Guru, layaknya seorang ibu, yang melahirkan anaknya kemudian menyusuinya hingga memeliharanya dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Setiap proses selalu ada dalam penglihatan dan pengamatannya serta genggamannya. Senyum kebahagiaan akan tergambar manakala sang pujaannya tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya akan was-was hingga meneteskan airmata manakala sang pujaan ada dalam masalah, entah itu kesehatannya maupun kejadian yang diluar harapannya.
Guru, walau tidak setiap waktu dan setiap kesempatan mendampingi siswanya tetapi jiwa mereka ada dalam genggamannya, selalu ada dalam pengamatannya. Sehingga perkembangan siswanya akan memberinya kebahagiaan dan kepuasan batinnya, bahwa usahanya yang hanya untuk membantu siswa mengembangkan kemampuannya yang sebenarnya ada dalam diri siswa itu sendiri. Begitu juga sebaliknya ketika siswa nya tidak mau atau tidak ada kemauan untuk mengembangkan diri walau sang guru sudah berusaha dengan berbagai langkah dari yang halus hingga yang sedikit menyakitkan sebagai proses penyadaran tapi tetap tidak berubah apalagi pengaruh yang tidak baik dari pergaulannya lebih kuat dari himbuan kebaikan dari sang guru, akan membuat batin sang guru sesak dan menyedihkan, seolah usahanya sia-sia tanpa hasil.
Guru, dalam istilah sederhana dikatakan yang diGugu dan yang ditiRU. Untuk meningkatkan kualitas siswa, guru pun harus meningkatkan standar dirinya. Sehingga kebahagiaan yang lain adalah ketika sang siswa menjadi seseorang yang berguna untuk dirinya, keluarganya dan Masyarakat serta Bangsa dan Negaranya, dari hasil refleksi guru bagi siswanya.
Bravo Sang Guru!!!!
Rabu, 30 April 2014
Selasa, 29 April 2014
Doa Malaikat untuk Manusia
(disarikan dari pengajian)
Malaikat adalah makhluk Allah swt yang paling beriman dan penurut. Tidak pernah sama sekali membangkang terhadap perintah Allah swt. Satu makhluk yang sangat bertolak belakang dengan Iblis, yang merupakan cikal bakal dari syeitan, yang menolak akan perintah Allah swt untuk sujud kepada Adam as. yang berakibat diusirnya syeitan dari surga.
Dalam Al-Quran, Malaikat salah satunya digambarkan seperti dalam surat Ash-Shoffat ayat 164-166 yang artinya, "Dan tidak ada satu pun dari kami (Malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu. Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah). Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah)"
Sebagai makhluk yang mengerti akan hakekat kehidupan, Malaikat akan merasa senang dengan manusia-manusia yang beriman kepada Allah swt dan mendoakan mereka akan keselamatan dunia dan akherat dengan memohon ampunan kepada Allah swt bagi dosa-dosa mereka. Dari infromasi hadist-hadist ada beberapa hal yang dilakukan manusia yang berakibat didoakan oleh para Malaikat terutama yang berhubungan dengan ibadah shalat, yaitu diantaranya :
(1) Shalat berjamaah di Masjid pada waktu Subuh dan Ashar
Malaikat yang bertugas harian akan berganti waktu kerja pada kedua waktu shalat itu. Para Malaikat akan mengikuti shalat berjamaah di masjid, setelah selesai shalat subuh misalnya maka para Malaikat yang bertugas pada siang hari akan stand by untuk bertugas dan yang selesai bertugas pada malam hari akan kembali untuk menghadap kepada Allah swt. Dalam hadist dikatakan bahwa Allah swt bertanya kepada para malaikat,"sedang apa hamba-hamba-Ku?" (pertanyaan ini bukan berarti Allah swt tidak tahu, Allah swt Maha Tahu), Para malaikat akan menjawab, "sedang shalat berjamaah"
Di hadist lain dikatakan bahwa kita harus menjaga shalat berjamaah pada waktu Subuh dan Isya. Meninggalkan kedua waktu shalat itu digambarkan sebagai orang-orang munafiq (na'udzubillahi min dzalik). Kita sering melihat bahwa orang-orang berbondong-bondong shalat maghrib berjamaah di masjid, tetapi ketika masuk shalat Isya, masjid kembali kosong. Pada kemana jamaah shalat maghrib tadi?
(2) Shalat berjamaah dengan lurus dan rapat.
Banyak jamaah shalat yang kurang paham dengan masalah ini bahkan ketika imam pun menyerukan kepada makmumnya untuk shalat berjamaah dengan lurus dan rapat. Ditambah lagi hal-hal asesoris ibadah yang belum dimengerti benar fungsinya oleh jamaah seperti sajadah. Ukuran sajadah yang besar kadang membuat orang lain agak segan untuk menginjaknya karena takut yang punya sajadah tersinggung sehingga shaf menjadi tidak rapat. begitu pula dengan sajadah yang kecil, kadang orang sudah menempatkan sajadah kecil di depannya sebelum shaf itu rapat apalagi kalau yang punya sajadah tidak mau bergeser untuk merapatkan shaf.
Di dalam hadist dikatakan bahwa shaf yang tidak rapat maka akan diisi oleh syeitan. Kita tahu syeitan bermaksud untuk membelokkan apa yang kita lakukan terutama yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah swt. Boleh jadi di sini lah peran Malaikat, sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah swt, mereka akan senang dengan orang-orang yang taat kepada Allah swt melalui ibadah seperti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam melakukan ibadah shalat.
(3) Selalu ingin berada di shaf terdepan.
Di dalam hadist dikatakan bahwa dua posisi yang orang akan berebut tempat karena keutamaannya bahkan hingga diundi adalah muadzin dan berada di shaf terdepan. Dua posisi ini kelihatannya mulai kurang peminat, apalagi kalaau kita melihat pada waktu shalat jumat. Orang yang datang lebih awal bukannya menempati shaf terdepan justru mencari tempat-tempat yang jauh dari shaf terdepan apalagi kalau ada tiang-tiang masjid, itulah tempat favorit untuk bersandar. Sehingga kadang panitia masjid selalu mengumumkan kepada jamaah untuk mengisi shaf-shaf yang di depan yang masih kosong.
Untuk shalat berjamaah saja kadang orang tidak mau mengisi shaf yang paling depan. Mereka saling mempersilahkan orang untuk maju ke shaf yang di depannya. Saya justru melihat bahwa mereka bukan sekedar hormat atau untuk kesopanan tetapi memang tidak mau mengisinya. Kalau mereka mengerti tentu mereka akan berlomba untuk mengisinya bahkan seperti dalam hadist kalau perlu siapa yang mengisi diundi terlebih dahulu.
(4) Mengucapkan amin secara bersamaan antara imam dan makmum.
Kadang ada imam dan makmum tidak mau mengucapkan amin ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah. Padahal dengan melakukan itu maka kita akan mendapatkan doa dari para Malaikat. Seperti kita ketahui juga bahwa surat Al-Fatihah adalah induk dari Al-Quran.
Mengenai ucapan amin ini kita sudah umum ketahui, tapi ternyata ada ajaran baru dari golongan lain yang menyatakan bahwa mengucapkan amin itu tidak perlu. Wah, golongan ini yang secara mendasar sangat berbeda dengan kita kaum ahlu sunnah, muncul ke permukaan dengan masalah ini. Mungkin karena takut masalahnya semakin besar, masalah ini tidak dimunculkan lagi oleh mereka. Di media sosial, beberapa waktu memunculkan masalah-masalah seperti ini.
(5) Duduk berdzikir di tempat dimana kita berdiri untuk shalat berjamaah.
Masalah ini saya sudah mendengarkan dari kiayi pada pengajian subuh beberapa puluh tahun yang lalu di Bandung. Saya sendiri pernah membaca hadistnya. Ternyata pada pengajian kali ini kembali Pak Ustadz menerangkan hal yang sama. Karena saya tahu, saya mengusahakan untuk tidak bergeser setelah salam dalam shalat berjamaah saya untuk duduk berdzikir selama yang saya bisa, dengan berharap doa Malaikat kepada Allah swt untuk saya. Hanya memang banyak orang yang belum mengetahui mengenai hal ini, banyak kita temui setelah shalat orang pergi meninggalkan tempat shalat untuk pindah duduk di tempat lain untuk berdzikir.
(6) Malaikat akan mendoakan kita manusia yang sebelum tidur berwudlu terlebih dahulu. Sedikit merubah kebiasaan yang biasanya langsung tidur, kita lakukan wudlu terlebih dahulu akan membuat malaikat mendoakan kita.
(7) Berdoa ketika melangkahkan kaki ke Masjid untuk shalat berjamaah. Abu Said Al-Khudri ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang keluar dari rumahnya menuju tempat shalat, lalu ia mengucapkan doa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan hak (perantara) orang-orang yang memohon kepada-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara berjalannya aku menuju-Mu. Sesungguhnya aku tidak keluar rumah karena keangkuhan atau kesombongan atau riya ataupun sum'ah (mencari reputasi). Tetapi aku keluar karena ingin menghidari kemurkaan-Mu dan megharap keridhoan-Mu. Maka aku memohon kepada-Mu, lindungilah aku dari neraka dan ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku, kecuali Engkau', maka Allah akan menghadapkan kepadanya dengan wajah-Nya dan tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampunan untuknya. (HR. Ibnu Majah)
Sebenarnya masih ada beberapa lagi mengenai hal ini, tapi hanya ini yang saya ingat. Saya hanya ingin kembali menyampaikan kepada yang tidak mengikuti pengajian tersebut, sehingga informasinya bisa berangkai. Silahkan diambil yang bermanfaatnya. Mohon maaf, kelebihan dan kekurangannya. Memang ada yang saya tambahkan dari pengalaman saya, tentunya kekurangannya adalah keterbatasan saya sebagai manusia. Saya ada berkeinginan untuk bertemu dengan ustadz tersebut dan meminta filenya serta tentunya hadist-hadistnya yang lebih lengkap. Insya Allah, saya akan berusaha lengkapi dengan hadist-hadist yang akan saya cari sendiri.
Yang benar datangnya dari Allah swt dan kesalahan dari saya sendiri.
Wallahu a'lam
Malaikat adalah makhluk Allah swt yang paling beriman dan penurut. Tidak pernah sama sekali membangkang terhadap perintah Allah swt. Satu makhluk yang sangat bertolak belakang dengan Iblis, yang merupakan cikal bakal dari syeitan, yang menolak akan perintah Allah swt untuk sujud kepada Adam as. yang berakibat diusirnya syeitan dari surga.
Dalam Al-Quran, Malaikat salah satunya digambarkan seperti dalam surat Ash-Shoffat ayat 164-166 yang artinya, "Dan tidak ada satu pun dari kami (Malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu. Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah). Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah)"
Sebagai makhluk yang mengerti akan hakekat kehidupan, Malaikat akan merasa senang dengan manusia-manusia yang beriman kepada Allah swt dan mendoakan mereka akan keselamatan dunia dan akherat dengan memohon ampunan kepada Allah swt bagi dosa-dosa mereka. Dari infromasi hadist-hadist ada beberapa hal yang dilakukan manusia yang berakibat didoakan oleh para Malaikat terutama yang berhubungan dengan ibadah shalat, yaitu diantaranya :
(1) Shalat berjamaah di Masjid pada waktu Subuh dan Ashar
Malaikat yang bertugas harian akan berganti waktu kerja pada kedua waktu shalat itu. Para Malaikat akan mengikuti shalat berjamaah di masjid, setelah selesai shalat subuh misalnya maka para Malaikat yang bertugas pada siang hari akan stand by untuk bertugas dan yang selesai bertugas pada malam hari akan kembali untuk menghadap kepada Allah swt. Dalam hadist dikatakan bahwa Allah swt bertanya kepada para malaikat,"sedang apa hamba-hamba-Ku?" (pertanyaan ini bukan berarti Allah swt tidak tahu, Allah swt Maha Tahu), Para malaikat akan menjawab, "sedang shalat berjamaah"
Di hadist lain dikatakan bahwa kita harus menjaga shalat berjamaah pada waktu Subuh dan Isya. Meninggalkan kedua waktu shalat itu digambarkan sebagai orang-orang munafiq (na'udzubillahi min dzalik). Kita sering melihat bahwa orang-orang berbondong-bondong shalat maghrib berjamaah di masjid, tetapi ketika masuk shalat Isya, masjid kembali kosong. Pada kemana jamaah shalat maghrib tadi?
(2) Shalat berjamaah dengan lurus dan rapat.
Banyak jamaah shalat yang kurang paham dengan masalah ini bahkan ketika imam pun menyerukan kepada makmumnya untuk shalat berjamaah dengan lurus dan rapat. Ditambah lagi hal-hal asesoris ibadah yang belum dimengerti benar fungsinya oleh jamaah seperti sajadah. Ukuran sajadah yang besar kadang membuat orang lain agak segan untuk menginjaknya karena takut yang punya sajadah tersinggung sehingga shaf menjadi tidak rapat. begitu pula dengan sajadah yang kecil, kadang orang sudah menempatkan sajadah kecil di depannya sebelum shaf itu rapat apalagi kalau yang punya sajadah tidak mau bergeser untuk merapatkan shaf.
Di dalam hadist dikatakan bahwa shaf yang tidak rapat maka akan diisi oleh syeitan. Kita tahu syeitan bermaksud untuk membelokkan apa yang kita lakukan terutama yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah swt. Boleh jadi di sini lah peran Malaikat, sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah swt, mereka akan senang dengan orang-orang yang taat kepada Allah swt melalui ibadah seperti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam melakukan ibadah shalat.
(3) Selalu ingin berada di shaf terdepan.
Di dalam hadist dikatakan bahwa dua posisi yang orang akan berebut tempat karena keutamaannya bahkan hingga diundi adalah muadzin dan berada di shaf terdepan. Dua posisi ini kelihatannya mulai kurang peminat, apalagi kalaau kita melihat pada waktu shalat jumat. Orang yang datang lebih awal bukannya menempati shaf terdepan justru mencari tempat-tempat yang jauh dari shaf terdepan apalagi kalau ada tiang-tiang masjid, itulah tempat favorit untuk bersandar. Sehingga kadang panitia masjid selalu mengumumkan kepada jamaah untuk mengisi shaf-shaf yang di depan yang masih kosong.
Untuk shalat berjamaah saja kadang orang tidak mau mengisi shaf yang paling depan. Mereka saling mempersilahkan orang untuk maju ke shaf yang di depannya. Saya justru melihat bahwa mereka bukan sekedar hormat atau untuk kesopanan tetapi memang tidak mau mengisinya. Kalau mereka mengerti tentu mereka akan berlomba untuk mengisinya bahkan seperti dalam hadist kalau perlu siapa yang mengisi diundi terlebih dahulu.
(4) Mengucapkan amin secara bersamaan antara imam dan makmum.
Kadang ada imam dan makmum tidak mau mengucapkan amin ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah. Padahal dengan melakukan itu maka kita akan mendapatkan doa dari para Malaikat. Seperti kita ketahui juga bahwa surat Al-Fatihah adalah induk dari Al-Quran.
Mengenai ucapan amin ini kita sudah umum ketahui, tapi ternyata ada ajaran baru dari golongan lain yang menyatakan bahwa mengucapkan amin itu tidak perlu. Wah, golongan ini yang secara mendasar sangat berbeda dengan kita kaum ahlu sunnah, muncul ke permukaan dengan masalah ini. Mungkin karena takut masalahnya semakin besar, masalah ini tidak dimunculkan lagi oleh mereka. Di media sosial, beberapa waktu memunculkan masalah-masalah seperti ini.
(5) Duduk berdzikir di tempat dimana kita berdiri untuk shalat berjamaah.
Masalah ini saya sudah mendengarkan dari kiayi pada pengajian subuh beberapa puluh tahun yang lalu di Bandung. Saya sendiri pernah membaca hadistnya. Ternyata pada pengajian kali ini kembali Pak Ustadz menerangkan hal yang sama. Karena saya tahu, saya mengusahakan untuk tidak bergeser setelah salam dalam shalat berjamaah saya untuk duduk berdzikir selama yang saya bisa, dengan berharap doa Malaikat kepada Allah swt untuk saya. Hanya memang banyak orang yang belum mengetahui mengenai hal ini, banyak kita temui setelah shalat orang pergi meninggalkan tempat shalat untuk pindah duduk di tempat lain untuk berdzikir.
(6) Malaikat akan mendoakan kita manusia yang sebelum tidur berwudlu terlebih dahulu. Sedikit merubah kebiasaan yang biasanya langsung tidur, kita lakukan wudlu terlebih dahulu akan membuat malaikat mendoakan kita.
(7) Berdoa ketika melangkahkan kaki ke Masjid untuk shalat berjamaah. Abu Said Al-Khudri ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang keluar dari rumahnya menuju tempat shalat, lalu ia mengucapkan doa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan hak (perantara) orang-orang yang memohon kepada-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara berjalannya aku menuju-Mu. Sesungguhnya aku tidak keluar rumah karena keangkuhan atau kesombongan atau riya ataupun sum'ah (mencari reputasi). Tetapi aku keluar karena ingin menghidari kemurkaan-Mu dan megharap keridhoan-Mu. Maka aku memohon kepada-Mu, lindungilah aku dari neraka dan ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku, kecuali Engkau', maka Allah akan menghadapkan kepadanya dengan wajah-Nya dan tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampunan untuknya. (HR. Ibnu Majah)
Sebenarnya masih ada beberapa lagi mengenai hal ini, tapi hanya ini yang saya ingat. Saya hanya ingin kembali menyampaikan kepada yang tidak mengikuti pengajian tersebut, sehingga informasinya bisa berangkai. Silahkan diambil yang bermanfaatnya. Mohon maaf, kelebihan dan kekurangannya. Memang ada yang saya tambahkan dari pengalaman saya, tentunya kekurangannya adalah keterbatasan saya sebagai manusia. Saya ada berkeinginan untuk bertemu dengan ustadz tersebut dan meminta filenya serta tentunya hadist-hadistnya yang lebih lengkap. Insya Allah, saya akan berusaha lengkapi dengan hadist-hadist yang akan saya cari sendiri.
Yang benar datangnya dari Allah swt dan kesalahan dari saya sendiri.
Wallahu a'lam
cinta dan serba-serbinya
Cinta dan serba-serbinya!
Berbicara tentang cinta adalah berbicara sesuatu yang tidak akan habisnya dan tidak akan pernah bosannya. Karena cinta adalah sebuah fenomena kehidupan manusia yang sangat monumental. Semua kejadian di dunia ini kalau ditelusuri berhubungan dengan kata cinta, bahkan hal-hal yang sifatnya negatif pun kadang berawal karena cinta. Kita melihat bagaimana terbunuhnya Habil oleh Qabil diawali karena cinta. Perang troy yang sangat luar biasa di romawi sana yang mengakibatkan banyaknya korban perang juga berhubungan karena cinta.
Tapi cinta bukan hanya sekedar perasaan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan saja. Banyak bentuk cinta selain hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ada cinta orangtua dan anaknya. Ada cinta karena persaudaraan. Ada cinta antara pemimpin dan rakyatnya. Ada cinta antara Imam dan umatnya dan lain sebagainya. Dengan berbagai bentuk cinta ini, tentulah materi pembahasan cinta menjadi lebih luas dan menarik banyak peminat untuk menguraikannya. Bahkan lagu-lagu cinta tidak akan pernah habisnya, begitu pula dengan novel-novel berlandaskan cinta selalu tercetak dengan ribuan eksemplar dan diminati banyak orang, belum lagi yang berbentuk audiovisual orang tidak segan mengeluarkan isi koceknya hanya untuk duduk manis selama kurang lebih 2 jam untuk menikmati drama keindahan bahkan kekejian dari cinta!!! (plus berani mengeluarkan air mata karena saking menikmatinya)
Kalau dilihat dari aspek hubungan, cinta yang indah terjalin dari dua pihak pemeran dan penikmat perasaan cinta itu sendiri. Sehingga dari point ini akan terbentuk sikap saling menyayangi, saling menghormati, saling mengerti saling memberi dan saling menerima, bahkan hingga berani berkorban untuk yang dicintainya, dalam kasus tertentu pengorbanan terjadi hingga kematian menjemputnya. Artinya nilai-nilai luhur muncul dan berkembang dari cinta seperti ini. Jika tidak terjalin dari dua pihak pemeran dan penikmat cinta atau hanya satu arah itu namanya cinta yang tertolak, istilahnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dalam kasus-kasus tertentu cinta yang tertolak kadang menimbulkan masalah baik yang kecil maupun masalah yang besar. Saking ngebetnya agar cintanya diterima.
Tetapi masalah kemanusiaan yang besar juga akan terjadi manakala terjadi penghianatan cinta. Namanya penghianatan tentunya dimulai adanya komitmen sebelumnya di antara dua belah pihak, dimana salah satu pihak menyalahi /melanggar/menyelisih komitmen itu. penghianatan cinta berarti adanya pelanggaran komitmen cinta dari salah satu pihak yang sedang bercinta. Orang jaman sekarang menyebutnya dengan selingkuh. Penghianatan cinta atau selingkuh dari salah satu pihak akan menyakiti atau menggoreskan luka di pihak lainnya. Ekspresi luka karena penghianatan ini bermacam model jadinya, mulai dari sekedar memendamnya dalam hati karena karakternya atau karena ketiada upayaan yang ada pada dirinya hingga berbalas dendam untuk sebuah kepuasan dalam mengobati luka penghianatan tersebut. Dalam lingkup yang besar balas dendam karena penghianatan cinta kadang orang lain ikut jadi korban juga bahkan yang tidak ada hubungan langsung dengan komitmen cinta dari dua pihak yang bercinta dan kemudian berkhianat.
Cinta yang suci dan luhur harus mencakup aspek jasmani dan rohani. Itulah kenapa ketika orang menikah sebagai pengejewantahan dari proses cinta selalu didoakan dengan “Sakinah mawaddah dan warohmah”. Mawaddah berhubungan dengan jasmani sedangkan rohmah berhubungan dengan rohani. Ketika umur semakin tua dan secara fisik sudah tidak seperti waktu muda dulu, disinilah warohmah itu berperan besar. Begitu pula ketika ada pihak lain yang lebih cantik/tampan dari pasangan kita, dengan warohmah kita tidak akan berpaling ke lain hati. Untuk itulah proses cinta yang langgeng, mengharuskan masing-masing pihak untuk mengenal lebih dalam calon pasangannya, sehingga pepatah jawa mengharuskan melihat bobot, bibit dan bebetnya. Proses pengenalan yang mendalam tentunya harus disesuaikan dengan aturan yang benar. Aturan yang benar adalah aturan dari Yang Maha Kasih Sayang, dengan doa meminta pertolongan dari-Nya dalam proses pencarian cinta adalah sesuatu yang diwajibkan sehingga penemuan dan pembinaan cinta bisa menembus batas kefanaan di dunia ini.
Wallahu ‘alam
Berbicara tentang cinta adalah berbicara sesuatu yang tidak akan habisnya dan tidak akan pernah bosannya. Karena cinta adalah sebuah fenomena kehidupan manusia yang sangat monumental. Semua kejadian di dunia ini kalau ditelusuri berhubungan dengan kata cinta, bahkan hal-hal yang sifatnya negatif pun kadang berawal karena cinta. Kita melihat bagaimana terbunuhnya Habil oleh Qabil diawali karena cinta. Perang troy yang sangat luar biasa di romawi sana yang mengakibatkan banyaknya korban perang juga berhubungan karena cinta.
Tapi cinta bukan hanya sekedar perasaan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan saja. Banyak bentuk cinta selain hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ada cinta orangtua dan anaknya. Ada cinta karena persaudaraan. Ada cinta antara pemimpin dan rakyatnya. Ada cinta antara Imam dan umatnya dan lain sebagainya. Dengan berbagai bentuk cinta ini, tentulah materi pembahasan cinta menjadi lebih luas dan menarik banyak peminat untuk menguraikannya. Bahkan lagu-lagu cinta tidak akan pernah habisnya, begitu pula dengan novel-novel berlandaskan cinta selalu tercetak dengan ribuan eksemplar dan diminati banyak orang, belum lagi yang berbentuk audiovisual orang tidak segan mengeluarkan isi koceknya hanya untuk duduk manis selama kurang lebih 2 jam untuk menikmati drama keindahan bahkan kekejian dari cinta!!! (plus berani mengeluarkan air mata karena saking menikmatinya)
Kalau dilihat dari aspek hubungan, cinta yang indah terjalin dari dua pihak pemeran dan penikmat perasaan cinta itu sendiri. Sehingga dari point ini akan terbentuk sikap saling menyayangi, saling menghormati, saling mengerti saling memberi dan saling menerima, bahkan hingga berani berkorban untuk yang dicintainya, dalam kasus tertentu pengorbanan terjadi hingga kematian menjemputnya. Artinya nilai-nilai luhur muncul dan berkembang dari cinta seperti ini. Jika tidak terjalin dari dua pihak pemeran dan penikmat cinta atau hanya satu arah itu namanya cinta yang tertolak, istilahnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dalam kasus-kasus tertentu cinta yang tertolak kadang menimbulkan masalah baik yang kecil maupun masalah yang besar. Saking ngebetnya agar cintanya diterima.
Tetapi masalah kemanusiaan yang besar juga akan terjadi manakala terjadi penghianatan cinta. Namanya penghianatan tentunya dimulai adanya komitmen sebelumnya di antara dua belah pihak, dimana salah satu pihak menyalahi /melanggar/menyelisih komitmen itu. penghianatan cinta berarti adanya pelanggaran komitmen cinta dari salah satu pihak yang sedang bercinta. Orang jaman sekarang menyebutnya dengan selingkuh. Penghianatan cinta atau selingkuh dari salah satu pihak akan menyakiti atau menggoreskan luka di pihak lainnya. Ekspresi luka karena penghianatan ini bermacam model jadinya, mulai dari sekedar memendamnya dalam hati karena karakternya atau karena ketiada upayaan yang ada pada dirinya hingga berbalas dendam untuk sebuah kepuasan dalam mengobati luka penghianatan tersebut. Dalam lingkup yang besar balas dendam karena penghianatan cinta kadang orang lain ikut jadi korban juga bahkan yang tidak ada hubungan langsung dengan komitmen cinta dari dua pihak yang bercinta dan kemudian berkhianat.
Cinta yang suci dan luhur harus mencakup aspek jasmani dan rohani. Itulah kenapa ketika orang menikah sebagai pengejewantahan dari proses cinta selalu didoakan dengan “Sakinah mawaddah dan warohmah”. Mawaddah berhubungan dengan jasmani sedangkan rohmah berhubungan dengan rohani. Ketika umur semakin tua dan secara fisik sudah tidak seperti waktu muda dulu, disinilah warohmah itu berperan besar. Begitu pula ketika ada pihak lain yang lebih cantik/tampan dari pasangan kita, dengan warohmah kita tidak akan berpaling ke lain hati. Untuk itulah proses cinta yang langgeng, mengharuskan masing-masing pihak untuk mengenal lebih dalam calon pasangannya, sehingga pepatah jawa mengharuskan melihat bobot, bibit dan bebetnya. Proses pengenalan yang mendalam tentunya harus disesuaikan dengan aturan yang benar. Aturan yang benar adalah aturan dari Yang Maha Kasih Sayang, dengan doa meminta pertolongan dari-Nya dalam proses pencarian cinta adalah sesuatu yang diwajibkan sehingga penemuan dan pembinaan cinta bisa menembus batas kefanaan di dunia ini.
Wallahu ‘alam
Senin, 28 April 2014
Politik, suka dan tidak suka
Namanya juga berpolitik, pasti tujuannya kekuasaan. Terlepas itu baju partainya apa! masalah koalisi adalah masalah yang wajar, nama juga dalam kehidupan, mencari teman yang sejalan itu juga wajar dan biasa saja. Orang mau jadi presiden, itu juga sah-sah saja, asal ada kemampuan dan tujuan yang benar. Yang heran adalah orang menjadi panik seperti cacing yang kepanasan karena orang-orang yang berpolitik mencari kekuasaan, dan berkoalisi sesuai dengan kepentingan serta adanya orang yang mau menjadi presiden dengan program yang dia sudah canangkan. jangan panik lah. suka pilih, tidak suka jangan pilih. Jangan karena tidak suka ngomong saenak-e, klo masih batas wajar mah kagak apa, klo keterlaluan itu namanya teroris!!! "no vote, no complain"
Sabtu, 26 April 2014
Edisi Sunnah -Syi'ah
Mengkritik Quraish Shihab Secara Ilmiah, Bukti Bahwa Quraish Shihab Pembela Syi'ah
Oleh: DR. Adian Husaini (KompasIslam.Com) – Belum lama ini saya menerima kiriman berupa sebuah buku terbitan Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). Judulnya cukup panjang, “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah dalam Ukhuwah?”, yang merupakan jawaban atas Buku Prof. Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syi’ah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?)”. Penulis buku “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah dalam Ukhuwah?” adalah Tim Penulis Buku Pustaka SIDOGIRI, Pondok Pesantren Sidogiri Jatim, yang dipimpin seorang anak muda bernama Ahmad Qusyairi Ismail.
Membaca buku ini halaman demi halaman, muncul rasa syukur yang sangat mendalam. Bahwa, dari sebuah pesantren yang berlokasi di pelosok Jawa Timur, terlahir sebuah buku ilmiah yang bermutu tinggi, yang kualitas ilmiahnya mampu menandingi buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab yang dikritik oleh buku ini. Buku dari Pesantren Sidogiri ini terbilang cukup cepat terbitnya.
Cetakan pertamanya keluar pada September 2007. Padahal, cetakan pertama buku Quraish Shihab terbit pada Maret 2007. Mengingat banyaknya rujukan primer yang dikutip dalam buku ini, kita patut mengacungi jempol untuk para penulis dari Pesantren tersebut.
Salah satu kesimpulan Quraish Shihab dalam bukunya ialah, bahwa Ahlu Sunnah atau Sunni dan Syi’ah adalah dua madzhab yang berbeda. “Kesamaan-kesamaan yang terdapat pada kedua madzhab ini berlipat ganda dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan dan sebab-sebabnya. Perbedaan antara kedua madzhab -dimana pun ditemukan- adalah perbedaan cara pandang dan penafsiran, bukan perbedaan dalam ushul (prinsip-prinsip dasar) keimanan, tidak juga dan rukun-rukun Islam”. (Cetakan II, hal. 265). Berbeda dengan Quraish Shihab, pada bagian sampul belakang buku terbitan Pesantren Sidogiri Jatim, dikutip sambutan KH. A. Nawawi Abdul Djalil, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Jatim yang menegaskan: “Mungkin saja, Syi’ah tidak akan pernah habis sampai hari kiamat dan menjadi tantangan utama akidah Ahlu Sunnah. Oleh karena itu, kajian sungguh-sungguh yang dilakukan anak-anak muda seperti ananda Qusyairi dan kawan-kawannya ini, menurut saya merupakan langkah penting untuk membendung pengaruh aliran sesat semacam Syi’ah.”
Berikut ini kita kutip sebagian kritik dari Pondok Pesantren Sidogiri Jatim terhadap Quraish Shihab (selanjutnya Quraish Shihab disingkat “QS” dan Pondok Pesantren Sidogiri disingkat “PPS”). Kutipan dan pendapat QS dan PPS diambil dari buku mereka masing-masing.
1. Tentang Abdullah bin Saba‘.
QS: “Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syi’ah. Ia (Abdullah bin Saba’ -red) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain -ilmuwan kenamaan Mesir- adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syi’ah”. (hal. 65). PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sejumlah tokoh Syi’ah yang diakui ke-tsiqah-annya (kepercayaannya -red) oleh kaum Syi’ah juga mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih Syi’ah abad ke-3, misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyyah.
Dalam bukunya, al-Maqalat wa al-Firaq, (hal. 20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang memunculkan ide untuk mencintai Sayyidina Ali secara berlebihan dan mencaci maki para sahabat Nabi lainnya, khususnya Abu Bakar, ‘Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syi’ah, An-Nukhbati dan al-Kasyi, yang menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar ke-Yahudiannya, ia menggambarkan Ali radhiyallahu ‘anhu setelah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa alaihisallam Kisah Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh Ibn Khaldun. (hal. 44-46).
2. Tentang Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Hurairah :
QS: “Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan. Disamping itu semua, harus diakui juga bahwa tingkat kecerdasan dan kemampuan ilmiah, demikian juga pengenalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyangkut Nabi shalalahu ‘alaihi wa sallam berada di bawah kemampuan sahabat-sahabat besar Nabi saw, atau istri Nabi, Aisyah radhiyallahu ‘anha” (hal. 160).
QS: “Ulama-ulama Syi’ah juga berkecil hati karena sementara pakar hadits Ahlu Sunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka. Imam Bukhari, misalnya, tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 Syi’ah Imamiyah, padahal hadits-haditsnya cukup banyak diriwayatkan oleh kelompok Syi’ah.” (hal. 150).
PPS: “Sejatinya, melancarkan suara-suara miring terhadap sahabat pemuka hadits sekaliber Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan menggunakan pendekatan apa pun, tidak akan pernah bisa meruntuhkan reputasi dan kebesaran beliau, sebab sudah pasti akan bertentangan dengan dalil-dalil hadits, pengakuan para pemuka sahabat dan pemuka ulama serta realitas sejarah. Jawaban untuk secuil sentilan terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sejatinya telah dilakukan oleh para ulama secara ilmiah dan rasional. Banyak buku-buku yang ditulis oleh para ulama khusus untuk membantah tudingan miring terhadap sahabat senior Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, diantaranya adalah al-Burhan fi Tabri’at Abi Hurairah min al-Buhtan yang ditulis oleh Abdullah bin Abdul Aziz bin Ali an-Nash, Dr. Al-A’zhami dalam Abu Hurairah fi Dhau’i Marwiyatih, Muhammad Abu Shuhbah dalam Abu Hurairah fi al-Mizan, Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dengan bukunya Abu Hurairah Riwayat al-Islam dan lain-lain.” Dalam Bidayah wa an-Nihayah, Ibn Katsir mengatakan, bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu merupakan sahabat yang paling kuat hafalannya, kendati beliau bukan yang paling utama. Imam Syafi’i juga menyatakan, “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah orang yang memiliki hafalan paling cemarlang dalam meriwayatkan hadits pada masanya.” (hal. 320-322). Karena kuatnya bukti-bukti keutamaan Abu Hurairah, maka PPS menegaskan : “Dengan demikian, maka keagungan, ketekunan, kecerdasan dan daya ingat Abu Hurairah tidak perlu disangsikan, dan karena itulah posisi beliau di bidang hadits demikian tinggi tak tertandingi. Yang perlu disangsikan justru kesangsian terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu seperti ditulis Dr. Quraish Shihab: “Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan.” (hal. 322).
“Pernyataan seperti yang dilontarkan oleh Dr. Quraish Shihab tersebut sebetulnya hanya muncul dari asumsi-asumsi tanpa dasar dan tidak memiliki landasan ilmiah sama sekali. Sebab jelas sekali jika beliau telah mengabaikan dalil-dalil tentang keutamaan Abu Hurairah dalam hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, data-data sejarah dan penelitian sekaligus penilaian ulama yang mumpuni di bidangnya (hadits dan sejarah).
Kekurangcakapan Dr. Quraish Shihab di bidang hadits semakin tampak, ketika beliau justru menjadikan buku Mahmud Abu Rayyah, Adhwa’ ‘ala Sunnah Muhammadiyah, sebagai rujukan dalam upaya menurunkan reputasi Abu Hurairah r.a. Padahal, semua pakar hadits kontemporer paham betul akan status dan pemikiran Abu Rayyah dalam hadits.” (hal. 322-323).
Tentang banyaknya hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu., Dr. al-A’zhami melakukan penelitian, bahwa jumlah 5.000 hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah adalah jika dihitung hadits yang substansinya diulang-ulang. Jika penghitungan dilakukan dengan mengabaikan hadits-hadits yang diulang-ulang substansinya, maka hadits dari Abu Hurairah yang ada dalam Musnad dan Kutub as-Sittah tinggal 1336 saja. “Nah, kadar ini, kata Ali as-Salus, bisa dihafal oleh pelajar yang tidak terlalu cerdas dalam waktu kurang dari satu tahun. Bagaimana dengan Abu Hurairah, yang merupakan bagian dari mu’jizat kenabian?” (hal. 324).
Memang dalam pandangan Syi’ah, seperti dijelaskan oleh Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha’ (tokoh Syi’ah kontemporer yang menjadi salah satu rujukan kaum Syi’ah masa kini), yang juga dikutip oleh QS : “Syi’ah tidak menerima hadits-hadits Nabi SAW kecuali yang dianggap sah dari jalur Ahlul Bait. Sementara hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para perawi semacam Abu Hurairah, Samurah bin Jundub, Amr bin Ash dan sesamanya, maka dalam pandangan Syi’ah Imamiyah, mereka tidak memiliki nilai walau senilai nyamuk sekalipun.” (hal. 313).
PPS juga menjawab tuduhan bahwa Ahlu Sunnah diskriminatif, karena tidak mau meriwayatkan hadits dari imam-imam Syi’ah. Pernyataan semacam itu hanyalah suatu prasangka belaka dan tidak didasari penelitian ilmiah apa pun. Dalam kitab-kitab Ahlu Sunnah, riwayat-riwayat Ahlul Bait begitu melimpah. Imam Bukhari memang tidak meriwayatkan hadits dari Imam Ja’far ash-Shadiq, dengan berbagai alasan, terutama karena banyaknya hadits palsu yang disandarkan kaum Syi’ah kepada Ja’far ash-Shadiq. Bukan karena Imam Bukhari membencinya. Bukhari juga tidak meriwayatkan hadits dari Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, bukan karena beliau membenci mereka. (hal. 324-330).
3. Tentang Pengkafiran Ahlu Sunnah :
QS: “Apa yang dikemukakan di atas sejalan dengan kenyataan yang terlihat, antara lain di Makkah dan Madinah, di mana sekian banyak penganut aliran Syi’ah Imamiyah yang shalat mengikuti shalat wajib yang dipimpin oleh Imam yang menganut madzhab Sunni yang tentunya tidak mempercayai imamah versi Syi’ah itu. Seandainya mereka menilai orang-orang yang memimpin shalat itu kafir, maka tentu saja shalat mereka tidak sah dan tidak juga wajar imam itu mereka ikuti.” (hal. 120).
PPS: “Memperhatikan tulisan Dr. Quraish Shihab di atas, seakan-akan Syi’ah yang sesungguhnya memang seperti apa yang digambarkannya (tidak menganggap Ahlu Sunnah Kafir dan najis). Akan tetapi siapa mengira bahwa faktanya tidak seperti penggambaran Dr. Quraish Shihab? Jika kita merujuk langsung pada fatwa-fatwa ulama Syi’ah, maka akan tampak bahwa sebetulnya Dr. Quraish Shihab hendak mengelabui pemahaman umat Islam akan hakikat Syi’ah. Bahwa sejatinya, Syi’ah tetap Syi’ah.
Apa yang mereka yakini hari ini tidak berbeda dengan keyakinan para pendahulu mereka. Dalam banyak literatur Syi’ah dikemukakan, bahwa orang-orang Syi’ah yang shalat di belakang (menjadi makmum) imam Sunni tetap dihukumi batal, kecuali dengan menerapkan konsep Taqiyyah… “Suatu ketika, tokoh Syi’ah terkemuka, Muhammad al-Uzhma Husain Fadhlullah, dalam al-Masa’il Fiqhiyyah, ditanya: “Bolehkah kami (Syi’ah) shalat bermakmum kepada imam yang berbeda mazhab dengan kami, dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan di sebagian hukum antar shalat kita dan shalat mereka?” Muhammad Husain Fadhlullah menjawab: “Boleh, asalkan dengan menggunakan Taqiyyah.” (348-349).
Seorang dai Syi’ah, Muhammad Tijani, mengungkapkan bahwa, “Mereka (orang-orang Syi’ah) seringkali shalat bersama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dengan menggunakan Taqiyyah dan bergegas menyelesaikan shalatnya. Dan barangkali kebanyakan mereka mengulangi shalatnya ketika pulang.” (hal. 350-351).
Banyak sekali buku-buku referensi utama kaum Syi’ah yang dirujuk dalam buku terbitan PPS ini. Karena itu, mereka juga menolak pernyataan Dr. Quraish Shihab bahwa yang mengkafirkan Ahlu Sunnah hanyalah pernyataan orang awam kaum Syi’ah.
PPS juga mengimbau agar umat Islam berhati-hati dalam menerima wacana “Persatuan umat Islam” dari kaum Syi’ah. Sebab, mereka yang mengusung persatuan, ternyata dalam kajiannya justru memojokkan Ahlu Sunnah dan memposisikannya di posisi dzalim, sementara Syi’ah diposisikan sebagai “yang terdzalimi”.
Buku terbitan PPS ini memang banyak memuat fakta dan data tentang ajaran Syi’ah, baik klasik maupun kontemporer. Terhadap Imam mazhab yang empat, misalnya, dikutip pendapat dalam Kitab Kadzdzabu ‘ala asy-Syi’ah, “Andai para dai Islam dan Sunnah mencintai Ahlul Bait, niscaya mereka mengikuti jejak langkah Ahlul Bait dan tidak akan mengambil hokum-hukum agama mereka dari para penyeleweng, seperti Abu Hanifah, asy-Syafii, Imam Malik dan Ibnu Hanbal.” (hal. 366).
Terlepas dari fakta tentang Syiah dan kritik terhadap Quraish Shihab, terbitnya buku ini telah menjadi momen penting bagi PPS untuk turut berkiprah dalam peningkatan khazanah keilmuan Islam di Indonesia. PPS memang telah didirikan pada tahun 1745. Jadi, usianya kini telah mencapai lebih dari 260 tahun.
Jumlah muridnya kini lebih dari 5000 orang. Sejumlah prestasi ilmiah tingkat nasional juga pernah diraihnya. Diantaranya, pada Ramadhan 1425 H, PPS berhasil meraih juara I dan III lomba karya ilmiah berbahasa Arab yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI.
Dalam Jurnal Laporan Tahunan 1425/1426 H, disebutkan bahwa PPS juga cukup sering mendapat kunjungan tamu-tamu dari luar negeri. Termasuk dari kedutaan Australia dan Amerika Serikat. Mereka selalu menerima tamunya dengan baik. Tetapi, dengan sangat berhati-hati, selama ini, PPS senantiasa menolak dana bantuan dan hibah dari Australia dan Amerika.
PPS juga termasuk salah satu pesantren di Jawa Timur yang sangat gigih dalam melawan penyebaran paham Liberal. Ditulis dalam Laporan Tahunan tersebut: “Tahun ini, PPS menggerakkan piranti dunia maya untuk melestarikan dan menyelamatkan ajaran Ahlu Sunnah dari serbuan berbagai aliran sesat”.
“Di website www.sidogiri.com secara khusus disediakan rubrik “Islam Kontra Liberal”. Rubrik ini digunakan oleh Pondok Pesantren Sidogiri untuk meng-counter wacana-wacana pendangkalan akidah yang ramai berkembang saat ini. Liberalisme, humanisme, rasionalisme, pluralisme, feminisme, sekularisme, dekonstruksi syari’ah dan paham-paham destruktif modern lainnya, menjadi bidikan yang terus ditangkal dengan wacana-wacana salaf yang dipegang Pondok Pesantren Sidogiri”.
Kita berdoa, mudah-mudahan akan terus lahir karya-karya ilmiah yang bermutu tinggi dari PPS. Begitu juga dari berbagai pondok pesantren lainnya. [John/PS2-Pecinta Sunnah Pembenci Syi’ah]
- See more at: http://www.kompasislam.com/2014/03/20/mengkritik-quraish-shihab-secara-ilmiah-bukti-bahwa-quraish-shihab-seorang-syiah/#sthash.jdmDv0Us.dpuf
Dicopy dari Syi'ah Bukan Islam (Facebook)
Oleh: DR. Adian Husaini (KompasIslam.Com) – Belum lama ini saya menerima kiriman berupa sebuah buku terbitan Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). Judulnya cukup panjang, “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah dalam Ukhuwah?”, yang merupakan jawaban atas Buku Prof. Dr. Quraish Shihab (Sunnah-Syi’ah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?)”. Penulis buku “Mungkinkah Sunnah-Syi’ah dalam Ukhuwah?” adalah Tim Penulis Buku Pustaka SIDOGIRI, Pondok Pesantren Sidogiri Jatim, yang dipimpin seorang anak muda bernama Ahmad Qusyairi Ismail.
Membaca buku ini halaman demi halaman, muncul rasa syukur yang sangat mendalam. Bahwa, dari sebuah pesantren yang berlokasi di pelosok Jawa Timur, terlahir sebuah buku ilmiah yang bermutu tinggi, yang kualitas ilmiahnya mampu menandingi buku karya Prof. Dr. Quraish Shihab yang dikritik oleh buku ini. Buku dari Pesantren Sidogiri ini terbilang cukup cepat terbitnya.
Cetakan pertamanya keluar pada September 2007. Padahal, cetakan pertama buku Quraish Shihab terbit pada Maret 2007. Mengingat banyaknya rujukan primer yang dikutip dalam buku ini, kita patut mengacungi jempol untuk para penulis dari Pesantren tersebut.
Salah satu kesimpulan Quraish Shihab dalam bukunya ialah, bahwa Ahlu Sunnah atau Sunni dan Syi’ah adalah dua madzhab yang berbeda. “Kesamaan-kesamaan yang terdapat pada kedua madzhab ini berlipat ganda dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan dan sebab-sebabnya. Perbedaan antara kedua madzhab -dimana pun ditemukan- adalah perbedaan cara pandang dan penafsiran, bukan perbedaan dalam ushul (prinsip-prinsip dasar) keimanan, tidak juga dan rukun-rukun Islam”. (Cetakan II, hal. 265). Berbeda dengan Quraish Shihab, pada bagian sampul belakang buku terbitan Pesantren Sidogiri Jatim, dikutip sambutan KH. A. Nawawi Abdul Djalil, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Jatim yang menegaskan: “Mungkin saja, Syi’ah tidak akan pernah habis sampai hari kiamat dan menjadi tantangan utama akidah Ahlu Sunnah. Oleh karena itu, kajian sungguh-sungguh yang dilakukan anak-anak muda seperti ananda Qusyairi dan kawan-kawannya ini, menurut saya merupakan langkah penting untuk membendung pengaruh aliran sesat semacam Syi’ah.”
Berikut ini kita kutip sebagian kritik dari Pondok Pesantren Sidogiri Jatim terhadap Quraish Shihab (selanjutnya Quraish Shihab disingkat “QS” dan Pondok Pesantren Sidogiri disingkat “PPS”). Kutipan dan pendapat QS dan PPS diambil dari buku mereka masing-masing.
1. Tentang Abdullah bin Saba‘.
QS: “Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syi’ah. Ia (Abdullah bin Saba’ -red) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain -ilmuwan kenamaan Mesir- adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syi’ah”. (hal. 65). PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sejumlah tokoh Syi’ah yang diakui ke-tsiqah-annya (kepercayaannya -red) oleh kaum Syi’ah juga mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih Syi’ah abad ke-3, misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyyah.
Dalam bukunya, al-Maqalat wa al-Firaq, (hal. 20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang memunculkan ide untuk mencintai Sayyidina Ali secara berlebihan dan mencaci maki para sahabat Nabi lainnya, khususnya Abu Bakar, ‘Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syi’ah, An-Nukhbati dan al-Kasyi, yang menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar ke-Yahudiannya, ia menggambarkan Ali radhiyallahu ‘anhu setelah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa alaihisallam Kisah Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh Ibn Khaldun. (hal. 44-46).
2. Tentang Hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Hurairah :
QS: “Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan. Disamping itu semua, harus diakui juga bahwa tingkat kecerdasan dan kemampuan ilmiah, demikian juga pengenalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyangkut Nabi shalalahu ‘alaihi wa sallam berada di bawah kemampuan sahabat-sahabat besar Nabi saw, atau istri Nabi, Aisyah radhiyallahu ‘anha” (hal. 160).
QS: “Ulama-ulama Syi’ah juga berkecil hati karena sementara pakar hadits Ahlu Sunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka. Imam Bukhari, misalnya, tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 Syi’ah Imamiyah, padahal hadits-haditsnya cukup banyak diriwayatkan oleh kelompok Syi’ah.” (hal. 150).
PPS: “Sejatinya, melancarkan suara-suara miring terhadap sahabat pemuka hadits sekaliber Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan menggunakan pendekatan apa pun, tidak akan pernah bisa meruntuhkan reputasi dan kebesaran beliau, sebab sudah pasti akan bertentangan dengan dalil-dalil hadits, pengakuan para pemuka sahabat dan pemuka ulama serta realitas sejarah. Jawaban untuk secuil sentilan terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sejatinya telah dilakukan oleh para ulama secara ilmiah dan rasional. Banyak buku-buku yang ditulis oleh para ulama khusus untuk membantah tudingan miring terhadap sahabat senior Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, diantaranya adalah al-Burhan fi Tabri’at Abi Hurairah min al-Buhtan yang ditulis oleh Abdullah bin Abdul Aziz bin Ali an-Nash, Dr. Al-A’zhami dalam Abu Hurairah fi Dhau’i Marwiyatih, Muhammad Abu Shuhbah dalam Abu Hurairah fi al-Mizan, Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib dengan bukunya Abu Hurairah Riwayat al-Islam dan lain-lain.” Dalam Bidayah wa an-Nihayah, Ibn Katsir mengatakan, bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu merupakan sahabat yang paling kuat hafalannya, kendati beliau bukan yang paling utama. Imam Syafi’i juga menyatakan, “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah orang yang memiliki hafalan paling cemarlang dalam meriwayatkan hadits pada masanya.” (hal. 320-322). Karena kuatnya bukti-bukti keutamaan Abu Hurairah, maka PPS menegaskan : “Dengan demikian, maka keagungan, ketekunan, kecerdasan dan daya ingat Abu Hurairah tidak perlu disangsikan, dan karena itulah posisi beliau di bidang hadits demikian tinggi tak tertandingi. Yang perlu disangsikan justru kesangsian terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu seperti ditulis Dr. Quraish Shihab: “Karena itu, harus diakui bahwa semakin banyak riwayat yang disampaikan seseorang, semakin besar potensi kesalahannya dan karena itu pula kehati-hatian menerima riwayat-riwayat dari Abu Hurairah merupakan satu keharusan.” (hal. 322).
“Pernyataan seperti yang dilontarkan oleh Dr. Quraish Shihab tersebut sebetulnya hanya muncul dari asumsi-asumsi tanpa dasar dan tidak memiliki landasan ilmiah sama sekali. Sebab jelas sekali jika beliau telah mengabaikan dalil-dalil tentang keutamaan Abu Hurairah dalam hadits-hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, data-data sejarah dan penelitian sekaligus penilaian ulama yang mumpuni di bidangnya (hadits dan sejarah).
Kekurangcakapan Dr. Quraish Shihab di bidang hadits semakin tampak, ketika beliau justru menjadikan buku Mahmud Abu Rayyah, Adhwa’ ‘ala Sunnah Muhammadiyah, sebagai rujukan dalam upaya menurunkan reputasi Abu Hurairah r.a. Padahal, semua pakar hadits kontemporer paham betul akan status dan pemikiran Abu Rayyah dalam hadits.” (hal. 322-323).
Tentang banyaknya hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu., Dr. al-A’zhami melakukan penelitian, bahwa jumlah 5.000 hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah adalah jika dihitung hadits yang substansinya diulang-ulang. Jika penghitungan dilakukan dengan mengabaikan hadits-hadits yang diulang-ulang substansinya, maka hadits dari Abu Hurairah yang ada dalam Musnad dan Kutub as-Sittah tinggal 1336 saja. “Nah, kadar ini, kata Ali as-Salus, bisa dihafal oleh pelajar yang tidak terlalu cerdas dalam waktu kurang dari satu tahun. Bagaimana dengan Abu Hurairah, yang merupakan bagian dari mu’jizat kenabian?” (hal. 324).
Memang dalam pandangan Syi’ah, seperti dijelaskan oleh Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha’ (tokoh Syi’ah kontemporer yang menjadi salah satu rujukan kaum Syi’ah masa kini), yang juga dikutip oleh QS : “Syi’ah tidak menerima hadits-hadits Nabi SAW kecuali yang dianggap sah dari jalur Ahlul Bait. Sementara hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para perawi semacam Abu Hurairah, Samurah bin Jundub, Amr bin Ash dan sesamanya, maka dalam pandangan Syi’ah Imamiyah, mereka tidak memiliki nilai walau senilai nyamuk sekalipun.” (hal. 313).
PPS juga menjawab tuduhan bahwa Ahlu Sunnah diskriminatif, karena tidak mau meriwayatkan hadits dari imam-imam Syi’ah. Pernyataan semacam itu hanyalah suatu prasangka belaka dan tidak didasari penelitian ilmiah apa pun. Dalam kitab-kitab Ahlu Sunnah, riwayat-riwayat Ahlul Bait begitu melimpah. Imam Bukhari memang tidak meriwayatkan hadits dari Imam Ja’far ash-Shadiq, dengan berbagai alasan, terutama karena banyaknya hadits palsu yang disandarkan kaum Syi’ah kepada Ja’far ash-Shadiq. Bukan karena Imam Bukhari membencinya. Bukhari juga tidak meriwayatkan hadits dari Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal, bukan karena beliau membenci mereka. (hal. 324-330).
3. Tentang Pengkafiran Ahlu Sunnah :
QS: “Apa yang dikemukakan di atas sejalan dengan kenyataan yang terlihat, antara lain di Makkah dan Madinah, di mana sekian banyak penganut aliran Syi’ah Imamiyah yang shalat mengikuti shalat wajib yang dipimpin oleh Imam yang menganut madzhab Sunni yang tentunya tidak mempercayai imamah versi Syi’ah itu. Seandainya mereka menilai orang-orang yang memimpin shalat itu kafir, maka tentu saja shalat mereka tidak sah dan tidak juga wajar imam itu mereka ikuti.” (hal. 120).
PPS: “Memperhatikan tulisan Dr. Quraish Shihab di atas, seakan-akan Syi’ah yang sesungguhnya memang seperti apa yang digambarkannya (tidak menganggap Ahlu Sunnah Kafir dan najis). Akan tetapi siapa mengira bahwa faktanya tidak seperti penggambaran Dr. Quraish Shihab? Jika kita merujuk langsung pada fatwa-fatwa ulama Syi’ah, maka akan tampak bahwa sebetulnya Dr. Quraish Shihab hendak mengelabui pemahaman umat Islam akan hakikat Syi’ah. Bahwa sejatinya, Syi’ah tetap Syi’ah.
Apa yang mereka yakini hari ini tidak berbeda dengan keyakinan para pendahulu mereka. Dalam banyak literatur Syi’ah dikemukakan, bahwa orang-orang Syi’ah yang shalat di belakang (menjadi makmum) imam Sunni tetap dihukumi batal, kecuali dengan menerapkan konsep Taqiyyah… “Suatu ketika, tokoh Syi’ah terkemuka, Muhammad al-Uzhma Husain Fadhlullah, dalam al-Masa’il Fiqhiyyah, ditanya: “Bolehkah kami (Syi’ah) shalat bermakmum kepada imam yang berbeda mazhab dengan kami, dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan di sebagian hukum antar shalat kita dan shalat mereka?” Muhammad Husain Fadhlullah menjawab: “Boleh, asalkan dengan menggunakan Taqiyyah.” (348-349).
Seorang dai Syi’ah, Muhammad Tijani, mengungkapkan bahwa, “Mereka (orang-orang Syi’ah) seringkali shalat bersama Ahlu Sunnah wal Jama’ah dengan menggunakan Taqiyyah dan bergegas menyelesaikan shalatnya. Dan barangkali kebanyakan mereka mengulangi shalatnya ketika pulang.” (hal. 350-351).
Banyak sekali buku-buku referensi utama kaum Syi’ah yang dirujuk dalam buku terbitan PPS ini. Karena itu, mereka juga menolak pernyataan Dr. Quraish Shihab bahwa yang mengkafirkan Ahlu Sunnah hanyalah pernyataan orang awam kaum Syi’ah.
PPS juga mengimbau agar umat Islam berhati-hati dalam menerima wacana “Persatuan umat Islam” dari kaum Syi’ah. Sebab, mereka yang mengusung persatuan, ternyata dalam kajiannya justru memojokkan Ahlu Sunnah dan memposisikannya di posisi dzalim, sementara Syi’ah diposisikan sebagai “yang terdzalimi”.
Buku terbitan PPS ini memang banyak memuat fakta dan data tentang ajaran Syi’ah, baik klasik maupun kontemporer. Terhadap Imam mazhab yang empat, misalnya, dikutip pendapat dalam Kitab Kadzdzabu ‘ala asy-Syi’ah, “Andai para dai Islam dan Sunnah mencintai Ahlul Bait, niscaya mereka mengikuti jejak langkah Ahlul Bait dan tidak akan mengambil hokum-hukum agama mereka dari para penyeleweng, seperti Abu Hanifah, asy-Syafii, Imam Malik dan Ibnu Hanbal.” (hal. 366).
Terlepas dari fakta tentang Syiah dan kritik terhadap Quraish Shihab, terbitnya buku ini telah menjadi momen penting bagi PPS untuk turut berkiprah dalam peningkatan khazanah keilmuan Islam di Indonesia. PPS memang telah didirikan pada tahun 1745. Jadi, usianya kini telah mencapai lebih dari 260 tahun.
Jumlah muridnya kini lebih dari 5000 orang. Sejumlah prestasi ilmiah tingkat nasional juga pernah diraihnya. Diantaranya, pada Ramadhan 1425 H, PPS berhasil meraih juara I dan III lomba karya ilmiah berbahasa Arab yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI.
Dalam Jurnal Laporan Tahunan 1425/1426 H, disebutkan bahwa PPS juga cukup sering mendapat kunjungan tamu-tamu dari luar negeri. Termasuk dari kedutaan Australia dan Amerika Serikat. Mereka selalu menerima tamunya dengan baik. Tetapi, dengan sangat berhati-hati, selama ini, PPS senantiasa menolak dana bantuan dan hibah dari Australia dan Amerika.
PPS juga termasuk salah satu pesantren di Jawa Timur yang sangat gigih dalam melawan penyebaran paham Liberal. Ditulis dalam Laporan Tahunan tersebut: “Tahun ini, PPS menggerakkan piranti dunia maya untuk melestarikan dan menyelamatkan ajaran Ahlu Sunnah dari serbuan berbagai aliran sesat”.
“Di website www.sidogiri.com secara khusus disediakan rubrik “Islam Kontra Liberal”. Rubrik ini digunakan oleh Pondok Pesantren Sidogiri untuk meng-counter wacana-wacana pendangkalan akidah yang ramai berkembang saat ini. Liberalisme, humanisme, rasionalisme, pluralisme, feminisme, sekularisme, dekonstruksi syari’ah dan paham-paham destruktif modern lainnya, menjadi bidikan yang terus ditangkal dengan wacana-wacana salaf yang dipegang Pondok Pesantren Sidogiri”.
Kita berdoa, mudah-mudahan akan terus lahir karya-karya ilmiah yang bermutu tinggi dari PPS. Begitu juga dari berbagai pondok pesantren lainnya. [John/PS2-Pecinta Sunnah Pembenci Syi’ah]
- See more at: http://www.kompasislam.com/2014/03/20/mengkritik-quraish-shihab-secara-ilmiah-bukti-bahwa-quraish-shihab-seorang-syiah/#sthash.jdmDv0Us.dpuf
Dicopy dari Syi'ah Bukan Islam (Facebook)
Abu Bakar Ra dalam pandangan Iman Jafar Shoddiq
Seorang Rawi (Narator) menuturkan bahwa ada seorang Syiah (Rafidhi) mendatangi Ja`far Ash-Shadiq. Ia segera berucap salam,”Assalamu `alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.” Ja`far langsung menjawab salam.
1. Orang tadi bertanya,
”Wahai putra Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam?
Ja`far Ash-Shadiq menjawab: ”Abu Bakar.”
2. Ia bertanya,
”Mana hujjah (dalil) dalam hal itu?”
Dia menjawab, ” Firman Allah ta`ala: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya dari (Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata,”Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.”(Surat At-Taubah:40).
Coba pikirkan apa ada orang yang lebih baik dari dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah??
Tidak ada seorangpun yang lebih afdhal dari Abu Bakar selain Nabi Shalallahu `alaihi wasallam.
3. Maka Rafidhi (Syi`ah) berkata:
”Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib telah tidur di tikar Rasulullah (demi menggantikannya) tanpa mengeluh (jaza`,artinya tabah) dan tidak takut (faza`,artinya tegar).”
Maka Ja`far Ash-Shadiq berkata,
”Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah ,tanpa jaza` dan faza`.
4. Orang tadi menyanggah,
”Sesungguhnya Allah ta`ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang anda katakan!”
Ja`far Ash-Shadiq bertanya kepadanya,”Apa yang di firmankan Allah?”
Dia menjawab, ”Ketika dia berkata kepada temannya,”Janganlah kamu berduka cita (huzn). Sesungguhnya Allah bersama kita, “Bukankah ketakutan tadi adalah jaza`?”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Tidak! Karena huzn (sedih) itu bukan jaza` dan faza`. Sedihnya Abu Bakar adalah khawatir jika Rasulullah dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati. Jadi kesedihannya terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah bukan sedih terhadap dirinya. Bagaimana (ia sedih), dia telah disengat (hewan berbisa) lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “His” juga (tidak pernah) mengatakan “UH”!
5. Orang Syi`ah berkata:
Sesungguhnya Allah Ta`ala berfrman, “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)” (Surat Al-Maidah:55).
Ayat ini turun tentang perihal Ali bin Abu Thalib ketika menshadaqohkan cincinnya ketika dia ruku`, maka Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya (ayat) di dalam diriku dan ahlul baitku.”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman,”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum (bisa kelompok atau orang) yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya”(Surat Al-Maidah 54, ayat sebelumnya). Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari islam) terjadi besar-besaran sepeninggal Rasulullah shalallahu `alaih wasallam.
Orang-orang kafir itu berkonsentrasi di Nawahand, mereka berkata,”Orang yang selama ini mereka bela—maksudnya Nabi—-kini telah mati.” Hingga Umar Radhiallahu `anhu berkata (kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka),”Terimalah salat dari mereka dan dan biarkan (tinggalkan, maafkan) zakat bagi mereka, maka Abu Bakar berkata ,”Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mau menyerahkan) zakat yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah, pasti aku memerangi mereka seorang diri.” Maka ayat ini lebih utama untuk Abu Bakar Radhiallahu `anhu.
6. Rafidhi tersebut melanjutkan argumennya,
“Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman:”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi dan terang-terangan” (Al-Baqoroh:274).
Ayat ini turun tentang perihal Ali alaihi salam. Dia memiliki empat dinar. Satu dinar dia nafkahkan di malam hari, satu dinar dia nafkahkan di siang hari, satu dinar secara sembunyi-sembunyi dan satu dinar dengan terang-terangan. Maka turunlah ayat ini.”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Qur`an. Allah berfirman (dalam surat Al-Lail): “Demi malam apabila menutupi -ini adalah sumpah Allah— Dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). —Ia adalah Abu Bakar— Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah —Ia adalah Abu Bakar— Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya —Ia adalah Abu Bakar— Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya—ia adalah Abu Bakar.
Dia telah menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu, sehingga beliau bersuka cita. Kemudian turunlah Jibril alaihi salam memberi kabar bahwa”Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberi salam untukmu dan Dia berkata bacakan juga kepada Abu Bakar salam dariku, dan katakan kepadanya: Apakah engkau rela kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah tidak suka. Abu Bakar menjawab, “Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb-ku ? Aku ridha kepada Rabbku , Aku ridha kepada Rabbku, dan berjanji untuk membuatnya ridha (senang dan puas).”
7. Rafidhi itu berkata,
”Sesungguhnya Allah berfirman,”Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.” (At-Taubah: 19) Ayat ini turun tentang perihal Ali.
Maka Ja`far Ash-Shadiq mengatakan, ”Abu Bakar memiliki yang lebih afdhal di dalam Al-Qur`an. Dia berfirman,”Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik” (Al-Hadid:10).
Adalah Abu Bakar orang yang pertama kali menafkahkan hartanya hartanya untuk Rasulullah, orang yang pertama kali berperang dan yang pertama berjihad.
Orang-orang Musyrik berdatangan memukuli Nabi shalallahu `alaihi wasallam sampai berdarah. Begitu Abu Bakar mendengar berita itu dia langsung berlari mendatangi, lalu dia berkata,”Celaka kalian. Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah, padahal dia telah membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan kalian?!” Maka mereka meninggalkan Nabi dan berbalik memukuli Abu Bakar hingga tidak jelas antara hidung dan wajahnya. Dia adalah orang yang pertama berjihad di jalan Allah dan orang yang pertama yang berperang bersama Rasulullah, serta orang yang menafkahkan hartanya. Rasulullah telah bersabda,”Tidak ada harta yang bermanfaat bagiku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”
8. Rafidhi terus berkata:
“Sesungguhnya Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekejap mata”
Maka Ja`far Ash-Shadiq menjawab, ”Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian yang telah mencukupi dari segala-galanya. Allah berfirman:”Dan orang yang membawa kebenaran —ia adalah Muhammad— Dan yang membenarkannya —Ia adalah Abu Bakar.— Mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Az-Zumar :33).
Semua orang berkata kepada Nabi, “Engkau adalah dusta”, sedangkan Abu Bakar, hanya dia yang berkata , “Engkau benar.” Maka turunlah ayat ini berkenaan dengannya, ayat tashdiq (pembenaran) secara khusus, maka Abu Bakar adalah orang yang takwa (taqiy), bersih (naqiy), yang diridhoi(mardhi), yang ridha(radhiy), yang adil (`adl), penegak keadilan (mu`addil) dan yang menepati janji(wafiy).
9. Rafidhi itu kemudian berkata,
”Sesungguhnya mencintai Ali adalah fardhu (kewajiban) menurut ketetapan Allah :”Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan” (Asy-Syura:23).
Ja`far Ash-Shadiq mengatakan bahwa Abu Bakar pun memiliki seperti itu, Allah berfirman,” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo`a,`Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang`(Surat Al-Hasyr:10).
Abu Bakar adalah orang yang lebih dulu membawa iman, maka istighfar untuknya adalah wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.
10. Rafidhi berkata:
”Sesungguhnya Nabi bersabda “Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka) pemuda Ahli surga dan bapak mereka berdua lebih baik dari keduanya.
Ja`far Ash-Shadiq berkata kepadanya, ”Bagi Abu Bakar disisi Allah ada keutamaan yang melebihi itu, aku diberitahu oleh bapakku, dari kakekku, dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata: “Saya ada disamping rasulullah, tidak ada orang lain selain aku. Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan Umar, maka Nabi bersabda, “Hai Ali! kedua orang ini sayyid (pemuka) penduduk ahli surga, yang tua maupun yang muda, yang telah lewat dan yang terdahulu dari generasi awal maupun yang tersisa dan yang tinggal dari generasi belakangan, kecuali para Nabi. Jangan engkau beritahukan kepada keduanya Ali”
Maka aku tidak memberitahukannya kepada siapapun hingga keduanya tiada (Hadist riwayat Abdullah bin Ahmad dalam al-Musnad; Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq jilid IX hal 307;At-Tirmidzi jilid IV hal310; Ibnu Majah no94. Diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Ali, Anas,Abu Juhaifah,Jabir dan Abu Said)
11. Rafidhi berkata,
”Manakah yang lebih utama Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab , ” Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yaa siin, Demi Al-Qur`an yang penuh hikmah, Haa miim, Demi Al-Kitab yang memberi penjelasan(nyata)”
Kemudian dia berkata,”Aku bertanya kepadamu, manakah yang lebih baik, Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar, apakah kamu membaca Al-Qur`an?”
Kemudian Ja`far melanjutkan, “Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Rasulullah, ia akan bersamanya di surga, Sedangkan Fathimah putri Rasulullah adalah sayyidah (pemuka) wanita ahli surga. Yang mencela istri Rasulullah, mudah-mudahan dilaknat Allah dan yang membenci putri Rasulullah, mudah-mudahan dihinakan oleh Allah.
12. Maka Rafidhi menjawab,
“Aisyah telah memerangi Ali, dan ia adalah istri Rasulullah”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, “Benar, celaka kamu! Allah ta`ala berfirman, “Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah” (Surat Al-Ahzab:53).
13. Kemudian Rafidhi berkata,
” Apakah khilafah Abu Bakar, Umar dan Ustman ada dalam Al-Qur`an?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Ada, bahkan di dalam taurat dan Injil. Allah berfirman,”Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat (Al-An-`am:165).
Allah pun berfirman, ”Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo`a kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. (An Naml:62)
Allah berfirman, “Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka”(An-Nur:55)
14. Rafidhi meminta kejelasan,
”Wahai putra Rasulullah, lalu manakah khalifah mereka di dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya—dia adalah Abu Bakar—,”Keras terhadap orang-orang kafir—Dia adalah umar,””Berkasih sayang sesama mereka— Ia adalah Ustman,” Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoanNya—ia adalah Ali— “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”—ini adalah para sahabat Rasulullah—” Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil”(Lihat surat Al-Fath:29)
Rafidhi bertanya, ”Apa yang dimaksud dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad Rasulullah dan para khulafa sesudahnya Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Kemudian Ja`far Ash-Shadiq memukul dada Rafidhi! Dia berkata,”Allah Ta`ala berfirman,”Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat—Abu Bakar—” Lalu menjadi besarlah ia—Umar—-”Dan tegak lurus di atas pokoknya—Ustman—” tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin” —Ali bin Abu Thalib—,”Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar—inilah para sahabat secara keseluruhan.
Semoga Allah meridhoi mereka, sungguh celaka kamu! Aku diberitahu bapakku dari kakekku dari Ali bin abu Thalib, Rasulullah bersabda,”Aku adalah orang yang pertama bangkit dari bumi, dan tidak ada kesombongan. Allah memberi kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Kemudian Dia memanggil, “Dekatkan para khulafa sesudahmu”
Maka aku berkata,”Ya Rabb! Siapakah khulafa itu?”
Maka Dia berkata,”Abdullah bin Ustman Abu Bakar Ash Shiddiq” Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku adalah Abu Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta`ala untuk dihisab dengan hisab yang ringan sekali (hisaban yasiiro), kemudian dia diberi pakaian stelan berwarna hijau, kemudian didirikan didepan Arsy. Kemudian ada panggilan,”Man Umar bin Al-Khathtab?” Datanglah Umar dengan urat–urat leher masih mengalirkan darah.
Dia bertanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Umar menjawab,”Budak Mughirah bin Syu`bah.” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy. Kemudian didatangkan Ustman bin `Affan dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah.
Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab,”Fulan bin fulan” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy. Kemudian didatangkan Ali bin Abu Thalib dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab Abdurrahman bin Muljam” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy.”
15. Rafidhi tadi sekali lagi bertanya,
”Apakah ini semua ada didalam Al-Qur`an, wahai putra Rasulullah?”
Ja`far Ash-Shadiq menegaskan,
“Ya, Allah berfirman,” Dan didatangkan para Nabi dan syahid-syahid”—Abu bakar,Umar,Ustman,dan Ali—- “Dan diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (Surat Az-Zumar:69).
16. Akhirnya Rafidhi tadi bertanya,
”Wahai putera Rasulullah, apakah Allah masih mau menerima taubat saya dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, ” Tentu, pintu taubat selalu terbuka, maka perbanyaklah ishtigfar untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka, maka kamu pasti mati diatas dasar selain fitrah Islam, dan amal-amalan orang kafir akan sirna tak tersisa.
Akhirnya orang tadi bertaubat, meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha.
Sumber:Gen Syiah.
reposting :http://gizanherbal.wordpress.com/2012/03/28/manuskrip-perdebatan-imam-jafar-ash-shadiq-dengan-orang-syiah/
====== catatan : Imam Jafar Ash-shodiq dianggap atau diakui oleh kaum syiah sebagai salah satu imam dari 12 imam yang mereka yakini. Imam dalam anggapan mereka adalah seseorang yang maksum (suci, lepas dari dosa) dan sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah saw.
1. Orang tadi bertanya,
”Wahai putra Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam?
Ja`far Ash-Shadiq menjawab: ”Abu Bakar.”
2. Ia bertanya,
”Mana hujjah (dalil) dalam hal itu?”
Dia menjawab, ” Firman Allah ta`ala: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya dari (Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata,”Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.”(Surat At-Taubah:40).
Coba pikirkan apa ada orang yang lebih baik dari dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah??
Tidak ada seorangpun yang lebih afdhal dari Abu Bakar selain Nabi Shalallahu `alaihi wasallam.
3. Maka Rafidhi (Syi`ah) berkata:
”Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib telah tidur di tikar Rasulullah (demi menggantikannya) tanpa mengeluh (jaza`,artinya tabah) dan tidak takut (faza`,artinya tegar).”
Maka Ja`far Ash-Shadiq berkata,
”Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah ,tanpa jaza` dan faza`.
4. Orang tadi menyanggah,
”Sesungguhnya Allah ta`ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang anda katakan!”
Ja`far Ash-Shadiq bertanya kepadanya,”Apa yang di firmankan Allah?”
Dia menjawab, ”Ketika dia berkata kepada temannya,”Janganlah kamu berduka cita (huzn). Sesungguhnya Allah bersama kita, “Bukankah ketakutan tadi adalah jaza`?”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Tidak! Karena huzn (sedih) itu bukan jaza` dan faza`. Sedihnya Abu Bakar adalah khawatir jika Rasulullah dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati. Jadi kesedihannya terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah bukan sedih terhadap dirinya. Bagaimana (ia sedih), dia telah disengat (hewan berbisa) lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “His” juga (tidak pernah) mengatakan “UH”!
5. Orang Syi`ah berkata:
Sesungguhnya Allah Ta`ala berfrman, “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)” (Surat Al-Maidah:55).
Ayat ini turun tentang perihal Ali bin Abu Thalib ketika menshadaqohkan cincinnya ketika dia ruku`, maka Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya (ayat) di dalam diriku dan ahlul baitku.”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman,”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum (bisa kelompok atau orang) yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya”(Surat Al-Maidah 54, ayat sebelumnya). Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari islam) terjadi besar-besaran sepeninggal Rasulullah shalallahu `alaih wasallam.
Orang-orang kafir itu berkonsentrasi di Nawahand, mereka berkata,”Orang yang selama ini mereka bela—maksudnya Nabi—-kini telah mati.” Hingga Umar Radhiallahu `anhu berkata (kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka),”Terimalah salat dari mereka dan dan biarkan (tinggalkan, maafkan) zakat bagi mereka, maka Abu Bakar berkata ,”Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mau menyerahkan) zakat yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah, pasti aku memerangi mereka seorang diri.” Maka ayat ini lebih utama untuk Abu Bakar Radhiallahu `anhu.
6. Rafidhi tersebut melanjutkan argumennya,
“Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman:”Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi dan terang-terangan” (Al-Baqoroh:274).
Ayat ini turun tentang perihal Ali alaihi salam. Dia memiliki empat dinar. Satu dinar dia nafkahkan di malam hari, satu dinar dia nafkahkan di siang hari, satu dinar secara sembunyi-sembunyi dan satu dinar dengan terang-terangan. Maka turunlah ayat ini.”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, ”Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Qur`an. Allah berfirman (dalam surat Al-Lail): “Demi malam apabila menutupi -ini adalah sumpah Allah— Dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). —Ia adalah Abu Bakar— Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah —Ia adalah Abu Bakar— Yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah) untuk membersihkannya —Ia adalah Abu Bakar— Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya—ia adalah Abu Bakar.
Dia telah menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu, sehingga beliau bersuka cita. Kemudian turunlah Jibril alaihi salam memberi kabar bahwa”Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberi salam untukmu dan Dia berkata bacakan juga kepada Abu Bakar salam dariku, dan katakan kepadanya: Apakah engkau rela kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah tidak suka. Abu Bakar menjawab, “Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb-ku ? Aku ridha kepada Rabbku , Aku ridha kepada Rabbku, dan berjanji untuk membuatnya ridha (senang dan puas).”
7. Rafidhi itu berkata,
”Sesungguhnya Allah berfirman,”Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.” (At-Taubah: 19) Ayat ini turun tentang perihal Ali.
Maka Ja`far Ash-Shadiq mengatakan, ”Abu Bakar memiliki yang lebih afdhal di dalam Al-Qur`an. Dia berfirman,”Tidak sama diantara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik” (Al-Hadid:10).
Adalah Abu Bakar orang yang pertama kali menafkahkan hartanya hartanya untuk Rasulullah, orang yang pertama kali berperang dan yang pertama berjihad.
Orang-orang Musyrik berdatangan memukuli Nabi shalallahu `alaihi wasallam sampai berdarah. Begitu Abu Bakar mendengar berita itu dia langsung berlari mendatangi, lalu dia berkata,”Celaka kalian. Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah, padahal dia telah membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan kalian?!” Maka mereka meninggalkan Nabi dan berbalik memukuli Abu Bakar hingga tidak jelas antara hidung dan wajahnya. Dia adalah orang yang pertama berjihad di jalan Allah dan orang yang pertama yang berperang bersama Rasulullah, serta orang yang menafkahkan hartanya. Rasulullah telah bersabda,”Tidak ada harta yang bermanfaat bagiku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”
8. Rafidhi terus berkata:
“Sesungguhnya Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekejap mata”
Maka Ja`far Ash-Shadiq menjawab, ”Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian yang telah mencukupi dari segala-galanya. Allah berfirman:”Dan orang yang membawa kebenaran —ia adalah Muhammad— Dan yang membenarkannya —Ia adalah Abu Bakar.— Mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Az-Zumar :33).
Semua orang berkata kepada Nabi, “Engkau adalah dusta”, sedangkan Abu Bakar, hanya dia yang berkata , “Engkau benar.” Maka turunlah ayat ini berkenaan dengannya, ayat tashdiq (pembenaran) secara khusus, maka Abu Bakar adalah orang yang takwa (taqiy), bersih (naqiy), yang diridhoi(mardhi), yang ridha(radhiy), yang adil (`adl), penegak keadilan (mu`addil) dan yang menepati janji(wafiy).
9. Rafidhi itu kemudian berkata,
”Sesungguhnya mencintai Ali adalah fardhu (kewajiban) menurut ketetapan Allah :”Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan” (Asy-Syura:23).
Ja`far Ash-Shadiq mengatakan bahwa Abu Bakar pun memiliki seperti itu, Allah berfirman,” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo`a,`Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang`(Surat Al-Hasyr:10).
Abu Bakar adalah orang yang lebih dulu membawa iman, maka istighfar untuknya adalah wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.
10. Rafidhi berkata:
”Sesungguhnya Nabi bersabda “Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka) pemuda Ahli surga dan bapak mereka berdua lebih baik dari keduanya.
Ja`far Ash-Shadiq berkata kepadanya, ”Bagi Abu Bakar disisi Allah ada keutamaan yang melebihi itu, aku diberitahu oleh bapakku, dari kakekku, dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata: “Saya ada disamping rasulullah, tidak ada orang lain selain aku. Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan Umar, maka Nabi bersabda, “Hai Ali! kedua orang ini sayyid (pemuka) penduduk ahli surga, yang tua maupun yang muda, yang telah lewat dan yang terdahulu dari generasi awal maupun yang tersisa dan yang tinggal dari generasi belakangan, kecuali para Nabi. Jangan engkau beritahukan kepada keduanya Ali”
Maka aku tidak memberitahukannya kepada siapapun hingga keduanya tiada (Hadist riwayat Abdullah bin Ahmad dalam al-Musnad; Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq jilid IX hal 307;At-Tirmidzi jilid IV hal310; Ibnu Majah no94. Diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Ali, Anas,Abu Juhaifah,Jabir dan Abu Said)
11. Rafidhi berkata,
”Manakah yang lebih utama Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab , ” Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yaa siin, Demi Al-Qur`an yang penuh hikmah, Haa miim, Demi Al-Kitab yang memberi penjelasan(nyata)”
Kemudian dia berkata,”Aku bertanya kepadamu, manakah yang lebih baik, Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar, apakah kamu membaca Al-Qur`an?”
Kemudian Ja`far melanjutkan, “Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Rasulullah, ia akan bersamanya di surga, Sedangkan Fathimah putri Rasulullah adalah sayyidah (pemuka) wanita ahli surga. Yang mencela istri Rasulullah, mudah-mudahan dilaknat Allah dan yang membenci putri Rasulullah, mudah-mudahan dihinakan oleh Allah.
12. Maka Rafidhi menjawab,
“Aisyah telah memerangi Ali, dan ia adalah istri Rasulullah”
Ja`far Ash-Shadiq menjelaskan, “Benar, celaka kamu! Allah ta`ala berfirman, “Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah” (Surat Al-Ahzab:53).
13. Kemudian Rafidhi berkata,
” Apakah khilafah Abu Bakar, Umar dan Ustman ada dalam Al-Qur`an?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Ada, bahkan di dalam taurat dan Injil. Allah berfirman,”Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat (Al-An-`am:165).
Allah pun berfirman, ”Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo`a kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. (An Naml:62)
Allah berfirman, “Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka”(An-Nur:55)
14. Rafidhi meminta kejelasan,
”Wahai putra Rasulullah, lalu manakah khalifah mereka di dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya—dia adalah Abu Bakar—,”Keras terhadap orang-orang kafir—Dia adalah umar,””Berkasih sayang sesama mereka— Ia adalah Ustman,” Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoanNya—ia adalah Ali— “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud”—ini adalah para sahabat Rasulullah—” Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil”(Lihat surat Al-Fath:29)
Rafidhi bertanya, ”Apa yang dimaksud dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, “Muhammad Rasulullah dan para khulafa sesudahnya Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.
Kemudian Ja`far Ash-Shadiq memukul dada Rafidhi! Dia berkata,”Allah Ta`ala berfirman,”Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat—Abu Bakar—” Lalu menjadi besarlah ia—Umar—-”Dan tegak lurus di atas pokoknya—Ustman—” tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin” —Ali bin Abu Thalib—,”Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih diantara mereka ampunan dan pahala yang besar—inilah para sahabat secara keseluruhan.
Semoga Allah meridhoi mereka, sungguh celaka kamu! Aku diberitahu bapakku dari kakekku dari Ali bin abu Thalib, Rasulullah bersabda,”Aku adalah orang yang pertama bangkit dari bumi, dan tidak ada kesombongan. Allah memberi kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Kemudian Dia memanggil, “Dekatkan para khulafa sesudahmu”
Maka aku berkata,”Ya Rabb! Siapakah khulafa itu?”
Maka Dia berkata,”Abdullah bin Ustman Abu Bakar Ash Shiddiq” Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku adalah Abu Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta`ala untuk dihisab dengan hisab yang ringan sekali (hisaban yasiiro), kemudian dia diberi pakaian stelan berwarna hijau, kemudian didirikan didepan Arsy. Kemudian ada panggilan,”Man Umar bin Al-Khathtab?” Datanglah Umar dengan urat–urat leher masih mengalirkan darah.
Dia bertanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Umar menjawab,”Budak Mughirah bin Syu`bah.” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy. Kemudian didatangkan Ustman bin `Affan dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah.
Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab,”Fulan bin fulan” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy. Kemudian didatangkan Ali bin Abu Thalib dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” Maka dia menjawab Abdurrahman bin Muljam” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan dedepan Arsy.”
15. Rafidhi tadi sekali lagi bertanya,
”Apakah ini semua ada didalam Al-Qur`an, wahai putra Rasulullah?”
Ja`far Ash-Shadiq menegaskan,
“Ya, Allah berfirman,” Dan didatangkan para Nabi dan syahid-syahid”—Abu bakar,Umar,Ustman,dan Ali—- “Dan diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (Surat Az-Zumar:69).
16. Akhirnya Rafidhi tadi bertanya,
”Wahai putera Rasulullah, apakah Allah masih mau menerima taubat saya dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali?”
Ja`far Ash-Shadiq menjawab, ” Tentu, pintu taubat selalu terbuka, maka perbanyaklah ishtigfar untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka, maka kamu pasti mati diatas dasar selain fitrah Islam, dan amal-amalan orang kafir akan sirna tak tersisa.
Akhirnya orang tadi bertaubat, meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha.
Sumber:Gen Syiah.
reposting :http://gizanherbal.wordpress.com/2012/03/28/manuskrip-perdebatan-imam-jafar-ash-shadiq-dengan-orang-syiah/
====== catatan : Imam Jafar Ash-shodiq dianggap atau diakui oleh kaum syiah sebagai salah satu imam dari 12 imam yang mereka yakini. Imam dalam anggapan mereka adalah seseorang yang maksum (suci, lepas dari dosa) dan sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah saw.
Selasa, 22 April 2014
Menuju Jalan "Pulang", kita harus tahu alamat yang benar!
Pulang diartikan kembali ke tempat asal. Bagi orang yang suka bepergian apalagi yang sangat jauh, pulang adalah kata yang sangat dinantikan dan diinginkan. Apalagi di tempat asal misalnya rumah dari mana dia memulai langkah untuk bepergian ada yang dirindukan dalam kebersamaan, seperti kalau suami pasti merindukan istri, ayah merindukan anaknya dan lain sebagainya serta begitu pula sebaliknya. Bahkan untuk menyenangkan orang yang dirindukan kadang kita pulang dengan membawa buah tangan atau oleh-oleh.
Catatan penting ketika kita akan pulang adalah kita tahu dan paham akan alamat dari tujuan pulang itu sendiri. Jangan sampai pulang tetapi tidak sampai di tujuan yang ingin dituju. Dua hal yang penting, tahu alamatnya dan alamatnya itu benar!
Kita sebagai manusia yang sedang mengembara di dunia ini, semuanya akan "Pulang" sesuai waktu pengembaraan yang telah ditentukan-Nya. Kalau berdasarkan pada patokan umur manusia, ada yang "Pulang" ketika sudah demikian lama mengembara di dunia (baca : tua), tetapi ada juga yang tidak demikian (baca : muda), bahkan ada yang hanya beberapa tahun juga ada yang masih dalam proses (baca : balita dan bayi). Model "Pulang"nya macam-macam, ada yang sedang tidur, ada yang sementara beraktifitas, pokoke macam-macam hingga ada juga yang tidak diketemukan jasadnya!
"Pulang" dalam pengertian seperti alenia sebelumnya sama juga dengan pulang yang digambarkan sebelumnya. "Pulang" disini juga harus mengetahui kemana kita akan "Pulang" dan alamat yang benar sebagai tujuan "Pulang" itu sendiri, sehingga "Pulang" memberikan kenikmatan yang sesungguhnya dari hasil pengembaraan di dunia. Buah tangan? sudah tentu harus sebagai penyenang bagi Subjek pemilik tempat dimana kita akan "Pulang"
Semoga kita semua bisa "Pulang" dalam keadaan khusnul khotimah dan menemui pemilik tempat "Pulang" dalam kondisi yang sangat menyenangkan. Amin.
Catatan penting ketika kita akan pulang adalah kita tahu dan paham akan alamat dari tujuan pulang itu sendiri. Jangan sampai pulang tetapi tidak sampai di tujuan yang ingin dituju. Dua hal yang penting, tahu alamatnya dan alamatnya itu benar!
Kita sebagai manusia yang sedang mengembara di dunia ini, semuanya akan "Pulang" sesuai waktu pengembaraan yang telah ditentukan-Nya. Kalau berdasarkan pada patokan umur manusia, ada yang "Pulang" ketika sudah demikian lama mengembara di dunia (baca : tua), tetapi ada juga yang tidak demikian (baca : muda), bahkan ada yang hanya beberapa tahun juga ada yang masih dalam proses (baca : balita dan bayi). Model "Pulang"nya macam-macam, ada yang sedang tidur, ada yang sementara beraktifitas, pokoke macam-macam hingga ada juga yang tidak diketemukan jasadnya!
"Pulang" dalam pengertian seperti alenia sebelumnya sama juga dengan pulang yang digambarkan sebelumnya. "Pulang" disini juga harus mengetahui kemana kita akan "Pulang" dan alamat yang benar sebagai tujuan "Pulang" itu sendiri, sehingga "Pulang" memberikan kenikmatan yang sesungguhnya dari hasil pengembaraan di dunia. Buah tangan? sudah tentu harus sebagai penyenang bagi Subjek pemilik tempat dimana kita akan "Pulang"
Semoga kita semua bisa "Pulang" dalam keadaan khusnul khotimah dan menemui pemilik tempat "Pulang" dalam kondisi yang sangat menyenangkan. Amin.
Minggu, 20 April 2014
Contoh Surat Lamaran : Riwayat Hidup kekuatan dari surat lamaran
Suatu hari saya yang sedang main internetan pakai laptop diminta oleh teman untuk mencarikan contoh lamaran. Saya agak heran dengan permintaan itu, mungkin karena pengalaman saya dulu ketika masih mencari pekerjaan setelah lulus kuliah saya membuat sendiri surat lamaran. Jadi saya bilang, "sini saya buatkan!'
Saya barangkali lupa bahwa saat ini adalah zaman internetan, semua menggunakan internet, baik untuk mencari sesuatu, berkomunikasi, main game dan lain sebagainya. Bahkan untuk tugas-tugas keilmiahan pun orang banyak mencari di internet dengan bantuan om google katanya. Akibatnya pun perpustakaan jadi tidak terlalu ramai lagi, walau di perpustakaan saat inipun disediakan peralatan komputer untuk mencari pustaka secara online.
Tapi, melalui blog ini saya akan mencoba menuangkan bentuk surat lamaran yang dulu biasa saya tulis, mudah-mudahan bisa jadi alternatif atau untuk pembanding dengan contoh surat lamaran lain.
(Tata letak surat silahkan tentukan sendiri, seperti penempatan tanggal atau subjek yang dituju. Saya tempatkan di kiri semua, katanya itu model bersurat ala amerika! Maksudnya tempatkan sendiri sesuai dengan kaidah umum yang dipakai!)
Contoh :
Bandung (nama kota dimana anda tinggal), 20 April 2014 (tanggal, bulan dan tahun surat dibuat)
Kepada : Yth. Bapak Direktur Utama PT Maju Terus (Surat harus ditujukan kepada Pemegang kekuasan tertinggi di perusahaan itu)
cq. Kepala Bagian Personalia
di
Jakarta
Dengan Hormat,
Melalui surat ini, saya :
N a m a : Ir. Abdullah
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Antapani no 22 Bandung
mengajukan surat lamaran kepada Bapak, untuk menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak pimpin. Dengan latar belakang, kemampuan dan kemauan yang saya punya saya siap untuk terlibat dan bekerja sama untuk memajukan perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama surat ini saya lampirkan :
1. Pas foto 4 x 6, 3 lembar.
2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Riwayat Hidup.
4. Foto copy Ijazah Perguruan Tinggi (ijazah SD, SMP dan SMA bisa juga dilampirkan atau sesuai permintaan)
5. Surat keterangan berkelakuan baik dari Polisi (SKCK) (surat dari polisi ini kalau diminta)
Demikian surat lamaran ini atas perhatian dan kerja sama Bapak, saya ucapkan terima kasih banyak.
Hormat saya,
tanda tangan
Ir. Abdullah
==== Catatan : 1. Surat lamaran ini harus ditulis tangan. 2. Diusahakan jangan ada kesalahan kata dan coretan. Lebih baik ulangi kalau ada salah dan coretan. 3. Kalau ada sertifikat atau piagam yang bisa memperlihatkan prestasi bisa dilampirkan juga.
==== Hal yang penting juga adalah data pendukung yang dilampirkan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menarik perhatian yang berwenang. Dosen sosiologi saya dulu mengatakan bahwa point penting untuk menarik perhatian orang/perusahaan agar mau menarik kita untuk menjadi pegawai/karyawannya adalah Riwayat Hidup. Munculkan segala informasi di Riwayat Hidup itu, baik prestasi yang kita punya, keaktifan kita di organisasi, informasi keluarga (ayah ibu bekerja dimana, kakak adik sekolah dan bekerja dimana), kursus yang kita ikuti. Pokoknya bikinlah setebal mungkin tapi tentunya merupakan hal yang sebenarnya, bukan cerita bohong-bohongan, karena biasa di akhir Riwayar Hidup ditulis bahwa ini adalah riwayat hidup yang sebenar-benarnya. Jangan memakai format riwayat hidup yang ada dijual di toko, buatlah riwayat hidup sendiri dengan format sendiri, seperti misalnya ketika menulis nama lengkap, buatlah point nama panggilan yang biasa dipakai di rumah atau pergaulan sehari-hari. Mungkin saja ini masalah kecil atau sepele tapi kita menampakkan seutuhnya pribadi kita. Boleh jadi kita tidak terlalu pintar kalau melihat dari ijazah yang kita punya tapi kalau kita mempunyai pribadi yang menarik, terbuka boleh jadi perusahaan akan memanggil kita untuk melakukan test.
Dengan dipanggilnya kita untuk melaksanakan test, itu sudah point penting untuk kita berjuang dengan sesungguhnya face to face dengan pejabat perusahaan. kita tunjukkan kemampuan kita sehingga perusahaan tertarik untuk merekrut kita sebagai karyawannya. Oh iya, kalau riwayat hidup ini bisa diketik dengan komputer.
Ok! Selamat melamar, semoga berhasil!!
==========
http://www.suara.com/tekno/2015/05/01/060456/jangan-gunakan-times-new-roman-saat-mengetik-lamaran-kerja
=============
Saya barangkali lupa bahwa saat ini adalah zaman internetan, semua menggunakan internet, baik untuk mencari sesuatu, berkomunikasi, main game dan lain sebagainya. Bahkan untuk tugas-tugas keilmiahan pun orang banyak mencari di internet dengan bantuan om google katanya. Akibatnya pun perpustakaan jadi tidak terlalu ramai lagi, walau di perpustakaan saat inipun disediakan peralatan komputer untuk mencari pustaka secara online.
Tapi, melalui blog ini saya akan mencoba menuangkan bentuk surat lamaran yang dulu biasa saya tulis, mudah-mudahan bisa jadi alternatif atau untuk pembanding dengan contoh surat lamaran lain.
(Tata letak surat silahkan tentukan sendiri, seperti penempatan tanggal atau subjek yang dituju. Saya tempatkan di kiri semua, katanya itu model bersurat ala amerika! Maksudnya tempatkan sendiri sesuai dengan kaidah umum yang dipakai!)
Contoh :
Bandung (nama kota dimana anda tinggal), 20 April 2014 (tanggal, bulan dan tahun surat dibuat)
Kepada : Yth. Bapak Direktur Utama PT Maju Terus (Surat harus ditujukan kepada Pemegang kekuasan tertinggi di perusahaan itu)
cq. Kepala Bagian Personalia
di
Jakarta
Dengan Hormat,
Melalui surat ini, saya :
N a m a : Ir. Abdullah
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Antapani no 22 Bandung
mengajukan surat lamaran kepada Bapak, untuk menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak pimpin. Dengan latar belakang, kemampuan dan kemauan yang saya punya saya siap untuk terlibat dan bekerja sama untuk memajukan perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama surat ini saya lampirkan :
1. Pas foto 4 x 6, 3 lembar.
2. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Riwayat Hidup.
4. Foto copy Ijazah Perguruan Tinggi (ijazah SD, SMP dan SMA bisa juga dilampirkan atau sesuai permintaan)
5. Surat keterangan berkelakuan baik dari Polisi (SKCK) (surat dari polisi ini kalau diminta)
Demikian surat lamaran ini atas perhatian dan kerja sama Bapak, saya ucapkan terima kasih banyak.
Hormat saya,
tanda tangan
Ir. Abdullah
==== Catatan : 1. Surat lamaran ini harus ditulis tangan. 2. Diusahakan jangan ada kesalahan kata dan coretan. Lebih baik ulangi kalau ada salah dan coretan. 3. Kalau ada sertifikat atau piagam yang bisa memperlihatkan prestasi bisa dilampirkan juga.
==== Hal yang penting juga adalah data pendukung yang dilampirkan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menarik perhatian yang berwenang. Dosen sosiologi saya dulu mengatakan bahwa point penting untuk menarik perhatian orang/perusahaan agar mau menarik kita untuk menjadi pegawai/karyawannya adalah Riwayat Hidup. Munculkan segala informasi di Riwayat Hidup itu, baik prestasi yang kita punya, keaktifan kita di organisasi, informasi keluarga (ayah ibu bekerja dimana, kakak adik sekolah dan bekerja dimana), kursus yang kita ikuti. Pokoknya bikinlah setebal mungkin tapi tentunya merupakan hal yang sebenarnya, bukan cerita bohong-bohongan, karena biasa di akhir Riwayar Hidup ditulis bahwa ini adalah riwayat hidup yang sebenar-benarnya. Jangan memakai format riwayat hidup yang ada dijual di toko, buatlah riwayat hidup sendiri dengan format sendiri, seperti misalnya ketika menulis nama lengkap, buatlah point nama panggilan yang biasa dipakai di rumah atau pergaulan sehari-hari. Mungkin saja ini masalah kecil atau sepele tapi kita menampakkan seutuhnya pribadi kita. Boleh jadi kita tidak terlalu pintar kalau melihat dari ijazah yang kita punya tapi kalau kita mempunyai pribadi yang menarik, terbuka boleh jadi perusahaan akan memanggil kita untuk melakukan test.
Dengan dipanggilnya kita untuk melaksanakan test, itu sudah point penting untuk kita berjuang dengan sesungguhnya face to face dengan pejabat perusahaan. kita tunjukkan kemampuan kita sehingga perusahaan tertarik untuk merekrut kita sebagai karyawannya. Oh iya, kalau riwayat hidup ini bisa diketik dengan komputer.
Ok! Selamat melamar, semoga berhasil!!
==========
http://www.suara.com/tekno/2015/05/01/060456/jangan-gunakan-times-new-roman-saat-mengetik-lamaran-kerja
=============
Maaf, ikut
nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001
Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html
Sabtu, 19 April 2014
Jalan yang lurus
Pohon yang menjulang di foto ini, masyarakat sekitar menyebutnya dengan pohon jati liar. Kurang lebih tingginya antara 20-30 meter. Untuk supaya batang pohonnya lurus, tunas-tunas baru yang akan membentuk cabang harus dipotong, sehingga nantinya menghasilkan kualitas kayu yang mumpuni.
Saya kira manusia juga harus seperti itu, ketika jalan lurus yang akan kita lalui terdapat atau muncul jalan-jalan cabang yang bengkok apalagi sesat, kita harus konsisten untuk melaluinya. Kalau perlu jalan-jalan bengkok bin sesat itu kita pangkas saja sehingga tidak muncul dalam kamus keimanan kita!
Selamat untuk menempuh jalan yang lurus!!!
Saya kira manusia juga harus seperti itu, ketika jalan lurus yang akan kita lalui terdapat atau muncul jalan-jalan cabang yang bengkok apalagi sesat, kita harus konsisten untuk melaluinya. Kalau perlu jalan-jalan bengkok bin sesat itu kita pangkas saja sehingga tidak muncul dalam kamus keimanan kita!
Selamat untuk menempuh jalan yang lurus!!!
Selasa, 15 April 2014
Menunggu Keajaiban.
Pohon lengkeng pingpong di depan rumah sudah berumur kalau tidak salah 4-5 tahun. Dibandingkan yang ditanam di kebun yang didepan rumah ini lambat sekali berbuah, bahkan saya merasa pohon lengkeng yang ini tidak akan berbuah. Pertumbuhannya lumayan bagus dibandingkan yang dikebun karena yang ditanam di depan rumah selalu saya perhatikan dan kadang saya beri pupuk. Kelemahannya juga adalah periode kena sinar matahari per harinya tidak selama pohon lengkeng yang ditanam di kebun. Lengkeng pingpong yang di tanam di kebun sudah pernah berbuah walaupun hanya satu dua.
Tapi musim kemarau yang lalu pohon lengkeng yang ditanam di rumah mulai berbunga di beberapa tempat. Alhamdulillah. Saya berfikir karena semakin tinggi pohonnya sehingga periode kena sinar matahari menjadi lebih lama dalam satu harinya. Bunga itupun akhirnya menjadi buah, bahkan ada rumpun bunga yang seluruhnya menjadi buah sehingga membentuk rumpun buah yang sangat bagus seperti rumpun buah lengkeng yang dijual di toko-toko buah. ah...sayang saya tidak sempat mendokumentasikannya. Saya dan keluarga berharap menikmati buah lengkeng pingpong itu ketika sudah masak nantinya.
Hari demi hari, buah itu semakin besar. Bahkan karena berupa rumpun dahan yang menopang buah-buah itu mengayun ke bawah karena semakin beratnya. Kondisi itu menarik perhatian anak-anak tetangga yang selalu datang ke rumah untuk bermain dan mengaji, hingga ada anak yang penasaran dan berani untuk mengambil dan mencobanya. waduh!!! Istri saya sampai marah-marah karenanya, yang punya pohon saja belum sempat merasakan eehhhh...ini anak-anak berani mengambil tanpa izin. he-he.... namanya juga anak-anak.
oh iya, sebelumnya saya sampaikan dulu bawa pohon lengkeng ini adalah jenis lengkeng pingpong. kenapa di sebut pingpong karena buahnya besar sebesar bola pingpong tidak seperti lengkeng biasanya. Asal pohon ini konon katanya dari vietnam. Ada orang yang bawa buah itu ke Indonesia (jawa). Kemudian bijinya di tanam dan tumbuh baik. Akhirnya pohonnya diperbanyak dengan sistem okulasi. Saya membeli bibitnya yang dibawa teman dari jawa. Cukup mahal, kalau tidak salah Rp. 175.000 per pohon. Hanya yang saya tanam baik yang di rumah maupun yang dikebun ternyata buahnya tidak sebesar yang saya lihat dalam promosinya. tapi tidak apa-apa, yang penting pohonnya sudah berbuah dan buahnya manis sekali!!
Berbeda dengan pohon rambutan, yang saya juga ada tanam baik di pekarangan rumah maupun di kebun, Pohon lengkeng ini menurut teman lebih suka daerah yang panas dan tidak terlalu memerlukan air yang banyak. Ah...sayangnya, musim hujan kemarin yang intensitas hujannya sangat tinggi disamping juga karena adanya peninggian jalan di depan rumah yang berakibat ditinggikan juga pekarangan rumah sehingga menutup jalan air dari kebun ke selokan, mengakibatkan kadang kebun tergenang air yang cukup lama. Dan itu berlangsung beberapa kali selama musim hujan kemarin. saya pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kesibukan dan kondisi ketinggian selokan dan dasar kebun. sehingga saya hanya berharap air yang tergenang terserap ke dalam tanah. Saya tahu bahwa ini akan berakibat tidak baik ke pohon lengkeng maupun pohon rambutan yang saya tanam.
Ternyata benar, lama-lama daun pohon lengkeng menjadi kering hingga semua daun yang tersisa. Pohon rambutan masih bisa bertahan mungkin karena sifatnya, tapi yang saya tahu kalau lama-lama tergenang pohon rambutan pun akan mati. Sudah hampir dua bulan lebih daun-daun di pohon lengkeng kering. Tetapi yang saya heran daun itu tidak gugur berjatuhan. Hingga saat ini saya berharap masuk musim kemaraun, pohon lengkeng itu tumbuh kembali dan muncul tunas-tunas baru. Kalau ada kesempatan kadang saya mencoba mencungkil batangnya, apakah kering atau tidak, walau kering saya tetap berharap. Allah swt yang Maha Besar dan Maha Menghidupkan. Jika Allah swt berkehendak, keajaiban itu akan datang!
Tapi musim kemarau yang lalu pohon lengkeng yang ditanam di rumah mulai berbunga di beberapa tempat. Alhamdulillah. Saya berfikir karena semakin tinggi pohonnya sehingga periode kena sinar matahari menjadi lebih lama dalam satu harinya. Bunga itupun akhirnya menjadi buah, bahkan ada rumpun bunga yang seluruhnya menjadi buah sehingga membentuk rumpun buah yang sangat bagus seperti rumpun buah lengkeng yang dijual di toko-toko buah. ah...sayang saya tidak sempat mendokumentasikannya. Saya dan keluarga berharap menikmati buah lengkeng pingpong itu ketika sudah masak nantinya.
Hari demi hari, buah itu semakin besar. Bahkan karena berupa rumpun dahan yang menopang buah-buah itu mengayun ke bawah karena semakin beratnya. Kondisi itu menarik perhatian anak-anak tetangga yang selalu datang ke rumah untuk bermain dan mengaji, hingga ada anak yang penasaran dan berani untuk mengambil dan mencobanya. waduh!!! Istri saya sampai marah-marah karenanya, yang punya pohon saja belum sempat merasakan eehhhh...ini anak-anak berani mengambil tanpa izin. he-he.... namanya juga anak-anak.
oh iya, sebelumnya saya sampaikan dulu bawa pohon lengkeng ini adalah jenis lengkeng pingpong. kenapa di sebut pingpong karena buahnya besar sebesar bola pingpong tidak seperti lengkeng biasanya. Asal pohon ini konon katanya dari vietnam. Ada orang yang bawa buah itu ke Indonesia (jawa). Kemudian bijinya di tanam dan tumbuh baik. Akhirnya pohonnya diperbanyak dengan sistem okulasi. Saya membeli bibitnya yang dibawa teman dari jawa. Cukup mahal, kalau tidak salah Rp. 175.000 per pohon. Hanya yang saya tanam baik yang di rumah maupun yang dikebun ternyata buahnya tidak sebesar yang saya lihat dalam promosinya. tapi tidak apa-apa, yang penting pohonnya sudah berbuah dan buahnya manis sekali!!
Berbeda dengan pohon rambutan, yang saya juga ada tanam baik di pekarangan rumah maupun di kebun, Pohon lengkeng ini menurut teman lebih suka daerah yang panas dan tidak terlalu memerlukan air yang banyak. Ah...sayangnya, musim hujan kemarin yang intensitas hujannya sangat tinggi disamping juga karena adanya peninggian jalan di depan rumah yang berakibat ditinggikan juga pekarangan rumah sehingga menutup jalan air dari kebun ke selokan, mengakibatkan kadang kebun tergenang air yang cukup lama. Dan itu berlangsung beberapa kali selama musim hujan kemarin. saya pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kesibukan dan kondisi ketinggian selokan dan dasar kebun. sehingga saya hanya berharap air yang tergenang terserap ke dalam tanah. Saya tahu bahwa ini akan berakibat tidak baik ke pohon lengkeng maupun pohon rambutan yang saya tanam.
Ternyata benar, lama-lama daun pohon lengkeng menjadi kering hingga semua daun yang tersisa. Pohon rambutan masih bisa bertahan mungkin karena sifatnya, tapi yang saya tahu kalau lama-lama tergenang pohon rambutan pun akan mati. Sudah hampir dua bulan lebih daun-daun di pohon lengkeng kering. Tetapi yang saya heran daun itu tidak gugur berjatuhan. Hingga saat ini saya berharap masuk musim kemaraun, pohon lengkeng itu tumbuh kembali dan muncul tunas-tunas baru. Kalau ada kesempatan kadang saya mencoba mencungkil batangnya, apakah kering atau tidak, walau kering saya tetap berharap. Allah swt yang Maha Besar dan Maha Menghidupkan. Jika Allah swt berkehendak, keajaiban itu akan datang!
Senin, 14 April 2014
Petambak di dusun Batu Ampara Pulau Tanakeke, Takalar
Sebenarnya sudah beberapa kali ke Pulau Tanakeke, di kabupaten Takalar. Hal ini berhubungan dengan permintaan dari sebuah LSM yang berpusat di luar negeri yang sedang mempunyai program pengembangan masyarakat (community develovment) di sana khususnya di dusun Batu Ampara untuk membantu dalam mengembangkan budidaya udang di sana, khususnya udang vanname. Dusun Batu Ampara yang berjumlah kepala keluarganya tidak terlalu banyak memang rata-rata mempunyai tambak. Tetapi produktifitasnya tidaklah terlalu bagus, mereka lebih banyak memelihara ikan bandeng (daerah: ikan bolu) dicampur dengan udang windu dengan penebaran yang sangat sedikit. Bahkan karena selama ini hasil dari tambak tidak terlalu bagus sehingga para petambak tidak terlalu memperhatikan kondisi fisik tambak sehingga tidak terlalu ideal lagi disebut sebagai sebuah tambak. Banyak pematang tambak yang dibiarkan tidak diperbaiki bahkan pintu airnya pun kondisinya tidak terlalu bagus.
Dari perbincangan dengan tokoh masyarakat di dusun itu, sebenarnya hasil tambak dengan udang windunya pernah jaya di Tana Keke pada umumnya dan khususnya di dusun Batu Ampara. Dikatakan juga bahwa ketika tambak sedang berjaya dari hasilnya, banyak petambak yang mempunyai rumah tambak (baca: empang) yang besar-besar berada di tambaknya dimana mereka sehari-harinya hidup dan beraktivitas di sana. Tetapi ketika udang windu tidak bisa bertahan karena selalu ada penyakit, mereka pun tidak memperhatikan lagi tambaknya bahkan rumah-rumah empang pun sudah tidak ada lagi berganti dengan gubuk-gubuk kecil terbuat dari kayu biasa dan beratap serta berdindingkan anyaman daun kelapa. budidaya pun tersisa hanya kepada ikan bandeng ditambah sedikit udang windu! Sebagian besar mata pencaharian mereka beralih ke rumput laut Euchema cottoni yang memang sangat marak di Tana Keke ini. dengan perairan yang tidak terlalu dalam di antara pulau-pulau memungkinkan ribuan hektar lahan rumput laut membentang sejauh memandang.
Yang sungguh mengagetkan adalah bahwa teknik budidaya mereka tidak berkembang sama sekali, dari dulu hingga sekarang ya seperti itu. Dengan mengusung budidaya udang vanname dengan kepadatan yang agak tinggi dibandingkan budidaya yang selalu mereka lakukan pada udang windu, memang memerlukan suatu kesabaran yang tinggi. Secara sosiologi para petani atau petambak memang tidak akan langsung berubah perilaku bertambaknya sebelum mereka melihat sendiri atau bahkan mereka merasakan sendiri hasilnya. Walau sebelum pelaksanaan budidaya vanname mereka dilatih dulu dalam forum pelatihan selama beberapa kali pertemuan.
Sampai saat ini sudah ada yang panen, namun hasilnya menurut standar teknis belum begitu memuaskan. Tetapi berdasarkan hasil yang mereka dapat dari nilai uang hasil panennya ada rasa puas pada diri mereka yang tidak pernah mereka dapatkan ketika berbudidaya udang windu, sehingga mereka langsung mencoba lagi budidaya udang vanname dari hasil panen udang vanname nya yang pertama.
Dari perbincangan dengan tokoh masyarakat di dusun itu, sebenarnya hasil tambak dengan udang windunya pernah jaya di Tana Keke pada umumnya dan khususnya di dusun Batu Ampara. Dikatakan juga bahwa ketika tambak sedang berjaya dari hasilnya, banyak petambak yang mempunyai rumah tambak (baca: empang) yang besar-besar berada di tambaknya dimana mereka sehari-harinya hidup dan beraktivitas di sana. Tetapi ketika udang windu tidak bisa bertahan karena selalu ada penyakit, mereka pun tidak memperhatikan lagi tambaknya bahkan rumah-rumah empang pun sudah tidak ada lagi berganti dengan gubuk-gubuk kecil terbuat dari kayu biasa dan beratap serta berdindingkan anyaman daun kelapa. budidaya pun tersisa hanya kepada ikan bandeng ditambah sedikit udang windu! Sebagian besar mata pencaharian mereka beralih ke rumput laut Euchema cottoni yang memang sangat marak di Tana Keke ini. dengan perairan yang tidak terlalu dalam di antara pulau-pulau memungkinkan ribuan hektar lahan rumput laut membentang sejauh memandang.
Yang sungguh mengagetkan adalah bahwa teknik budidaya mereka tidak berkembang sama sekali, dari dulu hingga sekarang ya seperti itu. Dengan mengusung budidaya udang vanname dengan kepadatan yang agak tinggi dibandingkan budidaya yang selalu mereka lakukan pada udang windu, memang memerlukan suatu kesabaran yang tinggi. Secara sosiologi para petani atau petambak memang tidak akan langsung berubah perilaku bertambaknya sebelum mereka melihat sendiri atau bahkan mereka merasakan sendiri hasilnya. Walau sebelum pelaksanaan budidaya vanname mereka dilatih dulu dalam forum pelatihan selama beberapa kali pertemuan.
Sampai saat ini sudah ada yang panen, namun hasilnya menurut standar teknis belum begitu memuaskan. Tetapi berdasarkan hasil yang mereka dapat dari nilai uang hasil panennya ada rasa puas pada diri mereka yang tidak pernah mereka dapatkan ketika berbudidaya udang windu, sehingga mereka langsung mencoba lagi budidaya udang vanname dari hasil panen udang vanname nya yang pertama.
Sabtu, 12 April 2014
Derita sang guru muda (honorer), sistem hingga sampai kapan!
Rupanya sosok guru yang dikiaskan sebagai "Pahlawan tanpa Jasa" masih berlaku juga hingga saat ini, dan saya yakin pengkiasan untuk guru itu akan terus ada di kehidupan manusia -khususnya di Indonesia, karena istilah itu mungkin adanya di Indoensia- hingga kehidupan itu sirna di alam semesta ini. Kenapa begitu? ya, bagaimana pun kalau melihat tugas dan fungsi seorang guru yang luar biasa mulianya mentranfer pengetahuan dan mengarahkan pendidikan siswa menjadi manusia paripurna, yang tidak bisa dinilai dengan nilai uang walaupun itu sebagai profesi (apalagi kalau penghargaan sebagai profesi belum memenuhi rasa standar kehidupan yang selalu digembar-gemborkan dalam kehidupan bermsyarakat di negera tertentu). Apalagi dalam agama Islam menyampaikan ilmu yang bermamfaat merupakan amal jariah yang tidak berhenti mengalir walaupun sosoknya sudah meninggal.
Tetapi istilah Pahlawan tanda Jasa lebih menyorot kepada kondisi real guru dalam kehidupan sehari-hari, yang kadang jauh dari yang ideal. sehingga iwan fals menggambarkan sosok seorang guru dengan lagunya yang berjudul umar bakri. Bahkan karena status guru seperti itu dulu kadang ada rumor orangtua yang bicara sama anak perempuannya, kalau tidak pintar nanti dikawinkan dengan seorang guru. he-he.... itu dulu, sekarang faktanya guru-guru juga banyak yang kesejahteraannya sudah lumayan, banyak guru yang sudah mempunyai kendaraan, rumahnya bagus dan pemerintah juga memberikan apresiasi yang menunjukkan peningkatan walau belum maksimal! Hanya untuk guru-guru muda yang masih berstatus honorer yang belum menjadi pegawai negeri sipil, masih ada rasa kekhawatiran pada diri mereka, terutama dalam masalah rekrutmen guru menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Ya... bagaimana tidak, sudah bukan rahasia umum lagi sekarang bahwa untuk menjadi pegawai negeri sipil memerlukan salah satu dari dua point yang sangat penting atau bahkan dua-duanya, yaitu (1) akses ke pengambil keputusan dan (2) uang. Akses bagi orang-orang tertentu yang biasanya berhubungan dengan status sosial tidak menjadi masalah, dan untuk orang-orang pada umumnya justru kadang menjadi masalah walaupun mereka mempunyai uang. Karena pernah ada kejadian seseorang berani bayar sejumlah uang untuk menjadi pegawai negeri sipil, ternyata aksesnya salah masalah akhirnya menjadi urusan tipu menipu.
Saya kadang bingung juga seorang guru yang nantinya sebagai seorang pendidik kepada siswanya tetapi memulai melangkah untuk statusnya dengan cara seperti itu. Inilah barangkali korban dari sistem, sehingga ketika itu sudah menjadi umum atau biasa menjadi sesuatu yang tidak ada salahnya. Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai uang, atau yang kondisi ekonomi orangtua pas-pasan, sementara dengan profesi sebagai guru honorer yang dibayar hanya berdasarkan jam mengajar yang nilainya tidak seberapa, bagaimana mau sejahtera dan konsentrasi dalam mendidik siswanya?
Persoalan guru honorer ini bikin saya merinding, ketika buruh selalu demo kepada Pemerintah untuk menaikkan Upah Minimum Regionalnya dan kadang Pemerintah berdialog untuk itu, bagaimana dengan guru honorer ini. Untuk berjuang mengajar per jam nya saja sekarang harus bersaing dengan guru PNS yang sudah sertifikasi yang mencari kecukupan jam mengajarnya. Maksudnya ketika ada guru sertifikasi tidak cukup jam mengajar di sekolah induknya, maka untuk mencukupkan waktu mengajarnya yaitu 24 jam per minggu mereka harus mencarinya di sekolah lain. Di sekolah yang dituju pasti akan diterima karena sebagai seorang PNS dan akan mendepak jam mengajarnya seorang honorer. hiks! Untuk itu mereka pun bertebaran mencari jam tambahan sebagai guru honorer, tetapi itu tidak semudah ketika guru pns yang sertifikasi mencari jam tambahan. kalau pun mendapatkannya mereka harus bergerak dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Untung kalau mempunyai kendaraan, kalau tidak! Bagaimana dengan kualitas mengajarnya? Belum lagi kalau pengelolaan keuangan di sekolah tersebut tidak terlalu baik, sehingga akan menambah penderitaan sang guru muda!
Guru...oh....guru....semoga ke depan Pemerintah memperhatikan kondisi guru ini terutama masalah rekrutmen dan penghargaan bagi guru-guru muda yang memang mereka mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan di indonesia. Dibandingkan dengan teman-temannya yang terjun ke dunia pekerjaan sebagai seorang profesional dalam bisnis dan kewirausahaan. Mereka memantapkan diri dalam pendidikan generasi penerus bangsa bahkan kadang siap untuk terjun di pelosok-pelosok. Maju terus sang Guru!
============
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang berilmu (dan mengajarkan ilmunya kepada manusia) akan dimohonkan ampunan dosa oleh semua makhluk yang ada di langit (para malaikat) dan di bumi, sampai-sampai (termasuk) ikan-ikan di laut." (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah)
============
Tetapi istilah Pahlawan tanda Jasa lebih menyorot kepada kondisi real guru dalam kehidupan sehari-hari, yang kadang jauh dari yang ideal. sehingga iwan fals menggambarkan sosok seorang guru dengan lagunya yang berjudul umar bakri. Bahkan karena status guru seperti itu dulu kadang ada rumor orangtua yang bicara sama anak perempuannya, kalau tidak pintar nanti dikawinkan dengan seorang guru. he-he.... itu dulu, sekarang faktanya guru-guru juga banyak yang kesejahteraannya sudah lumayan, banyak guru yang sudah mempunyai kendaraan, rumahnya bagus dan pemerintah juga memberikan apresiasi yang menunjukkan peningkatan walau belum maksimal! Hanya untuk guru-guru muda yang masih berstatus honorer yang belum menjadi pegawai negeri sipil, masih ada rasa kekhawatiran pada diri mereka, terutama dalam masalah rekrutmen guru menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Ya... bagaimana tidak, sudah bukan rahasia umum lagi sekarang bahwa untuk menjadi pegawai negeri sipil memerlukan salah satu dari dua point yang sangat penting atau bahkan dua-duanya, yaitu (1) akses ke pengambil keputusan dan (2) uang. Akses bagi orang-orang tertentu yang biasanya berhubungan dengan status sosial tidak menjadi masalah, dan untuk orang-orang pada umumnya justru kadang menjadi masalah walaupun mereka mempunyai uang. Karena pernah ada kejadian seseorang berani bayar sejumlah uang untuk menjadi pegawai negeri sipil, ternyata aksesnya salah masalah akhirnya menjadi urusan tipu menipu.
Saya kadang bingung juga seorang guru yang nantinya sebagai seorang pendidik kepada siswanya tetapi memulai melangkah untuk statusnya dengan cara seperti itu. Inilah barangkali korban dari sistem, sehingga ketika itu sudah menjadi umum atau biasa menjadi sesuatu yang tidak ada salahnya. Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai uang, atau yang kondisi ekonomi orangtua pas-pasan, sementara dengan profesi sebagai guru honorer yang dibayar hanya berdasarkan jam mengajar yang nilainya tidak seberapa, bagaimana mau sejahtera dan konsentrasi dalam mendidik siswanya?
Persoalan guru honorer ini bikin saya merinding, ketika buruh selalu demo kepada Pemerintah untuk menaikkan Upah Minimum Regionalnya dan kadang Pemerintah berdialog untuk itu, bagaimana dengan guru honorer ini. Untuk berjuang mengajar per jam nya saja sekarang harus bersaing dengan guru PNS yang sudah sertifikasi yang mencari kecukupan jam mengajarnya. Maksudnya ketika ada guru sertifikasi tidak cukup jam mengajar di sekolah induknya, maka untuk mencukupkan waktu mengajarnya yaitu 24 jam per minggu mereka harus mencarinya di sekolah lain. Di sekolah yang dituju pasti akan diterima karena sebagai seorang PNS dan akan mendepak jam mengajarnya seorang honorer. hiks! Untuk itu mereka pun bertebaran mencari jam tambahan sebagai guru honorer, tetapi itu tidak semudah ketika guru pns yang sertifikasi mencari jam tambahan. kalau pun mendapatkannya mereka harus bergerak dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Untung kalau mempunyai kendaraan, kalau tidak! Bagaimana dengan kualitas mengajarnya? Belum lagi kalau pengelolaan keuangan di sekolah tersebut tidak terlalu baik, sehingga akan menambah penderitaan sang guru muda!
Guru...oh....guru....semoga ke depan Pemerintah memperhatikan kondisi guru ini terutama masalah rekrutmen dan penghargaan bagi guru-guru muda yang memang mereka mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan di indonesia. Dibandingkan dengan teman-temannya yang terjun ke dunia pekerjaan sebagai seorang profesional dalam bisnis dan kewirausahaan. Mereka memantapkan diri dalam pendidikan generasi penerus bangsa bahkan kadang siap untuk terjun di pelosok-pelosok. Maju terus sang Guru!
============
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang berilmu (dan mengajarkan ilmunya kepada manusia) akan dimohonkan ampunan dosa oleh semua makhluk yang ada di langit (para malaikat) dan di bumi, sampai-sampai (termasuk) ikan-ikan di laut." (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah)
============
Maaf, ikut
nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001
Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html
Jumat, 11 April 2014
Teman yang membawa kebaikan adalah rezeki
Seperti yang disampaikan Mario teguh, bahwa rezeki itu tidak hanya berbentuk rupiah saja, kondisi badan yang sehat itu juga rezeki. bayangkan ketika orang terkena sakit dan harus berobat yang menghabiskan biaya 10 juta misalnya, berarti rezeki kita yang sehat adalah kita tidak mengeluarkan uang sebanyak itu untuk sakit yang sama.
Kalau boleh menambahkan. bagi saya mempunyai teman yang membawa kebaikan kepada kita adalah rezeki. Selama perjalanan yang cukup melelahkan, banyak hal baru yang saya lihat. Trima kasih kepada ibu dosen Riri, yang telah menunjukkan sisi elok dari danau poso yang boleh jadi saya akan melewatkannya kalau saya tidak mengenal sang ibu dosen. Ternyata danau Poso disamping keindahannya juga telah memberikan manfaat yang luar biasa kepada masyarakat sekitar dengan ikan yang dihasilkan dari danau Poso. sebelumnya saya pernah mendengar bahwa sungai poso yang berasal dari danau poso dan bermuara di kota poso adalah sungai yang dilewati ribuan bahkan jutaan bibit ikan sidat. Ikan yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Seperti diketahui bahwa ikan sidat mempunyai keunikan tersendiri ketika berkembang biak. Dewasa berkembang di danau dan ketika akan kawin dia berangkat ke laut. Anak-anak ikan sidat yang lahir di laut akan kembali ke danau melewati sungai. Dalam siklus hidupnya mereka melewati dua kondisi yang berbeda air laut dan air tawar. Masya Allah. Allahu Akbar.
Di samping ikan sidat, masyarakat di sana juga mengembangkan ikan nila. Mayarakat di sana lebih banyak mengatakan ikan mujair, padahal kalau saya lihat itu adalah ikan nila. Ikan nila dan ikan mujair hampir mirip-mirip sama. di beberapa tempat muncul rumah makan yang menyajikan menu ikan dari danau poso ini, terutama ikan nila. Kita bisa memilih besarnya ikan yang akan kita makan, dengan menu yang kita inginkan. Ada ikab bakar, goreng, rica-rica dan lain-lain.
Teman yang satu ini sudah sangat lama saya mengenalnya bahkan terasa seperti keluarga, Hendrayat Yayat. ketika kami menemui masalah di perjalanan, dengan kehadiran beliau masalah sepertinya nothing. Dengan memakai mobil tua, jenis panther tahun 1995, saya merasa agak kurang mantap sebenarnya. Kecepatan yang tidak bisa maksimal dan juga potensi kerusakan mesin dan sparepart sangat lah besar apalagi ini menempuh perjalanan yang sangat jauh, yang belum pernah saya lalui dan saya belum mengenal keadaan dan situasi masyarakatnya.
Selepas Perbatasan provinsi di pagi hari itu, saya sudah meneleponnya bahwa saya akan melewati tempat dimana beliau bekerja dan akan berusaha untuk bertemu bahkan kalau bisa menginap di daerah itu. Menjelang malam datang, setelah berkomunikasi yang cukup banyak, saya merasa bahwa tempatnya bekerja sudah semakin dekat. Namun kemudian kendaraan kami ada masalah lampu mati dan ketika saya coba parkir di pinggir jalan dan mematikan mesin mobil, ternyata ketika akan di starter, mobilpun tidak mau hidup. kami berada di kegelapan malam di daerah yang saya sendiri tidak tahu ada di mana! tapi saya tetap bersikap tenang dan mencoba menelepon teman. dengan ketawa Yayat pun datang dengan teman-temannya, mereka tangani masalah yang ada sehingga mobil kembali siap dipergunakan! Sippp!!!
Yang dibanggakan "sang bupati luwuk" Iwak Paus Ngepot, yang merestui kami memasuki dan melewati wilayahnya, disertai wejangan layaknya orangtua dengan kearifan lokalnya! Saya tahu bahwa homebasenya Pak Hakim adalah kota Luwuk, walau kerjaannya pergi kesana-kesini. Namanya Bos ya, seperti itu. Sesampainya di kota Luwuk, saya sempatkan menelepon beliau walau beliau tidak ada di kota luwuk (ada di makassar). Setelah tahu saya mau kemana, beliau memberi wejangan dan masukan apa yang harus dilakukan berhubungan dengan tempat dimana saya akan berkunjung. ya...bagus juga karena semuanya akhirnya digantungkan kepada yang di Atas sana.
Trima kasih semuanya. Rezeki yang luar biasa Allah swt berikan kepada saya sehingga saya bisa kembali dengan selamat. Alhamdulillah, Allahu Akbar. Istilah yang luar biasa dari bahasa Balantak Amo Kolimbo konon! yang artinya, "Jangan dilupakan"! Tanpa mereka rasanya perjalanan ini akan banyak hambatan dan kehilangan momen.
=========
"Teman sejati adalah anugerah terbaik, namun kadang kita kurang peduli untuk mendapatkannya" (Francois De La Rochefoucauld, penulis Perancis (1613-1680))
Kalau boleh menambahkan. bagi saya mempunyai teman yang membawa kebaikan kepada kita adalah rezeki. Selama perjalanan yang cukup melelahkan, banyak hal baru yang saya lihat. Trima kasih kepada ibu dosen Riri, yang telah menunjukkan sisi elok dari danau poso yang boleh jadi saya akan melewatkannya kalau saya tidak mengenal sang ibu dosen. Ternyata danau Poso disamping keindahannya juga telah memberikan manfaat yang luar biasa kepada masyarakat sekitar dengan ikan yang dihasilkan dari danau Poso. sebelumnya saya pernah mendengar bahwa sungai poso yang berasal dari danau poso dan bermuara di kota poso adalah sungai yang dilewati ribuan bahkan jutaan bibit ikan sidat. Ikan yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Seperti diketahui bahwa ikan sidat mempunyai keunikan tersendiri ketika berkembang biak. Dewasa berkembang di danau dan ketika akan kawin dia berangkat ke laut. Anak-anak ikan sidat yang lahir di laut akan kembali ke danau melewati sungai. Dalam siklus hidupnya mereka melewati dua kondisi yang berbeda air laut dan air tawar. Masya Allah. Allahu Akbar.
Di samping ikan sidat, masyarakat di sana juga mengembangkan ikan nila. Mayarakat di sana lebih banyak mengatakan ikan mujair, padahal kalau saya lihat itu adalah ikan nila. Ikan nila dan ikan mujair hampir mirip-mirip sama. di beberapa tempat muncul rumah makan yang menyajikan menu ikan dari danau poso ini, terutama ikan nila. Kita bisa memilih besarnya ikan yang akan kita makan, dengan menu yang kita inginkan. Ada ikab bakar, goreng, rica-rica dan lain-lain.
Teman yang satu ini sudah sangat lama saya mengenalnya bahkan terasa seperti keluarga, Hendrayat Yayat. ketika kami menemui masalah di perjalanan, dengan kehadiran beliau masalah sepertinya nothing. Dengan memakai mobil tua, jenis panther tahun 1995, saya merasa agak kurang mantap sebenarnya. Kecepatan yang tidak bisa maksimal dan juga potensi kerusakan mesin dan sparepart sangat lah besar apalagi ini menempuh perjalanan yang sangat jauh, yang belum pernah saya lalui dan saya belum mengenal keadaan dan situasi masyarakatnya.
Selepas Perbatasan provinsi di pagi hari itu, saya sudah meneleponnya bahwa saya akan melewati tempat dimana beliau bekerja dan akan berusaha untuk bertemu bahkan kalau bisa menginap di daerah itu. Menjelang malam datang, setelah berkomunikasi yang cukup banyak, saya merasa bahwa tempatnya bekerja sudah semakin dekat. Namun kemudian kendaraan kami ada masalah lampu mati dan ketika saya coba parkir di pinggir jalan dan mematikan mesin mobil, ternyata ketika akan di starter, mobilpun tidak mau hidup. kami berada di kegelapan malam di daerah yang saya sendiri tidak tahu ada di mana! tapi saya tetap bersikap tenang dan mencoba menelepon teman. dengan ketawa Yayat pun datang dengan teman-temannya, mereka tangani masalah yang ada sehingga mobil kembali siap dipergunakan! Sippp!!!
Yang dibanggakan "sang bupati luwuk" Iwak Paus Ngepot, yang merestui kami memasuki dan melewati wilayahnya, disertai wejangan layaknya orangtua dengan kearifan lokalnya! Saya tahu bahwa homebasenya Pak Hakim adalah kota Luwuk, walau kerjaannya pergi kesana-kesini. Namanya Bos ya, seperti itu. Sesampainya di kota Luwuk, saya sempatkan menelepon beliau walau beliau tidak ada di kota luwuk (ada di makassar). Setelah tahu saya mau kemana, beliau memberi wejangan dan masukan apa yang harus dilakukan berhubungan dengan tempat dimana saya akan berkunjung. ya...bagus juga karena semuanya akhirnya digantungkan kepada yang di Atas sana.
Trima kasih semuanya. Rezeki yang luar biasa Allah swt berikan kepada saya sehingga saya bisa kembali dengan selamat. Alhamdulillah, Allahu Akbar. Istilah yang luar biasa dari bahasa Balantak Amo Kolimbo konon! yang artinya, "Jangan dilupakan"! Tanpa mereka rasanya perjalanan ini akan banyak hambatan dan kehilangan momen.
=========
"Teman sejati adalah anugerah terbaik, namun kadang kita kurang peduli untuk mendapatkannya" (Francois De La Rochefoucauld, penulis Perancis (1613-1680))
Mistoro, sosok transmigran yang sukses!
Tanpa sengaja saya ketemu dengan Mistoro ini, transmigran yang sukses! Sukses boleh jadi bukan banyak mobil, rumahnya besar atau tanahnya bejibun. Sukses boleh jadi adalah suatu peningkatan kehidupan dari sebelumnya, lepas dari kesulitan dan adanya kemudahan yang didapat dari usahanya.
Ketika itu(4 April 2014) saya melewati batas provinsi antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, di daerah Mangkutana dimana waktu itu saya sedang ada dalam perjalanan dari Makassar Sulawesi Selatan menuju Balantak, Luwuk Sulawesi Tengah. Saya berniat, karena baru pertama kali, saya mau berhenti di perbatasan itu dan mengabadikannya. Ternyata tepat di sekitar perbatasan yang memang berada dalam ketinggian terdapat warung kecil. Saya pun menyempatkan singgah di warung itu apalagi ketika berangkat dari penginapan saya belum minum air hangat.
Di warung ada dua orang selain ibu yang punya warung. saya sempat menyapa anak muda yang duduk agak keluar, rupanya anak muda ini sudah menikmati sajian yang ada di warung. sedangkan seorang lagi yang agak lebih tua daru yang duduk di luar sedang sibuk makan mie siram. Saya pun duduk agak ke dalam warung dan ternyata pemandangan dari sisi ini sangat luar biasa, hamparan kaki gunung berselimutkan awam pagi (rupanya itu adalah danau poso). Setelah mengabadikan keindahan itu di hp sederhana saya, saya pun duduk di meja dimana teh panas pesanan saya datang tidak lama setelah itu.
Saya untuk coba membuka pembicaraan dengan sosok yang sedang makan mie ini. Saya mulai bertanya tujuan yang akan dituju. beliau pun menyebutkan nama desa yang akan dituju. dari aksennya saya tahu bahwa beliau adalah orang jawa dan saya berfikir jauh bahwa bapak yang satu ini adalah transmigran dari jawa. Bapak ini pun melanjutkan pembicaraan bahwa tujuan ke desa itu untuk membeli bibit pohon manggis, yang rupanya saat ini sedang banyak yang mencari. ternyata memang Bapak ini pengusaha bibit-bibit pohon buah-buahan di mangkutana, hanya untuk pohon manggis beliau belum punya sehingga harus membeli dari pembibit lain (tapi ini pun bibit pohon manggis dari biji bukan hasil tempel/okulasi)
Di sela-sela pembicaraan, saya pun bertanya untuk sebuah kepastian tentang status Bapak ini yaitu asal mula daerah. Beliau pun menceritakan bahwa dulu, 1979, beliau bersama keluarga bertransmigrasi ke sulawesi ini dan ditempatkan di daerah mangkutana yang sekarang berada di kabupaten luwu timur. Dengan sudah begitu lamanya, saya pun bertanya pertanyaan yang aneh sebenarnya, "apakah Bapak betah di sini?". Bapak yang mengenalka dirinya mistoro ketika saya tanya namanya, menjawab dengan lugas ,"Iya Pak, dulu saya di jawa tidak punya tempat yang layak. rumah saja kecil tidak ada halaman. Berusaha hanya untuk makan hari itu saja, tidak berfikir untuk hari esok. Tapi sekarang alhamdulillah sudah ada semuanya disini." Saya pun bertanya, "apakah Bapak pernah pulang ke Jawa untuk menengok keluarga atau famili?" Pak Mistoro pun menjawab, "Wah..sudah tidak pernah lagi Pak. Semua keluarga saya sudah di sini semuanya." Saya bilang, "transmigrasi bedol desa dong!" "Iya pak, bedol desa, semuanya pindah ke sini"
Ketika itu(4 April 2014) saya melewati batas provinsi antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, di daerah Mangkutana dimana waktu itu saya sedang ada dalam perjalanan dari Makassar Sulawesi Selatan menuju Balantak, Luwuk Sulawesi Tengah. Saya berniat, karena baru pertama kali, saya mau berhenti di perbatasan itu dan mengabadikannya. Ternyata tepat di sekitar perbatasan yang memang berada dalam ketinggian terdapat warung kecil. Saya pun menyempatkan singgah di warung itu apalagi ketika berangkat dari penginapan saya belum minum air hangat.
Di warung ada dua orang selain ibu yang punya warung. saya sempat menyapa anak muda yang duduk agak keluar, rupanya anak muda ini sudah menikmati sajian yang ada di warung. sedangkan seorang lagi yang agak lebih tua daru yang duduk di luar sedang sibuk makan mie siram. Saya pun duduk agak ke dalam warung dan ternyata pemandangan dari sisi ini sangat luar biasa, hamparan kaki gunung berselimutkan awam pagi (rupanya itu adalah danau poso). Setelah mengabadikan keindahan itu di hp sederhana saya, saya pun duduk di meja dimana teh panas pesanan saya datang tidak lama setelah itu.
Saya untuk coba membuka pembicaraan dengan sosok yang sedang makan mie ini. Saya mulai bertanya tujuan yang akan dituju. beliau pun menyebutkan nama desa yang akan dituju. dari aksennya saya tahu bahwa beliau adalah orang jawa dan saya berfikir jauh bahwa bapak yang satu ini adalah transmigran dari jawa. Bapak ini pun melanjutkan pembicaraan bahwa tujuan ke desa itu untuk membeli bibit pohon manggis, yang rupanya saat ini sedang banyak yang mencari. ternyata memang Bapak ini pengusaha bibit-bibit pohon buah-buahan di mangkutana, hanya untuk pohon manggis beliau belum punya sehingga harus membeli dari pembibit lain (tapi ini pun bibit pohon manggis dari biji bukan hasil tempel/okulasi)
Di sela-sela pembicaraan, saya pun bertanya untuk sebuah kepastian tentang status Bapak ini yaitu asal mula daerah. Beliau pun menceritakan bahwa dulu, 1979, beliau bersama keluarga bertransmigrasi ke sulawesi ini dan ditempatkan di daerah mangkutana yang sekarang berada di kabupaten luwu timur. Dengan sudah begitu lamanya, saya pun bertanya pertanyaan yang aneh sebenarnya, "apakah Bapak betah di sini?". Bapak yang mengenalka dirinya mistoro ketika saya tanya namanya, menjawab dengan lugas ,"Iya Pak, dulu saya di jawa tidak punya tempat yang layak. rumah saja kecil tidak ada halaman. Berusaha hanya untuk makan hari itu saja, tidak berfikir untuk hari esok. Tapi sekarang alhamdulillah sudah ada semuanya disini." Saya pun bertanya, "apakah Bapak pernah pulang ke Jawa untuk menengok keluarga atau famili?" Pak Mistoro pun menjawab, "Wah..sudah tidak pernah lagi Pak. Semua keluarga saya sudah di sini semuanya." Saya bilang, "transmigrasi bedol desa dong!" "Iya pak, bedol desa, semuanya pindah ke sini"
Rabu, 02 April 2014
Sabar!
Harus bersabar jalan dengan orang yang sudah sepuh, kadang beliau di depan dan kadang anak muda yang di depan. Jadi kebayang kalau sudah terlanjur tua nanti apakah ada anak muda yang mau bersabar dengan saya! hadeuh, fikiraneun!!!
Secara fisik dan baragkali juga secara mental, orang yang sudah berumur kekuatannya menjadi berkurang. Respon fisik terhadap sesuatu menjadi lambat, tetapi boleh jadi respon psikis menjadi sangat cepat. Mudah marah dan boleh jadi tidak sabaran! Fikiran juga kadang menjadi apa yang diistilahkan dengan kata pikun. Untuk itulah, kewajiban anak muda yang mendampinginya haruslah bersikap sabar dan mengerti akan kondisi orang yang sudah tua atau berumur.
Secara fisik dan baragkali juga secara mental, orang yang sudah berumur kekuatannya menjadi berkurang. Respon fisik terhadap sesuatu menjadi lambat, tetapi boleh jadi respon psikis menjadi sangat cepat. Mudah marah dan boleh jadi tidak sabaran! Fikiran juga kadang menjadi apa yang diistilahkan dengan kata pikun. Untuk itulah, kewajiban anak muda yang mendampinginya haruslah bersikap sabar dan mengerti akan kondisi orang yang sudah tua atau berumur.
Langganan:
Postingan (Atom)