Rasa-rasanya kini kita kembali ke jaman Batu. jaman Batu? he-he...iya Batu ali kata orang sunda mah! itu tuh batu hias yang baisa dipakai orang-orang di jari-jari tangannya! di media sosial macam Fb pun sudah banyak orang gandrung akan batu ali/hias ini, terlihat dengan status + gambar hingga batu asalnya (bahan baku) yang ditawarkan untuk dilelang.
Saya juga jadi heran sendiri, anggota di tambak, sebelum saya pulang minggu lalu, memperlihatkan batu hiasnya ke saya sambil bilang sama saya, "saya main batu hias juga nih, (sambil memperlihatkan batu yang sudah berbentuk)" Saya perhatikan batunya, he-he...kayak pengamat saja, saya pun berkomentar, "yahh, jelek tidak bersinar!" Dia pun menyela. "belum, makanya saya beli kertas amplas untuk menghaluskannya!" Lanjutnya, "jangan lupa singgah di tambak. Di sana orang-orang sedang bikin batu hias juga!" (sambil menyebutkan nama-nama orang yang ada di sana) Ups!
Benar juga, dari kejauhan ketika masuk di jalan setapak menuju tambak terlihat beberapa orang sedang sibuk. terdengar suara mesin gerinda yang sedang memainkan perannya! Yang lain, saya lihat sedang bercengkrama dengan kertas amplas. Melihat kedatangan saya mereka tersenyum tidak banyak berkomentar, begitu pula dengan saya. Mereka tahu maksud kedatangan saya dan menunjukan dus yang berisi mangga untuk saya bawa pulang. Setelah dus ada dalam genggaman dan penguasaan saya, saya pun cabut dengan pamit terlebih dahulu pada mereka.
Beberapa hari setelah itu, di makassar, saya berkesempatan mengantarkan Bos ke Prodia untuk mengambil hasil general check. Sambil menunggu Bos yang masuk ke dalam, saya pun membaca koran yang tersedia di ruang tunggu. Di tengah episode membaca, lewat sang satpam di depan saya, sambil tersenyum dan kemudian memperlihatkan batu hiasnya yang belum ada cincinnya. "Bagus nih Pak!" Sok akrabnya ini sang satpam, baru ketemu hari ini langsung ngajak ngobrol! (tidak lihat ya, saya sedang asyik baca? hadeuh! batu lagi yang dikasih lihat!!!! mungkin sang satpam melihat wajah saya kayak batu hias jadi disangkanya penggemar batu juga! hiks). Supaya tidak kecewa, saya pun mengubah posisi duduk dan kemudian melipat koran yang saya baca, terus merespon apa yang sang satpam bilang, tentunya dengan melihat batu hias yang disodorkan -seolah-olah seorang pengamat batu, ahay!!.
"Iya, bagus!" dalam hati tertawa juga dengan jawaban itu. ya, saya bukan penggemar batu dan tidak tahu tentang batu at all. Mendengar jawaban itu, sang satpam, tampak sumringah. Saya kira dia mau tawarkan batu itu, tapi tebakan saya meleset. Dia justru lebih bersemangat untuk cerita, dia bilang, "itu tuh, tukang parkir bawa dua bongkah batu berwarna hijau sebesar kepalan tangan, Bos klinik ini mau beli. harganya 7 juta!" "waahhhh....mahal juga!" saya bilang, Lanjut dia, "Batu bongkahan sebesar itu bisa jadi menjadi sekian batu hias (saya lupa berapa jumlahnya!)". Respon saya pun hanya dengan kata-kata, "ooooohhhhhhhhhhhh........." Untung tidak berapa lama Bos saya keluar dari ruangan, sehingga tertolong dari obrolan yang saya sendiri kurang begitu mengerti, yaitu tentang Batu! Untuk sang satpam sendiri, sebenarnya saya menyukai kepribadiannya, orangnya welcome, pandai bicara, supel lagi! he-he.....Save by the Boss!!!
he-he.....batu, batu ali, batu cincin, batu hias!!! dengan berbagai nama, corak, warna, mungkin juga karakter!!! dan tentunya harga.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar