BULAN-BULAN TERAKHIR, RASANYA SIBUK SEKALI. TUNTUTAN PEKERJAAN CUKUP MENYITA WAKTU DAN MEMBEBANI FIKIRAN, FISIK MAUPUN MENTAL. SEHINGGA UNTUK KEGIATAN LAIN -YAITU SESUATU SEBAGAI PELENGKAP UNTUK KEPUASAN BATIN KADANG TERLUPAKAN. TERMASUK SALAH SATUNYA MENGISI BLOG INI. SEBENARNYA BANYAK TITIK FIKIRAN YANG BISA DIAKTUALISASIKAN DALAM BENTUK TULISAN. APALAGI BARU-BARU INI HIRUK PIKUK, CARUT MARUT PEMILU MENGHIASI KEHIDUPAN KITA SEMUA. TAPI YAH MAU GIMANA LAGI, UNTUK ITU SAAT INI SAYA AKAN AMBIL DARI MEMORI UNTUK DITAMPILKAN DISINI, SEMOGA TARGET YANG TERBEBANKAN DALAM DIRI SETIDAKNYA TERPENUHI.
PUISI TANPA JUDUL
MALAM ITU,
KEMBALI LANGIT MENAMPAKKAN SENYUMNYA
KARENA REMBULAN DI UTARA SANA
WALAU HANYA SEBERSIT
BERSINAR TANPA BATAS YANG MENGHALANGI
ALAM NAMPAK SEMAKIN INDAH
DENGAN GEMERLAPNYA BUTIRAN BINTANG YANG BERSERAKAN.
AH….SAYANG,
AKU TAK MAMPU UNTUK MELUKISKAN KEINDAHAN TATAPAN ITU.
JIKA AKU SEORANG PENYAIR….
KAN KUPAPARKAN SEMUA ITU DALAM SYAIR-SYAIR YANG INDAH.
JIKA AKU SEORANG PENCIPTA LAGU….
KAN KUTULISKAN KENANGAN ITU DALAM BAIT-BAIT YANG MERDU.
JIKA AKU SEORANG PELUKIS….
KAN KULUKISKAN PESONA ITU DALAM CORETAN-CORETAN ADI WARNA.
DAN JIKA AKU SEORANG DRAMAWAN…
KAN KUGAMBARKAN FRAGMEN ITU DALAM DRAMA DUA BABAK YANG PENUH ROMANTIS MELANKOLIS.
TAPI, BIARLAH…..
AKU ADALAH AKU SENDIRI.
KAN KUSIMPAN SEMUA ITU DALAM RONGGA NUANSA-NUANSA ALAMI.
MALAM ITU,
TAMPAKNYA, TIDAK TERLALU SOMBONG KALAU KUKATAKAN
KEINDAHAN ITU MUNGKIN HANYA UNTUK KENIKMATI SENDIRI
HA…HA…HA….
YA, AKU BERDIRI DI ATAS DEK SEBUAH KAPAL KECIL DI TENGAH-TENGAH SAMUDRA
SEBATAS CAKRAWALA YANG MENGELILINGIKU
HANYALAH RIAKAN KECIL OMBAK SAMUDRA.
BURUNG CAMAR PUN YANG TERBANG KE SANA KEMARI DI SIANG HARI
BERTENGGER TERTIDUR DI UJUNG-UJUNG TIANG KAPAL.
KIDUNG ANAK-ANAK ZAMAN PUN DI BURITAN KAPAL
SAYU TERDENGAR DALAM RELUNG DAN RENUNG.
SAYUPNYA :
“NENEK MOYANG KU SEORANG PELAUT
KUMIS DAN JENGGOTNYA PANJANG SEKALI
DITARIK-TARIK. KE SANA KE MARI
SAMBIL BERSERU : “ADUH MAK! SAKIT SEKALI!””
OI…IRAMA ITU MELONCATKAN ANGAN INDAH
MENJADI SEBUAH TANDA TANYA
KALAU MEMANG ITU KEHIDUPAN, ITUKAH?
KAN KU SONGSONG DIRIMU, DI MALAM ITU
……DENGAN SENYUMAN!!
SAMUDERA HINDIA, KM SAMUDRA 17
MARET ‘89
MENCARI SEBUAH JAWABAN 8
SENYUM TANPA RONA
TATAPAN TANPA EKSPRESI
TERPANTUL MAYA DI BALIK CERMIN
BIASNYA MENUSUK LEMBAH KEHIDUPAN
AKANKAH TATAPAN TUHAN DI SANA?
KU COBA KU HAMPIRI DALAM GEJOLAK
LALU, KU SAPA DALAM TANYA
LALU, KU RABA DALAM URAI
LALU, AH…..
RODA ITU BERPUTAR TERLALU CEPAT
UNTUK MENETASKAN BATAS-BATAS INSANI
YANG MERENTANGKAN SEBUAH KERAGUAN,
KERAGUAN,
DAN KERAGUAN.
DUH…..
SEMUANYA TAK TERJEMPUT
SUDUT KU TERLALU SEMPIT TUK SEBUAH KEBERANIAN.
HINGGA HILANG DALAM RUPA
HINGGA LENYAP DALAM ANGAN
KECUALI SATU,
SENYUM TANPA RONA
HEY……HARUSKAH AKU MULAI LAGI
TATAPAN ITU MASIH SEBUAH TANDA TANYA
TAPI, AKANKAH SEMUANYA TERJAWAB?
YA….ITULAH YANG AKU TAK MENGERTI
LALU, HARUSKAH AKU MENGERTI
SEMENTARA SEMUA TAK MAU MENGERTI
LALU, HARUSKAH AKU BERTANYA
SEMENTARA SEMUA TAK MAMPU MENJAWAB
LALU, LALU…..
HARUSKAH AKU MATI
SEMENTARA SEMUA KUBURAN TAK TERBUKA UNTUKKU.
DIMANAKAH KU HARUS MULAI DAN MENCARI
DI PARUT-PARUT BUMI PIJAKAN RODA-RODA ITUKAH?
ATAU DI LEMBAH-LEMBAH YANG DALAM DAN SUNYI ITUKAH?
ATAU DI DETAK-DETAK JANTUNG KU YANG TERPACU?
ATAU DI DALAM KEBODOHAN KU SENDIRI….?
SEBENARNYA KE INGIN LEBIH DARI SEMUA ITU.
NAMUN, TERJAWABKAH SEMUANYA????
BANDUNG, MARET ’90
MITOS KEHIDUPAN
BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU
BERJINGKRAK KE SANA KE MARI
TANPA PEDULI RUAS BUMI PIJAKANNYA
DAN HUJAN GERIMIS YANG MEMBASAHI RAMBUT IKALNYA.
TANGAN KANANNYA MENENTENG OBOR.
OBOR BERNYALAKAN API KECIL.
API KECIL YANG HANYA MENERANGI WAJAH KECIL YANG MENGHITAM ITU.
API KECIL YANG TAK PERNAH PADAM
OLEH SIRAMAN GERIMIS DAN SEPOI ANGIN MALAM.
BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU
TAK PEDULI SEMUA ITU!
KESENANGANNYA ADALAH KESENANGAN DIRINYA.
BERJINGKRAK DAN BERTERIAK
BERJINGKRAK DAN BERTERIAK
BERJINGKRAK DAN BERSORAK…..
DI UJUNG BELOKAN JALAN ITU
TANPA DI SADARI BOCAH KECIL BERWAJAH KEHITAMAN ITU
KAKINYA TERSANDUNG BATU
YANG MENONJOL SECARA BERLEBIHAN
((KALAU TIDAK DIKATAKAN KURANG AJAR))
SERU DAN SAKIT
TERASA KE ULU HATI
“ADUH….!”
DALAM RASA SAKIT
DIA CARI EMAKNYA
“MAK! MAK! MAU KEMANA KITA?!”
DENPASAR, MARET ‘89
JERIT INSANI
YA….ALLAH
KETIKA ITU AKU BERADA JAUH DARI PENGHARAPAN DIRIKU
DERASNYA HUJAN DAN TERIKNYA MENTARI
SEMAKIN MENGABUR DAN MENGUBUR LANGKAH-LANGKAH YANG PASTI
AKU TERHIMPIT PENCAKAR-PENCAKAR YANG MENJULANG
AKU TERHEMPAS RIAK-RIAKNYA ARUS YANG MENERJANG
DAN AKU PUN TERLENA DALAM ANGAN-ANGAN YANG MELAYANG
JERITNYA ALAM RUHKU
RINTIHNYA SUPEREGOKU
DERITANYA FITRAHKU
TAK KU PEDULIKAN SEDIKIT DAN SEDETIK PUN
AKU TULI ‘TUK MENDENGAR SESUATU YANG MENYEDIHKAN DAN MENGERIKAN
BAHKAN TENTANG DIRIKU SENDIRI
AKU BUTA ‘TUK MELIHAT KENYATAAN TENTANG BOROK DAN NANAH YANG MEMBUSUK
BAHKAN YANG ADA PADA DIRIKU SENDIRI
AKU KELU ‘TUK MENERIAKKAN TENTANG IDEALISME DAN KESUCIAN
BAHKAN CITA-CITA HAKIKI DIRIKU SENDIRI
YA…ALLAH
KETIKA ITU AKU TAK LEBIH HANYA SAMPAH-SAMPAH DALAM KEHIDUPAN
YANG SUCI DAN MURNI INI
YANG TERMAKAN OLEH DERAIAN TAWA ORANG YANG TAK TAHU DIRI
YANG TERANGKAT GENGSIKU OLEH SENYUMAN SINIS ORANG YANG ANGKUH DAN BODOH
YANG MELECEHKAN OLEH IKHLASNYA ORANG YANG BANYAK SUJUD DAN RUKU
AKU HANYA BUDAK DARI NAFSUKU
AKU HANYA BUDAK DARI NAFSU KARIBKU
BUDAK DARI NAFSU MASYARAKATKU
BUDAK DARI NAFSU SISTEM, ……..MEREKA
NAFSU PEMIKIRAN, ………MEREKA
NAFSU TIRANI-TIRANI, ………..MEREKA
AKU TERBENTUR PADA TEBING-TEBING YANG TERTERA TEGAK
NAMUN SEBENARNYA RAPUH
AKU TERTUMBUK PADA KENYATAAN-KENYATAAN YANG HIDUP
NAMUN SEBENARNYA MATI
BAJUKU YANG LUSUH DAN TEROBEK
KAN TERBUANG SIA-SIA
TANPA BISA MENGHANGATKAN DIRIKU
TETESAN AIR MATAKU YANG TERCEMAR DAN KERUH
KAN MENGUAP PERCUMA
TANPA BISA MENGHAPUS JERIH PAYAHKU
AKANKAH SELAMANYA AKU SEPERTI INI?
DALAM KEHAMPAAN YANG BENAR-BENAR HAMPA
DALAM KEBODOHAN YANG BENAR-BENAR JAHIL
DALAM KERAGUAN YANG BENAR-BENAR RAGU!
YA, AKU RAGU
AKU RAGU SEMUANYA
AKU RAGU PADA DIRIKU SENDIRI
AKU RAGU PADA KENYATAAN YANG KASAT MATA
AKU RAGU….AKU RAGU….
AKU RAGU PADA ENGKAU, WAHAI KARIBKU
AKU RAGU PADA ENGKAU, OH MASYARAKATKU
BAHKAN AKU RAGU PADA
SISTEM PEMIKIRAN TIRANI-TIRANI, ……MEREKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar