Senin, 17 November 2014

Pak Profesor terjerat Narkoba!

Hiks!

Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan kasus seorang profesor yang sedang pesta sabu dengan teman-temannya, bahkan ada mahasiswi juga di dalamnya. Yang lebih parah lagi adalah pak Profesor menjabat sebagai pejabat di Perguruan Tinggi yang cukup ternama di Indonesia bagian Timur, Universitas Hasanuddin. Yang lebih lebih memprihatinkan lagi jabatan pak Profesor adalah Pembantu atau Wakil Rektor bidang kemahasiswaan. Bidang yang berhubungan langsung dan bertanggung jawab dengan urusan Mahasiswa. Boleh jadi ada yang memberi kesimpulan yang salah, profesornya saja begitu bagaimana dengan mahasiswanya! he-he....kesimpulan ngawur. karena tidak semua profesor seperti itu, dan tidak semua mahasiswa mengikuti yang salah!

Ketika gencar-gencarnya pendidikan menjadi sorotan karena kualitas lulusan yang belum memenuhi harapan, sehingga Pemerintah mengutak-atik kurikulum yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada. Tiba-tiba, eeeee.............seorang guru besar terpeleset ke jurang penistaan, bermain sabu di ruang hotel dimana seorang mahasiswi berada di situ juga. (tidak salah juga kalau kita berfikiran yang aneh-aneh tentang kondisi ini! Hiks). Profesor bukan lah orang yang bodoh dari segi pengetahuan yang didalaminya. Sebutan guru besar, menunjukkan kapasitas keilmuan yang dipunyai. Tetapi rupanya kehebatan keilmuan yang dipunyai tidak sampai masuk di hati. Padahal konon, keilmuan sang profesor adalah di bidang hukum. sayang keilmuan yang ada di fikiran juga tidak bisa membedakan mana benar dan mana salah. Apakah hal itu karena rayuan dari pihak-pihak lain sehingga pak Profesor terjerumus ke dalamnya. yaa.....sebagai manusia, bisa saja itu terjadi! Setidaknya dikatakan bahwa manusia tempatnya salah dan lupa!

Sedikit berbicara tentang kebenaran, ketika kebenaran disandarkan kepada aspek intelektual maka akan menimbulkan sisi benar dan salah. kemudian ketika kebenaran disandarkan kepada aspek moralitas maka akan menimbulkan baik dan buruk, dan ketika kebenaran disandarkan pada aspek spiritual makan akan menimbulkan sisi mulia dan hina. jadi kalau dilihat dari ketiga sudut atau aspek dari sang Profesor, ini mah menurut saya ya, boleh jadi pak Profesor mengetahui bahwa sabu itu tidak baik dan salah kalau dilakukan yang nantinya cepat atau lambat akan ketahuan akan akan mengakibatkan kehinaan dalam kehidupan di dunia ini dan bahkan kalau tidak bertobat juga di kehidupan yang akan datang (akherat). Ini lah yang perlu menjadi perhatian semua orang, terutama orang-orang yang sudah dalam posisi yang tinggi. karena orang yang ada di posisi yang tinggi hembusan angin yang ingin menggoyang dan meruntuhkannya (dari sosok syeitan, jin dan manusia) semakin kuat. Bukan berarti kita-kita yang kecil tidak perlu memperhatikannya dengan perhatian yang besar, hanya akibat dari kejatuhan dalam aspek kenistaan akan sama akibatnya!

Semoga Pak Profesor, tegar dalam menghadapi cobaan ini dan kembali ke jalan yang benar. Semoga kejadian ini mampu menjadi hikmah bagi kita semua terutama pribadi pak Profesor sendiri. dari Hikmah ini akan menjadi pelajaran bagi generasi yang akan datang untuk kehidupan yang lebih baik, pak Profesor di tunggu partisipasinya dengan pengalaman yang dialaminya! Apalagi dengan keahlian intelektualnya yang tidak diragukan lagi akan menjadi pencerahan bagi yang membutuhkannya. sehingga menjadi amalan yang akan menutupi kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Amin

Tidak ada komentar: