Jumat, 17 April 2015

PENUMPANG GELAP, WILD CARD DAN RASULULLAH SAW

Kita semua pada umumnya pernah dengar dengan kata penumpang gelap, dan tentunya kita paham dengan pengertian kata itu. Tetapi untuk mempertegas bahwa penumpang gelap bukanlah seseorang yang ikut menumpang (entah kendaraan, rombongan dll) yang kulitnya gelap strip hitam (maaf, bagi berkulit gelap strip hitam karena bukan itu yang di maksud. hiks).

Salah satu contoh yang bikin geger mengenai penumpang gelap adalah Mario (nama lengkapnya lupa, yang jelas bukan mario teguh atau mario bros). Yang menyelinap di ruang roda pesawat yang menuju ke jakarta. Berani mengambil resiko (yang boleh jadi dia sendiri tidak tahu apa resikonya) untuk sebuah keinginan (pergi ke jakarta dan bertemo pak Jokowi). Sebuah keinginan yang menggebu yang mengalahkan nalar dan ketidak mampuan. Kekuasaan Allah lah, yang menjadikan Mario masih hidup ketika pesawat sampai di Jakarta.

Kalau tidak salah, kejadian seperti ini sudah dua kali saya baca (termasuk mario). Dulu ada juga seorang anak yang menyelinap di ruang roda pesawat untuk berangkat ke jakarta. Saya lupa rutenya apakah medan-jakarta atau yang lainnya. Setahu saya, anak ini hanya ingin mencoba naik pesawat, beda dengan mario!.

Penumpang gelap untuk moda transportasi seperti pesawat atau yang lainnya yang secara adminitrasi sungguh ketat, umumnya moda tranportasi berkelas tidak memungkinkan untuk bisa duduk manis di kabin penumpang, kecuali mungkin bis kota, kereta api ekonomi dan yang lainnya (he-he...pengalaman nih yee!). tapi eitt...tunggu dulu, dulu pernah ada kejadian di pesawat, ada penumpang yang ngotot ikut penerbangan dengan alasan sebagai pejabat negara, beliau punya tiket tapi bukan pada jam penerbangannya. beliau ingin lebih cepat terbang. artinya beliau ini bertiket tapi karena bukan jadwalnya sehingga tidak ada tempat yang bisa ditempati (rupanya pada waktu itu full banget), sehingga membikin suasana menjadi ribut karena ada penumpang resmi tidak kebagian tempat duduk. walau akhirnya beliau mengalah keluar pesawat, apakah sang beliau ini termasuk penumpang gelap?

Kata penumpang gelap, kalau tidak salah dipopulerkan juga oleh Ibu Megawati ketika Pak Jokowi dan Ahok memenangi pilkada Gubernur DKI. Pak Jokowi dan Ahok yang diusung PDIP dan Gerindra pun melenggang menduduki kursi Gubernur dan wakil gubernur. di awal Perjalanan menjalankan kekuasaannya Ibu Megawati mengatakan seperti itu, maksudnya jangan sampai ada yang menarik keuntungan, popularitas dan gengsi dari kemenangan pak Jokowi dan Ahok, padahal tidak ada kontribusinya selama masa perjuangan merebut jabatan tersebut.

Wild card adalah sarana atau undangan yang diberikan oleh yang berwenang terhadap seseorang untuk ikut berkompetisi tidak berawal dari babak kualifikasi. wild card diberikan kepada seseorang karena reputasinya, kemampuannya masih ada dan melekat pada orang itu. Boleh jadi wild card juga diberikan kepada orang itu sebagai penghargaan atas jasanya selama ini atau pun untuk menaikkan gengsi dari turnamen atau kompetisi yang diadakan. Karena banyak kejadian seseorang yang mendapatkan wild card justru menjuarai kompetisi yang diadakan.

Dari sisi, reputasi, kemampuan dan harapan, tentu penumpang gelap dan wild card berbeda dalam materinya. Terus bagaimana kaitannya Rasulullah saw dengan kata-kata tersebut. Di antara kita pernah mendengar tentang hadits dimana Rasululah saw bersabda bahwa akan ada 70.000 umatnya yang masuk surga tanpa hisab. Mendengar hal itu ada seorang sahabat bernama Ukasyah ra meminta kepada Rasulullah saw untuk mendoakannya sehingga dia termasuk ke dalam 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab. Rasulullah saw pun mengabulkan permintaan Ukasyah ra tersebut. Tetapi kemudian ada sahabat yang lain yang meminta seperti yang Ukasyah ra lakukan kepada Rasulullah saw. Namun kemudian Rasulullah saw menjawab, "Engkau sudah didahului Ukasyah".

Kasus pengkabulan permintaan Ukasyah ra oleh Rasulullah saw untuk termasuk ke golongan tanpa hisab, saya melihatnya sebagai wild card dari Rasulullah saw. Rasulullah saw tentu tidak sembarangan memberikan hal itu, Beliau tentu melihat kemampuan keimanan dari sahabat Ukasyah ra ini. Bagaimana dengan sahabat berikutnya yang meminta juga hal serupa, tetapi seperti ditolak oleh Rasulullah saw. Perlu diingat bahwa wild card tidak diberikan kepada banyak orang, hanya satu atau dua orang saja. Rasulullah saw pun melakukan hal itu, bukan untuk menutup hak para sahabat yang lain. Dari sisi lain kita melihat boleh jadi Rasulullah saw menyadari jangan sampai membuka ruang doa yang doanya sangat dimakbul untuk orang-orang yang tidak berhak, atau dalam istilah saya penumpang gelap. Rasulullah saw menolak sahabat yang lain, untuk memberikan ruang kompetisi yang adil dan terbuka.

Masalah surga dan neraka, Insya Allah karena Maha Keadilan dan Maha Kuasa dari Allah swt, tidak akan ada penumpang gelap di dalamnya, kecuali di neraka karena semua penumpang yang masuk di sana kulitnya akan gelap karena terbakar api neraka dan hancur. Walau Rasulullah saw menolak memberikan wild card ke sahabat selain Ukasyah ra pada waktu itu, Smoga kita mendapatkan Wild Card pada hari penghisaban nanti dari Allah swt maupun dari Rasulullah saw melalui syafaatnya atas izin Allah swt tentunya. Amin. Yang jelas bahwa kita harus berusaha untuk membuat sebuah reputasi, karakter dan perilaku yang berhak untuk mendapatkan wild card tersebut. Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar: