Jumat, 03 April 2015

"Allah Tak Pernah Mengundang Saya!"

Karena dipesan teman untuk mengambil laporan rutin usaha maka saya pun singgah di hachtery udang di daerah parengki kecematan Suppa kabupaten Pinrang, dalam perjalanan pulang sehabis memancing dan memakan hasil pancingan hingga perut pun membengkak karena kekenyangan dengan kadar full banget. Hiks! Setelah ngobrol ngalor-ngidul dan laporan pun sudah ada di tangan, saya lihat jam sudah menunjukkan 8.30 malam, walau hujan setengah deras mengguyur bumi parengki saya akan tetap permisi untuk melanjutkan perjalanan yang sisa beberapa ratus meter lagi. Tetapi sebelum kata izin untuk sebuah perpisahan terlontar dari mulut yang sudah dibasahi secangkir kopi mix serta satu gelas air aqua, tanpa ba-bi-bu masuk mobil minibus espass berwarna abu-abu mendarat di pelataran parkir. Sang tuan rumah menyebutkan nama yang sudah saya kenal lama dan lama tidak pernah ketemu.

Sang Tamu terakhir setelah saya di hatchery tersebut, katakanlah mr. X, tersenyum lebar melihat saya tentu dengan salam khasnya disertai jabat tangan yang kuat layaknya para pejuang yang seide dan sepemahaman. Sebagai basa-basi awal ketika jabat tangan penuh semangat tersebut saya sampaikan, 'waaahhhh, sudah lama tidak bertemu!" Beliau pun menjawab sambil tertawa renyah, "iyaaa, lama sekali tidak bertemu" Tidak berapa lama sang tuan rumah mengatakan kepada saya bahwa beliau juga mau berbudidaya udang vanname. Dikatakan seperti itu saya pun jadi teringat tentang cerita teman bahwa mr. X ini memang ada rencana untuk budidaya udang vanname di tambaknya di daerah Jampue. Tetapi berita itu sudah lama sekali saya dengar, jadi untuk menyambung pembicaraan, saya bilang, "ohhhh, yang di lokasi di Jampue itu?" mr X. langsung menangkis prekiraan saya dengan mengatakan, "tidaakkk, dekat sini, di lokasi bekas perusahaan dulunya!" Saya pun paham dengan lokasi itu.

mr X pun melanjutkan cerita bahwa selama ini sibuk sekali mempersiapkan lahan tersebut yang luasnya mencapai 7 ha, jarang keluar dan baru kali ini jalan ke hatchery. mr. X bilang, "saya semangat untuk bekerja karena saya terinspirasi ketika menangis di sisi Ka'bah sewaktu umroh beberapa waktu yang lalu. Saya ingin kembali lagi ke sana! makanya saya berusaha sekuat tenaga supaya usaha saya berhasil dan bisa kembali lagi ke tanah suci!" Luar biasa, sebuah pengalaman rohani yang justru mendorong orang berbuat lebih baik dari sebelumnya, dengan harapan yang baik dan bertujuan sangat baik dan benar!

Ibadah Haji dan Umroh saat ini menjadi trend bagi umat Islam. Seseorang yang mau melakukan ibadah haji secara aturan pemerintah dalam masalah biaya yang dikenal dengan ONH, maka orang akan menunggu hingga beberapa tahun untuk bisa berangkat bahkan ada di beberapa tempat menunggu hingga puluhan tahun. Lain dengan ibadah haji yang waktunya telah ditetapkan oleh agama dan biaya untuk itu diatur pemerintah, ibadah Umroh bisa kapan saja waktunya dan untuk biaya diserahkan kepada travel yang menyelenggarakan jasa untuk ibadah umroh. Sehingga bagi yang memiliki dana lebih umroh menjadi ibadah rutin entah tahunan, enam bulanan dan lain sebagainya.

Banyak cerita tentang ibadah haji dan umroh ini, yang disampaikan oleh yang pernah melaksanakannya. Entah itu cerita yang baik maupun yang tidak baik, artinya bahwa semuanya itu untuk pelajaran bagi yang lainnya. Seperti juga yang disampaikan mr. X kepada saya, bagaimana lika-likunya untuk mencium Hajar Aswad dan kerinduannya untuk kembali ke sana. Beliau bilang jangan sampai seperti temannya yang ketika mudanya banyak uang kemudian ketika sudah tua sudah tidak ada uang lagi, mengatakan dengan nada marah bahwa "kenapa Allah tidak mengundang saya ketika masih muda dulu, bahkan untuk pergi umroh setiap bulan pun saya mampu!" Subhanallah. Hanya sayang hingga akhir hayatnya temannya itu tidak pernah pergi sekali pun ke Tanah Suci.

Lain lagi cerita teman dari teman saya, dia heran melihat orang-orang begitu antusias untuk pergi ibadah umroh bahkan kadang hingga berkali-kali. Teman saya adalah orang yang sukses dalam kehidupan dunia. Penghasilannya per bulan bisa puluhan juta jadi untuk melunai biaya umroh yang berkisar 25 juta tidak ada masalah baginya. Secara fisik dia tidak memakai Hijab, penutup badan sebagaimana orang Islam yang sebenarnya. Dengan keheranannya, dia mencoba untuk melaksanakan ibadah umrah, hingga berulang-ulang juga. Tetapi apa yang dikatakannya, "baru pada umroh ketiga saya bisa merasakan nikmatnya ibadah umroh!" dan sejak itu, alhamdulillah, sudah memakai Hijab.

Dari dua kasus di atas, kepergian seseorang ke Tanah Suci baik untuk ibadah Haji atau Umroh, seperti ada misteri di dalamnya. Misteri itu kita kembali kepada Allah swt sebagai Yang Pengatur Kehidupan ini dan Yang Maha Mengetahui akan hati-hati manusia. Dalam masalah biaya, itu juga menjadi misteri Allah swt, karena banyak orang yang pergi ibadah Haji dan Umroh tanpa biaya sedikit pun, dan banyak fakta orang yang kaya yang kekayaannya bejibun tidak mampu untuk berangkat ibadah itu, dan banyak fakta orang yang sudah berkali-kali pun ibadah Haji dan Umroh tetapi tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan sehari-harinya, malas ibadah ke masjid, tidak bisa baca Al-Quran, tidak menjadi teladan bagi masyarakat ssekitarnya, tidak menyantuni anak yatim dan lain sebagainya. Na'udzubillahi min dzalika.

Semoga kita menjadi orang-orang yang diundang oleh Allah swt untuk mengunjungi Tanah Suci-Nya karena agama atau keyakinan kita dalam hati kita, walau secara materi menurut hitungan manusia tidaklah mungkin kita untuk menutupi biaya untuk pergi ke sana! Amin.

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu."
Kami lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akherat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.
Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Tidak ada komentar: