Setelah
seperempat abad di Sulawesi Selatan ini, karena pekerjaan sudah seluruh
kabupaten dan kota sudah pernah disinggahi atau minimal dilewati. Anda mungkin akan mengira saya tukang jalan,
senang jalan keluar rumah. Senang,
senang sih…lihat daerah yang baru dan menambah pengalaman yang baru. Tetapi
sebenarnya saya boleh dibilang orang rumahan, artinya klo sudah di rumah klo
tidak ada keperluan penting sekali saya lebih senang di rumah saja, hingga
kadang kalau sudah keluar rumah untuk keliling di sekitar kota suka
terkaget-kaget karena pembangunan yang ada di kota tidak pernah saya ikuti.
Jadi suka heran sendiri, loh kenapa sudah ada gedung ini di sini, ada keramaian
di sana, jalan yang sudah lebar di sono dan lain sebagainya.
Yang
parahnya adalah kadang itu berhubungan dengan ikon-ikon baru yang ada di
Makassar, lebih parahnya lagiter kadang orang yang jauh-jauh datang ke sini
(baca : Makassar) hanya untuk mengunjungi tempat-tempat yang menggelegar namanya
ke mana-mana itu. Pernah keluarga saya dari
Jawa datang ke sini, hanya untuk mengunjungi Tran Studio Makassar sebelum
adanya Tran Studio Bandung. Adik saya
dengan teman-teman kerjanya di Purwakarta sana (dekat Jakarta) datang hari
sabtu ke Makassar dan pulang hari minggu, hanya ingin main Golf di Padi Valley Golf di Gowa sana, yang konon terbaik se asia.
Aduh!!!
Sampai
saat ini pun, saya tidak pernah menginjakkan kaki di Trans Studio Makassar,
jadi saya pun tidak bisa cerita kalau anda bertanya apa yang ada di dalamnya,
kalau anda ngotot paling saya suruh anak saya yang menceritakannya. Tapi Alhamdulillah, kalau Trans Studio
Bandung saya sudah pernah datang ke sana, itu pun ketika kami sekeluarga mudik
dan diajak Adik untuk berkunjung ke sana.
Ketidak
tahuan saya akan sesuatu yang ada di sekitar saya, rupanya dijawab Allah dengan
mengizinkan saya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menjadi perbincangan
orang. Kemarin saya diajak teman untuk
melihat lokasi tanah kapling yang dia beli melalui perantaraan saya (makelar
nih yeee…) di daerah Gowa sana arah Malino.
Setelah selesai melihat-lihat kami pun meluncur mengarah kembali ke asal
datang. Tetapi karena seperti diniatkan
kami berhenti makan di warung makan sederhana yang menyediakan konro dan coto
dengan daging Kuda (Heeeee…..). Sebagai
penikmat makanan bukan sebagai Master Chef baru kali ini saya bisa membedakan
rasa dari Konro Kuda dan Coto Kuda hhhhmmmmm…maknyoussss!
Selesai
makan, saya berfikir kami akan ke kantor Penjual Tanah Kapling untuk
membicarakan membuat pondasi keliling dan ke Notaris untuk menanyakan pembuatan
sertifikat tanah yang lelet tidak jadi-jadi padahal sudah 4 tahunan
(gggrrrrrkhhh, ekspresi ngambek!), tapi ternyata tidak, teman yang datang
jauh-jauh ini ingin melihat bendungan Bili-bili dimana dulu dia sempat
memancing dan menikmati panorama bendungan itu.
Ternyata setelah berkeliling-keliling akhirnya kami menemukan tempat itu
dan menikmati pesona pemandangan yang ada dengan berfoto bersama walau cuaca
sedang mendung. Sebenarnya waktu sudah mengarah ke jam tutup kantor dan itu
sudah saya dan teman yang lain ingatkan tapi sang teman yang punya hajat tidak
memperdulikannya. Beliau ingin bernosnalgila dulue. Ini menjadi berkah pula
bagi saya karena saya tahu selama ini ada bendungan Bili-bili tetapi tidak tahu
seluk beluk yang lebih detailnya lagi.
Setelah
puas, kami jalan menuju Makassar dari arah yang berbeda ketika kami pergi. Ketika kami pergi jalur yang kami pakai jalur
Hernasting baru-samata-pasar burung-burung-bili-bili, tetapi karena acara
nostalgila tadi pulangnya kami dari bili-bili menuju jalan lama menuju Sunggu
Minasa, tetapi karena berfikir untuk menghindari kemacetan saya alihkan di
depan Kampus Fakultas Teknik UNHAS (bekas pabrik kertas gowa) belok kanan yang
nantinya tembus ke jln Hertasning Baru.
Di jalan pintas ini sang teman yang punya hajat ingin melihat-lihat
lapangan golf yang jadi perbincangan orang selama ini, saya bilang terlalu jauh
mutarnya lagi. Tapi dia bilang tidak
apa-apa, supaya puas jauh-jauh ke Makassar bisa melihat semuanya. Di papan
reklame tertulis 20 menit waktu yang dibutuhkan untuk menuju tempat itu.
Glek!!!
Tapi
akhirnya saya pun bersyukur pula karena saya bisa melihat dan menikmati pesona tempat yang khusus di datangi adik saya dan
teman-teman kantornya di jawa sana hanya untuk main Golf. Dan saya dengar bahwa konsep dari lapangan
golf ini nantinya dirangkaikan dengan perumahan eksklusif dan mall di dalamnya.
Apalagi kontur dari lahan yang ada sepertinya sangat lengkap untuk sebuah
desain yang akan sangat indah, ada bukit, danau (konon alami) dan area
datarnya.
Memang
luar biasa, kami nikmati pemandangan dan suasana sambil duduk-duduk ditemani
juice dan kopi hitam serta obrolan ngalor ngidul hingga menjelang cahaya alam
terus meredup. Kami pun cabut menuju Makassar. Sebelum saya turun di rumah, kami santap dulu
Kepala Ikan Bakar dan Sop Saudara yang asli orang pangkep pemiliknya he-he…..
Makasih…..Alhamdulillah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar