Senin, 16 Mei 2011

PRODUK CINA

PRODUK CINA

Dalam seminggu ini media massa baik tulisan maupun elektronik menyampaikan berita tentang jatuhnya pesawat merpati di kaimana papua. Di samping berita-berita tentang proses evakuasi korban dan reruntuhan pesawat yang jatuh juga memuat berita tentang profil dan asal dari jenis pesawat yang jatuh tersebut. Ternyata pesawat yang berjenis MA 60 tersebut adalah buatan Cina.

Ketika tahu bahwa pesawat tersebut, yang nota bene masih terbilang baru dioperasikan artinya pesawat baru, buatan Cina, secara pribadi saya kaget juga begitu pula dengan teman-teman saya. Hanya akhirnya saya maklumi bahwa Cina bisa membuat pesawat terbang, lah wong roket yang terbang ke luar angkasa pun Cina sudah mampu membuatnya.

Hanya image produk Cina di Indonesia agak kurang bagus di kalangan masyarakat awan. Memang dalam decade terakhir ini Indonesia kebanjiran produk dari Cina, berbagai macam produk mulai dari mainan anak-anak, kendaraan bermotor sampai ke produk-produk mesin industry. Apalagi setelah terbebasnya pajak bea masuk untuk produk-produk dari luar khususnya asia, produk dari Cina lebih deras lagi masuk ke Indonesia. Kita masih ingat ketika awal-awal masuknya produk Cina yang terkenal dengan istilah serba seribu, serba lima ribu dan serba-serba yang lainnya. Dijajakan ke masyarakat mulai dari super market kelas atas sampai dijajakan keliling oleh penjual keliling dengan mempergunakan sepeda motor atau becak.

Ada teman yang mengomentari produk-produk serba seribu atau serba serbi yang lainnya. Dia bilang bagaimana barang seperti itu bisa dijual dengan harga seribu sedangkan ongkos kirimnya sudah berapa belum beban-beban lainnya yang melekat ke barang tersebut. Tapi memang wajar kalau dilihat dari segi kualitas dari barang-barang tersebut, kadang hanya dipakai dalam waktu singkat sudah rusak, bahkan ada barang yang ketika dibuka kemasannya sudah rusak memang!!! Ada istilah Harga memang tidak bisa membohongi, tetapi kadang produk-produk Cina yang murah dengan kualitas pas-pasan tersebut membantu para pengusaha dan masyarakat umum juga. Mereka memperhitungan dengan masa kerja dari barang tersebut 2-3 tahun dengan proses yang sama dengan barang yang mahal dengan kualitas bagus tapi bisa membantu produksi yang baik juga mereka abaikan tentang kualitas yang jelek dari barang tersebut. Bos saya yang orang Jepang memang agak sinis kalau membicarakan produk Cina untuk proses produksi yang mengharuskan mempergunakan mesin-mesin. Mesin buatan atau merek Jepang dengan merek Cina tentu dari harga seperti langit dan bumi, secara kualitas memang buatan jepang lebih diatas dari Cina, tetapi untuk menghemat permodalan untuk item-item tertentu kita pakai buatan cina!!

Tetapi teman-teman saya yang keturunan cina dan sering bepergian ke cina, mereka mengatakan bahwa produk-produk cina yang kualitas bagus pun ada di jual di cina tentunya dengan harga yang berbeda. Yang kualitas kurang bagus biasanya produk-produk home industry atau juga kadang dari mental pengusaha di cina juga yang mudah tergoda dengan para buyer yang meminta produk yang mereka inginkan. Mereka para buyer datang membawa contoh barang dan harga yang diinginkan para buyer tentunya dengan melupakan kualitas. Karena melihat keuntungan mereka para pengusaha di cina menyetujui memproduksinya.

Kembali ke persoalan pesawat merpati yang jatuh di kaimana papua. Saya tidak mengatakan bahwa pesawat tersebut kualitasnya sama dengan barang serba seribu atau yang lainnya yang dari segi kualitas agak dibawah. Saya rasa di Cina pun masih banyak orang yang punya tanggung jawab yang besar terhadap produk, apalagi yang berhubungan dengan keselamatan banyak orang seperti pesawat terbang. Saya rasa untuk pesawat terbang ada standarisasi baik local maupun internasional. Apalagi kecelakaan pesawat atau yang lainnya kadang bukan hanya karena pesawatnya tapi juga bisa karena factor lain seperti cuaca dan kesalahan operatornya (human error).

Intinya adalah untuk zaman sekarang yang keterbukaan sudah dimana-mana, walaupun yang ditutupi masih juga bertebaran dimana-mana, menuntut kita untuk hidup semakin pintar dan cerdas. Ada istilah bahwa hidup ini adalah pilihan. Dengan begitu pilihlah sesuatu dengan pintar dan cerdas pula. Dan ketika kita tidak menemukan sesuatu yang tidak ada pilihannya (apalagi yang berhubungan dengan nyawa manusia), tetap pintar dan cerdas masih kita butuhkan, yaitu bahwa kita hanyalah manusia yang tidak mempunyai kekuasaan untuk kehidupan ini. Masih ada sesuatu yang menguasai kehidupan ini yang dengan hal itu kita menjadi tenang dan aman untuk melakukan sesuatu yaitu : Allah subhana wata’ala, Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Kita sandarkan semuanya kepada-Nya, sehingga ketika terjadi sesuatu yang paling pahit sekalipun semua sudah ada yang menanggungnya!

Catatan:
Dalam perjalanan Islam terminology cina dengan budayanya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw masih hidup. Kta pernah mendengar hadist yang menyampaikan tentang Rasulullah saw menganjurkan kepada ummatnya untuk mencari ilmu walaupun hingga ke negeri cina. Walaupun Rasulullah saw tidak pernah menginjakkan kakinya di negeri Cina tetapi karena kekuasaan Allah swt, Rasulullah saw tahu bahwa nun jauh di negeri sana ada suatu komunitas masyarakat yang dari segi budayanya sudah tinggi, dimana waktu itu negeri cina terkenal akan kain suteranya. Suatu masyarakat yang berbudaya tentu mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi di bidangnya.

Harian Fajar dari Makassar dalam periode minggu ini mengulas tentang perjalanan wartawannya yang berkunjung ke negeri cina, dimana wartawan tersebut sampai di daerah Guangzhou yang terdapat masjid yang dinamakan sesuai dengan pendirinya, yaitu sahabat Rasulullas saw sendiri, Sa’ad bin abi Waqqosh. Dalam pemberitaannya diceritakan bahwa awwal mula didirikan masjid tersebut yaitu untuk mengenang Rasulullah saw. Alhamdulillah masjid itu terpelihara sampai sekarang, tentunya karena adanya dukungan dari pemerintah cina juga yang nota bene negeri komunis!

Tidak ada komentar: