Sepak terjang yang satu ini sungguh luar biasa dalam kehidupan manusia. Pada awal dan pada umumnya, tujuan sebenarnya untuk mempermudah dan membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ya, dialah plastik. Saya masih ingat ketika saya masih kecil, masih sekolah di SD, berarti sekitar tahun 70an. Waktu itu saya sedang liburan di kampung nenek, di Garut sana! Bersamaan dengan liburan saya di kampung nenek, datang pula liburan bibi dan emang saya beserta anak-anaknya, yang berarti mereka adalah sepupu saya (kalau di Sulawesi Selatan dikatakan sepupu satu kali di jalur ibu saya, karena bibi saya itu adalah adiknya ibu saya). Bibi sekeluarga datang dari Sumatera, tepatnya di Kijang Pekanbaru. Emang saya kerja di BUMN pertambangan di sana.
Suatu hari Bibi sekeluarga pergi ke pasar kampung, karena banyak belanjaan yang dibeli dan tempat yang dibawa untuk membawa barang belanjaan tidak mencukupi, Bibi saya menyuruh emang dan anak-anaknya untuk membeli kantong plastik! Saya juga heran dengar kata kantong plastik itu, dan kemudian bibi saya juga tersadar dan mengatakan, "mungkin belum ada dijual di sini!" Tetapi kemudian seiring berjalan waktu, kantong plastik sudah menjarah setiap pelosok negeri, membantu dan mempermudah orang untuk membawa barang kemana saja. Dengan berbagai ukuran, warna dan ketebalanannya, kantong plastik bukan lagi barang yang aneh bagi saya saat ini.
Saat ini, plastik sebagai bahan sintetis sudah merambah ke berbagai sisi kehidupan manusia, sehingga kadang istilahnya pun menjadi kacau beliau. Contoh : Kacamata plastik. Kaca tentu konotasinya adalah bahan dari kaca yang bening, berat. tetapi dengan teknologi yang berkembang kacamata bahannya diganti menjadi plastik, seperti yang saya pakai, sehingga tidak terasa berat dan tidak meninggalkan bekas di hidung bagian atas karena menahan beban kacamata. Selain kacamata, plastik juga juga merambah ke dapur, gelas, piring plastik. sendok dan grapu pun ada yang plastik, terutama jika dipakai untuk hal-hal yang sifatnya praktis, misalnya sedang bepergian, nasi kotak/bungkus dan lain-lain.
Untuk penampilan fisik manusia apalagi perempuan ketika tidak puas dengan kondisi wajah yang ada, dulu ada istilah dengan operasi plastik untuk memperindah wajah seperti yang diinginkan. Hidung ingin mancung, dimancungkan dengan operasi plastik he-he.....sehingga ada lelucon, hati-hati yang pernah operasi plastik jangan bermain panas-panasan kena matahari, nanti plastiknya meleleh! Ups.
Bahkan di dunia keuangan, supaya fisik uang khususnya uang kertas, dibikin juga dari plastik. Kita ingat uang kertas dengan nominal 100.000 yang konon dibuat di Australia, terbuat dari plastik. he-he....Uang kertas plastik! Kertas tapi plastik!!! bidang yang lain, kursi plastik, meja plastik, pot plastik, produk-produk makanan dibungkus dengan plastik dan lain sebagainya.
Rasanya kalau kita rekapitulasi barang-barang yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita yang terbuat dari plastik akan memakan beberpa lembar halaman. Termasuk daftar yang terakhir ini, yang bikin heboh kita semua adalah BERAS PLASTIK! Kok bisa ya, sesuatu yang di konsumsi oleh manusia dibikin dari plastik! apa pemikirannya sehingga besar dibuat dari plastik, apakah karena limbah plastik yang bejibun setiap hari terbuang percuma tidak bisa dimanfaatkan lagi sehingga muncul seperti itu? Dengan limbah yang sedemikian luar biasanya, boleh jadi mereka berfikir ongkos produksinya rendah!!! Tetapi yang jadi masalah adalah apakah tubuh manusia bisa mencernanya dengan baik? dan Apakah kandungan beras asli bisa digantikan dengan bahan dari plastik?
Dari gembar-gembor yang ada, ternyata beras plastik tidak bisa dikonsumsi manusia bahkan bisa mengakibatkan hal yang berbahaya bagi manusia itu sendiri. Yang jadi pertanyaan saya, kenapa beras plastik itu ada di pasaran di Indonesia. konon katanya beras itu dibuat di China. Kalau benar kenapa sampai di Indonesia. Di sinilah aspek pengawasan kita diobok-obok lagi oleh orang yang ingin mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar dengan memanfaatkan pangsa pasar yang luar biasa di Indonesia tercinta ini!!!
Tolonglah....bapak Presiden, bereskan sisi ini sehingga beras sesat, seperti beras plastik ini dan bisa jadi ke depan dalam bentuk yang lain lagi bisa diberantas dengan tuntas tas!!! karena bagaimanapun beras yang berkualitas dan kuantitasnya memadai dengan harga yang terjangkau masyarakat adalah salah satu dari aspek ketahanan pangan!
Hanya sayang, di sisi lain dengan adanya booming plastik entah itu yang baik atau yang buruk, limbahnya pun menjadi luar biasa. Tetapi parahnya, limbah dari plastik adalah limbah yang tidak bisa diuraikan oleh alam, sehingga menjadi beban bagi alam itu sendiri yang akibat terakhirnya akan kembali kepada manusia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar