Selasa, 12 Mei 2015

Agama, pengertian dan cakupannya.

Agama dalam arti kata berasal dari bahasa sansekerta yang berarti a artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi arti agama berdasarkan kepada asal kata adalah tidak kacau. Berdasarkan arti ini orang yang beragama seharusnya adalah orang yang tidak kacau dalam perilaku. Dan bisa juga berarti segala aturan yang mengatur supaya tidak kacau berdasarkan arti asal kata bisa dikatakan sebagai agama.

Tetapi berdasarkan istilah, Agama berarti sekumpulan aturan yang diterima oleh akal sehat manusia secara sempurna untuk mencapai kebahagiaan, tentu kebahagiaan jasmani dan rohani. Pada intinya sekumpulan aturan itu berisi tentang perintah dan larangan. Ketaatan seseorang akan agamanya adalah ketaatan dalam melaksanakan perintah dan ketaatan dalam menjauhi larangannya. Kadang ada orang yang salah mengerti dalam hal ini, taat akan perintah tapi larangannya tidak dituruti. Jadi masih campur aduk, padahal dikatakan secara sempurna, tidak setengah-setengah. Contoh sederhana, orang melaksanakan sholat sebagai perintah agama tetapi tetap melakukan minum minuman keras atau berzina padahal itu dilarang oleh agama.

Dalam peristilahan Islam orang yang menolak agama disebut dengan orang kafir. Kemudian orang yang menerima agama tetapi tidak melaksanakan aturan-aturan agama maka dikatakan sebagai orang fasiq. Dan jika ada orang yang menerima agama tetapi sebenarnya tidak menerima dalam hatinya, bahkan cenderung untuk menghalang-halangi bahkan ingin menghancurkan disebut dengan orang munafiq. Nah, jika ada orang yang tidak masuk ketiga kriteria yang telah disebutkan terdahulu maka masuk kategori orang...gila! atau tidak berakal!

Kebahagiaan yang ingin dicapai oleh orang yang beragama adalah kebahagian lahir dan batin, dunia dan akherat. Jadi kalau begitu, bukan kebahagiaan yang berdasarkan kepada banyaknya harta, karena kita melihat berapa banyak orang yang kaya, yang mempunyai saham mayoritas di sebuah perusahaan besar tetapi kadang kita temukan bunuh diri dan depresi. Bukan juga kebahagiaan yang berdasarkan kepada ketenaran atau tersohor, karena kita banyak melihat bintang-bintang film holywood, bollywood hingga korea banyak yang bunuh diri. Begitu pula kebahagiaan yang berdasarkan jabatan atau kedudukan. Berapa banyak orang yang sudah menduduki kedudukan atau jabatan yang tinggi tapi kemudian dipenjara karena kesalahan yang dibuat karena statusnya.

Agama yang benar adalah agama yang memuat sekumpulan aturan yang tidak membatasi atau bahkan melebih-lebihkan akan fitrah manusia itu sendiri. Seperti misalnya pembatasan dimana seseorang yang dalam tingkatan tertentu dalam keimanan tidak boleh menikah. Atau dalam status sosial kemasyarakatan adanya pembatasan dan melebihkan status seseorang yang sifatnya turun temurun. Karena kalau sudah ada pembatasan dan melebih-melebihkan akan fitrah manusia akan ada pertentangan dalam diri manusia itu sendiri.

(disarikan dari ceramah Ustdaz H. Dimas Haryono)

========
Maaf, ikut nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001


Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html

Tidak ada komentar: