Reformasi
dalam kesendirian
ketika menunggu akan sesuatu
kutemukan sebuah puisi kehidupan
di tulisan yang berserakan,
di sana ...................
ketika menunggu akan sesuatu
kutemukan sebuah puisi kehidupan
di tulisan yang berserakan,
di sana ...................
aku pun mencoba merangkaikannya
dalam bingkai yang sepantasnya
sehingga tepat untuk diresapi dan dipahami
tanpa rasa curiga yang berlebihan.
bisakah?
dalam bingkai yang sepantasnya
sehingga tepat untuk diresapi dan dipahami
tanpa rasa curiga yang berlebihan.
bisakah?
entahlah....
karena sebuah puisi kehidupan
belum tentu bisa menjawab semuanya
bahkan boleh jadi yang kecil dan sedikit sekalipun.
benarkah?
karena sebuah puisi kehidupan
belum tentu bisa menjawab semuanya
bahkan boleh jadi yang kecil dan sedikit sekalipun.
benarkah?
sebenarnya.
tidak perlu sesuatu yang menggelegar
untuk menutupi semuanya
atau bahkan menghiasinya
karena tidak akan mungkin menghapus semuanya
tidak perlu sesuatu yang menggelegar
untuk menutupi semuanya
atau bahkan menghiasinya
karena tidak akan mungkin menghapus semuanya
yang diperlukan saat ini
hanyalah....
sedikit senyuman yang menghiasi wajah berpeluh ini
hanyalah....
sedikit senyuman yang menghiasi wajah berpeluh ini
sehingga puisi kehidupan
terasa lebih bermakna
dan sepantasnya untuk dinikmati
terasa lebih bermakna
dan sepantasnya untuk dinikmati
Makassar, 1 Juni 2016
=======
Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar