Bisa terbayang (coba bayangkan! loh...apaan! eh...iya yah!) nanti tanggal 9 Juli 2014, sore hari setelah quick count muncul, pasti muncul kehebohan di media sosial. Pendukung yang menang, bersorak gembira (gimana caranya, wong tulisan kok!) dan mengagungkan-agungkan jagoannya plus tentu menjelek-jelekkan orang yang disebrangnya (yang kalah maksudnye!). Yang kalah tapi mbandel, pasti tidak mau terima kekalahan itu, dan tetep mengagungkan jagoannya yang kalah itu! boleh jadi muncul pembelaan yang umumnya keluar dari orang yang kalah, curanglah, serangan fajarlah, money politic lah, sistemi lah, terstrukturlah, pake dukun lah...wueleehhhh macam-macam dah! Namun tidak sedikit juga yang mengakui kekalahan, namun sedikiiiitttttt....bisa dihitung dengan jari binatang kaki seribu!!! yoooo....kita nantikan sama2! (sudah bisa toh dibayangkan sekarang! aih kodong....)
Itu yang pertama, kedua kita bisa bayangkan ketika Capres pemenang sudah menjalankan roda pemerintahannya artinya sudah menjabat sebagai presiden Indonesia 2014-2019. Ketika Presiden terpilih mengeluarkan kebijakan-kebijakan, apalagi yang tidak populer, kemungkinan besar pendukung capres yang kalah akan mengatakan, "Peduli amat saya tidak memilih dia kok!" atau "Tuh! apa saya bilang, Jangan pilih dia" dan lain sebagainya seolah-olah dia berlepas diri dari apa yang sudah dilakukannya terutama sebagai warga negara!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar