Selasa, 01 Juli 2014

Catatan kecil (3) perjalanan terakhir (Makassar, Sulawesi Selatan - Luwuk, Sulawesi Tengah)

Dolom, desa kecil di lereng gunung di Balantak

Sebenarnya saya sudah pernah ke desa ini 3 bulan yang lalu. Jadi ini adalah kunjungan saya yang ke dua kalinya. Satu hal yang paling utama berkenaan dengan desa Dolom disamping hal-hal lain yang menonjol dari desa kecil ini adalah ketika saya tiba di desa itu terlihat motto dari desa ini yang ditulis di setiap pintu masuk ke rumah-rumah penduduk, yaitu : Amo Kolimbo Konon, yang saya tanya artinya pada asli orang desa dolom adalah "Jangan dilupakan"

Sayang ketika saya sampai cuaca sedang mendung, sehingga saya tidak bisa jalan-jalan di pelosok desa. Saya ingin sekali kebun yang dulu saya datangi. Karena sedang musim hujan pada umumnya di kebun ditanami padi. Saya ingin melihat tanaman padi yang konon katanya sudah berumur 1 bulan. Namun kekecewaan saya terobati dengan hal-hal yang luar biasa yang ada di desa ini baik yang pernah saya rasakan dulu maupun hal yang baru yang saya lihat.

( 1 ) Ketika saya melihat tanah kosong di samping rumah yang saya tempati bermalam melalui jendela dapur, saya dibuat kaget karenanya. Ada pohon langsat yang sedang berbuah, walau buahnya masih muda. Padahal saat ini bukan musimnya, musimnya sudah lewat 3 bulan yang lalu. Atas penglihatan saya, saya pun ingin memastikan dengan bertanya tentang pohon itu. Hingga saya dapat kepastian, bahkan dikatakan ada juga pohon durian yang berbunga kembali dan menjadi buah walau tidak terlalu banyak.

( 2 ) Walau hujan terus menerus, saya berharap bisa makan makanan yang khas daerah pegunungan yaitu daun muda pakis dan makanan lilin. Makanan lilin ini adalah isi dari tanaman liar yang banyak tumbuh di desa dolom. Ternyata kedua makanan ini bisa saya nikmati dengan nikmatnya. Beuh! Maknyous!

( 3 ) Di sela-sela duduk di belakang di ruangan dapur menjelang tengah hari, yang masih diguyur hujan rintik-rintik, tiba-tiba saya mendengar suara adzan yang tiga bulan lalu tidak pernah saya dengar. Saya terheran-heran karena di desa dolom tidak ada masjid begitu pula di desa terdekat. Saya pun bertanya ke tuan rumah dari mana itu asalnya. Di bilang itu dari masjid di desa sebelah di bagian kaki gunung. Boleh jadi 3 bulan yang lalu arah angin mengarah ke arah yang berlawanan sehingga dulu tidak pernah saya dengar suara adzan dari masjid.

( 4 ) Sebenarnya ketika saya berangkat ke Luwuk ini, kaki kiri saya nasih bengkak. Gara-garanya dulu karena kaki terpeleset sehingga kaki kiri terantuk cukup keras di balok yang melintang di jolloro (perahu kecil) ketika pulang dari pulau Tanakeke. Luka itu cukup sakit sehingga menimbulkan bengkak di sekitar luka (tulang kering) dan juga di kaki bagian bawah. Bengkaknya cukup lumayan besar sehingga bisa dibedakan antara kaki kiri dan kaki kanan. Orang tua dari tuan rumah yang melihat luka saya bercerita tentang obat-obat tradisional yang berasal yang daun-daun atau bunga yang ada di desa itu, termasuk untuk pengobatan kaki yang bengkak saya. Saya cukup tertarik akan cerita dari orangtua itu dan ternyata tanpa di duga orangtua itu membawa daun-daun atau bunga yang dimaksud (ada 4 jenis yang berbeda) pada sore harinya serta memberikan cara penggunaannya. Akhirnya setelah makan malam pengobatan tradisional itu pun dicoba, daun-daun dipanaskan dalam bara api dan langsung ditempel di tempat bengkak kemudian dibungkus dengan kain sehingga tidak tercecer. Semalaman obat tradisional itu menempel di kaki saya. Di pagi harinya saya buka, luar biasa, alhamdulillah, bengkak saya mengempes tidak sebesar sehari sebelumnya. Malam berikutnya obat tradisional itu saya tempelkan di tempat yang lain yang masih bengkak. Kejadian yang sama pun terulang. Hanya menjelang siang hari kembali bengkak sedikit. Sayang di makassar saya belum temukan daun-daun yang dimaksud karena pengobatan itu harus berulang sehingga sembuh total.


Ahhhhh....kebersamaan saya dengan desa Dolom tidak lah terlalu lama, karena saya harus sudah kembali ke rumah di makassar. Saya tidak tahu apakah bisa kembali menginjakkan kaki di desa ini. Masih ada beberapa yang saya ingin lihat terutama kekayaan alam dan panorama indah yang diinformasikan kepada saya. Smoga.

Tidak ada komentar: