Rabu, 07 Januari 2015

Proses tercabutnya nyawa dari raga/tubuh manusia dan kejadian setelahnya.

Di dalam Al-Musnad disebutkan dari hadits Al-Barra' bin Azib, dia berkata, "Kami keluar bersama Nabi Shallalluhu 'Alaihi wa Sallam untuk mengiringi jenazah seseorang dari kalangan Anshar. Ketika kami sudah sampai di kuburan dan mayat sudah dikuburkan, beliau duduk dan kamipun duduk di sekeliling beliau. Saat itu seakan-akan di atas kepala kami ada burung, sementara di tangan beliau ada tangkai rantai pohon dan beliau mengetuk-ngetukan ke tanah. Beliau mengangkat kepala lalu bersabda, "Berlindunglah kalian dari siksa kubur," hingga dua atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya jika hamba sedang terputus dari dunia dan menuju akherat, maka para malaikat turun dari langit, muka mereka berwarna putih, yang seakan-akan muka mereka itu matahari. Mereka membawa salah satu kafan dari kafan-kafan penghuni surga dan salah satu keranda dari keranda-keranda surga, hingga mereka duduk di sekelilingnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, "Keluarlah wahai jiwa yang tentram, keluarlah kepada ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya" Maka jiwa itu keluar, mengalir seperti tetes air yang mengalir dari bibir tempat air, lalu malaikat itu mengambilnya. Bila Malaikat pencabut nyawa mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya lalu meletakannya di kafan dan keranda itu. Jiwa itu keluar dengan aroma yang amat harum seperti hembusan minyak kesturi yang ada di muka bumi. Mereka membawanya naik ke atas. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan berkata, "Siapakah roh yang harum itu?"

Para Malaikat yang membawanya menjawab, "Ini roh Fulan bin Fulan." Mereka menyebutnya dengan nama yang paling bagus seperti biasanya mereka menyebutnya kala di dunia. Lalu mereka meminta untuk dibukakan, hingga dibukakan baginya. Mereka melakukan hal yang sama di setiap langit untuk beralih ke langit berikutnya, hingga di langit ke tujuh.

Di sana Allah berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di Illiyyin dan kembalikan ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi, di sana Aku dikembalikan dan dari sana Aku mengeluarkan mereka pada saat yang lain."

Beliau bersabda, "Maka rohnya dikembalikan ke bumi, hingga dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, seraya bertanya kepadanya "Siapakah Rabbmu?"
Dia menjawab, "Rabb-ku adalah Allah Azza wa Jalla."
"Apa agamamu?" tanya kedua malaikat.
"Agamaku Islam," jawabnya.
"Siapakah orang yang diutus di tengah kalian ini?" tanya dua malaikat.
"Dia adalah Rasul Allah," jawabnya.
"Apa ilmumu?" tanya dua malaikat.
"Aku membaca Kitab Allah Azza wa Jalla, lalu aku percaya dan membenarkannya," jawabnya.

Lalu terdengar seruan dari langit, "Hamba-Ku benar. Maka hamparkanlah sebagian tempat dari surga baginya, kenakanlah sebagian pakaian dari surga dan bukakanlah satu pintu menuju surga baginya."
Maka rohnya dibawa dengan keharumannya dan dilapangkan kubur baginya sepanjang mata memandang.

Beliau bersabda lagi, "Lalu dia didatangi orang yang bagus mukanya, bagus pakaiannya dan harum baunya, seraya berkata, "Terimalah kabar gembira dengan sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dulu dijanjikan kepadamu." Dia bertanya, "Siapakah engkau dengan muka yang datang dengan kebaikan?" Orang itu menjawab, "Aku adalah amalmu yang shalih". Dia berkata, "Ya Rabbi, bangkitkanlah segera hari kiamat, bangkitkanlah segera hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan harta bendaku."

= Beliau bersabda lagi, "Sesungguhnya jika hamba kafir sedang terputus dari dunia dan menuju akherat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan muka hitam, sambil membawa kain kasar. Mereka duduk di sekelilingnya sejauh mata memandang. Kemudian melaikat pencabut nyawa datang dan duduk di dekat kepalanya, seraya berkata, "Wahai jiwa yang buruk, keluarlah kepada kemurkaan dari Allah dan kemarahan-Nya." Jiwanya menyebar ke seluruh badan lalu dicabut sebagaimana besi tusukan daging yang dicabut dari kain wool yang basah. Malaikat mengambilnya, dan jika sudah mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkan jiwanya ada di tangannya walau sekejap mata pun, hingga mereka meletakkannya pada kain yang kasar itu. Ia keluar dari sana dengan bau yang lebih busuk daripada bangkai yang ada di muka bumi. Lalu mereka membawa na naik ke atas. Mereka tidak membawanya melewati sekumpulan malaikat, melainkan bertanya, "Siapakah roh yang busuk ini?" Mereka menjawab, 'Ini roh Fulan bin Fulan", dengan panggilan paling buruk yang disebutkan di dunia. Lalu dinintakan untuk dibukakan baginya, namun tidak dibukakan baginya."

Kemudian Rasulullah saw membaca ayat, yang artinya, "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum." (Al-A'raaf ayat 40)

Lalu Allah berfirman, "Tulislah kitabnya di dalam Sijjin, di bumi yang paling bawah." Lalu rohnya dilemparkan dengan sekali lemparan. Kemudian beliau membaca ayat, "Dan, barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (Al-Hajj ayat 31)

Lalu rohnya dikembalikan ke jasadnya, dan dua malaikat mendatanginya, mendudukkannya dan bertanya kepadanya, "Siapakah Rabbmu?"
Dia menjawab, "Hah, hah, aku tidak tahu."
"Apakah agamamu?" tanya dua malaikat.
"Hah, hah, aku tidak tahu." jawabnya.

Lalu ada seruan dari langit, "Hamba-Ku ini telah berdusta, maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah baginya satu pintu yang menuju neraka."

Dia mendatanginya dengan panas dan racunnya serta kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan di sana.

Lalu dia didatangi seorang laki-laki yang buruk mukanya, buruk pakaiannya dan busuk baunya, seraya berkata, "Terimalah kabar yang menyedihkanmu. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu."
"Siapakah engkau?" tanyanya, "wajahmu adalah wajah yang datang dengan membawa keburukan."
Orang itu menjawab, "Aku adalah amalmu yang buruk."
Dia berkata, "Ya Rabbi, janganlah Engkau bangkitkan hari kiamat."

Di dalam Lafazh Ahmad disebutkan, 'Kemudian dia diwafatkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli, sedangkan di tangannya ada tongkat besi, yang sekiranya tongkat itu digunakan untuk menghantam gunung, maka gunung itu berkeping-keping menjadi abu, kemudian Allah mengembalikannya sediakala. Lalu dia dipukul sekali lagi dengan suatu pukulan hingga membuatnya meraung-raung yang dapat didengar segala sesuatu kecuali jin dan manusia."

Al-Barra' berkata, "Kemudian dibukakan pintu baginya ke nereka dan dihamparkan baginya tempat tidur dari api neraka."

REPOSTING : SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA. IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH. PENERBIT DARUL FALAH. CETAKAN KELIMA. 2013

Tidak ada komentar: