Masih ingat dengan anekdot ini : Aku kurus bukannya tidak makan, tapi aku kurus karena selalu memikirkan dirimu seorang. ck..ck...ck....! sungguh dramatis, makan, makan tapi energinya terkuras karena memikirkan seseorang yang ada dalam fikirannya he-he....susah juga orang yang lagi kasmaran. tapi keterlaluan banget kalau seperti itu ya?
Ada lagi anekdot yang lain : Aku gemuk bukannya terlalu banyak makan nasi, tapi aku gemuk karena selalu makan hatimu supaya hatimu selalu ada dalam hatiku. cieeee...hati-hati malah bisa jadi hepatitis!
Di alam dalam proses energi kita mengenal dengan proses makan dan dimakan, mulai dari tingkatan kehidupan yang rendah hingga tingkat kehidupan yang tinggi, dengan bermuara kepada Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini yang berhak mengatur dan memakmurkan kehidupan di dunia ini. Maha Suci Allah yang menciptakan sebuah rangkaian yang menjadikan keseimbangan dalam kehidupan di alam semesta ini.
Di awal pelajaran tentang Manajemen Pemberian Pakan, saya bertanya ke siswa, apakah kita ini Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup? Seperti biasanya para siswa ribut untuk menjawab pertanyaan itu. Ada yang serius menjawab, ada juga yang sekedar main-main supaya suasananya jadi ramai. Coba kita analisa pertanyaan tadi, kalau Hidup untuk Makan berarti pekerjaan kita hanya makan dan makan. Makan, kenyang, tidur, BAB dan makan lagi. Boleh jadi perilaku seperti ini seperti perilaku hewan.
Makan untuk hidup berarti bahwa makan sebagai sumber energi bagi proses hidup dan kehidupan. Untuk itu berarti makan di sini tidak hanya bicara kuantitas atau banyaknya makanan yang dimakan, tetapi juga bicara masalah kualitas, yaitu nilai nutrisi dari makanan yang kita makan sehingga proses pemenuhan energi bagi hidup dan kehidupan berjalan dengan seharusnya.
Dalam al-Quran Allah swt banyak membicarakan masalah makan dan makanan seperti "Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya" (QS 'Abasa ayat 24) "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang yeng terdapat di bumi dan janganlah engkau mengikuti langkah-langkah syeitan, karena sungguh langkah syeitan itu musuh nyata bagimu (QS Al-Baqarah ayat 168) "...makan dan minumlah serta jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebihan" (QS Al-A'raf ayat 31)
Prinsip-prinsip yang berhubungan makan dan makanan yang ada di manusia, seharusnya juga diterapkan pada proses budidaya pada hewan budidaya kita melalui Manajemen Pemberian Pakan yang tentunya harus berpatokan kepada nilai ekonomi sebuah usaha yaitu mencari nilai tambah berupa keuntungan yang maksimal yang bisa diperoleh. Untuk itu kita mengenal dengan istilah 4 tepat, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat ukuran dan tepat waktu.
(1) tepat jenis, maksudnya pakan yang diberikan kepada misalnya udang harus jenis pakan untuk udang. saya pernah menemukan petani tambak entah karena pertimbangan murah atau kurang informasi, udangnya diberikan pakan burung. Padahal kebutuhan protein bagi udang jelas berbeda dengan kebutuhan protein burung, apalagi sudah pasti bahan baku yang dipakai untuk memenuhi kriteria kebutuhan nutrisi jelas akan berbeda. Akhirnya setelah melihat fakta di lapangan melalui perbandingan antara udang petambak tersebut dengan udang yang dikasih pakan udang, petambak tersebut sekarang memakai pakan udang untuk udangnya. Saya juga pernah mendapat informasi yang insya Allah akurat karena informasinya dari penjual pakan udang, pernah sudatu pabrik membuat pakan lele, tapi ternyata belum sepenuhnya nutrisinya tepat sehingga bukan badannya yang tumbuh tapi hanya kepalanya lele saja yang membesar hingga kepalanya pecah. Jadi nutrisi pakan, tidak semudah membalikkan pakan diperlukan riset dan penelitian yang berkesinambungan dan teknologi yang tepat untuk mencapai pakan yang sesuai dengan kebutuhan hewan yang dimaksud.
(2) tepat dosis, dalam budadaya tepat dosis ini sangat penting karena kurang lebih 60 persen biaya operasional berasal dari pakan. kelebihan pakan bukan hanya akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang akan didapat bahkan bisa jadi kerugian yang diterima, karena secara teknis kelebihan pakan akan mengakibatkan proses budidaya menjadi terhambat. kelebihan pakan akan mengakibatkan kondisi air sebagai media hidup ikan akan rusak karena proses pembusukan dari sisa pakan yang tidak dimakan, apalagi kalau sistem pembuangan air tidak terlalu sempurna yang mengakibatkan proses pergantian air tidak maksimal. Begitu pula kalau kekurangan pakan. pertumbuhan ikan akan terhambat karena kebutuhan energi tidak mencukupi untuk proses pertumbuhan ikan itu sendiri.
(3) tepat ukuran, artinya ukuran pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan ukuran ikan yang kita budidaya. logikanya tidak mungkin ikan ukuran kecil pakan yang diberikan berukuran besar, tentu pakan itu akan sia-sia atau proses memakan pakan itu akan berlangsung lama, sehingga tidak effisien. begitu juga sebaliknya.
(4) tepat waktu, waktu pemberian pakan biasanya mengikuti hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, baik dari kebiasan makan maupun kemampuan ikan budidaya memproses pakan tersebut. sehingga kondisi perut ikan budidaya akan terprogram dengan waktu makan yang kita berikan. keterlambatan pemberian pakan akan mengakibatkan waktu lapar semakin lama sehingga bisa jadi akan terjadi proses saling memakan bagi hewan yang sifatnya kanibal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar