Kemarin saya sengaja nongkrong di depan Te Ve di siang hari, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan,apalagi dengan kondisi kaki saya yang seperti ini. Saya paksakan cari posisi yang bisa nyaman sehingga tidak menimbulkan rasa pegal karena aliran darah dari kaki tidak lancar ke arah jantung yang menyebabkan kaki bengkak dan mengeras. Sehingga untuk itu beberapa posisi selalu berganti-ganti untuk menikmati tayangan Te Ve dan kenyaman kaki.
Ya, saya paksakan karena saya ingin menonton penghitungan cepat PILGUB DKI yang sangat menghebohkan itu. Yang membuat antara teman, saudara, bahkan mungkin kolega bisnis menjadi renggang hubungannya karena berbeda pilihan. Yang luar biasa karena walau pilgub dki tetapi semua orang yang berkepentingan tetapi tidak tinggal di jakarta juga ikut terlibat. Maksud berkepentingan di sini karena salah satunya berhubungan dengan keyakinan dan ada juga yang berkaitan dengan kepartaian.
Yang berhubungan dengan keyakinan walau sudah dikatakan para ulama bahwa memilih pemimpin di luar keyakinan (Islam) adalah dilarang keras, haram, yang akan mengakibatkan kondisi keimanan seseorang menjadi tercoret ke dalam posisi yang sangat merugikan dirinya, tetapi ada juga orang yang ngotot untuk tetap memilihnya. Yang luar biasa karena ada sebagian elit-elit politik bahkan yang punya pemahaman keagamaan yang di atas rata-rata juga mendukung calon pemimpin yang berbeda agama, entah karena motif apa, silahkan anda terjemah sendiri. Dan yang lebih hebat lagi, seperti nya ada statement kalau kita memilih pemimpin yang sesuai dengan keyakinan kita, terutama untuk umat islam dikatakan mereka bersikap intoleran, yang justru tidak kenakan kepada umat yang lain. O, o......
Yang berhubungan dengan kepartaian, banyak yang tidak mempedulikan status keyakinannya, tetapi karena partainya mendukung sang calon yang berbeda keyakinan (Ahok), dia tetap pada keputusan sang partai. Apalagi ada partai yang memang untuk mengkonsentrasi anggota partainya di seluruh ndonesia untuk memenangkan calon yang didukungnya. Terakhir terlihat bagaimana Jakarta dibanjiri sembako dan baju gratis (bahkan mungkin uang), dengan maksud mencuri hati masyarakat Jakarta untuk memilih calon partainya, yang sebenarnya hal ini sudah melanggar aturan pilkada itu sendiri.
Kembali ke acara nonton, karena ada teman group wa yang tidak bsia menyaksikan acara di Te Ve, sehingga saya pun menjadi kepanjangan laporan dari acara itu ke postingan wa. Setiap ada perubahan angka, selalu saya laporkan, hingga posisi data yang masuk 80 % dengan perbedaan suara yang cukup jauh hampir 20 persen., nampaknya kekalahan ahok sudah tidak bisa dipungkiri. Saya pun lega karenanya, setidaknya, tuntas sudah untuk urusan ahok dalam pilgub dki ini. Urusan selanjutnya adalah urusan KPUD. Apakah akan ada sesuatu yang terjadi yang luar biasa yang membaliknya hitungan cepat yang ada???!!!! entahlah.......
(Berikutnya hutang ahok adalah menuntaskan penistaan agama yang sedang berlangsung di pengadilan. Itu satu sisi yang lain......................)))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar