Sabtu, 27 Februari 2016

Sudahkah kita berwudlu dengan benar?

 Berwudhulah dengan Baik untuk Meraih Keutamaannya 💦
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ
🌴 “Barangsiapa yang berwudhu, kemudian memperbagus wudhunya, maka dosa-dosanya akan berguguran dari jasadnya sampai keluar dari bawah kuku-kukunya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu]
1. Wudhu adalah ibadah yang sangat agung, yang dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa.
 Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata dalam,
وعلى هذا فالوضوء يكون سببا لكفارة الخطايا حتى من أدق مكان وهو ما تحت الأظفار
🌴 "Berdasarkan hadits ini, maka wudhu dapat menjadi sebab terhapusnya dosa-dosa hingga ke anggota tubuh yang paling tersembunyi yaitu bagian yang ada di bawah kuku-kuku." [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 5/11]
2. Dosa-dosa yang diampuni dengan sebab amal shalih hanyalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar harus disertai dengan taubat agar diampuni.
 Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
قال جمهور أهل العلم: إن أداء الفرائض وترك الكبائر يكفر السيئات الصغائر، أما الكبائر فلا يكفرها إلا التوبة إلى الله سبحانه وتعالى
🌴 “Jumhur ulama berkata: Sesungguhnya mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan dosa-dosa besar dapat menghapus dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar tidak dapat dihapus kecuali dengan taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” [Fatawa Nur ‘alad Darb, 6/64]
3. Wudhu dan ibadah-ibadah lainnya hendaklah disertai dengan niat yang benar agar mendapatkan pahalanya yang besar dan menjadi sebab dosa diampuni.
 Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata dalam,
وهذه الأحاديث وأمثالها تدل على أن الوضوء من أفضل العبادات وأنه عبادة ينبغي للإنسان أن ينوي به التقرب إلى الله عز وجل يعني أن يستحضر وهو يتوضأ أنه يتقرب إلى الله كما أنه إذا صلى يستشعر أنه يتقرب إلى الله كذلك وهو يتوضأ ويستشعر بأنه يمتثل أمر الله في قوله {إذا قمتم إلى الصلاة فاغسلوا وجوهكم} ويستشعر أيضا أنه متبع لرسول الله صلى الله عليه وسلم في وضوئه وكذلك أيضا يستحضر أنه يريد الثواب وأنه يثاب على هذا العمل حتى يتقنه ويحسنه والله الموفق
🌴 "Hadits-hadits tentang keutamaan wudhu ini dan yang semisalnya menunjukkan bahwa wudhu termasuk ibadah yang paling utama, dan bahwa ia merupakan ibadah yang sepatutnya bagi seseorang untuk meniatkannya sebagai pendekatan diri kepada Allah ‘azza wa jalla, yaitu:
▶ Pertama: Menghadirkan dalam dirinya ketika ia berwudhu bahwa ia sedang mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana ketika ia sholat ia menghadirkan dalam dirinya bahwa ia sedang mendekatkan diri kepada Allah, demikian pula ketika ia berwudhu ia menghadirkan dalam dirinya bahwa ia sedang menjalankan perintah Allah ta’ala dalam firman-Nya,
إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُم
🌿 “Apabila kalian hendak sholat maka cucilah wajah-wajah kalian…” (Al-Maidah: 6)
▶ Kedua: Dan juga hendaklah ia menghadirkan dalam dirinya bahwa ia sedang berusaha untuk meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam wudhu beliau.
▶ Ketiga: Demikian pula ia menghadirkan dalam dirinya bahwa ia menginginkan pahala, dan bahwa pahala yang akan ia raih dengan amalan ini adalah apabila ia melakukannya dengan baik dan memperbagusnya. Dan Allah-lah yang memberikan taufiq.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 5/11]
4. Akan tetapi harus dipahami juga bahwa ibadah yang diterima oleh Allah dan berpahala tidak sekedar dengan dasar niat yang baik, namun harus disertai dengan cara yang benar, yaitu mencontoh Rasulullaah shallallahu'alaihi wa sallam.
 Karena beliau shallallahu'alaihi wa sallam telah menegaskan,
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
🌴 “Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada padanya maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
 Dalam riwayat Muslim,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهْوَ رَد
🌴 "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada padanya perintah kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
5. Bahkan wudhu yang akan menjadi sebab dosa-dosa diampuni juga dipersyaratkan harus mengikuti cara Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Inilah makna wudhu yang baik atau makna memperbagus wudhu dalam hadits yang mulia ini, yaitu mencontoh wudhunya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
 Sebagaimana juga sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
مَن تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هذَا، ثُمَّ صلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ
🌴 "Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian sholat dua raka'at, tanpa mengajak dirinya berbicara (khusyu') dalam mengerjakannya, akan diampuni dosanya yang telah lalu." [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
══════ ❁✿❁ ══════
 Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama
↪Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam↩
📮Join Channel Telegram: http://goo.gl/6bYB1k
📲Gabung Group WA: 08111377787
🌍www.facebook.com/taawundakwah
🌐www.taawundakwah.com
📱PIN BB: 5D4F8547

Tidak ada komentar: