Ada sebagian orang yang berpuasa tetapi mereka tidak melakukan shalat wajib, karena sebelumnya memang tidak pernah melakukan shalat. Motivasi mereka berpuasa tanpa melakukan shalat wajib beraneka macam, karena merasa malu terhadap lingkungan/keluarga, ikut-ikutan, atau ada juga karena alasan kesehatan. Tetapi bagaimanapun dilihat dari tinjauan agama puasa seperti itu tidak mendatangkan nilai pahala bagi dirinya. Shalat adalah hal pertama yang akan diperiksa oleh Allah swt di yaumil akhir nanti. dikatakan bahwa jika shalatnya benar maka amalan lainnya pun akan benar.
Semoga kita berada dalam jalur yang benar dalam beribadah kepada Allah swt.
"Allahummaj'alni muqimasholati, wamin dzurriati. Robbana taqobbal du'a" Ya..Allah jadikanlah aku, orang-orang yang tetap mendirikan shalat, dan begitu pula keturunanku. Ya Tuhanku kabulkanlah doaku"
"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akherat) adalah bagi orang yang bertakwa" (AQ 20:132)
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Quran). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi.
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oelh Allah, yaitu dari (golongan) para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (ya'kub) dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis.
Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka kelak mereka akan tersesat.
Kecuali orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan kebajikan maka mereka akan masuk surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun. (AQ 19:56-60)
Jumat, 05 Agustus 2011
Senin, 16 Mei 2011
tanpa judul dan entah sudah selesai
tiada hening malam ini kecuali gemericik air yang bersua atap dan lantai
pekarangan....
tiada dosa keduanya dalam kesengajaan ketika hening terusir.
mereka mengalir dalam alur kemandirian dan keterikatan.....
pekarangan....
tiada dosa keduanya dalam kesengajaan ketika hening terusir.
mereka mengalir dalam alur kemandirian dan keterikatan.....
PRODUK CINA
PRODUK CINA
Dalam seminggu ini media massa baik tulisan maupun elektronik menyampaikan berita tentang jatuhnya pesawat merpati di kaimana papua. Di samping berita-berita tentang proses evakuasi korban dan reruntuhan pesawat yang jatuh juga memuat berita tentang profil dan asal dari jenis pesawat yang jatuh tersebut. Ternyata pesawat yang berjenis MA 60 tersebut adalah buatan Cina.
Ketika tahu bahwa pesawat tersebut, yang nota bene masih terbilang baru dioperasikan artinya pesawat baru, buatan Cina, secara pribadi saya kaget juga begitu pula dengan teman-teman saya. Hanya akhirnya saya maklumi bahwa Cina bisa membuat pesawat terbang, lah wong roket yang terbang ke luar angkasa pun Cina sudah mampu membuatnya.
Hanya image produk Cina di Indonesia agak kurang bagus di kalangan masyarakat awan. Memang dalam decade terakhir ini Indonesia kebanjiran produk dari Cina, berbagai macam produk mulai dari mainan anak-anak, kendaraan bermotor sampai ke produk-produk mesin industry. Apalagi setelah terbebasnya pajak bea masuk untuk produk-produk dari luar khususnya asia, produk dari Cina lebih deras lagi masuk ke Indonesia. Kita masih ingat ketika awal-awal masuknya produk Cina yang terkenal dengan istilah serba seribu, serba lima ribu dan serba-serba yang lainnya. Dijajakan ke masyarakat mulai dari super market kelas atas sampai dijajakan keliling oleh penjual keliling dengan mempergunakan sepeda motor atau becak.
Ada teman yang mengomentari produk-produk serba seribu atau serba serbi yang lainnya. Dia bilang bagaimana barang seperti itu bisa dijual dengan harga seribu sedangkan ongkos kirimnya sudah berapa belum beban-beban lainnya yang melekat ke barang tersebut. Tapi memang wajar kalau dilihat dari segi kualitas dari barang-barang tersebut, kadang hanya dipakai dalam waktu singkat sudah rusak, bahkan ada barang yang ketika dibuka kemasannya sudah rusak memang!!! Ada istilah Harga memang tidak bisa membohongi, tetapi kadang produk-produk Cina yang murah dengan kualitas pas-pasan tersebut membantu para pengusaha dan masyarakat umum juga. Mereka memperhitungan dengan masa kerja dari barang tersebut 2-3 tahun dengan proses yang sama dengan barang yang mahal dengan kualitas bagus tapi bisa membantu produksi yang baik juga mereka abaikan tentang kualitas yang jelek dari barang tersebut. Bos saya yang orang Jepang memang agak sinis kalau membicarakan produk Cina untuk proses produksi yang mengharuskan mempergunakan mesin-mesin. Mesin buatan atau merek Jepang dengan merek Cina tentu dari harga seperti langit dan bumi, secara kualitas memang buatan jepang lebih diatas dari Cina, tetapi untuk menghemat permodalan untuk item-item tertentu kita pakai buatan cina!!
Tetapi teman-teman saya yang keturunan cina dan sering bepergian ke cina, mereka mengatakan bahwa produk-produk cina yang kualitas bagus pun ada di jual di cina tentunya dengan harga yang berbeda. Yang kualitas kurang bagus biasanya produk-produk home industry atau juga kadang dari mental pengusaha di cina juga yang mudah tergoda dengan para buyer yang meminta produk yang mereka inginkan. Mereka para buyer datang membawa contoh barang dan harga yang diinginkan para buyer tentunya dengan melupakan kualitas. Karena melihat keuntungan mereka para pengusaha di cina menyetujui memproduksinya.
Kembali ke persoalan pesawat merpati yang jatuh di kaimana papua. Saya tidak mengatakan bahwa pesawat tersebut kualitasnya sama dengan barang serba seribu atau yang lainnya yang dari segi kualitas agak dibawah. Saya rasa di Cina pun masih banyak orang yang punya tanggung jawab yang besar terhadap produk, apalagi yang berhubungan dengan keselamatan banyak orang seperti pesawat terbang. Saya rasa untuk pesawat terbang ada standarisasi baik local maupun internasional. Apalagi kecelakaan pesawat atau yang lainnya kadang bukan hanya karena pesawatnya tapi juga bisa karena factor lain seperti cuaca dan kesalahan operatornya (human error).
Intinya adalah untuk zaman sekarang yang keterbukaan sudah dimana-mana, walaupun yang ditutupi masih juga bertebaran dimana-mana, menuntut kita untuk hidup semakin pintar dan cerdas. Ada istilah bahwa hidup ini adalah pilihan. Dengan begitu pilihlah sesuatu dengan pintar dan cerdas pula. Dan ketika kita tidak menemukan sesuatu yang tidak ada pilihannya (apalagi yang berhubungan dengan nyawa manusia), tetap pintar dan cerdas masih kita butuhkan, yaitu bahwa kita hanyalah manusia yang tidak mempunyai kekuasaan untuk kehidupan ini. Masih ada sesuatu yang menguasai kehidupan ini yang dengan hal itu kita menjadi tenang dan aman untuk melakukan sesuatu yaitu : Allah subhana wata’ala, Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Kita sandarkan semuanya kepada-Nya, sehingga ketika terjadi sesuatu yang paling pahit sekalipun semua sudah ada yang menanggungnya!
Catatan:
Dalam perjalanan Islam terminology cina dengan budayanya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw masih hidup. Kta pernah mendengar hadist yang menyampaikan tentang Rasulullah saw menganjurkan kepada ummatnya untuk mencari ilmu walaupun hingga ke negeri cina. Walaupun Rasulullah saw tidak pernah menginjakkan kakinya di negeri Cina tetapi karena kekuasaan Allah swt, Rasulullah saw tahu bahwa nun jauh di negeri sana ada suatu komunitas masyarakat yang dari segi budayanya sudah tinggi, dimana waktu itu negeri cina terkenal akan kain suteranya. Suatu masyarakat yang berbudaya tentu mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi di bidangnya.
Harian Fajar dari Makassar dalam periode minggu ini mengulas tentang perjalanan wartawannya yang berkunjung ke negeri cina, dimana wartawan tersebut sampai di daerah Guangzhou yang terdapat masjid yang dinamakan sesuai dengan pendirinya, yaitu sahabat Rasulullas saw sendiri, Sa’ad bin abi Waqqosh. Dalam pemberitaannya diceritakan bahwa awwal mula didirikan masjid tersebut yaitu untuk mengenang Rasulullah saw. Alhamdulillah masjid itu terpelihara sampai sekarang, tentunya karena adanya dukungan dari pemerintah cina juga yang nota bene negeri komunis!
Dalam seminggu ini media massa baik tulisan maupun elektronik menyampaikan berita tentang jatuhnya pesawat merpati di kaimana papua. Di samping berita-berita tentang proses evakuasi korban dan reruntuhan pesawat yang jatuh juga memuat berita tentang profil dan asal dari jenis pesawat yang jatuh tersebut. Ternyata pesawat yang berjenis MA 60 tersebut adalah buatan Cina.
Ketika tahu bahwa pesawat tersebut, yang nota bene masih terbilang baru dioperasikan artinya pesawat baru, buatan Cina, secara pribadi saya kaget juga begitu pula dengan teman-teman saya. Hanya akhirnya saya maklumi bahwa Cina bisa membuat pesawat terbang, lah wong roket yang terbang ke luar angkasa pun Cina sudah mampu membuatnya.
Hanya image produk Cina di Indonesia agak kurang bagus di kalangan masyarakat awan. Memang dalam decade terakhir ini Indonesia kebanjiran produk dari Cina, berbagai macam produk mulai dari mainan anak-anak, kendaraan bermotor sampai ke produk-produk mesin industry. Apalagi setelah terbebasnya pajak bea masuk untuk produk-produk dari luar khususnya asia, produk dari Cina lebih deras lagi masuk ke Indonesia. Kita masih ingat ketika awal-awal masuknya produk Cina yang terkenal dengan istilah serba seribu, serba lima ribu dan serba-serba yang lainnya. Dijajakan ke masyarakat mulai dari super market kelas atas sampai dijajakan keliling oleh penjual keliling dengan mempergunakan sepeda motor atau becak.
Ada teman yang mengomentari produk-produk serba seribu atau serba serbi yang lainnya. Dia bilang bagaimana barang seperti itu bisa dijual dengan harga seribu sedangkan ongkos kirimnya sudah berapa belum beban-beban lainnya yang melekat ke barang tersebut. Tapi memang wajar kalau dilihat dari segi kualitas dari barang-barang tersebut, kadang hanya dipakai dalam waktu singkat sudah rusak, bahkan ada barang yang ketika dibuka kemasannya sudah rusak memang!!! Ada istilah Harga memang tidak bisa membohongi, tetapi kadang produk-produk Cina yang murah dengan kualitas pas-pasan tersebut membantu para pengusaha dan masyarakat umum juga. Mereka memperhitungan dengan masa kerja dari barang tersebut 2-3 tahun dengan proses yang sama dengan barang yang mahal dengan kualitas bagus tapi bisa membantu produksi yang baik juga mereka abaikan tentang kualitas yang jelek dari barang tersebut. Bos saya yang orang Jepang memang agak sinis kalau membicarakan produk Cina untuk proses produksi yang mengharuskan mempergunakan mesin-mesin. Mesin buatan atau merek Jepang dengan merek Cina tentu dari harga seperti langit dan bumi, secara kualitas memang buatan jepang lebih diatas dari Cina, tetapi untuk menghemat permodalan untuk item-item tertentu kita pakai buatan cina!!
Tetapi teman-teman saya yang keturunan cina dan sering bepergian ke cina, mereka mengatakan bahwa produk-produk cina yang kualitas bagus pun ada di jual di cina tentunya dengan harga yang berbeda. Yang kualitas kurang bagus biasanya produk-produk home industry atau juga kadang dari mental pengusaha di cina juga yang mudah tergoda dengan para buyer yang meminta produk yang mereka inginkan. Mereka para buyer datang membawa contoh barang dan harga yang diinginkan para buyer tentunya dengan melupakan kualitas. Karena melihat keuntungan mereka para pengusaha di cina menyetujui memproduksinya.
Kembali ke persoalan pesawat merpati yang jatuh di kaimana papua. Saya tidak mengatakan bahwa pesawat tersebut kualitasnya sama dengan barang serba seribu atau yang lainnya yang dari segi kualitas agak dibawah. Saya rasa di Cina pun masih banyak orang yang punya tanggung jawab yang besar terhadap produk, apalagi yang berhubungan dengan keselamatan banyak orang seperti pesawat terbang. Saya rasa untuk pesawat terbang ada standarisasi baik local maupun internasional. Apalagi kecelakaan pesawat atau yang lainnya kadang bukan hanya karena pesawatnya tapi juga bisa karena factor lain seperti cuaca dan kesalahan operatornya (human error).
Intinya adalah untuk zaman sekarang yang keterbukaan sudah dimana-mana, walaupun yang ditutupi masih juga bertebaran dimana-mana, menuntut kita untuk hidup semakin pintar dan cerdas. Ada istilah bahwa hidup ini adalah pilihan. Dengan begitu pilihlah sesuatu dengan pintar dan cerdas pula. Dan ketika kita tidak menemukan sesuatu yang tidak ada pilihannya (apalagi yang berhubungan dengan nyawa manusia), tetap pintar dan cerdas masih kita butuhkan, yaitu bahwa kita hanyalah manusia yang tidak mempunyai kekuasaan untuk kehidupan ini. Masih ada sesuatu yang menguasai kehidupan ini yang dengan hal itu kita menjadi tenang dan aman untuk melakukan sesuatu yaitu : Allah subhana wata’ala, Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Kita sandarkan semuanya kepada-Nya, sehingga ketika terjadi sesuatu yang paling pahit sekalipun semua sudah ada yang menanggungnya!
Catatan:
Dalam perjalanan Islam terminology cina dengan budayanya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw masih hidup. Kta pernah mendengar hadist yang menyampaikan tentang Rasulullah saw menganjurkan kepada ummatnya untuk mencari ilmu walaupun hingga ke negeri cina. Walaupun Rasulullah saw tidak pernah menginjakkan kakinya di negeri Cina tetapi karena kekuasaan Allah swt, Rasulullah saw tahu bahwa nun jauh di negeri sana ada suatu komunitas masyarakat yang dari segi budayanya sudah tinggi, dimana waktu itu negeri cina terkenal akan kain suteranya. Suatu masyarakat yang berbudaya tentu mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi di bidangnya.
Harian Fajar dari Makassar dalam periode minggu ini mengulas tentang perjalanan wartawannya yang berkunjung ke negeri cina, dimana wartawan tersebut sampai di daerah Guangzhou yang terdapat masjid yang dinamakan sesuai dengan pendirinya, yaitu sahabat Rasulullas saw sendiri, Sa’ad bin abi Waqqosh. Dalam pemberitaannya diceritakan bahwa awwal mula didirikan masjid tersebut yaitu untuk mengenang Rasulullah saw. Alhamdulillah masjid itu terpelihara sampai sekarang, tentunya karena adanya dukungan dari pemerintah cina juga yang nota bene negeri komunis!
kuno
KUNO
Suatu saat di sore hari teman saya yang sudah lama tidak bertemu, yang sebenarnya juga sampai sekarang belum pernah ketemu secara fisik selama lebih 20 tahun, menelepon saya. Biasanya kalau sudah nelepon di sore hari dan bicara panjang lebar itu artinya memanfaatkan sisa pulsa murah (klo nomor2 hp dari telkomsel diistilahkan TM) yang memang dibatasi sampai sore hari. Oh iya, teman saya ini dulunya sama2 aktif di salah satu masjid, setelah sama-sama lulus dari kuliahnya, masing-masing pergi meninggalkan tempat kita beraktivitas untuk memasuki dunia kerja, saya larinya ke Sulawesi sementara teman yang satu ini perginya ke ibukota. (tetapi ternyata terakhir dia terdampar di jawa timur, konon katanya sebagai pimpinan di salah satu universitas di sana)
Kami kembali berhubungan ketika jaringan social lewat internet yaitu facebook sedang marak2nya. Saya dapatkan account teman tersebut setelah melalui fase pencarian. Dari situlah kalau ada waktu kami saling berbicara lewat telepon selular, yang rasanya lebih spontan dan effective dibandingkan dengan menggunakan internet.
Dari pembicaraan terakhir, kami bernostalgia sewaktu sama-sama aktif di masjid, hingga masuk kepada pembicaran dimana dia mengikuti suatu kegiatan yang melibatkan teman-teman saya yang lainnya tetapi tidak mengajak saya dalam kegiatan tersebut. Sebenarnya saya pun tahu kegiatan tersebut tetapi saya pun hanya tersenyum melihat hal itu, karena fenomena seperti itu sudah terjadi dimana-mana termasuk di kampus saya sendiri waktu itu. Jadi saya tanyakan kepada teman saya kenapa waktu itu tidak mengajak saya untuk kegiatan itu. Teman saya menjawab bahwa dia dengan teman-teman menilai agak lain tentang pemikiran saya. Sebenarnya jawaban ini bagi saya tidak terlalu memuaskan saya, hanya kemudian teman saya itu menambahkan alasannya kenapa saya tidak diajak kegiatan itu, tetapi alasannya tambah aneh untuk saya, dia bilang bahwa teman saya sendiri kaget bahwa saya punya account di facebook atau punya email.
Mendengar alasan itu sebenarnya cukup menggelikan bagi saya, apa hubungannya? He-he…saya yakin masih ada alasan lain yang lebih valid hanya teman saya itu tidak mau menyampaikannya kepada saya. Saya pun tidak terlalu peduli dengan itu semua, biarlah kenangan menjadi kenangan. Hanya ada yang menarik dari alasan yang terakhir bahwa teman saya agak kaget bahwa saya mempunyai account di jarring social seperti facebook. Mereka menilai bahwa saya mungkin mempunyai pemikiran yang kuno atau antipati terhadap teknologi. Atau Mungkin teman saya itu menilai wajah saya agak kuno dan tidak mau menerima perkembangan teknologi yang ada???!!!!! He-he….
Kita tinggalkan dulu teman yang satu ini, saya mau menceritakan teman yang lain (sebutlah si B, sementara teman yang saya ceritakan di awal kita sebut si A). Si B ini tidak mengenal si A.. Secara sepintas saya ceritakan inti pembicaraan saya dengan si A lewat sms kepaa si B, intinya bahwa ada teman yang lama tidak bertemu dengan saya, kemudian dia kaget karena saya mempunyai account di jaringan social seperti facebook dan tentunya mempunyai email. Tanpa menunggu lama sms jawaban pun datang dari si B, dimana jawaban smsnya bernada mengecam, dia bilang secara ringkas isi smsnya adalah memangnya Islam itu kuno. Islam aan selalu menerima perkembangan teknologi selama teknologi itu tidak merusak manusia itu sendiri.
Saya jadi tertawa membaca jawaban sms dari si B, saya pun menjawab smsnya bahwa bukan Islam yang dimaksud dengan Si A yang kuno, tetapi mungkin si A menilai saya dari dulu baik wajah maupun pemikirinnya kuno he-he….sehingga si A dan teman-temannya dulu tidak mau mengajak terlibat dalam kegiatan mereka. Dengan enteng si B menjawab sms dari saya : iya itu yang dimaksud, si B bilang bahwa saya sudah mengerti apa yang dimaksud si B. wah-wah….ternyata saya addalah manusia KUNO!!!!!!
Suatu saat di sore hari teman saya yang sudah lama tidak bertemu, yang sebenarnya juga sampai sekarang belum pernah ketemu secara fisik selama lebih 20 tahun, menelepon saya. Biasanya kalau sudah nelepon di sore hari dan bicara panjang lebar itu artinya memanfaatkan sisa pulsa murah (klo nomor2 hp dari telkomsel diistilahkan TM) yang memang dibatasi sampai sore hari. Oh iya, teman saya ini dulunya sama2 aktif di salah satu masjid, setelah sama-sama lulus dari kuliahnya, masing-masing pergi meninggalkan tempat kita beraktivitas untuk memasuki dunia kerja, saya larinya ke Sulawesi sementara teman yang satu ini perginya ke ibukota. (tetapi ternyata terakhir dia terdampar di jawa timur, konon katanya sebagai pimpinan di salah satu universitas di sana)
Kami kembali berhubungan ketika jaringan social lewat internet yaitu facebook sedang marak2nya. Saya dapatkan account teman tersebut setelah melalui fase pencarian. Dari situlah kalau ada waktu kami saling berbicara lewat telepon selular, yang rasanya lebih spontan dan effective dibandingkan dengan menggunakan internet.
Dari pembicaraan terakhir, kami bernostalgia sewaktu sama-sama aktif di masjid, hingga masuk kepada pembicaran dimana dia mengikuti suatu kegiatan yang melibatkan teman-teman saya yang lainnya tetapi tidak mengajak saya dalam kegiatan tersebut. Sebenarnya saya pun tahu kegiatan tersebut tetapi saya pun hanya tersenyum melihat hal itu, karena fenomena seperti itu sudah terjadi dimana-mana termasuk di kampus saya sendiri waktu itu. Jadi saya tanyakan kepada teman saya kenapa waktu itu tidak mengajak saya untuk kegiatan itu. Teman saya menjawab bahwa dia dengan teman-teman menilai agak lain tentang pemikiran saya. Sebenarnya jawaban ini bagi saya tidak terlalu memuaskan saya, hanya kemudian teman saya itu menambahkan alasannya kenapa saya tidak diajak kegiatan itu, tetapi alasannya tambah aneh untuk saya, dia bilang bahwa teman saya sendiri kaget bahwa saya punya account di facebook atau punya email.
Mendengar alasan itu sebenarnya cukup menggelikan bagi saya, apa hubungannya? He-he…saya yakin masih ada alasan lain yang lebih valid hanya teman saya itu tidak mau menyampaikannya kepada saya. Saya pun tidak terlalu peduli dengan itu semua, biarlah kenangan menjadi kenangan. Hanya ada yang menarik dari alasan yang terakhir bahwa teman saya agak kaget bahwa saya mempunyai account di jarring social seperti facebook. Mereka menilai bahwa saya mungkin mempunyai pemikiran yang kuno atau antipati terhadap teknologi. Atau Mungkin teman saya itu menilai wajah saya agak kuno dan tidak mau menerima perkembangan teknologi yang ada???!!!!! He-he….
Kita tinggalkan dulu teman yang satu ini, saya mau menceritakan teman yang lain (sebutlah si B, sementara teman yang saya ceritakan di awal kita sebut si A). Si B ini tidak mengenal si A.. Secara sepintas saya ceritakan inti pembicaraan saya dengan si A lewat sms kepaa si B, intinya bahwa ada teman yang lama tidak bertemu dengan saya, kemudian dia kaget karena saya mempunyai account di jaringan social seperti facebook dan tentunya mempunyai email. Tanpa menunggu lama sms jawaban pun datang dari si B, dimana jawaban smsnya bernada mengecam, dia bilang secara ringkas isi smsnya adalah memangnya Islam itu kuno. Islam aan selalu menerima perkembangan teknologi selama teknologi itu tidak merusak manusia itu sendiri.
Saya jadi tertawa membaca jawaban sms dari si B, saya pun menjawab smsnya bahwa bukan Islam yang dimaksud dengan Si A yang kuno, tetapi mungkin si A menilai saya dari dulu baik wajah maupun pemikirinnya kuno he-he….sehingga si A dan teman-temannya dulu tidak mau mengajak terlibat dalam kegiatan mereka. Dengan enteng si B menjawab sms dari saya : iya itu yang dimaksud, si B bilang bahwa saya sudah mengerti apa yang dimaksud si B. wah-wah….ternyata saya addalah manusia KUNO!!!!!!
Jumat, 29 April 2011
MATI SATU TUMBUH SERIBU
MATI SATU TUMBUH SERIBU
Kata-kata di atas cukup populer di mayarakat Indonesia. Saya lupa apakah rangkaian kata tersebut dikategorikan sebagai sebuah istilah, atau kata-kata mutiara, atau peribahasa. Mungkin lebih dekat ke peribahasa, yang mempunyai arti atau makna yang lain yang lebih luas.
Kalau melihat dari makna sederhana dari peribahasa tersebut (saya katakana peribahasa saja) adalah bahwa sesuatu yang bersifat seperti itu, yaitu ketika satu jiwa, satu item apalah namanya mengalami kematian, maka akan tumbuh sesuatu yang sama sebanyak seribu jiwa atau seribu item tersebut. Artinya mempunyai makna perbanyakan, sehingga kalau seperti itu tidak akan ada istilah punah atau kepunahan. Bahkan bisa jadi diistilahkan dalam kejadian seperti itu adalah blooming.
Tetapi kalau kita melihat lebih dalam lagi dari istilah tersebut tentunya ada sebuah proses yang mengantarkan akan kejadian itu, yaitu kemampuan untuk mengembang diri atau berkembang biak kalau itu makhluk hidup yang cepat, ini yang pertama. Yang kedua adalah kemampuan yang terbatas pada predator atau sifat yang bertolak belakang dengan sesuatu tersebut yang akan mengimbangi atau menumpas objek yang berkembang pesat tersebut.
Dalam kehidupan di dunia ini, yang kita pelajari bersama dari rantai makanan memang semakin rendah tingkatannya akan semakin banyak populasinya dan tentunya karena adanya kemampuan berkembang biak yang lebih baik tetapi hal ini akan dimbangi proses pemangsaan dalam rantai makanan tersebut sehingga populasi tidak membengkak semakin besar. Dan biasanya akan timbul ketidakseimbangan populasi ketika salah satu mata rantai makanan tersebut hilang atau berkurang drastis yang akan mengakibatkan populasinya membengkak, sepeerti kejadian baru-baru ini wabah ulat bulu di beberapa tempat di jawa atau yang biasa petani rasakan adalah membengkaknya populasi tikus di sawah/kampung.
Namun ternyata peribahasa mati satu tumbuh seribu juga dipakai sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan atau ideologi. Kita ingat bagaimana para pahlawan kita yang sedang berusaha merebut kemerdekaan dari tangan penjajah baik belanda maupun jepang menggunakan peribahasa ini ketika ada satu pejuang gugur karena perjuangan. Mereka tidak kecil hati dengan gugurnya satu pejuang karena mereka yakin akan muncul seribu pejuang baru yang akan memperjuangkan kemerdekaan. Kemampuan pengembangan ideology atau regenerasi ini disamping teknik berperang system gerilya mampu mengalahkan kemampuan teknologi perang yang dipunyai pihak penjajah.
Dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, khususnya pemerintah sedang memerangi terorisme yang seolah tidak ada habisnya, walaupun para pemimpinnya sudah ditembak mati, diperadilankan yang berujung dipenjara belasan tahun, begitu juga dengan perangkat yang ada diperbaharui entah itu perangkat hukumnya maupun kelembagaan yang menangani teroris ini, seperti densus 88 dan lain sebagainya, tetapi ternyata teroris seolah tidak pernah habis. Seperti diketahui bersama bahwa teroris di Indonesia berakar pada ideology atau keyakinan. Semua kejadian ini membuat semua pihak terutama masyarakat pada umum menjadi capai dan gerah dengan semua kejadian yang berhubungan dengan teroris ini. Tidak hanya itu pihak-pihak pemerintahan dari Negara luar pun seperti Amerika dan Australia ikut mencoba membantu dalam penyelesaian masalah terorisme di Indonesia ini.
Yang menjadi pertanyaan kita apakah terorisme di Indonesia yang berakar dari ideology atau keyakinan tersebut juga menganut peribahasa seperti judul yang di atas, mati satu tumbuh seribu. Artinya mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang, sementara penangkal dari proses perkembangan tersebut belumlah memadai atau belum tepat sasaran sehingga keberadaan terorisme di Indonesia tidak akan pernah punah!!! Semoga……..
===========
Kata-kata di atas cukup populer di mayarakat Indonesia. Saya lupa apakah rangkaian kata tersebut dikategorikan sebagai sebuah istilah, atau kata-kata mutiara, atau peribahasa. Mungkin lebih dekat ke peribahasa, yang mempunyai arti atau makna yang lain yang lebih luas.
Kalau melihat dari makna sederhana dari peribahasa tersebut (saya katakana peribahasa saja) adalah bahwa sesuatu yang bersifat seperti itu, yaitu ketika satu jiwa, satu item apalah namanya mengalami kematian, maka akan tumbuh sesuatu yang sama sebanyak seribu jiwa atau seribu item tersebut. Artinya mempunyai makna perbanyakan, sehingga kalau seperti itu tidak akan ada istilah punah atau kepunahan. Bahkan bisa jadi diistilahkan dalam kejadian seperti itu adalah blooming.
Tetapi kalau kita melihat lebih dalam lagi dari istilah tersebut tentunya ada sebuah proses yang mengantarkan akan kejadian itu, yaitu kemampuan untuk mengembang diri atau berkembang biak kalau itu makhluk hidup yang cepat, ini yang pertama. Yang kedua adalah kemampuan yang terbatas pada predator atau sifat yang bertolak belakang dengan sesuatu tersebut yang akan mengimbangi atau menumpas objek yang berkembang pesat tersebut.
Dalam kehidupan di dunia ini, yang kita pelajari bersama dari rantai makanan memang semakin rendah tingkatannya akan semakin banyak populasinya dan tentunya karena adanya kemampuan berkembang biak yang lebih baik tetapi hal ini akan dimbangi proses pemangsaan dalam rantai makanan tersebut sehingga populasi tidak membengkak semakin besar. Dan biasanya akan timbul ketidakseimbangan populasi ketika salah satu mata rantai makanan tersebut hilang atau berkurang drastis yang akan mengakibatkan populasinya membengkak, sepeerti kejadian baru-baru ini wabah ulat bulu di beberapa tempat di jawa atau yang biasa petani rasakan adalah membengkaknya populasi tikus di sawah/kampung.
Namun ternyata peribahasa mati satu tumbuh seribu juga dipakai sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan atau ideologi. Kita ingat bagaimana para pahlawan kita yang sedang berusaha merebut kemerdekaan dari tangan penjajah baik belanda maupun jepang menggunakan peribahasa ini ketika ada satu pejuang gugur karena perjuangan. Mereka tidak kecil hati dengan gugurnya satu pejuang karena mereka yakin akan muncul seribu pejuang baru yang akan memperjuangkan kemerdekaan. Kemampuan pengembangan ideology atau regenerasi ini disamping teknik berperang system gerilya mampu mengalahkan kemampuan teknologi perang yang dipunyai pihak penjajah.
Dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, khususnya pemerintah sedang memerangi terorisme yang seolah tidak ada habisnya, walaupun para pemimpinnya sudah ditembak mati, diperadilankan yang berujung dipenjara belasan tahun, begitu juga dengan perangkat yang ada diperbaharui entah itu perangkat hukumnya maupun kelembagaan yang menangani teroris ini, seperti densus 88 dan lain sebagainya, tetapi ternyata teroris seolah tidak pernah habis. Seperti diketahui bersama bahwa teroris di Indonesia berakar pada ideology atau keyakinan. Semua kejadian ini membuat semua pihak terutama masyarakat pada umum menjadi capai dan gerah dengan semua kejadian yang berhubungan dengan teroris ini. Tidak hanya itu pihak-pihak pemerintahan dari Negara luar pun seperti Amerika dan Australia ikut mencoba membantu dalam penyelesaian masalah terorisme di Indonesia ini.
Yang menjadi pertanyaan kita apakah terorisme di Indonesia yang berakar dari ideology atau keyakinan tersebut juga menganut peribahasa seperti judul yang di atas, mati satu tumbuh seribu. Artinya mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang, sementara penangkal dari proses perkembangan tersebut belumlah memadai atau belum tepat sasaran sehingga keberadaan terorisme di Indonesia tidak akan pernah punah!!! Semoga……..
===========
Maaf, ikut
nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001
Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html
Senin, 07 Februari 2011
tanpa judul
Assalamu'alaikum.
Tanpa perencanaan, saya buka blog yang telah lama terlupakan. Terlihat bahwa terakhir input adalah bulan september 2010. Berarti sudah setahun saya tidak menginput ke blog saya, karena sekarang sudah tahun 2011 he-he...
Saya sempatkan baca artikel yang terakhir diinput, sehingga mengngatkan kembali kepada memory lama yang tersimpan dalam kotak yang rapi (???). Yah lumayan juga, karena menunggu proses attachment yang cukup lama, yang sampai saat ini sudah satu jam lebih, akhirnya terfikirkan untuk membuka blog saya,....sempurna! entahlah apakah ke depan saya bisa mengisi lagi lembaran-lembaran blog dengan tulisan saya. Insya Allah... hanya kadang sifat malas untuk menulis kembali muncul.
Semoga.....
Tanpa perencanaan, saya buka blog yang telah lama terlupakan. Terlihat bahwa terakhir input adalah bulan september 2010. Berarti sudah setahun saya tidak menginput ke blog saya, karena sekarang sudah tahun 2011 he-he...
Saya sempatkan baca artikel yang terakhir diinput, sehingga mengngatkan kembali kepada memory lama yang tersimpan dalam kotak yang rapi (???). Yah lumayan juga, karena menunggu proses attachment yang cukup lama, yang sampai saat ini sudah satu jam lebih, akhirnya terfikirkan untuk membuka blog saya,....sempurna! entahlah apakah ke depan saya bisa mengisi lagi lembaran-lembaran blog dengan tulisan saya. Insya Allah... hanya kadang sifat malas untuk menulis kembali muncul.
Semoga.....
Langganan:
Postingan (Atom)