(disarikan dari pengajian)
Malaikat adalah makhluk Allah swt yang paling beriman dan penurut. Tidak pernah sama sekali membangkang terhadap perintah Allah swt. Satu makhluk yang sangat bertolak belakang dengan Iblis, yang merupakan cikal bakal dari syeitan, yang menolak akan perintah Allah swt untuk sujud kepada Adam as. yang berakibat diusirnya syeitan dari surga.
Dalam Al-Quran, Malaikat salah satunya digambarkan seperti dalam surat Ash-Shoffat ayat 164-166 yang artinya, "Dan tidak ada satu pun dari kami (Malaikat) melainkan masing-masing mempunyai kedudukan tertentu. Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah). Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah)"
Sebagai makhluk yang mengerti akan hakekat kehidupan, Malaikat akan merasa senang dengan manusia-manusia yang beriman kepada Allah swt dan mendoakan mereka akan keselamatan dunia dan akherat dengan memohon ampunan kepada Allah swt bagi dosa-dosa mereka. Dari infromasi hadist-hadist ada beberapa hal yang dilakukan manusia yang berakibat didoakan oleh para Malaikat terutama yang berhubungan dengan ibadah shalat, yaitu diantaranya :
(1) Shalat berjamaah di Masjid pada waktu Subuh dan Ashar
Malaikat yang bertugas harian akan berganti waktu kerja pada kedua waktu shalat itu. Para Malaikat akan mengikuti shalat berjamaah di masjid, setelah selesai shalat subuh misalnya maka para Malaikat yang bertugas pada siang hari akan stand by untuk bertugas dan yang selesai bertugas pada malam hari akan kembali untuk menghadap kepada Allah swt. Dalam hadist dikatakan bahwa Allah swt bertanya kepada para malaikat,"sedang apa hamba-hamba-Ku?"
(pertanyaan ini bukan berarti Allah swt tidak tahu, Allah swt Maha Tahu), Para malaikat akan menjawab, "sedang shalat berjamaah"
Di hadist lain dikatakan bahwa kita harus menjaga shalat berjamaah pada waktu Subuh dan Isya. Meninggalkan kedua waktu shalat itu digambarkan sebagai orang-orang munafiq (na'udzubillahi min dzalik). Kita sering melihat bahwa orang-orang berbondong-bondong shalat maghrib berjamaah di masjid, tetapi ketika masuk shalat Isya, masjid kembali kosong. Pada kemana jamaah shalat maghrib tadi?
(2) Shalat berjamaah dengan lurus dan rapat.
Banyak jamaah shalat yang kurang paham dengan masalah ini bahkan ketika imam pun menyerukan kepada makmumnya untuk shalat berjamaah dengan lurus dan rapat. Ditambah lagi hal-hal asesoris ibadah yang belum dimengerti benar fungsinya oleh jamaah seperti sajadah. Ukuran sajadah yang besar kadang membuat orang lain agak segan untuk menginjaknya karena takut yang punya sajadah tersinggung sehingga shaf menjadi tidak rapat. begitu pula dengan sajadah yang kecil, kadang orang sudah menempatkan sajadah kecil di depannya sebelum shaf itu rapat apalagi kalau yang punya sajadah tidak mau bergeser untuk merapatkan shaf.
Di dalam hadist dikatakan bahwa shaf yang tidak rapat maka akan diisi oleh syeitan. Kita tahu syeitan bermaksud untuk membelokkan apa yang kita lakukan terutama yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah swt. Boleh jadi di sini lah peran Malaikat, sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah swt, mereka akan senang dengan orang-orang yang taat kepada Allah swt melalui ibadah seperti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam melakukan ibadah shalat.
(3) Selalu ingin berada di shaf terdepan.
Di dalam hadist dikatakan bahwa dua posisi yang orang akan berebut tempat karena keutamaannya bahkan hingga diundi adalah muadzin dan berada di shaf terdepan. Dua posisi ini kelihatannya mulai kurang peminat, apalagi kalaau kita melihat pada waktu shalat jumat. Orang yang datang lebih awal bukannya menempati shaf terdepan justru mencari tempat-tempat yang jauh dari shaf terdepan apalagi kalau ada tiang-tiang masjid, itulah tempat favorit untuk bersandar. Sehingga kadang panitia masjid selalu mengumumkan kepada jamaah untuk mengisi shaf-shaf yang di depan yang masih kosong.
Untuk shalat berjamaah saja kadang orang tidak mau mengisi shaf yang paling depan. Mereka saling mempersilahkan orang untuk maju ke shaf yang di depannya. Saya justru melihat bahwa mereka bukan sekedar hormat atau untuk kesopanan tetapi memang tidak mau mengisinya. Kalau mereka mengerti tentu mereka akan berlomba untuk mengisinya bahkan seperti dalam hadist kalau perlu siapa yang mengisi diundi terlebih dahulu.
(4) Mengucapkan amin secara bersamaan antara imam dan makmum.
Kadang ada imam dan makmum tidak mau mengucapkan amin ketika imam selesai membaca surat Al-Fatihah. Padahal dengan melakukan itu maka kita akan mendapatkan doa dari para Malaikat. Seperti kita ketahui juga bahwa surat Al-Fatihah adalah induk dari Al-Quran.
Mengenai ucapan amin ini kita sudah umum ketahui, tapi ternyata ada ajaran baru dari golongan lain yang menyatakan bahwa mengucapkan amin itu tidak perlu. Wah, golongan ini yang secara mendasar sangat berbeda dengan kita kaum ahlu sunnah, muncul ke permukaan dengan masalah ini. Mungkin karena takut masalahnya semakin besar, masalah ini tidak dimunculkan lagi oleh mereka. Di media sosial, beberapa waktu memunculkan masalah-masalah seperti ini.
(5) Duduk berdzikir di tempat dimana kita berdiri untuk shalat berjamaah.
Masalah ini saya sudah mendengarkan dari kiayi pada pengajian subuh beberapa puluh tahun yang lalu di Bandung. Saya sendiri pernah membaca hadistnya. Ternyata pada pengajian kali ini kembali Pak Ustadz menerangkan hal yang sama. Karena saya tahu, saya mengusahakan untuk tidak bergeser setelah salam dalam shalat berjamaah saya untuk duduk berdzikir selama yang saya bisa, dengan berharap doa Malaikat kepada Allah swt untuk saya. Hanya memang banyak orang yang belum mengetahui mengenai hal ini, banyak kita temui setelah shalat orang pergi meninggalkan tempat shalat untuk pindah duduk di tempat lain untuk berdzikir.
(6) Malaikat akan mendoakan kita manusia yang sebelum tidur berwudlu terlebih dahulu. Sedikit merubah kebiasaan yang biasanya langsung tidur, kita lakukan wudlu terlebih dahulu akan membuat malaikat mendoakan kita.
(7) Berdoa ketika melangkahkan kaki ke Masjid untuk shalat berjamaah. Abu Said Al-Khudri ra berkata, Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang keluar dari rumahnya menuju tempat shalat, lalu ia mengucapkan doa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan hak (perantara) orang-orang yang memohon kepada-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara berjalannya aku menuju-Mu. Sesungguhnya aku tidak keluar rumah karena keangkuhan atau kesombongan atau riya ataupun sum'ah (mencari reputasi). Tetapi aku keluar karena ingin menghidari kemurkaan-Mu dan megharap keridhoan-Mu. Maka aku memohon kepada-Mu, lindungilah aku dari neraka dan ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku, kecuali Engkau', maka Allah akan menghadapkan kepadanya dengan wajah-Nya dan tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampunan untuknya. (HR. Ibnu Majah)
Sebenarnya masih ada beberapa lagi mengenai hal ini, tapi hanya ini yang saya ingat. Saya hanya ingin kembali menyampaikan kepada yang tidak mengikuti pengajian tersebut, sehingga informasinya bisa berangkai. Silahkan diambil yang bermanfaatnya. Mohon maaf, kelebihan dan kekurangannya. Memang ada yang saya tambahkan dari pengalaman saya, tentunya kekurangannya adalah keterbatasan saya sebagai manusia. Saya ada berkeinginan untuk bertemu dengan ustadz tersebut dan meminta filenya serta tentunya hadist-hadistnya yang lebih lengkap. Insya Allah, saya akan berusaha lengkapi dengan hadist-hadist yang akan saya cari sendiri.
Yang benar datangnya dari Allah swt dan kesalahan dari saya sendiri.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar