Semua kepala manusia bahkan juga hewan bertulang belakang pasti kepalanya keras. Tapi maksud dari judul di atas para pembaca juga sudah mengerti maksudnya. Keras kepala lebih kepada sikap yang tidak mau berubah atau memegang prinsip yang tidak mau berubah. biasanya hal itu berhubungan dengan sikap yang tidak baik. Banyak kita (atau saya sendiri) sesuatu yang salah yang dilakukan oleh orang dan pada umumnya semua orang menilai itu salah tapi dia tidak mau berubah! Hal ini yang membuat kita repot dan kadang menjengkelkan, apalagi kalau berbicara masalah aturan hukum yang ada dasar tertulisnya atau bicara masalah agama yang memang sudah ada tata caranya.
Contoh yang saya alami belum lama ini. Dalam shalat berjamaah, biasanya sang Imam sebelum memulai selalu mengatakan kepada jamaah atau makmum yang ikut shalat berjamaah untuk meluruskan shaf dan merapatkannya. Perintah dari sang Imam ini adalah memang tatacara beribadah shalat berjamaah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Standar lurus dan rapat juga sangat sederhana dan semua orang akan mengerti dan faham. Tapi faktanya masih banyak orang yang dalam shalat berjamaahnya tidak mau rapat bahkan tidak mau lurus. Saya punya pengalaman mengenai tidak lurus ini, karena agak terlambat datang ke masjid saya mendapati shaf ketiga sebagai tempat yang kosong yang saya harus isi. Pas di depan saya yaitu jamaah yang berada di shaf kedua posisinya tidak lurus dengan jamaah di shaf kedua. Kaki nya menjorok ke luar hampir satu telapak kakinya, yang tentu menginjak tempat sujud saya nantinya. karena shalat berjamaah sudah dimulai saya tidak bisa mendorongnya supaya agak maju dan sejajar dengan jamaah di shaf kedua. (sebenarnya bisa saja, hanya belum tentu orang yang saya dorong mengerti maksudnya!!) Saya pun takbir untuk mengikuti sang imam dalam sholat berjamaah, hanya masalah kaki jamaah di shaf kedua ini menjadi fikiran saya (aduh!). Iya lah, karena kalau saya sujud nantinya pasti kepala saya akan kena dengan kakinya. Saya pun berfikir untuk tidak apa-apa kepala saya terkena kakinya supaya dia bisa merasa salah dan maju meluruskan dengan shafnya.
Benar saja, bahkan saya agak sengaja sujud saya agak saya majukan supaya dirasakan oleh jamaah itu. selesai rakaat pertama jamaah masuk ke rakaat kedua dan kami berdiri untuk memulai rakaat kedua. waduh, celakanya, itu jamaah yang off side shafnya tidak juga mau maju kakinya supaya lurus dengan shafnya. Beliau tetap di tempat dimana pada rakaat pertama dia lakukan. walah....ngelmu yang salah atawa keras kepala yang salah kaprah? Gusti...Gusti.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar