Selasa, 18 Oktober 2016

Dilema Sakaratul Maut

Disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa dalam proses Sakaratul maut itu sangatlah sakit bagaikan ditusuk beratus-ratus jarum. Bahkan Allah swt berfirman bahwa tidak ada lagi pintu taubat ketika nyawa sudah ada dikerongkongan.  Jadi Detik-detik sakaratul maut adalah suatu masa yang kritis dalam kehidupan manusia, masa dimana Roh tercabut dari jasadnya.  Proses ini merupakan penggambaran dari jalan kehidupan manusia selama hidupnya.

Dalam syariat terutama ketika akhir dalam sholat kita biasa berdoa untuk terhindar dari fitnah kematian.  Begitu pula  kita sering  berdoa memohon kepada Allah untuk mengakhiri hidup ini dengan baik (husnul khotimah). Tetapi kadang manusia memohon kepada Allah swt namun tidak berusaha melakukan untuk mengarah ke sana. Na'udzubillah min dzalik.

Ibnu Qayyim rohimahullah mengatakan Syeitan dapat mempengaruhi dan mendorong hamba untuk mendurhakai Allah pada saat dia (manusia) memiliki kekuatan dan kesempurnaan pengetahuan, membuat hatinya lalai mengingat Allah, membuat lidahnya lupa menyebut asma Allah, membuat anggota tubuhnya meninggalkan ketaatan kepada-Nya.  Jika Syeitan dapat berbuat terhadap dirinya dalam keadaan seperti ini, maka apa pendapatmu pada saat keadaannya lemah dan kekuatannya hilang, pada saat hati dan jiwanya disibukkan oleh derita pencabutan Roh??

Sementara syeitan menghimpun semua kekuatan dan hasrat serta apa pun yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan kesempatan, karena itulah upayanya yang terakhir kali.  Keadaan syeitan yang paling kuat justru pada saat itu.  Lalu siapakan yang dapat selamat dalam keadaan seperti itu?

Bagaimana mungkin orang yang hatinya dilalaikan Allah untuk menyebut nama-Nya, yang mengikuti hawa nafsunya dan urusannya diabaikan, akan mendapatkan husnul khotimah? Sungguh mustahil orang yang hatinya jauh dari Allah, melalaikan-Nya, menyembah hawa nafsunya, menjadi tawanan syahwatnya, lisannya kering dari dzikir kepada-Nya, anggota tubuhnya tidak pernah taat kepada-Nya dan yang senantiasa sibuk dengan kedurhakaan, akan mendapatkan husnul khotimah. 

Ketakutan terhadap kesudahan hidup ini seakan memutuskan punggung orang-orang yang bertakwa. Sementara orang-orang yang buruk dan zhalim menganggap telah mendapatkan taufik.

Dikatakan dalam syair,
Hai orang yang merasa aman padahal keburukanmu melimpah.
Apakah engkau merasa memiliki tanda tangan yang absah?
Kau himpun dua hal, mengikuti hawa nafsu dan rasa aman,
padahal salah satu di antara keduanya hanya menghancurkan.
Orang-orang yang baik meniti jalan dalam keadaan takut,
sementara terhadap jalan itu engkau tidak mau ikut.
Karena kebodohan engkau tak menabur benih saat musim tanam,
lalu apa yang engkau dapatkan saat semua manusia mengetam?
Mengapa kau hindari kehidupan yang kekal abadi
dengan kehidupan yang pasti akan berakhir ini.
Demi Allah, engkau adalah orang yang bodoh dan dungu
karena melakukan jual beli diluar pengetahuanmu.


Allah berfirman, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akherat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Al Quran surat Ibrahim ayat 27)

Sumber : Setiap Penyakit Ada Obatnya. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rh.

Tidak ada komentar: