Humam shared Hilmi Firdausi's post)

Minggu, 15 Januari 2017

MUI, siapakah gerangan?

Akhir-akhir ini MUI (Majlis Ulama Indonesia) menjadi sorotan, baik dari orang-orang yang mendukungnya maupun dari orang-orang yang nyinyir kepadanya.  Apalagi setelah muncul kasus penistaan agama yang dilakukan seseorang yang berstatus sebagai pejabat dan sedang dalam proses maju sebagai calon dalam pemilihan gubernur untuk wilayah DKI, yaitu yang dikenal dengan nama Ahok. Orang-orang yang mendukung MUI tidak akan bergerak untuk menuntut penengakan hukum atas kasus penistaan agama itu kecuali bahwa MUI sebagai representasi umat sudah menyatakan (fatwa) bahwa Ahok telah  meninstakan agama mereka.  Semetara orang-orang yang nyinyir kepada MUI menyatakan bahwa yang intinya fatwa MUI itu tidak benar dan yang dilakukan Ahok bukan merupakan penistaan agama.

Adanya pandangan yang berbeda itu tentu bagi kita masyarakat awam akan mempertanyakan apa dan siapa itu MUI?

Kalau kita buka web MUI maka akan terlihat tujuan, fungsi dan latar belakang dibentuknya MUI.

Majelis Ulama Indonesia bertujuan untuk terwujudnya masyarakat yang berkualitas (khaira ummah), dan negara yang aman, damai, adil dan makmur rohaniah dan jasmaniah yang diridhai Allah Swt (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Untuk mencapai tujuannya, MUI melaksanakan berbagai asaha, antara lain memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat, merumuskan kebijakan dakwah Islam, memberikan nasehat dan fatwa, merumuskan pola hubungan keumatan, dan menjadi penghubung antara ulama dan umara

Majelis Ulama Indonesia berfungsi sebagai wadah yang mewakili umat Islam dalam hubungan dan konsultasi antarumat beragama.

Keragaman dan Kemajemukan dan Keragaman Umat Islam.

Ulama Indonesia menyadari, kemajemukan dan keragaman umat Islam dalam pikiran dan paham keagamaan merupakan rahmat bagi umat yang diterima sebagai pelangi dinamika untuk mencapai kebenaran hakiki. Tak ada alasan untuk berpecah-belah hanya oleh perbedaan pendapat pada hal-hal khilafiyah.

Khusus mengenai komisi fatwa, saya dapatkan info yang lebih detail yang saya dapatkan dari status teman di facebook, silahkan dibaca dan diresapi.

Khairul Anwar
*MENGENAL KOMISI FATWA MUI*

(biar kaum muslimin anggap enteng dan meremehkan MUI)
●● *tak kenal maka tak sayang*

Anggota Komisi Fatwa dalam kepengurusan MUI Periode 2015-2020, hasil Munas di Surabaya,...komisi fatwa ada di urutan pertama.

Anggota Komisi Fatwa MUI berjumlah 67 orang, terdiri dari 12 orang Guru Besar, 32 doktor di berbagai bidang hukum dan keIslaman, serta pimpinan lembaga fatwa ormas Islam, pimpinan pondok pesantren, pimpinan perguruan tinggi Islam, serta ahli hukum dan bidang2 terkait.

Di level pimpinan, latar belakang akademik pimpinan Komisi Fatwa menunjukkan kompetensi yang membuat kita semakin tak berani untuk meragukannya.

Ketua Komisi Fatwa, Professor Doktor Hasanudin Abdul Fattah adalah Guru Besar bidang ushul fiqih, filsafat hukum Islam asal Banten. Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, juga Dosen Pascasarjana.

Sekretarisnya, Doktor Asrorun Ni'am Sholeh Lc, MA, doktor di bidang Ushul Fiqh. Ulama muda dengan beragama prestasi, mengenyam pendidikan di berbagai pesantren, pernah belajar langsung kepada Syaikhul Azhar Prof. Dr. Ahmad al-Tayyib. Ia jg pernah belajar di National University of Singapore (NUS) dan John Hopkins University Baltimore USA. Untuk semangat kebangsaan, tak diragukan lagi, ia Alumni Pendidikan kepemimpinan nasional paling prestisius, PPSA XX Lemhannas RI, termuda di angkatannya. Di jajaran Wakil Ketua, ada Kyai Malik Madany, Ulama ahli fikoh senior, Mantan Katib Am Syuriyah PBNU, Dosen dan mantan Dekan Fak Syariah UIN Yogyakarta.

Ada Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, guru besar bidang Ushul Fikih yang merupakan tokoh Muhammadiyah. Ada Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, guru besar hukum Islam yang juga sarjana dan master hukum.

Ada juga Wakil Ketua LBM PBNU. Di Wakil Sekretaris, ada Guru Besar bidang hukum Islam dan ahli hukum ekonomi Syariah, Guru Besar UIN Bandung, yang pernah menjabat sebagai Ahli di Mahkamah Agung. Ada juga Wakil Ketua LBM PBNU dan pimpinan Pesantren Darurrahman Jakarta. Ada Ahli Astronomi dari Pimpinan Muhammadiyah, ada juga dari PB al-Washliyah. Latar belakang keilmuan serta akademik anggota Komisi Fatwa juga sangat beragam.

Ada Ahli tafsir, mantan Rektor Institut Ilmu Al-Quran, Dr. KH. Ahsin Muhammad. Ada guru besar hukum Islam Universitas Indonesia, Prof. Dr. Uswatun Hasanah.

Ada Direktur Pascasarjana IIQ Dr. KH. Munif Suratmaputra, MA. Ada Guru Besar bidang linguistik, bidang hukum, bidang hadis, bidang fikih, bidang tafsir, bidang filsafat hukum Islam.
Ada juga peneliti hukum, ada juga hakim serta ahli hukum dari Mahkamah Agung, serta dari Kementerian Hukum dan HAM.

Ada juga Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Prof. Dr. Syamsul Anwar, Pimpinan Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Pimpinan Lembaga Fatwa PB al-Washliyah, PUI, DDI, Persis, al-Irsyad, Rabithah Alawiyyah, dan berbagai ormas Islam lainnya.

Ada juga pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum Perguruan Tinggi Islam terkemuka, seperti UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Bandung, IAIN Banten, PTIQ, IIQ, Uniersitas Asy-Syafiiyyah, Universitas Indonesia, serta pimpinan dan alumni pondok pesantren terkemuka seperti Lirboyo, Ploso, Kajen, Tebuireng, Gontor, Padangpanjang, al-Khoirot, Buntet, Cipasung, Sarang, Langitan, Krapyak, Tambakberas, Garut, dan sebagainya .

Melihat latar belakang keilmuan orang2 yang berada di balik Komisi Fatwa MUI, maka saya menyerah. Tiada daya dan argumen lagi untuk meragukan kredibilitas dan kompetensi mereka dalam menetapkan fatwa dan karenanya saya tidak kuasa untuk mendegradasi fatwa2 yang dihasilkan. Tidak ada pilihan kecuali untuk menerimanya sbg panduan dan tuntunan bagi saya. sami'na wa atha'na....
_____________🌺🇮



Keragaman dan Kemajemukan dan Keragaman Umat Islam


Ulama Indonesia menyadari, kemajemukan dan keragaman umat Islam dalam pikiran dan paham keagamaan merupakan rahmat bagi umat yang diterima sebagai pelangi dinamika untuk mencapai kebenaran hakiki. Tak ada alasan untuk berpecah-belah hanya oleh perbedaan pendapat pada hal-hal khilafiyah

Minggu, 08 Januari 2017

Menjadi matang dan mengerti kehidupan.

Tantangan yang kita hadapi (tentu tanpa mengingkari pertimbangan dari sekeliling kita) akan menjadikan kita lebih mengerti tentang kehidupan dan semakin matang (dewasa). Guru saya bilang H2N : HADAPI, HAYATI DAN NIKMATI.

Hhhmmmm....bagaimana mau menghayati dan menikmati, sedangkan menghadapi saja kita tidak berani. Dan boleh jadi sesuatu yang NIKMAT di akhir itu bukan sesuatu yang ENAK di awalnya. Akan penuh perjuangan dan pengorbanan, bahkan untuk sesuatu yang kita cintai...tetapi semuanya insya Allah akan kembali dengan kenikmatan yang bernilai lebih

Kesempatan dan peluang tidak datang dua kali, disinilah kita belajar untuk menilai apakah itu (kesempatan dan peluang yang ada) pantas untuk kita.


Jumat, 06 Januari 2017

Untuk Pemimpin : Umar sejelek-jelek kepala negara, apabila Umar.....

 Khalifah Umar: "Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan"


Khalifah Umar: "Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan"
Berita Islam 24H - Salah satu tujuan ditegakkannya wilâyah (pemerintahan) adalah menyejahterakan rakyat. Seorang waliyul amri (pemimpin) bertugas menciptakan kesejahteraaan rakyat melalui kebijaksanaan yang diambilnya. Dalam masalah ini peran waliyul amri sangat besar, tanggung jawab ini berada di pundaknya. Kelak ia akan ditanya tentangnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ كُلُكُمْ رَاع، وَكُلُكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Imam (waliyul amri) yang memerintah manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyatnya.” [Shahihul-Bukhâri]
Jangan sampai ada seorang rakyatnya yang terlantar apalagi mati kelaparan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafâur Râsyidîn sebagai pemimpin telah memberikan teladan yang baik dalam menyejahterakan rakyat.
Sebagai contoh, Amîrul Mukminîn Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, pada masa paceklik dan kelaparan, ia Radhiyallahu ‘anhu hanya makan roti dan minyak sehingga kulitnya berubah menjadi hitam. Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.”
Pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu terjadi musibah paceklik pada akhir tahun ke 18 H, tepatnya pada bulan Dzulhijjah, dan berlangsung selama 9 bulan. Masyarakat sudah mulai kesulitan. Kekeringan melanda seluruh bumi Hijaz, dan orang-orang mulai merasakan sangat kelaparan.
Tahun ini disebut juga tahun ramadah karena permukaan tanah menjadi hitam mengering akibat sedikitnya turun hujan, hingga warnanya sama dengan ramad (debu). Pada saat itu daerah Hijaz benar-benar kering kerontang. Penduduk-penduduk pedesaan banyak yang mengungsi ke Madinah dan mereka tidak lagi memiliki bahan makanan sedikitpun. Mereka segera melaporkan nasib mereka kepada Amîrul Mukminîn Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu. 
Umar Radhiyallahu ‘anhu cepat tanggap dan menindaklanjuti laporan ini. Dia segera membagi-bagikan makanan dan uang dari baitul mâl hingga gudang makanan dan baitul mâl kosong total. Dia juga memaksakan dirinya untuk tidak makan lemak, susu maupun makanan yang dapat membuat gemuk hingga musim paceklik ini berlalu. Jika sebelumnya selalu dihidangkan roti dan lemak susu, maka pada masa ini ia hanya makan minyak dan cuka. Dia hanya mengisap-isap minyak, dan tidak pernah kenyang dengan makanan tersebut. Hingga warna kulit Umar Radhiyallahu ‘anhu menjadi hitam dan tubuhnya kurus; dan dikhawatirkan dia akan jatuh sakit dan lemah. Kondisi ini berlangsung selama 9 bulan.
Umar Radhiyallahu ‘anhu selalu mengontrol rakyatnya di Madinah pada masa peceklik ini. Umar Radhiyallahu ‘anhu tidak menemukan seorangpun yang tertawa, ataupun berbincang-bincang di rumah sebagaimana biasanya. Umar Radhiyallahu ‘anhu tidak pula menemukan orang yang meminta-minta. Dia bertanya apa sebabnya, lalu ada seseorang yang berkata kepadanya: “Mereka pernah meminta tetapi tidak ada yang dapat diberikan, akhirnya mereka tidak lagi meminta.
Sementara mereka benar-benar dalam keadaan yang menyedihkan dan sangat memprihatinkan, sehingga mereka tidak lagi bisa berbincang-bincang ataupun tertawa.”
Akhirnya Umar Radhiyallahu ‘anhu mengirim surat kepada gubernurnya Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu di Bashrah (Irak) yang isinya: “Bantulah umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam! Mereka hampir binasa.” Setelah itu ia juga mengirim surat yang sama kepada gubernur ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu di Mesir. Kedua gubernur ini mengirimkan bantuan ke Madinah dalam jumlah besar, terdiri dari makanan dan bahan pokok berupa gandum. Bantuan ‘Amru Radhiyallahu ‘anhu dibawa melalui laut hingga sampai ke Jedah, kemudian dari sana baru dibawa ke Mekkah dan Madinah.
Abu Ubaidah Radhiyallahu ‘anhu pernah datang ke Madinah membawa 4000 hewan tunggangan yang dipenuhi makanan. Umar Radhiyallahu ‘anhu memerintahkannya untuk membagi-bagikannya di perkampungan sekitar Madinah. Setelah selesai menjalankan tugasnya, Umar Radhiyallahu ‘anhu memberikan uang sebanyak 4000 dirham kepadanya, namun Abu Ubaidah Radhiyallahu ‘anhu menolaknya. Tetapi Khalifah Umar Radhiyallahu ‘anhu terus memaksanya hingga akhirnya ia mau menerimanya.
Sebagai bentuk kepedulian Umar Radhiyallahu ‘anhu terhadap nasib rakyatnya pada masa paceklik ini, ia keluar melakukan shalat istisqâ’ (shalat minta hujan). At-Thabarani rahimahullah meriwayatkan dari Tsumâmah bin Abdillâh bin Anas Radhiyallahu ‘anhu , dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Umar Radhiyallahu ‘anhu keluar untuk melaksanakan doa minta hujan. Dia keluar bersama al-Abbâs Radhiyallahu ‘anhu, paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan memintanya berdoa minta turun hujan. Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ya Allah Azza wa Jalla sesungguhnya apabila kami ditimpa kekeringan sewaktu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, maka kami meminta kepada-Mu melalui Nabi kami; dan sekarang kami meminta kepada-Mu melalui paman Nabi kami Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Setelah itu keadaan berubah kembali menjadi normal sebagaimana biasanya. Akhirnya para penduduk yang mengungsi tadi, bisa pulang kembali ke rumah mereka.
Demikianlah hingga Khalifah Umar Radhiyallahu ‘anhu berhasil melewati masa-masa kritis itu dengan bijaksana. Dan dia menyelamatkan rakyatnya dari musibah kekeringan dan kondisi sulit itu melalui kebijaksanaannya yang tepat. [beritaislam24h.net / ppc]

(http://www.beritaislam24h.net/2017/01/khalifah-umar-akulah-sejelek-jelek.html)

Kamis, 05 Januari 2017

Nambah kerja dan doa dengan kopi

Awal tahun 2017, biasanya dan sudah umumnya jika berganti tahun muncul pengharapan bau...eh baru.  Harapan pekerjaan yang lebih baik, pendapatan yang lebih banyak, kesuksesan yang semakin waaahhh, rumah lebih bagus, motor yang lebih kereng, mobil semakin kinclong, bahkan mungkin ada yang mau nambah anak, pacar dan istri (ups....!!!). Semua doa kebaikan untuk tahun baru disampaikan dan dipanjatkan kepada Tuhan.  Tentu doa itupun akan disertai kerja yang semakin meningkat, semangat 45 yang tentunya lebih menggebu!!

Namun ternyata di sisi lain, fakta yang tidak bisa dibantah muncul di awal tahun 2017 ini, yang boleh jadi kalau tidak ada iman di dada mah akan menyurutkan semua pengharapan di atas tadi. Apa fakta itu?  Dimulai dengan kenaikan pajak bermotor (STNK dan BPKB) hingga (konon) 300 persen (Hiks benarkah? tapi di status fb sudah ada yang merasakannya!!), kenaikan berkala listrik menjadi 2 bulan sekali, dan terakhir muncul kenaikan BBM!! Aduh kodon...... sebagian besar tentu akan bertanya kenapa bisa begini? Bagaimana dengan keluarga, anak-anak, yang sudah merasa sangat susah akan ditambah lagi kesusahannya dengan munculnya kenaikan seperti itu.  Ya....karena kenaikan seperti BBM akan berdampak kenaikan harga di sektor lainnya, berarti beban hidup akan semakin bertambah dan mungkin besar akan semakin susah.  Orang-orang kecil yang terbantu dengan adanya sepeda motor untuk aktifitas sehari-hari akan terbebani pembayaran pajak yang biasanya bayar 200 ribuan akhirnya harus bayar 700 ribuan. Glek!! Belum lagi rekening listrik....ah rasanya seperti tidak berkata-kata lagi.

Hhhmmm... syukurnya karena kita semua masih mempunyai keimanan semua fakta yang mengejutkan di atas tadi, kita jadikan sebagai tantangan yang harus dihadapi.  Kan tidak enak juga kalau mau mengejar pengharapan kalau tidak ada tantangan dan rintangan yang menantang...anak muda bilang.....enteng bro!!!  Kalau ada tantangan dan rintangan yang menantang dan kita tetap fight, maju teyusss, dan kemudian kita menang dalam arti semua harapan kita genggam...kan rasanya lebih sangat berarti, puaaaas banget, akhirnya anak gaul akan teriak : ....Yes!!! (sambil kepalkan tinjunya ke langit-langit!!)

Kelebihan adanya keimanan karena kita mengantung semuanya kepada Tuhan yang di atas sana, doa kan selalu dipanjatkan dalam setiap langkahnya, lepas dari semua itu karena kita yakin bahwa ini semua hanya cobaan tentang keimanan kita pada-Nya.  Tuhan tidak akan mencoba atau menguji keimanan hamba-Nya yang diluar kemampuannya.  Pasti semua itu, fakta yang ada di awal tahun ini plus kesulitan hidup selama ini, adalah cobaan dan ujian yang masih dalam batas kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita semua. Kalau sudah begitu kemenangan yang didapat kalau kita lolos dalam ujian ini yang berarti pengharapan yang kita canangkan tercapai dalam genggaman, tidak membuat kita bergembira secara berlebihan, tidak bersikap sombong seolah karena tangan dan keahlian kita bisa lolos dari jeratan tantangan, tapi semata-mata kekuasaan Tuhan ada didalamnya. Rasa syukur akan muncul dalam pustaka kehidupannya.

Jikalau pun kemenangan tidak didapatkan, karena keimanan ada dalam dada tidak akan membuat seseorang frustasi karenanya, tidak akan jatuh terjerembab di dalam penyesalan yang berlebihan.  Tetapi semuanya dikembalikan kepada Tuhan yang memang mengatur semua kehidupan ini.  Boleh jadi semua itu justru akan menambah keimanan kita jadi semakin huebat, tebal dan kuat. Tidak mudah goyah hanya persoalan dunia yang kecil ini.

====

Heeiii Bro!! kenapa judulnya seperti itu, apa hubungannya dengan kopi???!!

He-he......maaf, maaf!!  Logikanya kalau tantangan semakin besar, tentu kerja dan doanya akan bertambah.  Kerja nambah tentu butuh energi berlebih untuk melaksanakannya, supaya kondisi tubuh tetap sehat dan fit.  Nah, energi itu bisa didapatkan dari kopi!! Loh?  Tenang, tenang....kopi ini bukan kopi sembarang. Ini kopi bisa nambah energi untuk kita bekerja lebih semangat (doping men he-he....)! lihat dulu gambarnya Bro di bawah ini.




Ini kopi, Dickoffie sudah tercatat di dinas kesehatan, hanya memang kopi ini tidak boleh untuk orang-orang yang mempunyai tekanan darah tinggi, yang mempunyai penyakit jantung dan yang pernah stroke.

Yang hebat juga kopi ini akan memberikan ketenangan kepada kehidupan suami istri  (ssstttt.... jangan keras-keras!!).  Yaa....seimbanglah kerja keras selama siang hari, tidur tenang di malam hari. ckckck.....

Kehebatan kopi ini tercermin dari nilai harganya.  Barang bagus pasti harganya juga bagus toh! Akan menjadi pertanyaan besar kalau dibilang barang bagus tapi harganya murah dibandingkan yang lain yang kualitasnya di bawahnya, begitu pula sebaliknya.  Kalau harga mahal tetapi kualitasnya tidak bagus berarti itu penipuan.

Kemasan 1 dus isi 12 sachets.  Harga 1 dus = 700 ribu, per sachets = 60 ribu.

Berminat :

WA : 08124264750

====

Gile lu bro, katanya orang lagi pada sulit, ee...elu jualan barang mahal lagi!!!

tenang, tenang..... rizki itu sudah diatur Yang di atas.  santai saja, mau...ambil, tidak mau...yaa jadi pengetahuan kan bagus juga toh!!!






Rabu, 04 Januari 2017

Kasihannya Presiden ku

Tidak bisa dipungkiri bahwa presiden jokowi bisa terpilih jadi presiden indonesia yang ke tujuh karena ada peran sosial media (sosmed) di dalam prosesnya.  Bagaimana para pendukungnya gencar melakukan promosi tentang dirinya bahwa pak jokowilah yang pantas menjadi presiden bahkan kadang secara langsung juga menjelekkan lawan tandingnya yaitu prabowo.  Tentu hal ini untuk menarik massa yang masih abu-abu dalam proses pemilihan presiden pada waktu itu.  Dan ini cukup berhasil, terlepas dari adanya isu bahwa pemilihan presiden itu penuh kecurangan.

Sejalan dengan perjalanan waktu sejak dilantik jadi presiden, yang hingga saat ini sudah menginjak tahun kedua, perang di sosmed antara pendukung jokowi dan yang kontra beliau (yang sisi ini belum tentu juga sepenuhnya pendukung prabowo) masih tetap berlangsung.  Apalagi itu, perang di sosmed, digoreng oleh isu-isu hingga boleh jadi fakta, kebijakan yang muncul, menjadi semakin dahsyat. Caci maki semakin tidak ada batasnya dan terasa sangat vulgar didengarnya.  Walau itu di dunia maya namun kelihatannya sangat terasa di hati para penggiat sosmed itu. Mereka seolah tidak peduli dengan UU ITE tentang ujaran kebencian yang akan dikenakan kepada pelaku dan penyebarnya.  Hingga akhirnya pak presiden meminta kepada kepolisian untuk menangani kasus-kasus ini.  (Tuh kan, presiden pun rasanya tidak tahan dengan hal itu)

Dua tahun dari jatah lima tahun memimpin Indonesia adalah sebagai dasar legimitasi untuk mengambil hati rakyat dan membuktikan bahwa dia pantas menjadi seorang pemimpin dari Indonesia yang besar ini, baik dari sumber daya manusia, alam, plurasitas kebangsaan, budaya dan agama.  Apalagi perolehan suara yang dicapai oleh pak jokowi tidaklah terlalu jauh dengan pak prabowo.  Dari aspek politik langkah yang diambil pak jokowi sungguh luar biasa, walau seolah menggunakan cara-cara orde baru tetapi akhirnya partai-partai yang tadinya menolaknya berubah menjadi partner dalam perjalanannya. Tentu proses itu tidak sekedar basa-basi tanpa ada saling kepentingan dan keuntungan. Seharusnya langkah politiknya ini berimbas atau dilanjutkan ke sektor lainnya, terutama masalah ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat banyak.  Karena kebanyakan masyarakat berfikiran bahwa kalau mereka hidup enak, nyaman dan sejahtera, maka mereka tidak akan peduli kepada urusan politik di atas, mau bagi-bagi kekuasaan kek, mau akting di depan media ketawa-ketiwi, cipika-cipiki kek dan lain sebagainya. Orang akan tersenyum senang dengan hidup dan kehidupannya serta pasti mereka tidak akan peduli kepada sekelompok kecil orang yang masih tidak puas akan kinerja presiden atau pemerintahnya. Bahkan justru mereka akan angkat jempol tinggi-tinggi dan mendukung serta melindunginya dari pihak-pihak yang nyinyir kepadanya.

Aaahhhh.....semoga kondisi di dunia maya tidak berlanjut ke dunia nyata. Artinya perang kata-kata tidak berlanjut perang fisik di dunia nyata.  Apalagi masalah terbesar adalah seperti yang diungkap Panglima TNI di acara ILC bahwa Indonesia nampaknya menjadi incaran negara-negara besar untuk menguasainya. Sepertinya isu ini bukanlah isapan jempol semata, karena Amerika sudah siap di pangkalannya di Australia, sementara China melalui pemimpinnya mengatakan akan masuk kalau peristiwa 1998 berulang di Indonesia.

Smoga pak Presiden ku masih mempunyai rasa patriotisme yang tinggi akan ke Indonesiaannya, sehingga bisa membuat langkah-langkah stategis yang menjauhkan kondisi caci maki di dunia maya menjadi sebuah pujian dan kebanggan rakyatnya, yang otomatis akan menghindari hal-hal yang lebih buruk terjadi di Indonesia tercinta ini.  


Senin, 02 Januari 2017

Berteman dalam perbedaan

Kemarin pagi saya berniat untuk ketemu teman lama yang memang sudah lama tidak bertemu.  Teman ini lebih tua dari saya, seorang keturunan china, dan beragama kristen.  Saya datang ke rumahnya berhubungan dengan temannya beberapa hari yang lalu atas rekomendasinya menelepon saya dan menanyakan tentang produk perikanan yang ada di Sulawesi Selatan ini yang dia tertarik untuk melakukan bisnis dari produk tersebut. Saya belum sempat ketemu dengan temannya dia itu, seorang perempuan dan keturunan china juga, dan sementara itu sedang pulang ke rumahnya di Bali (mungkin Natalan dan Tahun Baruan). Untuk itulah saya datang teman saya ini, sebutlah si X, mencari keterangan yang lebih banyak tentang temannya itu dan keinginan berbisnisnya.

Sepanjang jalan menuju ke rumah si X, saya lihat toko-toko di jalan masih pada tutup, timbullah keraguan saya apakah si X ada di rumahnya, oh iya rumahnya di pinggir jalan besar dan berbentuk ruko (rukonya dipakai usaha juga), apakah sedang liburan atau pesiar ke keluarganya. Saya sengaja tidak telephon dulu, karena saya juga ingin mencari udara segar daripada di rumah terus tidak kegiatan. Sesampai di depan rukonya baru saya telp.  Alhamdulillah ternyata ada di rumah.

Singkat cerita, si X pun menyambut saya dengan ceria dan kami duduk berhadapan di rukonya tanpa ada yang mengganggu. Seperti biasa obrolan tidak hanya berhubungan dengan niat saya datang ke sana tetapi melebar kemana-mana. Maklumlah si X ini, pandai bercerita dan pemahaman tentang kehidupannya yang dalam dibandingkan dengan teman-teman chinanya yang saya kenal.  Mulai masalah politik yang ramai saat ini, agama dan masalah hidup lainnya.

Di beberapa point kadang ada perbedaan pandangan dengan saya, tetapi saya tidak mencoba untuk membuat pembicaraan yang lebih panjang dalam perbedaan, seperti tentang Ahok dan Pemerintah yang dipimpin pak Jokowi saat ini terutama berhubungan dengan sepak terjang Habib Rizieq dan para ulama lainny, yang melakukan beberapa kali gerakan yang luar biasa menurut saya dalam mengumpulkan masa, bahkan saya cenderung lebih mendengarkan pemahamannya. Seperti tentang Ahok, dia katakan mesti saya sama-sama china tidak mesti saya langsung mendukungnya, tetapi apa yang dia perbuat selama ini ketika dia menjabat sebagai Gubernur yang menurut si X sangat positif.  Untuk masalah yang melilit Ahok saat, dia katakan untuk urusan agama itu adalah urusan masing-masing orang, kita tidak bisa menginvasi orang lain yang berbeda agama dengan agamanya.

Pandangan si X yang menurut saya berbeda dengan yang lainnya terutama dalam masalah kehidupan yang tidak melulu berhubungan dengan masalah uang saja, karena saya tahu dia selalu mempunyai teman yang mempunyai pemahaman tentang alam kehidupan ini yang lebih dari orang lain (semacam pembimbing spiritual), yang selalu dia berdiskusi tentangnya.  Dan saya tahu nama temannya itu tetapi lama sudah meninggal, tetapi dari pembicaraan yang asyik itu, rupanya dia punya teman baru yang mempunyai kemampuan yang sama dengan teman yang sudah meninggal itu.  Saya pun memancing supaya si X ini menyampaikan nama atau sosoknya.  Dia bilang, teman spiritualnya itu adalah seorang keturunan china juga, tapi dia bilang sekarang sudah masuk Islam bahkan kemungkinan sudah Haji juga. waahhhh......!! Tapi walau begitu si X ini tetap selalu berhubungan dengan teman spiritualnya itu karena bagaimana pun pemahaman si X jauh daripada temannya itu, banyak yang dia dapat ketika berdiskusi dengannya yang membuka wawasannya dan ketenangannya dalam hidup.

Tidak terasa hampir tiga jam kami mengobrol, dan suara adzan dhuhur sudah terdengar dari mesjid dekat rumahnya.  Saya fikir sudah waktunya pulang dan mengucapkan terima kasih kepadanya atas info tentang temannya itu yang mau berbisnis di Sulawesi Selatan ini. Di akhiri lambaian tangan dan pesan kalau ada waktu dia minta saya singgah lagi, saya pun meluncur ke Masjid terdekat untuk sholat berjamaah.


Minggu, 01 Januari 2017

Allah akan menanggung Rizkimu (seperti Bughats), jika...


BUGHATS (BURUNG GAGAK)
Ditulis ustadz Munari Abdillah

Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ

Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.

Apakah "bughats" itu?

Dan bagaimana kisahnya?

"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats". Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).

Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih. Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja. Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang. Lalu bagaimana ia makan dan minum...?

Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya. Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.

ماشاءالله

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh. Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri. Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.

... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا

...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam: "Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."

Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya. Mari introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat. Itulah sikap selayaknya seorang muslim.

اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)

Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahuwata'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nakmat. Perbanyaklah bersyukur dan beristiqfar agar kita disayang Allah Subhanahuwata'ala.

Selamat bekerja. Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini.

آمــــــــــــــــــين يا رب العالمين
والله أعلمُ بالـصـواب

Semoga ada manfaatnya.

باركالله فيكم

Sumber : Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia