Rabu, 13 Juli 2016

Sejahtera karena Malaysia



Selama dua hari yang lalu, saya diajak tetangga pergi ke kampungnya, di daerah pegunungan yang duuuiiingin luar biasa. bbbrrrrrr...seakan raga ini membeku (bahkan sempat menggigil ketika tidur) terutama bagi kami yang tinggal di daerah rendah (pantai). Walau begitu, rasa dingin tertutupi oleh pemandangan yang indah oleh lukisan alam berbentuk bukit-bukit dengan deretan sawah yang mengikuti alur ke lembah hingga gunung yang menjulang dengan bayangan hutan yang membiru.

Sudah umum, namanya perkampungan, mata pencaharian pada umumnya penduduk di sana adalah petani di sawah dan di kebun. Tetapi kalau melihat rumah mereka, banyak sekali yang terbuat dari tembok (istilahnya rumah batu), tidak seperti umumnya masyarakat Sulawesi yang rumahnya terbuat dari kayu, istilahnya rumah tinggi. Dari informasi tuan rumah, kebanyakan yang mempunyai rumah tembok adalah orang-orang yang bekerja di Malaysia. Mereka bekerja di perkebunan-perkebunan kelapa sawit di Malaysia (serawak). Tidak jarang, rumah-rumah itu ditinggali oleh orangtua/nenek mereka atau bahkan kosong sama sekali. Setelah membangun mereka kembali ke Malaysia.

Syukur, saya sempat bicara banyak dengan salah seorang dari mereka yang merupakan ipar dari tuan rumah sendiri. Beliau bicara tidak hanya masalah pekerjaan, tetapi juga kehidupan lainnya selama di sana, apakah itu pendidikan, sosial ekonomi dan lain sebagainya, yaaahhhh...boleh dibilang studi perbandingan dengan kondisi di sini. (Hiks! jangan bertanya bagaimana, tapi intinya bahwa di sana semua lebih wah dibandingkan di Indonesia ini)

Saya sempat tanya, mengenai perusahaan-perusahaan malaysia yang membuka lahan di Kalimantan, apakah mereka menerapkan aturan (terutama penggajian) sama seperti di malaysia. Beliau menjawab justru perusahaan lebih untung karena mereka membayar karyawan dengan standar Indonesia, yang lebih rendah dari Malaysia. Hik. Pantas mereka senang untuk pergi ke sana karena dari kelebihan uang yang mereka dapat mereka bawa ke Indonesia, kampung halamannya dan membangun kampungnya. Tetapi kadang ada juga orang yang kerja di sana tetapi berperilaku tidak baik, uang yang didapatkan dihabiskan di perjudian dan main perempuan Na'udzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar: