Rabu, 14 September 2016

(dalam edisi penantian) UMUR dan JUMLAH UBAN.


Hari ini di masjid dekat rumah dalam dua kali waktu sholat (dhuhur dan ashar) setelah melaksanakan sholat wajib berjamaah dilanjutkan dengan sholat jenazah. Bagi saya baru kali ini saya rasakan.
Jenazah yang pertama adalah orang yang sudah tua dan yang kedua orang yang masih muda. Namanya umur tidak ada yang tahu, biar masih muda klo sudah waktunya tidak bisa menghindar lagi.
Sehabis ashar, sesuai rencana sy pergi ke tukang cukur. Tukang cukur yang satu ini, kunjungan ini adalah yang kedua kalinya. Sy mau coba kecocokan dalam keahlian meramu gunting dan sisir dgn kondisi rambut saya, yg menurut saya rada aneh.
Sesampainya di tempat tukang cukur, saya lihat sang tukang sedang menangani seseorang dan di ruang tunggu tidak terlihat ada makhluk mau dicukur. Berarti sy ada di daftar tunggu berikutnya. Alhamdulilllah, tidak perlu menunggu bertahun tahun seperti jamaah haji indonesia.
Sambil duduk manis, saya pun mengisi kegiatan dalam penantian panggilan. Ah...rupanya si tukang cukur suka mengajak ngobrol orang yang ada di ruangan itu. Termasuk sy yg sedang duduk manis menunggu giliran. Waduh...kadang ngeri juga sementara tangan memainkan gunting atau alat cukur bermesin tapi mulut dan pandangan matanya kadang mengarah ke saya. Ups..kodon, jangan sampai sesuatu yang jelek terjadi menimpa orang yang dicukur!!!
Tiba giliran saya, saya pun pindah tempat duduk. Duduk tegap menghadap kaca cermin besar. Setelah semuanya siap sang tukang cukur pun memainkan alatnya menata rambut saya sesuai kesepakatan model yg diinginkan.
Sementara tangan sang tukang cukur memainkan alatnya, dia pun bertanya sama saya, "Pak, ubannya tidak pernah dicabut?" Spontan saya pun menjawab, "Tidak pernah!" Sy ingin memastikan sehingga bertanya, "Banyak ya ubannya?" Karena saya sendiri tidak tahu berapa banyak uban di kepala sy. Yang sy tahu hanya uban yg ada di jenggot, itupun kadang berkurang, entah pergi kemana? Hiks.
Tergelitik dengan masalah uban ini sy pun bertanya lagi, "Pak, coba tebak kira2 berapa umur saya?" Sang tukang cukur menjawab dengan menyebutkan angka. Waahhh...betul banget. Baru kali ini ada orang yang menebak umur sy dgn benar. Terakhir ada anak muda nebak umur sy 35 tahun, padahal sy bilang sy sudah punya anak yg sudah kuliah tahun ke empat. Justru kesimpulan dia, "Bapak nikah muda ya?" Hiks...emangnya sy pelaku pernikahan dini!!!
Entah...apakah karena melihat jumlah uban sy di kepala sehingga dia bisa menebak umur sy dgn benar. Tapi ini sifatnya kondisional pada diri saya saja. Boleh jadi ada teman yg berumur 50 an tapi rambut aslinya belum juga ada ubannya. Bukan berarti bahwa umurnya 0 tahun toh!!!
Uban juga dalam agama dikatakan sebagai salah satu ciri ciri bahwa umur sudah semakin dekat sampai di akhir hidup artinya kematian. Sehingga kita dianjurkan untuk semakin mendekatkan diri ke Maha Penciptanya.
Karenanya dengan adanya uban yang mengakibatkan orang semakin dekat dengan Tuhannya, menurut sy itulah yang dikatakan uban sebagai cahaya surga. Klo tidak justru uban adalah beban baginya akan kebebalan dirinya!
Smoga kita semua bisa mempergunakan akal sehat kita akan tanda2 yg diberikan Allah pada diri kita sehingga hati kita selalu tunduk kepada-Nya. Amin.

Tidak ada komentar: