Saya baru tersadar bahwa ini hari sudah tanggal 16, dan 16 ini bukan hari pertama untuk setengah bulan terakhir dari bulan berjalan, Februari. Ya, karena februari tidaklah genap 30 hari, apalagi februari tahun ini kembali berjumlah 28 hari. Pasti akan merasa senang bagi yang mendapatkan gajian pada tanggal 1, karena itu akan lebih cepat lagi mendapatkan dokunya atas jerih payahnya pada bulan februari ini. (untuk yang hororer, sabar saja ya....! hiks). Tapi juga menjadi kepedihan bagi orang-orang yang lahir pada tanggal 29 februari karena tanggal itu hilang misterius begitu saja! (aihhh kodong!)
yang lebih memprihatinkan untuk saya sendiri karena hingga pertengahan lebih bulan februari berjalan, tidak ada satu pun yang saya bisa tulis untuk menjadi sebuah tulisan (baik yang serius maupun yang tidak serius, yang panjang maupun yang pendek), saya mencoba untuk berfikir keras untuk melakukan itu. tapi entah kenapa selalu sulit sekali jari jemari ini menekan tombol-tombol huruf untuk merangkai kata, kalimat, hingga alinea demi alinea. bahkan ketika ide untuk itu sudah ada di ujung fikiran saya. Apakah karena itu pula sehingga boleh jadi sebagai pelampisannya kadang saya berkomentar liar dan seenak udel, dalam aktifitas sehari-hari yang saya lalui selama ini.
saya akui bahwa akhir-akhir ini hati ini selalu memberontak melihat apa yang terjadi di sekeliling kita. Apakah karena hal itu sehingga jari jemari ini tidak bisa digerakkan untuk menari di atas barisan tombol-tombol huruf itu? entahlah..... Di mulai dari tidak adanya penghargaan kepada seseorang yang telah bekerja dengan ikhlas karena dia mencintai pekerjaannya, sementara yang menguasai sumber kekuasaan dan kekuatan tidak menyadarinya atau bahkan tidak mempedulikannya, seolah ada jurus aji mumpung dalam genggamannya. Anggaplah dia tidak terlalu suka akan kertas bergambar memenuhi tas kebanggaannya, tetapi setidaknya harkat dan martabatnya perlu kita angkat sesuai kedudukannya!
Berikutnya adalah rusaknya tatanan aturan yang walaupun aturan itu bukanlah hal yang mutlak tetapi setidaknya itu menjadi standar untuk saat ini untuk kita hidup berkomunitas, yang lebih parah adalah karena semua itu muncul karena ketidak tegasan dari sosok pribadi yang seharusnya berdiri tegak di kakinya sendiri dan menopang otak serta hati yang fitrah. kebesaran hati sesuai kapasitasnya di atas kepentingan yang lebih besar seharusnya menjadikan sesuatu menjadi tidak bertele-tele dan menjadi tambah rumit. apalagi hal itu melupakan sebuah babakan generasi yang terhancurkan karena sesuatu yang menipu akan masa depannya dan masa depan semuanya! Anak-anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa terlenakan dengan perbuatan yang jauh dari akhlak yang benar. Bagaimana mungkin kita disibukkan dengan kepentingan saat ini dan melupakan kebaikan dari sebuah kepentingan di masa yang akan datang!?
Ups! aaahhhhhhhhhh.....ternyata keluhan ini rupanya telah mengantar jari-jemari saya mampu untuk menari di atas tombol-tombol huruf sehingga terangkai kata, kalimat hingga berbentuk alinea dan demi alinea. Ha-ha.....ternyata.....huuuuuuhhhhhhhhhhhhhhh...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar