Akan tetapi aku melihat dan menyaksikan para khutoba dan ulama’ Arab
Saudi mendoakan muslimin Palestina. Akupun menyaksikan dan membaca Raja
Salman mengutuk dengan keras tindakan agresor yahudi dan beliau
memainkan peran politiknya di dunia internasional untuk menghentikan
tindakan israel…bantuan-bantuan finansialpun pun digelontorkan untuk
membangun kembali infrastruktur gaza yang porak poranda.
Sering aku mendengar media massa bertutur bahwa: “Arab Saudi tidak peduli dengan urusan kaum muslimin.”
Akan tetapi aku meyaksikan jutaan kaum muslimin Rohingya dan Suriah
di tampung di negeri ini, tidak sekedar diberikan tenda-tenda
pengungsian bahkan lebih dari itu, mereka diberi faslitas makanan,
pendidikan dan pekerjaan. Tidak kah kita masih ingat berapa juta dollar
yang dikucurkan Arab Saudi untuk korban Tsunami Aceh?
Sering aku mendengar media indonesia berkata: “Negara Arab Saudi tidak becus ngurus jemaah haji”
Akan tetapi aku menyaksikan milyaran atau bahkan trilyunan dollar
digelontorkan oleh kerajaan Arab Saudi untuk membangun dan memberikan
fasilitas yang nyaman bagi tamu-tamu Allah. Bukit batu yang kuat
dihancurkan dan dibuatkan terowongan-terowongan raksasa untuk memudahkan
jemaah haji dalam perjalanan menuju lempar jumroh.
Terowongan-terowongan itu dilengkapi mesin penetral udara agar para
jamaah tidak merasa sesak, ditambah eskalator yang canggih untuk
memudahkan perjalanan para jamaah.
Para tentara yang seharusnya memikul senjata, mereka dengan sabar
mengarahkan dan berteriak-teriak demi kelancaran arus jemaah di
terowongan. Mereka membawa semprotan-semprotan air untuk memberikan
kesegaran bagi jemaah yang kelelahan. Dibangunkan kemah-kemah di Mina
plus pengatur udara agar jamaah tdak kepanasan. Masjidil Haram diperluas
agar daya tampung jamaah semakin banyak, dibuatkan mathof (tempat
thowaf) untuk para lansia yang cacat agar mudah melakukan thowaf. WC dan
tempat wudhu di lantai bawah diperbanyak dan dilengakapi eskalator
untuk mempermudah para tamu-tamu Allah. Dan masih banyak lagi yang tidak
bisa saya sebutkan semua.
Aku sering mendengar media berkata: “Arab Saudi negara yang merombak kota suci Makkah menjadi seperti kota Las Vegas”
Tapi aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Makkah masih dan insya Allah senantiasa dalam naungan syariah, tiada diskotik, tiada tempat perjudian, tiada tempat pelacuranTiada aurat wanita terlihat….toko2 dan marketpun tutup ketika panggilan shalat dikumandangkan, para tamu Allah di muliakan, dan sedikit sekali dijumpai kejahatan. Kalaupun ada kejahatan dan kemungkaran…itu bukan berarti kerajaan melegalkannya.
Sering aku mendengar orang bilang “Arab Saudi adalah negara penyiksa para TKW”
Tapi aku melihat sendiri seorang lelaki saudi dengan pakaian khasnya
selepas shalat Ashar mendatangiku di salah satu masjid di kota Riyadh
dan berkata: Anta indunisiy? Anta da’i hena? (Anda orang indonesia? Anda
seorang dai?), ia melanjutkan kalimatnya kepadaku: aku punya seorang
pembantu wanita di rumah, aku sangat kasihan kepadanya, aku ingin
menghajikan dia tahun ini, bisakah anda membntuku untuk menemukan travel
khusus untuk para TKW indonesia agar pembantuku bisa haji bersama
mereka? Dalam hatiku berkata: majikan ini baik sekali, ia tidak hanya
memperhatikan urusan dunia saja bagi pembantunya..bahkan ia membantunya
untuk menyempurnakan rukun islamnya.
Kisah lain, seorang pembantu berkata bahwa majikan lelakinya sangat
baik sekali, kalau dia datang dari kantor maka ia berkata keras di depan
pintu “aku dataang” artinya pembantu wanita harus memakai jilbab.
Majikan wanitanya pun baik hati ia sering mengajaknya makan bersamanya.
Kalo ada berita di TV tentang indonesia maka si pembantu yang di dapur
dipanggil untuk ikut meyaksikannya. Jika ada acara kajian syekh di TV
maka pembantu tersebut juga diajak menyimak bersamanya. Ketika pulang ke
indonesia si pembantu inipun dibekali banyak kitab-kitab terjemahan
bahasa indonesia.
Akan tetapi aku menyaksikan di kampus-kampus Saudi kitab-kitab ulama madzhab dimuliakan dan dipelajari.
Sering aku mendengar orang-orang menjelek-jelekan Arab Saudi, akan tetapi yang aku lihat:
- Hudud dan Qishas diterapkan di negeri Arab Saudi. Negara berdasar ahlussunnah wal jamaah alal kitab was sunnah ala fahmi salafil ummah
- Syiar-syiar Islam tampak jelas di negeri Arab Saudi. Imam-imam masjid digaji dan dimuliakan oleh negara. Di Arab Saudi pendidikan Gratis
- Arab Saudi memberikan beasiswa bagi anak-anak kaum muslimin dari lintas benua untuk menimba ilmu di negerinya
- Tidak ada pajak. Tidak ada uang parkir. Tidak ada uang pembayaran jasa tol
- Angka kejahatan sangat sedikit, bahkan Arab Saudi adalah negara di dunia yang paling terkecil angka kejahatannya
- Tidak ada miras dijual secara legal
- Tidak ada tempat hiburan, diskotik, pelacuran dan perjudian. Kalau pun ada maka itu bukan sesuatu yang legal dan akan ditindak keras bagi pelakunya
- Tempat-tempat berbelanjaan besar sekelas carefour ataupun yang lainnya harus tutup bila adzan tiba, sebagaimana yang saya lihat di kota Riyadh dan kota Jeddah, begitu juga Makkah dan Medinah.
- Di mall-mall tersebut disediakan masjid besar, yang jika adzan tiba penuh sesak dengan orang shalat. Artinya negara ini mampu membina warganya untuk mengingat Allah
- Negara Arab Saudi ini menjadi negeri kedua bagi para pekerja. Sangat banyak kita jumapai negara ini menampung tenaga kerja dari negeri-negeri muslim.
Semoga Allah selalu menjaga negeri tauhid dan melindunginya dari
makar musuh-musuhnya. Semoga Allah menjaga rajanya al-Malik Salman bin
Abdil Aziz hafizhahullah dan selalu membimbingnya.
Oleh: Ustadz Fadlan Fahamsyah, Lc. M.H.I
Sumber: kaskus.co.idhttp://islamidia.com/arab-saudi-yang-aku-dengar-dan-arab-saudi-yang-aku-lihat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar