Senin, 08 Agustus 2016

Jangan mengatakan bodoh di atas kepintaran kita.

Pelajaran untuk kita semua :
"kasarnya, walau pun kita sudah bergelar profesor 3 kali (adakah?) janganlah diri kita merasa tahu segalanya, apalagi dengan mengatakan kepada yang lain bodoh, tidak sekolahan dan lain sebagainya, (kecuali...kalau kita sendiri memang bodoh!! Hiks)
Dikisahkan, seorang ulama terkenal berkunjung ke keluarganya yang cukup jauh tempatnya dan sudah lama tidak tidak bersua.
Sesampainya di tempat yang dituju dan bertemu dengan keluarga, tibalah waktu sholat. Mereka pun kemudian menyiapkan diri untuk sholat berjamaah di masjid. Sang tuan rumah, memberikan kesempatan kepada sang Ulama untuk menjadi imam, tetapi karena merasa sebagai seorang musafir, sang Ulama menolak untuk menjadi imam. Akhirnya tuan rumahlah yang menjadi imam.
Ketika imam mulai membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan ke surat lainnya, dalam hati sang Ulama agak kecewa karena bacaan sang tuan rumah yang merupakan keluarganya yang menjadi imam bacaannya tidak sesuai dengan kaidah membaca al-Quran. Singkat kata sholat berjamaah pun selesai, tetapi sang ulama tidak menyampaikan kekecewaannya tersebut.
Di lain waktu, sang ulama ingin membersihkan diri dan bertanya kepada sang tuan rumah di mana tempatnya untuk mandi. Ditunjukkanlah sebuah sungai yang biasa dipakai masyarakat di desa itu untuk keperluan mandi dan lainnya. Sang ulama pun pergi ke sungai yang ditunjukkan. Sesampainya di sungai sang ulama pun membuka bajunya yang kemudian disimpan di batu-batu yang ada di sungai.
Sementara menikmati segarnya air sungai, datanglah seekor singa ke sungai tersebut. Melihat sang singa, sang ulama ketakutan setengah mati. Rupanya sang singa hanya ingin berjemur di bebatuan yang ada di sungai tersebut, di mana baju sang ulama ada di dekat situ. Karena takut sang ulama tidak berani untuk keluar dari air sungai, hingga semakin lama semakin menggigil kedinginan.
Sang keluarga ulama keheranan karena sudah begitu lama untuk pergi mandi tetapi sang ulama belum kembali juga. Akhirnya dia pergi ke sungai untuk mencari sang ulama. Sesampainya di sungai, ternyata sang keluarga ulama baru tahu penyebab yang menjadikan sang ulama lama tidak pulang ke rumah. Hanya dengan teriakan dari sang keluarga ulama ini, si singa pun pergi menjauh dari batu-batu yang ada di sungai. Melihat hal itu sang ulama pun takjub dengan keluarga nya itu.
Sesudah berpakaian rapih akhirnya sang ulama pun mengucapkan terima kasih kepada keluarganya karena telah mengusir sang singa dari bebatuan yang ada di sungai yang dia sendiri tidak tahu menahu tentang ilmu mengusir si singa dan kemudian sang ulama pun menyampaikan permohonan maafnya karena hatinya pernah merasa kecewa dengan bacaan Al-Quran keluarganya ketika sholat berjamaah. Sang keluarga ulama pun menyadari kekurangannya dan berusaha untuk memperbaikinya ke depannya.
=di satu sisi boleh jadi kita menguasai sesuatu tetapi di sisi lain belum tentu kita tahu bahkan sedikit pun. tentunya karena kenyataan seperti itu tidak perlulah kepala kita, kita dongkakkan ke atas dengan tangan tertolak pinggang dan kaki menginjak kepala orang dengan maksud orang lain mengerti tentang sesuatu yang kita kuasai=
Sekali lagi ini pelajaran untuk kita semua, termasuk saya sendiri. Mohon maaf kalau ada yang merasa sudah saya perlakukan seperti itu.

Tidak ada komentar: