KUNO
Suatu saat di sore hari teman saya yang sudah lama tidak bertemu, yang sebenarnya juga sampai sekarang belum pernah ketemu secara fisik selama lebih 20 tahun, menelepon saya. Biasanya kalau sudah nelepon di sore hari dan bicara panjang lebar itu artinya memanfaatkan sisa pulsa murah (klo nomor2 hp dari telkomsel diistilahkan TM) yang memang dibatasi sampai sore hari. Oh iya, teman saya ini dulunya sama2 aktif di salah satu masjid, setelah sama-sama lulus dari kuliahnya, masing-masing pergi meninggalkan tempat kita beraktivitas untuk memasuki dunia kerja, saya larinya ke Sulawesi sementara teman yang satu ini perginya ke ibukota. (tetapi ternyata terakhir dia terdampar di jawa timur, konon katanya sebagai pimpinan di salah satu universitas di sana)
Kami kembali berhubungan ketika jaringan social lewat internet yaitu facebook sedang marak2nya. Saya dapatkan account teman tersebut setelah melalui fase pencarian. Dari situlah kalau ada waktu kami saling berbicara lewat telepon selular, yang rasanya lebih spontan dan effective dibandingkan dengan menggunakan internet.
Dari pembicaraan terakhir, kami bernostalgia sewaktu sama-sama aktif di masjid, hingga masuk kepada pembicaran dimana dia mengikuti suatu kegiatan yang melibatkan teman-teman saya yang lainnya tetapi tidak mengajak saya dalam kegiatan tersebut. Sebenarnya saya pun tahu kegiatan tersebut tetapi saya pun hanya tersenyum melihat hal itu, karena fenomena seperti itu sudah terjadi dimana-mana termasuk di kampus saya sendiri waktu itu. Jadi saya tanyakan kepada teman saya kenapa waktu itu tidak mengajak saya untuk kegiatan itu. Teman saya menjawab bahwa dia dengan teman-teman menilai agak lain tentang pemikiran saya. Sebenarnya jawaban ini bagi saya tidak terlalu memuaskan saya, hanya kemudian teman saya itu menambahkan alasannya kenapa saya tidak diajak kegiatan itu, tetapi alasannya tambah aneh untuk saya, dia bilang bahwa teman saya sendiri kaget bahwa saya punya account di facebook atau punya email.
Mendengar alasan itu sebenarnya cukup menggelikan bagi saya, apa hubungannya? He-he…saya yakin masih ada alasan lain yang lebih valid hanya teman saya itu tidak mau menyampaikannya kepada saya. Saya pun tidak terlalu peduli dengan itu semua, biarlah kenangan menjadi kenangan. Hanya ada yang menarik dari alasan yang terakhir bahwa teman saya agak kaget bahwa saya mempunyai account di jarring social seperti facebook. Mereka menilai bahwa saya mungkin mempunyai pemikiran yang kuno atau antipati terhadap teknologi. Atau Mungkin teman saya itu menilai wajah saya agak kuno dan tidak mau menerima perkembangan teknologi yang ada???!!!!! He-he….
Kita tinggalkan dulu teman yang satu ini, saya mau menceritakan teman yang lain (sebutlah si B, sementara teman yang saya ceritakan di awal kita sebut si A). Si B ini tidak mengenal si A.. Secara sepintas saya ceritakan inti pembicaraan saya dengan si A lewat sms kepaa si B, intinya bahwa ada teman yang lama tidak bertemu dengan saya, kemudian dia kaget karena saya mempunyai account di jaringan social seperti facebook dan tentunya mempunyai email. Tanpa menunggu lama sms jawaban pun datang dari si B, dimana jawaban smsnya bernada mengecam, dia bilang secara ringkas isi smsnya adalah memangnya Islam itu kuno. Islam aan selalu menerima perkembangan teknologi selama teknologi itu tidak merusak manusia itu sendiri.
Saya jadi tertawa membaca jawaban sms dari si B, saya pun menjawab smsnya bahwa bukan Islam yang dimaksud dengan Si A yang kuno, tetapi mungkin si A menilai saya dari dulu baik wajah maupun pemikirinnya kuno he-he….sehingga si A dan teman-temannya dulu tidak mau mengajak terlibat dalam kegiatan mereka. Dengan enteng si B menjawab sms dari saya : iya itu yang dimaksud, si B bilang bahwa saya sudah mengerti apa yang dimaksud si B. wah-wah….ternyata saya addalah manusia KUNO!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar