HUBUNGAN ANTARA SELFTALK, SAKIT, KEMATIAN, & NASIB!
Bercermin dari sakit yang sedang mendera salah satu artis Yana Zein, yang beberapa waktu lalu saya bantu ter
api di RS.SILOAM HOSPITAL Jakarta selatan..
Seperti biasa, saya memulai "pacing leading" untuk membangun suasana agar lebih akrab, rileks dan santai..
Setelah itu lanjut dengan perbincangan ringan mengenai hal-hal yang
menyenangkan yang disukai oleh klien, ketika klien sedang shooting film,
rasa bangga ketika pertama kali main film layar lebar bersama pelawak
Doyok dan Kadir..
Ketika saya lihat klien sudah siap untuk melakukan obrolan yang lebih serius, saya bertanya dengan hati-hati dan lembut:
"Selama puluhan tahun berkecimpung di dunia film, entah layar lebar
maupun diberbagai sinetron yang pernah di bintangi, apakah bu Yana
merasa enjoy dan menikmati masa-masa pindah-pindah lokasi, shooting dari
pagi hingga pagi lagi berhari-hari, ibu yakin tidak ada tekanan slama
berkarir didunia keartisan, ibu yakin tidak ada internal konflik didalam
batin ibu?"
Dan Bu Yana menjawab, "Selama saya berkarir di
dunia perfilman saya merasa sangat enjoy, saya orangnya santai, bahkan
mungkin bisa dibilang super cuek.."
"Saya ga pernah ambil pusing
omongan orang lain tentang diri saya, bagi saya shooting film itu
seperti nafas saya, mau berhari-hari shooting dengan berpindah-pindah
lokasi, berganti peran dengan memainkan berbagai adegan, saya merasa
sangat senang sekali..saya happy sekali.."
"Saya sadar, bahwa
cara hidup saya tidak beraturan, makan minum, istirahat tidur ga jelas,
disaat orang lain istirahat tidur, saya begadang sampai pagi, disaat
orang lain sedang sibuk kerja, saya tidur .."
Saya menyimak dengan serius setiap kata-kata yang meluncur dari bibirnya..
Jika apa yang dikatakannya benar, lalu apa yang menjadi pemicu sakit kanker yang stadiumnya sudah Kanker Stadium 4? Dalam hal ini, meskipun gaya hidup, pola makan sembarangan, juga
memiliki pengaruh munculnya kanker, saya abaikan hal ini, dan saya
mencoba menggali hal lainnya dengan lebih dalam..
Karena saya
pernah bertanya kepada salah satu artis Layar Lebar dan Sinetron Lulu
Kurnia CHt CI, yang ketika saya beri pertanyaan yang sama, dengan kasus
yang sama, ia mengatakan ketika pengambilan shooting sih senang, tapi
ketika menunggu masa setting lokasi, pindah lokasi, dlsb yang seringkali
memakan waktu cukup lama hingga berjam-jam, ia merasa tidak happy, ada
perasaan bete, jenuh, kesal, perasaan terpaksa, perasaan tidak nyaman,
dan perasaan menekan lainnya yang ia pendam secara intens dalam jangka
waktu yang lama, yang pada akhirnya memicu kanker ditubuhnya, yang
segera disadari dengan menerima pekerjaan/profesinya ini dengan perasaan
nyaman, apapun situasi dan kondisinya..
Dan alhamdulillah Mbak Lulu saat ini bisa tetap berakting kembali, karena kanker sudah lenyap dari tubuhnya..
Nah, "benih" perasaan tidak nyaman dan "tekanan" pekerjaan inilah yang
menurut saya menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit stroke,
jantung, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya yang awalnya cuma
seperti stres, dan depresi ringan..
Karena ketika tubuh penuh
dengan tumpukan emosi sampah, metabolisme tubuh akan memproduksi zat
asam, ketika tubuh dalam kondisi asam, maka berbagai macam penyakit
mudah untuk berkembang..
Lalu Bu Yana melanjutkan lagi, "Saya juga tahu resiko menjalani pola hidup yang tidak beraturan seperti
ini, PALING JELEK SAYA KENA KANKER, dan SAYA SUDAH SIAP jika kena
kanker.."
NAH, INI DIA!!! Saya langsung menemukan sebuah
"selftalk" dan "program sakit" yang di ciptakannya sendiri jauh-jauh
hari, bahwa ia akan sakit kanker..
Setelah itu saya jelaskan ke
klien, bahwa sebisa mungkin mulai saat ini, selftalk yang ia katakan
diupayakan senantiasa positif... Lalu saya berikan sugesti untuk
belajar bersahabat dengan rasa sakit dan penyakit yang sedang
dideritanya saat ini, menghilangkan rasa kesal, marah, kecewa, rasa
penolakan, dan rasa permusuhan terhadap penyakit nya..
Saya ajarkan TERAPI IKHLAS PASRAH, untuk menterapi dirinya sendiri..
Dengan menyentuh bagian tubuh yang sakit, dengan mengatakan:
Wahai rasa sakit..
Wahai penyakit yang bersemayam ditubuhku saat ini..
Maafkan aku jika slama ini aku berusaha untuk mengusirmu,
Maafkan aku jika slama ini aku berupaya keras menolak kehadiranmu..
Maafkan aku jika slama ini aku kesal, marah, kecewa, kepadamu..
Maafkan aku jika slama ini aku membenci dan memusuhimu..
Aku mencintaimu..
Aku menyayangimu..
Aku mengasihimu..
Mulai hari ini..
Aku menerima dirimu apa adanya..
Aku ikhlas..aku pasrah..atas apapun yang kau lakukan padaku..
Wahai tubuhku..
Wahai seluruh organ-organ dan sel-sel tubuhku..
Maafkan aku, jika slama ini aku lupa berterima kasih kepadamu..
Maafkan aku jika slama ini aku mengabaikanmu..
Terima kasih atas semua hal yang tlah kau lakukan untukku..
Terima kasih, karena sampai dengan saat ini kau sudah memberikan yang terbaik dalam hidupku..
Terima kasih untuk bantuanmu, kerjasamamu..
Terima kasih..
Terima kasih..
Terima kasih..
Dan beberapa sugesti lain yang tidak bisa saya sampaikan di sini..
Pada awalnya memang klien akan sulit menerima script yang saya
sampaikan, bagaimana mungkin bersahabat dengan penyakit? penyakit kok
dicintai? penyakit kok malah diajak damai?
Tapi setelah saya jelaskan pentingnya membuang rasa tidak nyaman dan segala emosi sampah lainnya, akhirnya ia mengerti..
Sahabat..
Seperti halnya dengan kematian, sebagian besar kematian, sakit, dan
penyakit yang kita alami saat ini sesungguhnya adalah buah dari
keputusan kita sendiri yang tanpa disadari..
Ketika ada selftalk,
"TUGASKU SUDAH SELESAI didunia ini.."
"Aku sudah SIAP MATI.."
"INGIN MATI saja rasanya.."
"TIDAK ADA GUNANYA aku hidup.."
"BUAT APA AKU HIDUP, jika aku sudah tidak berharga lagi.."
"MATI sepertinya adalah jalan keluar terbaik masalah ini.."
"Hadiah terindah dan obat terbaik untuk saya saat ini adalah KEMATIAN.."
Dan berbagai selftalk sejenis lainnya..
Saat kita ada selftalk seperti ini dalam hati, maka seluruh sel-sel
tubuh, langsung menerima dan merespon ini sebagai "perintah untuk segera
menghentikan proses regenerasi sel-sel tubuh"..
Sebuah "perintah
untuk mengakhiri proses kehidupan dalam diri:, yang dalam ilmu
kedokteran dipahami sebagai sakit/ penyakit yang tidak bisa di sembuhkan
dan diobati..
Dari selftalk itulah mulai terjadi secara perlahan
dan pasti proses perusakan organ-organ tubuh, yang berupa munculnya
kanker, gagal ginjal, jantung bocor, stroke, & segala jenis penyakit
kronis/degeneratif lainnya..
Maka hati-hati dengan selftalk
anda, biasakan mengucapkan selftalk positif, dan buang jauh-jauh
selftalk negatif, termasuk selftalk negatif yang berkaitan langsung
dengan NASIB!
So, Let's Transform!
Hermawan GS
CC; Mimin Sumini
============