Ketika kita sepakat dengan demokrasi yang berujung kepada suara yang terbanyak sebagai pemenang, sebenarnya kita juga menyetujui akan hal-hal negatif yang ada di dalamnya. Seperti ketika terkumpul di dalamnya mayoritas orang-orang tidak baik bahkan (maaf) orang gila sekalipun, maka suara atau keputusannya yang dihasilkan tentu sesuai dengan mayoritas suara yang dominan tersebut, artinya boleh jadi menurut yang minoritas bahwa keputusannya juga gila-gila. boleh jadi ketika keputusan sudah diambil, tidak ada lagi istilah hak asasi, pro rakyat dan lain sebagainya jika memang itu berbentangan dengan nilai kebenaran yang sebenarnya.
Adapun pengujian keputusan hasil dari pemungutan suara (yang mayoritas orang gila tadi) melalui lembaga yang lebih tinggi yang mempunyai wewenang untuk menilai hasil keputusan itu, itu adalah soal lain. Tetapi kita juga akan terbentur dengan kenyataan bahwa ternyata keputusan di lembaga itu, kembali juga berdasarkan suara yang mayoritas! glek
Nah, begitu toh! Ini gambaran jelek dari sesuatu yang dinamakan demokrasi. Mudah-mudahan di Indonesia, masyarakatnya, anggota dewannya dan para hakimnya yang selama ini terlibat memberikan suara dalam menentukan sebuah keputusan, seperti pemilihan presiden kemarin, pileg, pembentukan UU dll, bukanlah orang-orang yang tidak baik sehingga menghasilkan keputusan-keputusan yang tidak baik. Semuanya berkeinginan untuk memajukan Indonesia, mensejahterakan rakyat Indonesia jasmani maupun rohaninya.
Go! go!! Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar