Selasa, 09 Agustus 2016

Ketaatan Akal Pada Hikmah Allah

Al Fityah Bdg


 Imam Ibnu al-Jauzi
[Bab: Ketaatan Akal Pada Hikmah Allah]
Saya merenungkan suatu hal yang ajaib dan mengagumkan, bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu dengan sangat sempurna dan disertai hikmah dibaliknya, itu semua menggambarkan kesempurnaan Sang Khaliq dan kelembutan hikmah-Nya.
Jasmani manusia yang semula gagah perkasa perlahan berubah menjadi tua renta. Akal pastilah bertanya, mengapa hal itu mesti terjadi? Apakah rahasianya? Akal lalu diberi tahu bahwa kelak akan berpulang ke tempat kembalinya yang akan abadi.
Struktur alam semesta ini diciptakan sebagai jembatan menuju pengetahuan. Akal menyadari makna semua itu dan melihat banyak hal yang jauh lebih mengagumkan. Misalnya, seorang anak muda telah dipanggil ke ribaan Allah subhanahu wa Ta'ala ketika mencapai puncak masa remaja. Yang lebih aneh adalah direngkuh Allah seorang anak kecil dari pangkuan ayah-bunda yang sangat menyayanginya.
Yang lebih sulit dipahami adalah Allah masih membiarkan orang-orang tua renta hidup di dunia ini, padahal keberadaannya tak lebih dari sekadar sebuah penderitaan. Senada dengan itu adalah dirampasnya harta dari orang-orang mukmin yang bijak dan dilimpahkannya harta itu secara luas kepada orang-orang kafir yang bodoh. Akal kesulitan untuk menemukan alasan-alasan rasional dari semua peristiwa itu.
Saya masih terus merenungkan sejumlah tanggung jawab syariat yang dibebankan manusia (taklif). Ketika akal ini tidak lagi mampu menggapai hikmah di balik semua peristiwa, tersadarlah bahwa akal saya sangatlah terbatas. Oleh karena itulah, banyak kewajiban syariat yang tidak perlu dan tidak dapat dipertanyakan. Akal akhirnya menyadari betapa nyatanya hikmah Sang Khaliq yang menyertai segala ciptaan-Nya.
Lalu, patutkah kita mengingkari kebesaran Allah subhanahu wa Ta'ala yang terlihat dibalik segala hikmah-Nya? Akal akan berkata, "Aku mengetahui dengan pasti bahwa Dia sangatlah Bijaksana, sedangkan aku sangatlah lemah untuk mengetahui segala musibah, maka aku dengan tulus menaati apa yang Dia perintahkan."

Tidak ada komentar: