Allah swt berfirman, "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akherat itulah negeri yang kekal" (QS. Gafir (40) : 36)
Nabi saw mengirimkan Abu Ubaidah bin Jarrah ra ke Bahrain, untuk mengambil pajak. Setelah selesai, ia pun kembali dengan membawa harta yang banyak. Kaum Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah. Lalu, menunaikan shalat subuh bersama Beliau. Selesai shalat, beliau kembali, kemudian mereka menemui beliau. Beliau tersenyum ketika melihat mereka, kemudia bersabda, "Saya kira kalian sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa banyak harta." Mereka menjawab, "Benar, Rasulullah." Beliau bersabda, "Bergembiralah kalian dan berharaplah sesuatu yang akan menyenangkan kalian. Demi Allah, bukannya kekafiran yang saya takutkan mengenai kalian, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untuk kalian, kemudian kalian saling berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusak agama kalian sebagaimana ia telah merusak agama mereka." (HR. Al-Bukhari)
Kita kadang melihat bagaimana ada orang dalam proses pencarian dunia dengan cara yang tidak benar, bersifat rakus bahkan kadang saling sikut kepada sesama, hingga menutup mata kepada kawan terdekat padahal posisi yang didapatkannya juga karena ada andil dari orang lain di sekitarnya. Kalau sudah seperti itu bagaimana mungkin dia bisa melihat haq orang lain pada hartanya?
Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya." (QS. Al-Kahf (18) :7)
Allah swt berfirman, "Barangsiapa menghendaki keuntungan di akherat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapatkan bagian di akherat." (QS. Asy-Syuraa (42) : 20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar