Jumat, 15 Juli 2016

Prajurit yang hebat kah kita?

"Prajurit yang hebat, bukanlah prajurit yang jago dan pandai selama pendidikan dan latihan, tetapi yang tetap bertahan di medan pertempuran"

Begitu ungkapan yang disampaikan sang khotib pada materi khutbah jumat kemarin. Ungkapan itu beliau sampaikan sehubungan dengan telah berakhirnya bulan Ramadhan yang merupakan bulan pendidikan dan latihan bagi kaum Mukminin, artinya bahwa kaum mukminin akan dikatakan sebagai seseorang yang hebat, yang memperoleh gelar muttaqin dan kemenangan, adalah yang menerapkan ilmu selama bulan Ramadhan di bulan-bulan setelahnya, yang merupakan medan pertempuran sebenarnya.

Subhanalloh.... saya jadi ingat kata-kata mutiara yang pernah saya baca yang disampaikan oleh Al-Mutanabbi :

"Saya tidak mendapati aib pada manusia,
melebihi aib orang yang sebenarnya mampu untuk sempurna"

Ups!! klo dirangkaikan dengan ungkapan pak Khotib di atas, bahwa kesempurnaan kemenangan yang diperoleh manusia selama bulan ramadhan adalah dengan menerapkan hasil-hasil kemenangan itu di bulan setelahnya. Klo begitu kesempurnaan adalah, sebenarnya kita tidak akan menemukan lagi yang setelah Ramadhan, masjid-masjid kembali menjadi sepi. Kita akan selalu menemukan orang yang berpuasa syawal dan puasa-puasa sunat lainnya dan lain sebagainya.

Sejalan dengan itu, Allah swt pun telah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusak segala amalmu" (Al-Quran surat Muhammad ayat 33)

Sayang sekali, kalau apa yang kita peroleh selama Ramadhan tidak kita sempurnakan di bulan Syawal (artinya kata syawal : peningkatan) dan bulan-bulan berikutnya, bahkan justru kita telah merusaknya, dan seolah apa yang usaha selama bulan Ramadhan hanya sebuah prosesi belaka! Na'udzubillahi min dzalik


Dan semoga kita tidak termasuk golongan yang seperti ini. Amin.

Tidak ada komentar: