Tetapi istilah Pahlawan tanda Jasa lebih menyorot kepada kondisi real guru dalam kehidupan sehari-hari, yang kadang jauh dari yang ideal. sehingga iwan fals menggambarkan sosok seorang guru dengan lagunya yang berjudul umar bakri. Bahkan karena status guru seperti itu dulu kadang ada rumor orangtua yang bicara sama anak perempuannya, kalau tidak pintar nanti dikawinkan dengan seorang guru. he-he.... itu dulu, sekarang faktanya guru-guru juga banyak yang kesejahteraannya sudah lumayan, banyak guru yang sudah mempunyai kendaraan, rumahnya bagus dan pemerintah juga memberikan apresiasi yang menunjukkan peningkatan walau belum maksimal! Hanya untuk guru-guru muda yang masih berstatus honorer yang belum menjadi pegawai negeri sipil, masih ada rasa kekhawatiran pada diri mereka, terutama dalam masalah rekrutmen guru menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Ya... bagaimana tidak, sudah bukan rahasia umum lagi sekarang bahwa untuk menjadi pegawai negeri sipil memerlukan salah satu dari dua point yang sangat penting atau bahkan dua-duanya, yaitu (1) akses ke pengambil keputusan dan (2) uang. Akses bagi orang-orang tertentu yang biasanya berhubungan dengan status sosial tidak menjadi masalah, dan untuk orang-orang pada umumnya justru kadang menjadi masalah walaupun mereka mempunyai uang. Karena pernah ada kejadian seseorang berani bayar sejumlah uang untuk menjadi pegawai negeri sipil, ternyata aksesnya salah masalah akhirnya menjadi urusan tipu menipu.
Saya kadang bingung juga seorang guru yang nantinya sebagai seorang pendidik kepada siswanya tetapi memulai melangkah untuk statusnya dengan cara seperti itu. Inilah barangkali korban dari sistem, sehingga ketika itu sudah menjadi umum atau biasa menjadi sesuatu yang tidak ada salahnya. Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai uang, atau yang kondisi ekonomi orangtua pas-pasan, sementara dengan profesi sebagai guru honorer yang dibayar hanya berdasarkan jam mengajar yang nilainya tidak seberapa, bagaimana mau sejahtera dan konsentrasi dalam mendidik siswanya?
Persoalan guru honorer ini bikin saya merinding, ketika buruh selalu demo kepada Pemerintah untuk menaikkan Upah Minimum Regionalnya dan kadang Pemerintah berdialog untuk itu, bagaimana dengan guru honorer ini. Untuk berjuang mengajar per jam nya saja sekarang harus bersaing dengan guru PNS yang sudah sertifikasi yang mencari kecukupan jam mengajarnya. Maksudnya ketika ada guru sertifikasi tidak cukup jam mengajar di sekolah induknya, maka untuk mencukupkan waktu mengajarnya yaitu 24 jam per minggu mereka harus mencarinya di sekolah lain. Di sekolah yang dituju pasti akan diterima karena sebagai seorang PNS dan akan mendepak jam mengajarnya seorang honorer. hiks! Untuk itu mereka pun bertebaran mencari jam tambahan sebagai guru honorer, tetapi itu tidak semudah ketika guru pns yang sertifikasi mencari jam tambahan. kalau pun mendapatkannya mereka harus bergerak dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Untung kalau mempunyai kendaraan, kalau tidak! Bagaimana dengan kualitas mengajarnya? Belum lagi kalau pengelolaan keuangan di sekolah tersebut tidak terlalu baik, sehingga akan menambah penderitaan sang guru muda!
Guru...oh....guru....semoga ke depan Pemerintah memperhatikan kondisi guru ini terutama masalah rekrutmen dan penghargaan bagi guru-guru muda yang memang mereka mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan di indonesia. Dibandingkan dengan teman-temannya yang terjun ke dunia pekerjaan sebagai seorang profesional dalam bisnis dan kewirausahaan. Mereka memantapkan diri dalam pendidikan generasi penerus bangsa bahkan kadang siap untuk terjun di pelosok-pelosok. Maju terus sang Guru!
============
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang berilmu (dan mengajarkan ilmunya kepada manusia) akan dimohonkan ampunan dosa oleh semua makhluk yang ada di langit (para malaikat) dan di bumi, sampai-sampai (termasuk) ikan-ikan di laut." (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah)
============
Maaf, ikut
nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001
Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html
2 komentar:
KISAH SUKSES Lolos jadi PNS Guru di lingkungan PEMDA daerah SULAWESI TENGGARa.assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar KOLAKA SULAWESI TENGGARA Sudah 8 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah berkali2 mengikuti ujian, dan membayar 40jt namun hasilnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asa,namun teman saya memberikan no tlp Bpk.DEDE JUNAEDY MSi Selaku petinggi di BKN pusat yang di kenalnya selaku kepala DIT PENGADAAN PNS.saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim Berkas saya melalui Email, alhamdulillah No Nip dan SK saya akhirnya keluar,allhamdulillah tentunya sy pun sangat gembira sekali.Jadi apapun keadaan anda skarang jangan pernah putus asa dan terus berusaha, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan,ini adalah kisah nyata dari saya,untuk hasil ini saya ucapkan terimakasih kepada : 1. ALLAH SWT; karena KepadaNya kita meminta dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya Bpk.DEDE JUNAEDY M.Si Di BKN PUSAT,dan dialah yang membantu kelulusan saya.Alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi Direktorat Pengadaan PNS Drs.DEDE JUNAEDY Msi.No Tlp ; 0853 1907 0111, siapa tau beliau mau membantu.
Trimakasih untuk ibu/mbak Santi atas komentarnya, terutama yang berhubungan dengan pengalamannya untuk menjadi PNS. Bagi temen-temen yang lain silahkan barangkali mau mengikuti pengalaman ibu/mbak Santi ini.
Sukses selalu.
Posting Komentar