Pertanyaannya, kenapa Kafilah tetap berlalu?
Jawabnya :
1. Karena Kafilahnya orang pinter. Tahu situasi dan istiqomah dalam
pendirian. Tujuannya lebih mulia dari pada ngurusin ngonggongan Anjing.
2. Karena Anjing yang menggonggong adalah anjing kampung. Bisanya menggonggong saja, ketika ada orang atau makhluk lainnya lewat di daerah kekuasaannya, terutama kekuasaan dalam masalah kejantanan dalam pandangan sang pasangannya, betinanya. bahkan jika mereka (si anjing) itu juga berombongan. Tambah ribut saja suaranya.
3. Kita tahu anjing kampung, ketika dia menggonggong, untuk mengatasinya kita cukup jongkok saja, maka gonggongan akan berhenti dan dia akan lari. Berikutnya dia akan menggonggong lagi tapi sambil menjauh. Dia berfikir kalau orang jongkok itu sedang mengambil batu yang akan dilemparkan sama dia. jadi sebelum batu melayang ke muka jeleknya, dia lari menghindar duluan.
4. Jadi Sang Kafilah tetap berlalu, dan dia juga tidak mau direpotkan membuang-buang waktu dengan turun dari kendaraannya (onta atau kuda atau keledai), karena dia yakin itu sebatas gonggongan anjing kampung (walau rombongan, artinya anjing banyak, geng anjing kampung) tidak akan mendekat hingga mengigit kendaraan atau sang Kafilah sendiri.
5. Sampai disini, Kafilah bisa disebut sebagai Bintang Utamanya, sedangkan Anjing sebagai objek penderita walau ditempatkan diawal kalimat.
6. Kafilah akan berhenti kalau yang menggonggong adalah anjing terlatih, anjing2 ras dilatih untuk menjaga suatu area sang tuannya. Karena kalau tidak begitu, pasti masalah yang akan dihadapi Kafilah tersebut, entah digigit oleh anjing tersebut atau kena marah tuannya. Kalau ini ceritanya jadi lain.
Di jaman modern ini kadang istilah ini sering digunakan juga. Tetapi kadang digunakan disembarang tempat, artinya kalau kita menjadi sosok Kafilah, jadilah kafilah yang memang jelas tujuannya, mempunyai nilai kebenaran, istiqomah dengan ikatan yang kuat dalam komunitasnya. Kalau tidak demikian maka kita akan bertemu dengan anjing Ras yang terlatih yang akan menggonggong bahkan menggigit kita jika kita terus melanjutkan perjalanan, karena kita adalah sosok yang salah, diluar jalur kebenaran.
Kalau kita jadi sosok anjing, Ups.....adakah yang mau jadi anjing? lanjutkan sendiri deh......
2. Karena Anjing yang menggonggong adalah anjing kampung. Bisanya menggonggong saja, ketika ada orang atau makhluk lainnya lewat di daerah kekuasaannya, terutama kekuasaan dalam masalah kejantanan dalam pandangan sang pasangannya, betinanya. bahkan jika mereka (si anjing) itu juga berombongan. Tambah ribut saja suaranya.
3. Kita tahu anjing kampung, ketika dia menggonggong, untuk mengatasinya kita cukup jongkok saja, maka gonggongan akan berhenti dan dia akan lari. Berikutnya dia akan menggonggong lagi tapi sambil menjauh. Dia berfikir kalau orang jongkok itu sedang mengambil batu yang akan dilemparkan sama dia. jadi sebelum batu melayang ke muka jeleknya, dia lari menghindar duluan.
4. Jadi Sang Kafilah tetap berlalu, dan dia juga tidak mau direpotkan membuang-buang waktu dengan turun dari kendaraannya (onta atau kuda atau keledai), karena dia yakin itu sebatas gonggongan anjing kampung (walau rombongan, artinya anjing banyak, geng anjing kampung) tidak akan mendekat hingga mengigit kendaraan atau sang Kafilah sendiri.
5. Sampai disini, Kafilah bisa disebut sebagai Bintang Utamanya, sedangkan Anjing sebagai objek penderita walau ditempatkan diawal kalimat.
6. Kafilah akan berhenti kalau yang menggonggong adalah anjing terlatih, anjing2 ras dilatih untuk menjaga suatu area sang tuannya. Karena kalau tidak begitu, pasti masalah yang akan dihadapi Kafilah tersebut, entah digigit oleh anjing tersebut atau kena marah tuannya. Kalau ini ceritanya jadi lain.
Di jaman modern ini kadang istilah ini sering digunakan juga. Tetapi kadang digunakan disembarang tempat, artinya kalau kita menjadi sosok Kafilah, jadilah kafilah yang memang jelas tujuannya, mempunyai nilai kebenaran, istiqomah dengan ikatan yang kuat dalam komunitasnya. Kalau tidak demikian maka kita akan bertemu dengan anjing Ras yang terlatih yang akan menggonggong bahkan menggigit kita jika kita terus melanjutkan perjalanan, karena kita adalah sosok yang salah, diluar jalur kebenaran.
Kalau kita jadi sosok anjing, Ups.....adakah yang mau jadi anjing? lanjutkan sendiri deh......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar