Sebagai yang berbentuk insan yang sempurna,
sudah selayaknya manusia ketika mendapatkan kebahagiaan mengejawantahkannya dalam bentuk kesyukuran kepada Allah swt,
tidak perlu diekspresikan dengan cara yang berlebih-lebihan yang justru akan mengakibatkan kemudhorotan bagi dirinya atau pun orang lain.
Begitu pula sebaliknya ketika manusia mendapatkan kesedihan atau musibah,
bersabar, bertobat dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut,
tidak perlu dilampiaskan dengan penyesalan dan kesedihan yang membabi buta yang justru akan menimbulkan kemudhorotan bagi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Yakinkanlah bahwa kebahagiaan dan kesedihan, kemenangan dan kekalahan, tertawa dan menangis adalah kawan karib manusia yang selalu ada dalam setiap detak jantungnya dan helaan nafasnya.
Yakinkanlah bahwa semuanya itu adalah semata-mata sebagai ujian akan kesempurnaan diri manusia sebagai insan!
Yakinkanlah bahwa kelulusan manusia sebagai insan yang sempurna merupakan tujuan awal dari penciptaan manusia itu sendiri!
dan ketika Keyakinan itu sudah melekat pada diri manusia hakekatnya dia telah meng-Agung-kan Sang Pencipta manusia itu sendiri,
dan berarti dia telah meng-kerdil-kan dan men-campak-kan selain-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar