Saya pernah bercerita di kelas di depan para siswa, yang menceritakan tentang pengalaman teman saya yang berkunjung ke negeri sakura (jepang). Kunjungan teman ke negeri sakura tersebut berhubungan dengan pekerjaannya. ketika berkunjung ke daerah industri, teman saya dibuat heran dengan suatu lokasi yang kondisinya sunyi senyap, sehingga memaksa beliau bertanya ke tuan rumah yang orang jepan itu, lokasi apa itu? ternyata jawaban sang tuan rumah membuat teman saya kaget dan hueran. jawabannya adalah itu adalah sekolah! loh, kenapa sang teman heran dan kuaget, mendengar jawaban itu? ya, karena situasi sekolah begitu tidak ditemukan di negeri asal teman saya (indonesia gitu loh! ). Dalam pandangan teman saya, sekolah di indonesia pasti ribut, walau sedang dalam situasi belajar mengajar! (hiks, eeiiitttt jangan marah dulu para guru! setidaknya itu yang jadi gambaran sang teman! klo ada yang menolak pandangan itu yaaa nanti saya pertemukan dengan teman saya)
Dalam kesempatan itu teman saya pun bercerita tentang penghormatan murid terhadap gurunya hatta ketika sudah jadi bos konglomerat sekalipun. diceritakan tentang acara reuni, dimana sang guru sd yang sudah super sepuh tetap dihormati oleh mantan muridnya yang sudah kuaya bejibun, dengan berdiri tegap dan menundukkan kepala, sikap penghormatan ala jepang! Bagaimana dengan kita? hiks, entahlah....beberapa hari lalu, salah satu guru wanita yang sudah senior, yang sementara mengajar diasbuni (asal kata asbun -asal bunyi-) oleh siswanya yang menyinggung perasaannya sehingga ibu guru tersebut keluar dan tidak mau kembali ke kelas untuk mengajar! hiks (diiringi lagu dangdut, sakitnya tuh di sini.....) ( anda mungkin akan mengatakan : aahhhhh. ini mungkin kasus di tempat anda saja! tidak di semua sekolah! hiks)
Tetapi, yang jelas bahwa Pemerintah mengganti beberapa kali kurikulum bukan saja hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam aspek pengetahuan saja, tapi juga yang menjadi masalah besar adalah karakter dari para siswa yang semakin hari semakin hilang khas keindonesiaannya, yang ujung-ujungnya munculnya tawuran, bertingkah ngawur (seperti tadi!) dan berbaur dengan kekejian, berupa korupsi dan maksiat! (eit...tidak semualah!!!)
Terus harus gimana don? kurikulum 2013 juga baru diterapkan! he-he.... kita lihat beberapa tahun ke depan! tapi ada juga bocoran, ketika sang guru didampingi atasannya dalam mengajar....eh...sang siswa manut-manut kayak burung diikat..diikat...eu...diikat apanya ya? perasaan, burung kalau diikat tidak akan manut-manut deh! bahkan akan liar, ber kesana ber kesini! (anda yang nakal akan bilang burung apa dulu? hiks, untuk yang satu ini saya tidak ikut-ikutan!). he-he....klo gitu sih gimana klo guru dalam mengajar berduet mi dengan atasannya! (heuh! butuh anggaran baru lagi klo begini! kodongggggggggggggggggg!!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar