Dulu-dulu, kalau tahun baru masehi tiba saya biasanya tidak kemana-mana, lebih banyak di rumah. Waktu masih muda sekali pernah satu dua kali dengan teman keluar rumah, tapi tidak sampai pagi. Pernah juga sewaktu masih di bandung, diajak sepupu pergi keluar rumah menuju pusat kota kemudian nonton midnight di bioskop tapi justru sewaktu di bioskop saya tertidur pulas (kursi empuk dan ber AC, hhmmmm). Seiring waktu dan pemahaman bertambah, tahun baru masehi saya menganggapnya biasa saja bahkan seperti tadi malam tidur seperti biasanya.
Di awal tadi malam hujan mengguyur cukup deras tapi itu sifatnya sementara, karena kadang berhenti dan kadang kemudian hujan lagi. Sebagian jamaah di masjid sewaktu ngobrol antara maghrib dan isya, menyatakan semoga hujan terus sehingga tidak ada perayaan tahun baru, tidak ada yang membakar petasan dan kembang api. Saya juga mengiyakan tetapi saya kasih catatan bahwa tahun lalu juga awalnya hujan tetapi kemudian sekitar satu jam menjelang pertengahan malam hujan berhenti sehingga mereka mulai menyalakan petasan dan kembang api, bahkan saya katakan lebih baik tidak hujan supaya jelas yang membedakan mana yang merayakan dan mana yang tidak. Bagaimana dalam pandangan kita setiap sesuatu adalah cobaan/ujian bagi kita, kita mau ikut yang mana, sehingga kita dituntut untuk terus berfikir dengan baik.
Kemudian saya terbangun karena ledakan suara kembang api dan kemungkinan arang bekas mesiunya mengenai atap rumah yang terbuat dari seng sehingga jelas terdengar. Saya lihat jam, waktu masih menunjukkan jam 11.30 malam berarti masih 30 menit ke waktu tengah malam tapi suara petasan dan kembang sudah sangat ribut bersahutan, dan kedengarannya dekat sekali, boleh jadi dari komplek di belakang rumah yang memang kelompok orang kaya, tetapi di depan rumah suara anak-anak kecil pun terdengar ramai berarti mereka pun ikut meramaikannya, tentu dengan menyalakan petasan dan kembang api yang sama. Hiks. Walau begitu saya tetap usahakan untuk tidur lagi.
Menjelang subuh, masih terdengar suara-suara menggelegar dari alat yang bisa membuat suara seperti petasan besar. Dan itu terasa dekat sekali, saya berfikir pasti anak-anak remaja di depan rumah yang begadang sampai pagi. Saya pun bersiap untuk pergi ke masjid. Ternyata benar, ketika saya buka pintu pagar beberapa anak remaja masih nongkrong di sisi ujung jalan. yaaahhh....kasihan yang di depan rumah ada nenek-nenek dan yang satu lagi ada orangtuanya datang dari kampung tentu sangat capai di perjalanan. Istirahatnya terganggu dengan suara letusan tadi.
Sesampainya di Masjid, suasana tidak seperti biasanya, ini terlihat sepi. Entahlah....apakah ini efek dari tahun baru? Hingga qomat dikumandangkan, shaf hanya satu baris yaitu sekitar 25 orang, padahal biar hujan sekalipun masjid kami masih dapat 2 sampai 3 shaf laki-laki. Cuaca tidak hujan, suara letusan sampai subuh masih terdengar yang membantu orang untuk terbangun, entahlah..... Astaghfirullahal'adzim.
Semoga kita tetap bisa istiqomah dan husnul khotimal. amin.
"Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditetapkan. Kemudian kepadanya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya,
Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada padanya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat."
(Al-Quran surat Al-An'am (6) ayat 60-62)
Sabtu, 31 Desember 2016
Hafidz terkecil (termuda) di dunia.
Masya Allah, Subhanallah Allahu Akbar.
Terlahir Prematur dan Lumpuh Otak, Fajar Hafal Quran 30 Juz Usia 4,5 Tahun, Allahu Akbar!
Apakah Rahasia nya ?... mari kita simak....
Ustadz Yusuf Mansur sangat menyesal karena baru mengetahui keberadaan Fajar Abdurokhim Wahyudiono, sekarang-sekarang ini, dia yang menderita penyakit Cerebral Palsy atau Lumpuh Otak sejak dilahirkan. Fajar ternyata sudah menyelesaikan hafalan Al Qur'an 30 Juz saat berusia 4,5 tahun.
Allahu Akbar!
Apakah Rahasia nya ?... mari kita simak....
Ustadz Yusuf Mansur sangat menyesal karena baru mengetahui keberadaan Fajar Abdurokhim Wahyudiono, sekarang-sekarang ini, dia yang menderita penyakit Cerebral Palsy atau Lumpuh Otak sejak dilahirkan. Fajar ternyata sudah menyelesaikan hafalan Al Qur'an 30 Juz saat berusia 4,5 tahun.
Allahu Akbar!
"Kalau begini ceritanya, maka Fajar adalah penghafal Al Qur'an terkecil (termuda) di dunia, Masya Allah," ungkap Ustadz Yusuf.
"Tahun depan saya akan berangkatkan Fajar ke Makkah Al Mukarromah untuk ikut Musabaqah Hifzhil Qur'an Internasional, doain mudah-mudahan Fajar bisa juara 1 Amin," lanjut Ustadz Yusuf.
"kira-kira apa ni rahasianya bisa hafal seperti ini?",
"sebenarnya Fajar bisa hafal AlQuran itu tidak sengaja Ustadz"
"Masyaa Allah, tidak sengaja ja bisa hafal Quran, apalagi sengaja... ia gak!" Pungkas Ustadz Yusuf.
Ibunya menceritakan bahwa Fajar terlahir prematur usia kandungan 6,5 bulan beliau lahir, dan dokter menyampaikan kalau Fajar menderita Cerebral Palsy, jadi harus dirawat dirumah sakit. Ketika dirawat diRumah Sakit, ayahnya Fajar rutin membawakan ASI(Air Susu Ibu) dan beliau ketika mengantar ASI selalu membacakan AlQuran 1/2 Juz di Pagi hari & 1/2 Juz di sore hari, jadi Fajar sudah mendengar AlQuran 1juz/hari sejak lahir.
"Dan ketika sudah dirawat dirumah, saya dan suami sepakat memutarkan tilawah 24 jam agar dia selalu mendengar yang baik-baik saja tanpa terpikir dia akan hafal Al Quran" cerita Heni.
Di usianya yang ketiga, Fajar baru dapat berbicara namun yang keluar dari bibirnya seringkali berupa potongan-potongan ayat Al Qur'an, tapi masih belum berurutan & dia seringkali kebingungan dengan lanjutan ayat nya, Pasangan tersebut lalu memanggil seorang guru untuk mengajarkan dan membimbing hafalan Fajar. Masya Allah Hasilnya Fajar hafal 30 juz Al Qura'n di usia 4,5 tahun dengan hafalan yang sangat kuat.
"Kalau pemirsa boleh tahu Fajar cita-cita nya ingin jadi apa ?"
"Ingin jadi Imam Masjidil Harom" Aamiin yaa Rabb... sebuah jawaban yg menggetarkan hati semua pemirsa saat itu...
Saudaraku barangkali ini membantu kita semua, untuk melahirkan anak-anak seperti Fajar-Fajar berikutnya.
Ada sebuah Tab Mainan Anak yang isi nya :
=> 50 Surat AlQuran Mulai dari QS.Asshaf (Juz 28) - QS.Annas (Juz 30) serta AlFatihah.
50 Surat dg Qori Syaikh Sa'ad AlGhomidy (Imam Masjidil Harom)
=> Do'a-do'a Harian :
– Doa sesudah makan
– Doa setelah wudhu
– Doa keluar kamar mandi
– Doa masuk kamar mandi
– Doa bangun tidur
– Doa keluar rumah
– Doa masuk rumah
– Doa masuk masjid
– Doa keluar masjid
– Doa naik kendaraan
_ Kalimah Thayyibah & Dan Syahadat.
Gambarnya ada di samping Fajar & Ust.YM.
Harga : Rp.225.000 Diskon jadi Rp.199.000,-
Untuk Pemesanan Kirim :
Nama / Alamat Lengkap / Pesanan / No.HP
SMS/WA : 0858 6377 9477
BBM : 5cc0d7a1
Persedian Terbatas....
"Tahun depan saya akan berangkatkan Fajar ke Makkah Al Mukarromah untuk ikut Musabaqah Hifzhil Qur'an Internasional, doain mudah-mudahan Fajar bisa juara 1 Amin," lanjut Ustadz Yusuf.
"kira-kira apa ni rahasianya bisa hafal seperti ini?",
"sebenarnya Fajar bisa hafal AlQuran itu tidak sengaja Ustadz"
"Masyaa Allah, tidak sengaja ja bisa hafal Quran, apalagi sengaja... ia gak!" Pungkas Ustadz Yusuf.
Ibunya menceritakan bahwa Fajar terlahir prematur usia kandungan 6,5 bulan beliau lahir, dan dokter menyampaikan kalau Fajar menderita Cerebral Palsy, jadi harus dirawat dirumah sakit. Ketika dirawat diRumah Sakit, ayahnya Fajar rutin membawakan ASI(Air Susu Ibu) dan beliau ketika mengantar ASI selalu membacakan AlQuran 1/2 Juz di Pagi hari & 1/2 Juz di sore hari, jadi Fajar sudah mendengar AlQuran 1juz/hari sejak lahir.
"Dan ketika sudah dirawat dirumah, saya dan suami sepakat memutarkan tilawah 24 jam agar dia selalu mendengar yang baik-baik saja tanpa terpikir dia akan hafal Al Quran" cerita Heni.
Di usianya yang ketiga, Fajar baru dapat berbicara namun yang keluar dari bibirnya seringkali berupa potongan-potongan ayat Al Qur'an, tapi masih belum berurutan & dia seringkali kebingungan dengan lanjutan ayat nya, Pasangan tersebut lalu memanggil seorang guru untuk mengajarkan dan membimbing hafalan Fajar. Masya Allah Hasilnya Fajar hafal 30 juz Al Qura'n di usia 4,5 tahun dengan hafalan yang sangat kuat.
"Kalau pemirsa boleh tahu Fajar cita-cita nya ingin jadi apa ?"
"Ingin jadi Imam Masjidil Harom" Aamiin yaa Rabb... sebuah jawaban yg menggetarkan hati semua pemirsa saat itu...
Saudaraku barangkali ini membantu kita semua, untuk melahirkan anak-anak seperti Fajar-Fajar berikutnya.
Ada sebuah Tab Mainan Anak yang isi nya :
=> 50 Surat AlQuran Mulai dari QS.Asshaf (Juz 28) - QS.Annas (Juz 30) serta AlFatihah.
50 Surat dg Qori Syaikh Sa'ad AlGhomidy (Imam Masjidil Harom)
=> Do'a-do'a Harian :
– Doa sesudah makan
– Doa setelah wudhu
– Doa keluar kamar mandi
– Doa masuk kamar mandi
– Doa bangun tidur
– Doa keluar rumah
– Doa masuk rumah
– Doa masuk masjid
– Doa keluar masjid
– Doa naik kendaraan
_ Kalimah Thayyibah & Dan Syahadat.
Gambarnya ada di samping Fajar & Ust.YM.
Harga : Rp.225.000 Diskon jadi Rp.199.000,-
Untuk Pemesanan Kirim :
Nama / Alamat Lengkap / Pesanan / No.HP
SMS/WA : 0858 6377 9477
BBM : 5cc0d7a1
Persedian Terbatas....
Kamis, 29 Desember 2016
KISAH NYATA : TELAT NIKAH
Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.
Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.
Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.
Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya. Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah.
Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik. Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:
(وكان فضل الله عليك عظيما)
“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”.
(An Nisa’: 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu. Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:
(ولسوف يعطيك ربك فترضي)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”.
(Adh Dhuha: 5)
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku. Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.
Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku….. Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.
Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini. Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan. Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun. Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.
Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah. Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur. Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung.
Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.
Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab:
Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.
Aku dikagetkan dengan pernyataannya: “Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?
Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.
Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:
(ولسوف يعطيك ربك فترضى)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )
“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
Bila status ini ada manfaatnya silahkan di-share.
Jazaakumullahu khairan
By : Cirebon Tanpa Pacaran
(Mu'minah Inha Msi shared Ikhwan Rembang's photo)
Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah. Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya. Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah.
Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik. Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:
(وكان فضل الله عليك عظيما)
“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”.
(An Nisa’: 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu. Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:
(ولسوف يعطيك ربك فترضي)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”.
(Adh Dhuha: 5)
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku. Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi. Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.
Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku….. Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.
Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini. Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu. Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan. Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun. Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.
Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah. Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur. Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung.
Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.
Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab:
Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan. Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.
Aku dikagetkan dengan pernyataannya: “Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?
Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.
Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:
(ولسوف يعطيك ربك فترضى)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )
“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur: 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
Bila status ini ada manfaatnya silahkan di-share.
Jazaakumullahu khairan
By : Cirebon Tanpa Pacaran
(Mu'minah Inha Msi shared Ikhwan Rembang's photo)
Jumat, 23 Desember 2016
Menjadi yang tertua dan ternyata juga terbaik!
Alhamdulillah, di akhir tahun ini saya dipanggil "lagi" untuk pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh LP3TK KPTK (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang bidang Kelautan, Perikanan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi) walau pelaksanaannya di makassar yakni di kota dimana saya tinggal, tidak terbang ke luar pulau, ya tidak apa-apa. he-he...kalau terbang apalagi ke jawa saya bisa pulang kampung dulu kan. Kata lagi yang pakai tanda kutip karena tahun lalu pun saya dipanggil untuk diklat di Banyuwangi, hanya sayang saya tidak bisa pergi karena saya sudah punya acara lain yang tidak mungkin saya batalkan, bahkan perjalanannya lebih jauh dari sekedar ke banyuwangi.
Yang menjadi catatan pada pemanggilan ini adalah tahun lalu saya langsung di telp oleh panitia bahwa ada undangan yang dikirim melalui email, sedangkan yang sekarang saya baru tahu ketika teman guru memberitahukan ke saya bahwa saya dapat undangan itu. Waduh kalau tidak ada yang melihat yaaa.....lapurlah!! Hiks. Ketika saya buka undangannya di laman LP3TK KPTK, di kolom saya sudah tidak ada email saya. hhmmmmm.....
Pelatihan ini berhubungan dengan keprofesian berkelanjutan guru mapel Agribisnis/Budidaya Rumput Laut. Di dapodik saya tercatat sebagai guru mapel Agribisnis Rumput Laut, hanya sayang jurusan tersebut di SMK di mana saya mengabdi peminatnya kurang setiap pembukaan penerimaan siswa baru, sehingga jurusannya hanya tinggal nama. Dan ternyata fenomena ini juga terjadi di sekolah-sekolah lain setelah saya berkomunikasi dengan teman-teman pelatihan dari hampir seluruh Indonesia, walau di beberapa tempat masih menjadi pilihan utama. Hal ini berhubungan karena peminatan dan dunia kerja setelah mereka lepas atau lulus dari sekolah.
Hal ini menjadi Pe eR bagi semuanya yang terkait dengan hal tersebut, bagaimana pun kalau kita melihat bahwa Rumput Laut (dengan berbagai manfaat yang luar biasa) yang diproduksi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Boleh jadi karena hal itu pula, Pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan masih menetapkan dalam spektrum pendidikan SMK sebagai salah satu jurusan, padahal Rumput Laut sebagai salah satu organisme perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi berada di antara organisme yang mempunyai nilai ekonomi tinggi lainnya tetapi tidak ditetapkan sebagai sebuah jurusan khusus.
Walau sementara ini tidak mengajar lagi dan berharap kembali eksis jurusan Rumput Laut, saya tetap semangat untuk mengikuti pendidikan dan latihan itu. Saya berharap dapat ilmu baru yang selama ini belum saya dapatkan. Alhamdulillah, ternyata banyak sekali manfaatnya, disamping beberapa ilmu baru yang saya dapatkan juga bisa jadi berat badan saya meningkatkan karena makan enak, tidur enak....10 hari di hotel!!! Yang luar biasa, ternyata saya adalah peserta tertua he-he....(tapi masih gagah loh!) tapi eit....tunggu dulu walau tertua, ternyata pada waktu penutupan dari panitia dikatakan bahwa saya adalah peserta terbaik! Ups...Alhamdulillah. Kalau begini namanya tua-tua keladi don...................
Yang menjadi catatan pada pemanggilan ini adalah tahun lalu saya langsung di telp oleh panitia bahwa ada undangan yang dikirim melalui email, sedangkan yang sekarang saya baru tahu ketika teman guru memberitahukan ke saya bahwa saya dapat undangan itu. Waduh kalau tidak ada yang melihat yaaa.....lapurlah!! Hiks. Ketika saya buka undangannya di laman LP3TK KPTK, di kolom saya sudah tidak ada email saya. hhmmmmm.....
Pelatihan ini berhubungan dengan keprofesian berkelanjutan guru mapel Agribisnis/Budidaya Rumput Laut. Di dapodik saya tercatat sebagai guru mapel Agribisnis Rumput Laut, hanya sayang jurusan tersebut di SMK di mana saya mengabdi peminatnya kurang setiap pembukaan penerimaan siswa baru, sehingga jurusannya hanya tinggal nama. Dan ternyata fenomena ini juga terjadi di sekolah-sekolah lain setelah saya berkomunikasi dengan teman-teman pelatihan dari hampir seluruh Indonesia, walau di beberapa tempat masih menjadi pilihan utama. Hal ini berhubungan karena peminatan dan dunia kerja setelah mereka lepas atau lulus dari sekolah.
Hal ini menjadi Pe eR bagi semuanya yang terkait dengan hal tersebut, bagaimana pun kalau kita melihat bahwa Rumput Laut (dengan berbagai manfaat yang luar biasa) yang diproduksi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Boleh jadi karena hal itu pula, Pemerintah dalam hal ini kementrian pendidikan masih menetapkan dalam spektrum pendidikan SMK sebagai salah satu jurusan, padahal Rumput Laut sebagai salah satu organisme perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi berada di antara organisme yang mempunyai nilai ekonomi tinggi lainnya tetapi tidak ditetapkan sebagai sebuah jurusan khusus.
Walau sementara ini tidak mengajar lagi dan berharap kembali eksis jurusan Rumput Laut, saya tetap semangat untuk mengikuti pendidikan dan latihan itu. Saya berharap dapat ilmu baru yang selama ini belum saya dapatkan. Alhamdulillah, ternyata banyak sekali manfaatnya, disamping beberapa ilmu baru yang saya dapatkan juga bisa jadi berat badan saya meningkatkan karena makan enak, tidur enak....10 hari di hotel!!! Yang luar biasa, ternyata saya adalah peserta tertua he-he....(tapi masih gagah loh!) tapi eit....tunggu dulu walau tertua, ternyata pada waktu penutupan dari panitia dikatakan bahwa saya adalah peserta terbaik! Ups...Alhamdulillah. Kalau begini namanya tua-tua keladi don...................
Selasa, 13 Desember 2016
El Manik, Selebritis Indonesia. Ada apa dengan Dia?
El Manik : "Ya Tuhan, Tolong Pilihkan Agama Yang Baik Buat Saya, Kalau Bisa Jangan Islam"
El Manik : "Ya Tuhan, Tolong Pilihkan Agama Yang Baik Buat Saya, Kalau Bisa Jangan Islam" |
El Manik: "Saya
tadinya Kristen, banyak Umat Islam perlu di-Islamkan lagi"
Iman Emmanuel Manik populer dengan nama El Manik (lahir di Bahorok, Sumatera Utara, 17 November 1949; umur 66 tahun) adalah pemain film dan sinetron. Selama hampir 35 tahun berkarya, lebih dari 30 judul film telah dibintanginya.
Iman Emmanuel Manik populer dengan nama El Manik (lahir di Bahorok, Sumatera Utara, 17 November 1949; umur 66 tahun) adalah pemain film dan sinetron. Selama hampir 35 tahun berkarya, lebih dari 30 judul film telah dibintanginya.
Bagaimana cerita Bapak
masuk Islam?
Saya sadar Tuhan itu ada. Tapi saya bingung karena banyak agama yang ditawarkan. Saya sebenarnya Kristen, tapi saya tidak sreg dengan beberapa ajarannya. Beberapa tahun lalu saya tertarik pada Islam. Ketika itu saya takut mati. Istri saya Islam dan dia menjalankannya dengan baik. Anak kedua saya, perempuan, juga Islam. Anak lelaki saya tadinya Kristen taat lalu masuk Islam. Lha saya? jika mati, mati saya tidak jelas.
Saya bingung, Saya berdoa sambil menangis. Tolong pilihkan agama yg baik buat saya ya Tuhan, kalau bisa jangan Islam (tersenyum) Islamkan berat. Lagi enak-enak tidur mesti bangun, sholat. Lima kali lagi sholatnya. Belum lagi puasa. Saya jam sebelas sudah gemeter kalau belum makan. Lagi pula, banyak yang tidak saya suka dengan Islam. Kok umat Islam banyak yang jadi pengemis? Banyak yang minta-minta dijalanan untuk pembangunan mesjid? Begitulah dulu saya melihat Islam.
Saya sadar Tuhan itu ada. Tapi saya bingung karena banyak agama yang ditawarkan. Saya sebenarnya Kristen, tapi saya tidak sreg dengan beberapa ajarannya. Beberapa tahun lalu saya tertarik pada Islam. Ketika itu saya takut mati. Istri saya Islam dan dia menjalankannya dengan baik. Anak kedua saya, perempuan, juga Islam. Anak lelaki saya tadinya Kristen taat lalu masuk Islam. Lha saya? jika mati, mati saya tidak jelas.
Saya bingung, Saya berdoa sambil menangis. Tolong pilihkan agama yg baik buat saya ya Tuhan, kalau bisa jangan Islam (tersenyum) Islamkan berat. Lagi enak-enak tidur mesti bangun, sholat. Lima kali lagi sholatnya. Belum lagi puasa. Saya jam sebelas sudah gemeter kalau belum makan. Lagi pula, banyak yang tidak saya suka dengan Islam. Kok umat Islam banyak yang jadi pengemis? Banyak yang minta-minta dijalanan untuk pembangunan mesjid? Begitulah dulu saya melihat Islam.
Alhamdulillah, saya punya sahabat. Dia tidak
pernah ngomong, Manik ayo masuk Islam, kalau tidak kamu masuk neraka. Nggak.
Dia cuma menunjukkan dia muslim yang baik. Dia puasa, dia sholat. Satu hari dia
ngajak saya buka puasa. Saya tanya dia apa enaknya puasa. Dia tidak
menjelaskan pake dalil agama. Dia pake pendekatan kesehatan. Saat itu
kelesterol saya tinggi. Dia suruh saya puasa. Saya nolak. Mana kuat? Jam
sebelas saja udah gemeteran. Trus dia mengusulkan puasa Senin - Kamis saja.
Akhirnya saya coba. Istri saya heran. Eh, ternyata saya kuat. Pelan-pelan saya
tertarik. Saya sering dengar ceramah di TV, radio, sering baca buku. Akhirnya
masuk Islam.
Selama menjadi muslim, ada tidak ajaran Islam yang tidak masuk akal?
Justru banyak ajaran Islam yang masuk akal saya. Berat memang, tapi benar. Banyak ajaran Islam yang menyentuh perasaan saya. Bayangkan, senyum saja berpahala. Saya banyak berubah setelah berislam. Saya berhenti merokok, minum dan berjudi. Teman saya heran.
Perbedaan paling dasar dalam diri Bapak sejak masuk Islam?
Banyak. Saya mencoba menjalankan segala perintahNYA dan menjauhi laranganNYA. Sebelum ini saya pelit pada orang. Kalau ada orang susah, saya bilang 'Usaha dong'. Sekarang saya sadar rezeki itu yang saya peroleh tidak mutlak milik saya. Ada hak orang berupa Zakat. Sekarang kalau bisa melakukan sesuatu buat orang, saya merasakan kenikmatan.
Bagaimana Bapak menjaga keislaman Bapak?
Itu yang paling berat. Saya berprinsip mengalahkan hawa nafsu itu kemenangan terbesar. Saya mulai dari diri sendiri dan keluarga. Kalau anak perempuan saya malas sholat, saya bilang ke dia,'dulu kamu nangis-nangis minta saya masuk Islam. Kamu sholatnya malas. Ayo, pergi sholat sana'. Saya boleh nyiram dengan air kalau mereka malas sholat.
Menurut Bapak, apa yg harus diubah dari umat Islam?
Saya mungkin agak pedes dalam hal ini, saya mohon maaf. Saya melihat banyak umat Islam yang perlu di Islamkan lagi. Maksud saya bukan bersyahadat lagi, tapi berislamlah dengan memakai ilmu dan nalar, jangan hanya ikut-ikutan atau karena terlanjur Islam. Misalnya saya sering sholat Jum'at diluar. Banyak orang tidak mengerti tata tertib sholat. Mau rapat saja segan padahal rapat dan lurusnya shaf adalah syarat mutlak diterimanya sholat. Disuruh mengisi shaf didepan susah sekali. Shaf pertama itukan pahalanya paling besar. Kalau dia mengerti dan tahu pasti akan berlomba-lomba. Ini karena mereka berislam tanpa ilmu. Kadang saya pengen sekali berceramah, tapi saya tahu kemampuan saya terbatas dan sekarang belum bisa.
(https://9muslimiracle.blogspot.com/2016/12/el-manik-ya-tuhan-tolong-pilihkan-agama.html#)
Maulid Nabi Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam
Kita tahu bersama bahwa bulan Rabi'ul awal adalah bulan dimana Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam lahir, tepatnya tanggal 12. Ada momen yang saya baca yang saya ingin tampilkan di sini, semoga dengan kita membacanya lagi menjadikan kita Semakin rindu kepada nya.
BACA KISAH INI, JADI MAKIN RINDU PADA NABI :')
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya, Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor ke Masjid Rasulullah saw. Setelah selesai sholat dua raka’at yang ringan kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjung kepada Allah swt, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa setelah dekat waktu wafatnya, Rasulullah memerintahkan Bilal supaya adzan. Memanggil manusia untuk sholat berjama’ah. Maka berkumpulah kaum Muhajirin dan Anshor ke Masjid Rasulullah saw. Setelah selesai sholat dua raka’at yang ringan kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu mengucapkan puji dan sanjung kepada Allah swt, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :
” Sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasihat dan da’i yang
menyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu bagaikan
saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yang merasa
teraniaya olehku di antara kamu semua, hendaklah dia bangkit berdiri
sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya di
hari Kiamat nanti”
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata :
“Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah. Kalau tidaklah karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”
Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah, ” Supaya Fatimah memberikan kepadaku cambukku ” kata beliau.
Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkannya di atas kepalanya. Ia heran dan tak habis pikir, “Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil qishas terhadap dirinya!”
Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam : “Siapakah diluar?”, “Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasullah” jawab Bilal.
” Duhai bilal, apakah yang akan dilakukan ayahku dengan cambuk ini?” tanya Fatimah kepada Bilal.
“Ya Fatimah ! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya ” Bilal menegaskan.
“Siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah ?” tukas Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk.
Bilal pun mengambil cambuk dan membawanya masuk Masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan ‘Ukasyah Suasana mulai tegang… Semua sahabat bergerak…. Semua berdiri….
Jangankan dicambuk, dicolek saja, ia akan berhadapan dengan kami. Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot. Memandang Ukasyah dan sebilah cambuk.
Saat itulah, Abu Bakar dan Umar r.a. bicara, “Hai ‘Ukasyah ! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah!”
Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja, diizinkan akan aku penggal kepala orang yang menyakiti Rasulullah.
Rasulullah menahan dua sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini : “Duhai sahabatku, Duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!”
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar : ” Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!”
Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah… ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.
Nabi pun menahan. ” Allah swt telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali !”
Ali surut, bergantianlah kemudian tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein. ” Hai Ukasyah ! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri !”
Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata “Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”
Dan akhirnya Nabi berkata : “Hai ‘Ukasyah ! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!”
“Ya Rasul Allah ! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku” Kata Ukasyah. kembali suasana semakin panas dan tegang. Semua orang berpikir, apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah meminta Rasul membuka baju.“
Kurang ajar sekali si Ukasyah ini. Apa maunya ini orang…”
Tanpa bicara….
Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan napas…
Banyak yang berteriak sambil menangis…
Tak terkecuali…. Termasuk Ukasyah…
Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, melepas cambuknya dan…
Kejadian selanjutnya tatkala ‘Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi sepuas-puasnya sambil berkata :
“Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulallah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau ya Rasul Allah ? Saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah swt dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka”
Akhirnya berkatalah Nabi saw “Ketahuilah wahai para sahabat! Barang siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini!”
Lantas bangkit berdirilah kaum Muslimin beramai-ramai mencium ‘Ukasyah di antara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka :
“Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak!”
***
Kami kesulitan mendapatkan sumber penulis aslinya, namun tulisan ini kami kutip dari windyhm.wordpress.com.
Semoga bertambah kecintaan kita pada Nabi Muhammad Saw :')
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama ‘Ukasyah Ibnu Muhsin’. Ia berdiri di hadapan Nabi s.a.w sambil berkata :
“Ibuku dan ayahku menjadi tebusanmu ya Rasullah. Kalau tidaklah karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku akan berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu di medan perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka aku pun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung-sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya…Rasul Allah, ataukah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”
Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya pergi ke rumah Fatimah, ” Supaya Fatimah memberikan kepadaku cambukku ” kata beliau.
Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkannya di atas kepalanya. Ia heran dan tak habis pikir, “Inilah Rasulullah memberikan kesempatan mengambil qishas terhadap dirinya!”
Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari dalam : “Siapakah diluar?”, “Saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk Rasullah” jawab Bilal.
” Duhai bilal, apakah yang akan dilakukan ayahku dengan cambuk ini?” tanya Fatimah kepada Bilal.
“Ya Fatimah ! Ayahmu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil qishas terhadap dirinya ” Bilal menegaskan.
“Siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah ?” tukas Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk.
Bilal pun mengambil cambuk dan membawanya masuk Masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan ‘Ukasyah Suasana mulai tegang… Semua sahabat bergerak…. Semua berdiri….
Jangankan dicambuk, dicolek saja, ia akan berhadapan dengan kami. Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot. Memandang Ukasyah dan sebilah cambuk.
Saat itulah, Abu Bakar dan Umar r.a. bicara, “Hai ‘Ukasyah ! kami sekarang berada di hadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah!”
Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja, diizinkan akan aku penggal kepala orang yang menyakiti Rasulullah.
Rasulullah menahan dua sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini : “Duhai sahabatku, Duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!”
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Tholib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu Bakar : ” Hai Ukasyah! Aku ini sekarang masih hidup di hadapan Nabi s.a.w. Aku tidak sampai hati melihat kalau engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!”
Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah… ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.
Nabi pun menahan. ” Allah swt telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali !”
Ali surut, bergantianlah kemudian tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein. ” Hai Ukasyah ! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri !”
Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata “Duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”
Dan akhirnya Nabi berkata : “Hai ‘Ukasyah ! pukullah aku jika engkau berhasrat mengambil qishas!”
“Ya Rasul Allah ! sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain di badanku” Kata Ukasyah. kembali suasana semakin panas dan tegang. Semua orang berpikir, apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah meminta Rasul membuka baju.“
Kurang ajar sekali si Ukasyah ini. Apa maunya ini orang…”
Tanpa bicara….
Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan napas…
Banyak yang berteriak sambil menangis…
Tak terkecuali…. Termasuk Ukasyah…
Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, melepas cambuknya dan…
Kejadian selanjutnya tatkala ‘Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi sepuas-puasnya sambil berkata :
“Tebusanmu adalah Rohku ya Rasulallah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau ya Rasul Allah ? Saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah swt dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka”
Akhirnya berkatalah Nabi saw “Ketahuilah wahai para sahabat! Barang siapa yang ingin melihat penduduk surga, maka melihatlah kepada pribadi laki-laki ini!”
Lantas bangkit berdirilah kaum Muslimin beramai-ramai mencium ‘Ukasyah di antara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka :
“Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah s.a.w di surga kelak!”
***
Kami kesulitan mendapatkan sumber penulis aslinya, namun tulisan ini kami kutip dari windyhm.wordpress.com.
Semoga bertambah kecintaan kita pada Nabi Muhammad Saw :')
Jumat, 02 Desember 2016
212 yang Insya Allah diberkahi Allah.
Aksi Bela Islam (ABI) III sukses berjalan lancar. Bahkan dengan peserta yang luar biasa melebihi Aksi Bela Islam (ABI) II. Yang lebih heboh karena usaha untuk menghalang-halangi datangnya peserta dilakukan dengan berbagai cara, ada perusahaan bis yang dilarang mengangkut para peserta dengan ancaman akan dicabut izinnya, ada yang didatangi pesantrennya dengan meminta tidak mengirimkan santrinya ke jakarta dan lain sebagainya.
Tetapi segala rintangan seperti itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk tetap pergi ke jakarta, hingga dengan berjalan kaki sekalipun. Seperti yang ditunjukkan jamaah dari Ciamis, sungguh luar biasa. Satu catatan yang membuat saya meneteskan air mata adalah status dari Widaningsih Graha Hidroponik di facebook tentang anak kecil yang ikut berjalan kaki dari Ciamis untuk menggantikan ayahnya yang........sudah tiada! (Masya Allah. Allahu Akbar! Hiks)
Satu lagi adalah nampaknya lafadz Allah dari awan di langit, sungguh sangat menakjubkan.
Widaningsih Graha Hidroponik
Tetapi segala rintangan seperti itu tidak menjadi halangan bagi mereka untuk tetap pergi ke jakarta, hingga dengan berjalan kaki sekalipun. Seperti yang ditunjukkan jamaah dari Ciamis, sungguh luar biasa. Satu catatan yang membuat saya meneteskan air mata adalah status dari Widaningsih Graha Hidroponik di facebook tentang anak kecil yang ikut berjalan kaki dari Ciamis untuk menggantikan ayahnya yang........sudah tiada! (Masya Allah. Allahu Akbar! Hiks)
Satu lagi adalah nampaknya lafadz Allah dari awan di langit, sungguh sangat menakjubkan.
Widaningsih Graha Hidroponik
😢😭🤗
Penantian saya dan orang-orang yang berbaris di sepanjang Jl Raya Cileunyi, tidak sia-sia pun tidak surut walau hujan terus mengguyur.
Begitu rombongan pendemo dari Ciamis yang berjalan kaki muncul dari kejauhan, semua bersiap. Kami berdiri, berbaris panjang sekali di tepi jalan, menenteng kresek dan kardus berisi segala macam yang bisa kami berikan. Air minum dalam kemasan, hansaplast, jamu dalam kemasan sachet siap minum, masker untuk jaga-jaga jika nanti gas air mata disemburkan penguasa, sandal jepit, jas hujan dan pakaian ganti plus sekantung plastik roti, donat, permen, buah, cemilan dll dalam satu plastik berbentuk paketan, kami bagikan. Mereka, menerima dengan sangat senang hati. Takbir bersahutan tiada henti. Hujan, banjir, tidak menyurutkan massa untuk berkumpul memanjang dari Ujung Jalan Raya Cileunyi sampai Bundaran Cibiru dan sepanjang jalan Soekarno-Hatta sampai Kantor Perhutani Soekarno - Hatta.
Yang membuat saya merinding, seorang santri kecil berusia delapan tahun, terlihat ikut berjalan bersama rombongan. TANPA ALAS KAKI, mengatupkan kedua telapak tangan dan menggigil kedinginan diguyur hujan.
Segera saya "tewak" dan tarik ke pinggir anak itu.
"Sandalnya mana ?" tanya saya.
"Putus Buu, jadi saya buang," katanya.
Seorang dari kami menyodorkan sepasang sandal jepit baru.
"Bawa baju ganti ?" tanya saya lagi.
Anak itu menggeleng.
Saya tarik makin ketepi, tepat di Teras Bank BJB ini. Saya minta dia melepas plastik kantung yang dipakainya untuk menahan hujan. Ternyata baju seragam santri yang dipakainya pun basah kuyup. Segera kami sodori sehelai kaos panjang dan trening panjang, lalu dia memakai jas hujan yang juga kami sodorkan.
"Kenapa ikut ?" tanya saya.
"Ngagentosan ( menggantikan ) pun Bapa ( ayah saya )," jawab anak lelaki itu.
"Bapa ade kamana ( Bapakmu kemana ) ?" tanya saya sambil menggenggam kan beberapa lembar uang.
"Atos ngatunkeun ( sudah tiada )," jawab seorang santri dewasa yang muncul di belakangnya.
Ada rasa nyeri yang menyayat perut di bawah iga kanan saya
Entah apa yang ada di benak para penghina, penyinyir dan penista yang kedua orangnya masih lengkap, berusia dewasa, punya biaya, uang banyak, gagah perkasa DAN dia MUSLIM tapi bisanya cuma menyinyiri, menista dan menghina...
Rombongan lewat, semua logistik paketan habis kami bagikan. Tinggal logistik dalam wadah kardus dan karung. Kami naikkan ke ambulance dan mobil-mobil bertanda rombongan.
Tetiba saya dibuat terkejut. Satu demi satu gadis-gadis berjilbab lebar itu bergantian memeluk saya dan saling berpelukan antar sesamanya dengan mata basah.
Penantian saya dan orang-orang yang berbaris di sepanjang Jl Raya Cileunyi, tidak sia-sia pun tidak surut walau hujan terus mengguyur.
Begitu rombongan pendemo dari Ciamis yang berjalan kaki muncul dari kejauhan, semua bersiap. Kami berdiri, berbaris panjang sekali di tepi jalan, menenteng kresek dan kardus berisi segala macam yang bisa kami berikan. Air minum dalam kemasan, hansaplast, jamu dalam kemasan sachet siap minum, masker untuk jaga-jaga jika nanti gas air mata disemburkan penguasa, sandal jepit, jas hujan dan pakaian ganti plus sekantung plastik roti, donat, permen, buah, cemilan dll dalam satu plastik berbentuk paketan, kami bagikan. Mereka, menerima dengan sangat senang hati. Takbir bersahutan tiada henti. Hujan, banjir, tidak menyurutkan massa untuk berkumpul memanjang dari Ujung Jalan Raya Cileunyi sampai Bundaran Cibiru dan sepanjang jalan Soekarno-Hatta sampai Kantor Perhutani Soekarno - Hatta.
Yang membuat saya merinding, seorang santri kecil berusia delapan tahun, terlihat ikut berjalan bersama rombongan. TANPA ALAS KAKI, mengatupkan kedua telapak tangan dan menggigil kedinginan diguyur hujan.
Segera saya "tewak" dan tarik ke pinggir anak itu.
"Sandalnya mana ?" tanya saya.
"Putus Buu, jadi saya buang," katanya.
Seorang dari kami menyodorkan sepasang sandal jepit baru.
"Bawa baju ganti ?" tanya saya lagi.
Anak itu menggeleng.
Saya tarik makin ketepi, tepat di Teras Bank BJB ini. Saya minta dia melepas plastik kantung yang dipakainya untuk menahan hujan. Ternyata baju seragam santri yang dipakainya pun basah kuyup. Segera kami sodori sehelai kaos panjang dan trening panjang, lalu dia memakai jas hujan yang juga kami sodorkan.
"Kenapa ikut ?" tanya saya.
"Ngagentosan ( menggantikan ) pun Bapa ( ayah saya )," jawab anak lelaki itu.
"Bapa ade kamana ( Bapakmu kemana ) ?" tanya saya sambil menggenggam kan beberapa lembar uang.
"Atos ngatunkeun ( sudah tiada )," jawab seorang santri dewasa yang muncul di belakangnya.
Ada rasa nyeri yang menyayat perut di bawah iga kanan saya
Entah apa yang ada di benak para penghina, penyinyir dan penista yang kedua orangnya masih lengkap, berusia dewasa, punya biaya, uang banyak, gagah perkasa DAN dia MUSLIM tapi bisanya cuma menyinyiri, menista dan menghina...
Rombongan lewat, semua logistik paketan habis kami bagikan. Tinggal logistik dalam wadah kardus dan karung. Kami naikkan ke ambulance dan mobil-mobil bertanda rombongan.
Tetiba saya dibuat terkejut. Satu demi satu gadis-gadis berjilbab lebar itu bergantian memeluk saya dan saling berpelukan antar sesamanya dengan mata basah.
Ucapan syukur dan tangis kegembiraan mereka, juga terasa menyayat hati saya.
"Bu, ayo ikut !" teriak anak gadis berjilbab lebar dan mengendarai sepeda motor. Saya diajak ikut mengiringi laju rombongan itu bersama anak-anak lain, dengan motor mereka.
Bahagianya hari ini, melupakan derita nyeri di hari pertama datangnya "tamu bulanan" saya.....
"Bu, ayo ikut !" teriak anak gadis berjilbab lebar dan mengendarai sepeda motor. Saya diajak ikut mengiringi laju rombongan itu bersama anak-anak lain, dengan motor mereka.
Bahagianya hari ini, melupakan derita nyeri di hari pertama datangnya "tamu bulanan" saya.....
Dari akun FB Dara Lana Tan https://m.facebook.com/story.php…
====
http://www.tarbiyah.net/2016/12/video-detik-detik-mengharukan-saat.html
====
Ustadz Arifin Ilham berdoa meminta diturunkan hujan sebagai bentuk diijabahnya doa, maka hujan pun turun.
http://www.portalpiyungan.co/2016/12/doa-dahsyat-ust-arifin-ilham-minta.html?m=1
=====
========
====
http://www.tarbiyah.net/2016/12/video-detik-detik-mengharukan-saat.html
====
Ustadz Arifin Ilham berdoa meminta diturunkan hujan sebagai bentuk diijabahnya doa, maka hujan pun turun.
http://www.portalpiyungan.co/2016/12/doa-dahsyat-ust-arifin-ilham-minta.html?m=1
=====
========
Kamis, 01 Desember 2016
Maukah kita menjadi saudaranya Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam? (Ucapan cinta Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam)
*BAGAIMANA PERASAAN KITA JIKA MENDAPATKAN UCAPAN CINTA DARI RASULULLAH SAW*
Mari kita simak dan renungkan tulisan dibawah ini 👇
1) Apa kiranya perasaan Abu Bakar Ash Shiddiq r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Andai kuambil kekasih di antara insan, pasti kujadikan Abu Bakar sebagai Khalilku."
Mari kita simak dan renungkan tulisan dibawah ini 👇
1) Apa kiranya perasaan Abu Bakar Ash Shiddiq r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Andai kuambil kekasih di antara insan, pasti kujadikan Abu Bakar sebagai Khalilku."
2) Apa kiranya perasaan 'Umar bin Khattab r.a saat dia berpamit 'umrah
dan Nabiﷺ bersabda padanya, "Jangan lupakan kami dalam do'amu duhai
saudaraku tersayang."
3) Apa kiranya perasaan 'Utsman bin Affan r.a saat membekali pasukan Tabuk dan Nabiﷺ bersabda, "Tiada yang membahayakan 'Utsman apapun setelah ia lakukan ini."
4) Apa kiranya perasaan 'Ali bin Abi Thalib r.a tatkala Nabiﷺ bersabda, "Bahwasanya kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Musa, tapi tiada Nabi sesudahku."
5) Apa kiranya perasaan Thalhah r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Siapa yang ingin melihat syahid yang masih berjalan di atas bumi, lihatlah Thalhah."
6) Apa kiranya perasaan Az Zubair r.a saat Rasulullahﷺ bersabda, "Setiap Nabi memiliki Hawari, dan Hawariku adalah Zubair bin 'Awwam"
7) Apa kiranya perasaan Abu 'Ubaidah r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Setiap ummat memiliki Amin, dan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu 'Ubaidah."
8) Apa kiranya perasaan 'Abdurrahman bin 'Auf r.a saat dirinyalah dimaksud oleh sabda Nabiﷺ kepada Khalid bin Al Walid r.a, "Jangan cela sahabatku. Demi Allah andai kalian berinfak emas seberat gunung Uhud, hal itu tidak akan menyamai shadaqah segenggam atau setengah genggam tepungnya."
9) Apa kiranya perasaan Mu'adz bin Jabal r.a, di saat Rasulullahﷺ bersabda padanya, "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku benar-benar mencintaimu."
10) Apa kiranya perasaan Ibnu 'Abbas r.a, saat Nabiﷺ merengkuh dan mencium kepalanya lalu berdo'a, "Ya Allah faqihkan dia dan ajarkan tafsir padanya."
11) Apa kiranya perasaan Ubay bin Ka'ab r.a, saat Nabiﷺ berkata padanya, "Allah memerintahkanku untuk membacakan Surat Al Bayyinah ini kepadamu", hingga dengan wajah berseri-seri dia bertanya, "Ya Rasulullah, benarkah Allah menyebut namaku kepadamu?" dan Nabiﷺ menjawab, "Benar."
12) Apa kiranya perasaan Abu Musa Al Asy'ari r.a, di saat Nabiﷺ bersabda, "Esok datanglah menjumpaiku, aku ingin mendengarkan bacaan Qur'an-mu."
13) Apa kiranya perasaan 'Aisyah r.a, saat Nabiﷺ menyebut namanya tanpa ragu di urutan pertama, kala ditanya 'Amr, "Siapakah yang paling engkau cintai Ya Rasulullah?"
14) Apa kiranya perasaan Ibnu Mas'ud r.a, kala betis kecilnya ditertawakan; maka Nabiﷺ bersabda, "Betis itu di sisi Allah lebih berat dari Uhud."
15) Apa kiranya perasaan 'Ukasyah r.a, saat disebut 70.000 orang masuk ke surga tanpa hisab dan Nabiﷺ berkata, "Engkau termasuk di antara mereka."
16) Apa kiranya perasaan Bilal bin Rabah r.a, saat Nabiﷺ bersabda, "Ceritakan padaku hai Bilal, 'amal apakah yang paling kau jaga dalam Islam, sebab sungguh aku mendengar bunyi terompahmu di surga?", lalu dia menjawab dengan tersipu, "Menjaga wudhu' dan dua raka'at syukur atas wudhu."
17) Apa kiranya perasaan orang-orang Anshar, di kala Nabiﷺ bersabda, "Jika manusia memilih jalan melalui sebuah lembah, sedang kaum Anshar mengambil suatu celah, niscaya aku turut serta di celah yang dilalui para Anshar. Ya Allah rahmatilah Anshar dan anak-cucu kaum Anshar."
Apa kiranya perasaan para sahabat, yang mereka berjumpa Nabiﷺ pada petang dan pagi, berjalan mengiringi beliau, memperoleh senyum dan do'anya?
Apa kiranya perasaan kita saat kelak bertemu Nabiﷺ dan para Sahabatnya?
***
"Aku rindu....aku rindu...." Kata Rasulullahﷺ ketika sedang duduk bersama para Sahabatnya
Dan Sahabatpun bertanya, "Kepada siapa engkau rindu Ya Rasulullah?"
"Aku rindu kepada saudara-saudaraku."
"Bukankah kami ini saudara-saudaramu Ya Rasulullah?"
"Kalian sahabat-sahabatku dan aku mencintai kalian, namun aku rindu kepada saudara-saudaraku."
"Siapa mereka Ya Rasulullah, yang engkau panggil mereka dengan sebutan saudaramu dan engkau rindukan itu?"
Rasulullahﷺ menjawab, "Mereka adalah ummatku kelak, yang belum pernah melihat wajahku, belum pernah bertemu denganku, belum pernah berbincang-bincang denganku, tapi mereka merindukanku, mereka melanjutkan perjuanganku, dan tak jarang mereka meneteskan air mata karena menahan rindu padaku, Aku rindu pada mereka dan aku ingin bertemu dengan mereka."
***
Adakah Nabiﷺ kan bersabda, "Kaliankah orangnya, yang telah membuatku menangis karena rindu, yang telah membuat para sahabatku cemburu?"
"Kaliankah orangnya, yang beriman kepada apa yang kubawa meski kita tak berjumpa, yang mengucap shalawat atas namaku meski tak bertemu?"
***
Yaa Rasululloh ... 😭😭😭
Inilah kami...
Yang KATANYA rindu padahal hanya SEDIKIT membaca shalawat dengan lidah kelu.
Yang KATANYA rindu tapi ketika Islam, Al-Qur'an dan Sunnahku dilecehkan kami diam seribu basa.
Yang KATANYA rindu tapi perut kami senantiasa kenyang, bahkan dari yang haram.
Yang KATANYA rindu padahal selalu mengumbar syahwat, suka melihat yang haram.
Yang KATANYA rindu tapi suka su'udzon.
Yang KATANYA rindu padahal gemar ghibah.
Yang KATANYA rindu tapi kikir untuk sodaqah.
Yang KATANYA rindu padahal tak bertanggung jawab mendidik keluarga.
Yang KATANYA rindu tapi suka berkata kotor.
Yang KATANYA rindu padahal hati kami selalu lalai.
Yang KATANYA rindu tapi durhaka kepada kedua orang tua kami.
Kadang kami merasa lelah merawat kedua orang tua kami, padahal itu baru secuil bakti kami, itupun kami sudah merasa puas melayani mereka.
Adakah kami layak jadi ummat dari Nabi seagung engkau dan memperoleh syafaa'atmu?
Ya Allah,
Ya Rabb,
Ya Karim,
Ya Arhamarrahimiin, limpahkan shalawat kepada Nabi Muhammadﷺ, sampaikan salam kami padanya dan atas semua Sahabat dan keluarganya; jadikan kami bersama mereka
Aamiin..Ya Robbal 'Alamin
اللهم صل على محمد وعلى اله وصحبه وسلم
Yuk Join di Hijrah Muslim
Telegram https://telegram.me/HijrahMuslim
#HijrahMuslim
3) Apa kiranya perasaan 'Utsman bin Affan r.a saat membekali pasukan Tabuk dan Nabiﷺ bersabda, "Tiada yang membahayakan 'Utsman apapun setelah ia lakukan ini."
4) Apa kiranya perasaan 'Ali bin Abi Thalib r.a tatkala Nabiﷺ bersabda, "Bahwasanya kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Musa, tapi tiada Nabi sesudahku."
5) Apa kiranya perasaan Thalhah r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Siapa yang ingin melihat syahid yang masih berjalan di atas bumi, lihatlah Thalhah."
6) Apa kiranya perasaan Az Zubair r.a saat Rasulullahﷺ bersabda, "Setiap Nabi memiliki Hawari, dan Hawariku adalah Zubair bin 'Awwam"
7) Apa kiranya perasaan Abu 'Ubaidah r.a saat Nabiﷺ bersabda, "Setiap ummat memiliki Amin, dan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu 'Ubaidah."
8) Apa kiranya perasaan 'Abdurrahman bin 'Auf r.a saat dirinyalah dimaksud oleh sabda Nabiﷺ kepada Khalid bin Al Walid r.a, "Jangan cela sahabatku. Demi Allah andai kalian berinfak emas seberat gunung Uhud, hal itu tidak akan menyamai shadaqah segenggam atau setengah genggam tepungnya."
9) Apa kiranya perasaan Mu'adz bin Jabal r.a, di saat Rasulullahﷺ bersabda padanya, "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku benar-benar mencintaimu."
10) Apa kiranya perasaan Ibnu 'Abbas r.a, saat Nabiﷺ merengkuh dan mencium kepalanya lalu berdo'a, "Ya Allah faqihkan dia dan ajarkan tafsir padanya."
11) Apa kiranya perasaan Ubay bin Ka'ab r.a, saat Nabiﷺ berkata padanya, "Allah memerintahkanku untuk membacakan Surat Al Bayyinah ini kepadamu", hingga dengan wajah berseri-seri dia bertanya, "Ya Rasulullah, benarkah Allah menyebut namaku kepadamu?" dan Nabiﷺ menjawab, "Benar."
12) Apa kiranya perasaan Abu Musa Al Asy'ari r.a, di saat Nabiﷺ bersabda, "Esok datanglah menjumpaiku, aku ingin mendengarkan bacaan Qur'an-mu."
13) Apa kiranya perasaan 'Aisyah r.a, saat Nabiﷺ menyebut namanya tanpa ragu di urutan pertama, kala ditanya 'Amr, "Siapakah yang paling engkau cintai Ya Rasulullah?"
14) Apa kiranya perasaan Ibnu Mas'ud r.a, kala betis kecilnya ditertawakan; maka Nabiﷺ bersabda, "Betis itu di sisi Allah lebih berat dari Uhud."
15) Apa kiranya perasaan 'Ukasyah r.a, saat disebut 70.000 orang masuk ke surga tanpa hisab dan Nabiﷺ berkata, "Engkau termasuk di antara mereka."
16) Apa kiranya perasaan Bilal bin Rabah r.a, saat Nabiﷺ bersabda, "Ceritakan padaku hai Bilal, 'amal apakah yang paling kau jaga dalam Islam, sebab sungguh aku mendengar bunyi terompahmu di surga?", lalu dia menjawab dengan tersipu, "Menjaga wudhu' dan dua raka'at syukur atas wudhu."
17) Apa kiranya perasaan orang-orang Anshar, di kala Nabiﷺ bersabda, "Jika manusia memilih jalan melalui sebuah lembah, sedang kaum Anshar mengambil suatu celah, niscaya aku turut serta di celah yang dilalui para Anshar. Ya Allah rahmatilah Anshar dan anak-cucu kaum Anshar."
Apa kiranya perasaan para sahabat, yang mereka berjumpa Nabiﷺ pada petang dan pagi, berjalan mengiringi beliau, memperoleh senyum dan do'anya?
Apa kiranya perasaan kita saat kelak bertemu Nabiﷺ dan para Sahabatnya?
***
"Aku rindu....aku rindu...." Kata Rasulullahﷺ ketika sedang duduk bersama para Sahabatnya
Dan Sahabatpun bertanya, "Kepada siapa engkau rindu Ya Rasulullah?"
"Aku rindu kepada saudara-saudaraku."
"Bukankah kami ini saudara-saudaramu Ya Rasulullah?"
"Kalian sahabat-sahabatku dan aku mencintai kalian, namun aku rindu kepada saudara-saudaraku."
"Siapa mereka Ya Rasulullah, yang engkau panggil mereka dengan sebutan saudaramu dan engkau rindukan itu?"
Rasulullahﷺ menjawab, "Mereka adalah ummatku kelak, yang belum pernah melihat wajahku, belum pernah bertemu denganku, belum pernah berbincang-bincang denganku, tapi mereka merindukanku, mereka melanjutkan perjuanganku, dan tak jarang mereka meneteskan air mata karena menahan rindu padaku, Aku rindu pada mereka dan aku ingin bertemu dengan mereka."
***
Adakah Nabiﷺ kan bersabda, "Kaliankah orangnya, yang telah membuatku menangis karena rindu, yang telah membuat para sahabatku cemburu?"
"Kaliankah orangnya, yang beriman kepada apa yang kubawa meski kita tak berjumpa, yang mengucap shalawat atas namaku meski tak bertemu?"
***
Yaa Rasululloh ... 😭😭😭
Inilah kami...
Yang KATANYA rindu padahal hanya SEDIKIT membaca shalawat dengan lidah kelu.
Yang KATANYA rindu tapi ketika Islam, Al-Qur'an dan Sunnahku dilecehkan kami diam seribu basa.
Yang KATANYA rindu tapi perut kami senantiasa kenyang, bahkan dari yang haram.
Yang KATANYA rindu padahal selalu mengumbar syahwat, suka melihat yang haram.
Yang KATANYA rindu tapi suka su'udzon.
Yang KATANYA rindu padahal gemar ghibah.
Yang KATANYA rindu tapi kikir untuk sodaqah.
Yang KATANYA rindu padahal tak bertanggung jawab mendidik keluarga.
Yang KATANYA rindu tapi suka berkata kotor.
Yang KATANYA rindu padahal hati kami selalu lalai.
Yang KATANYA rindu tapi durhaka kepada kedua orang tua kami.
Kadang kami merasa lelah merawat kedua orang tua kami, padahal itu baru secuil bakti kami, itupun kami sudah merasa puas melayani mereka.
Adakah kami layak jadi ummat dari Nabi seagung engkau dan memperoleh syafaa'atmu?
Ya Allah,
Ya Rabb,
Ya Karim,
Ya Arhamarrahimiin, limpahkan shalawat kepada Nabi Muhammadﷺ, sampaikan salam kami padanya dan atas semua Sahabat dan keluarganya; jadikan kami bersama mereka
Aamiin..Ya Robbal 'Alamin
اللهم صل على محمد وعلى اله وصحبه وسلم
Yuk Join di Hijrah Muslim
Telegram https://telegram.me/HijrahMuslim
#HijrahMuslim
Langganan:
Postingan (Atom)