Selasa, 01 September 2015

Peristiwa Saqifah Bani saidah dari jalur Bukhari

Peristiwa Saqifah Bani Saidah adalah peristiwa yang selalu jadi sorotan terutama bagi orang-orang atau kelompok yang tidak puas akan kepemimpinan setelah Rasulullah saw meninggal beralih kepada Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Apalagi dengan adanya jalur-jalur pemberitaan mengenai hal tersebut yang sifatnya memojokan pihak-pihak tertentu. Saqifah bani saidah sendiri adalah suatu tempat di mana para sahabat anshar berkumpul setelah meninggalnya Rasulullah saw untuk mengangkat pemimpin sebagai pengganti Rasulullah saw.

Namanya pemberitaan bisa jadi tidak terlalu lengkap merekam apa yang terjadi dari kejadian sebenarnya, dan bisa jadi suasana yang terjadi juga tidak terlalu tergambarkan dengan menyeluruh. Tetapi seperti kita ketahui bahwa Imam Bukhari adalah salah satu Imam yang dalam meriwayatkan suatu hadits sudah diakui oleh kaum muslimin akan kehati-hatian dalam periwayatannya, sehingga terhindar dari penyelewengan. Insya Allah.

Imam al-Bukhari meriwayatkan : Isma'il bin 'Abdullah menceritakan kepada kami: Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami dari Hisyam bin 'Urwah: 'Urwah bin az-Zubair mengabarkan kepadaku dari 'Aisyah ra, istri Nabi saw, ia menuturkan bahwa tidak lama setelah Rasulullah saw wafat, orang-orang anshar berkumpul menghadap Sa'ad bin 'Ubadah di saqifah Bani Sa'idah dan berkata, "Kami akan mengangkat pemimpin kami, dan silahkan kalian mengangkat pemimpin kalian." Maka Abu Bakar, 'Umar bin Al-Khathab, dan Abu 'Ubaidah bin al-Jarrah mendatangi mereka. Kemudian 'Umar ra hendak maju berbicara, tetapi Abu Bakar ra menyuruhnya diam. 'Umar ra menuturkan, "Demi Allah, aku berinisiatif angkat bicara terlebih dahulu karena telah mempersiapkan perkataan yang bagus. Aku khawatir apa yang akan dikatakan Abu Bakar tidak seperti perkataan yang telah kusiapkan."

Ternyata, Abu Bakar ra berbicara dengan sangat lugas. Di antara isi pembicaraannya adalah, "Kami yang menjadi para pemimpin, dan kalian menjadi para penasihatnya."

Al-Hubab bin Al-Mundzir ra menyela. "Demi Allah, kami tidak setuju. Kami mengangkat pemimpin kami, dan kalian juga silahkan mengangkat pemimpin kalian."

Abu Bakar ra menanggapi, "Tidak demikian, tetapi kami yang menjadi pemimpin dan kalian yang menjadi para penasihatnya. Merekalah (Quraisy) orang-orang Arab yang paling mulia tempat tinggalnya (Makkah). Mereka jugalah suku yang paling mewakili Arab yang asli. Maka, bai'atlah'Umar atau Abu 'Ubaidah!"

Mendengar hal itu, 'Umar ra berseru kepada Abu Bakar, "Tidak, tetapi kamilah yang akan membai'at engkau. Engkaulah pemimpin kami, orang yang terbaik di antara kami, dan orang yang paling dicintai Rasulullah saw di antara kami." Kemudian 'Umar ra memegang tangan Abu Bakar ra dan membai'atnya. Lalu, orang-orang yang hadir berdiri dan membai'at Abu Bakar. Tiba-tiba, seseorang berseru, "Kalian(hampir saja) membunuh Sa'ad bin 'Ubadah!" 'Umar ra mengacuhkannya dengan mengatakan, "Semoga Allah saw membalas perbuatannya."1)

Kisah yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari yang singkat dan padat. Inilah cerita yang sebenarnya tentang Saqifah Bani Saidah yang dinukil dari Dr. Utsman bin Muhammad Al-Khamis.

============

Catatan : Shahiihul Bukhari, kitab "Fadhaa-ilush Shahaabah", Bab "Lau Kuntu Muntakhidzan Khaliilan" (no. 3667, 3668). Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahullah berkata, "Maksud perkataan 'Kalian telah membunuhn Sa'ad bin 'Ubadah' adalah 'Kalian hampir membunuhnya'. Ada yang berpendapat, ini sindiran terhadap sikap berpaling dan meninggalkan Sa'ad. Tetapi, ini tertolak dengan riwayat Musa bin 'Uqbah dari Ibnu Syihab, salah seorang dari kalangan anshar berkata, "Biarkan Sa'ad bin 'Ubadah, kalian jangan menginjak-nginjak harga dirinya.' Kemudian, Umar berkata, "Bunuh saja dia, semoga Allah membunuhnya.' Benar demikian adanya, tetapi 'Umar di sini tidak bermaksud memerintahkan orang untuk benar-benar membunuhnya. Mengenai perkataan 'Umar sebelumnya, 'Semoga Allah swt membunuhnya.' ungkapan ini sekedar sebagai doa agar Allah membalasnya. Pernyataan seperti ini lumrah bagi orang Arab, seperti firman Allah swt 'Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!' (QS 'Abasa : 17). Jika kita mengambil pendapat pertama, maka maksudnya pemberitahuan tentang sikap mengabaikan dan berpaling dari Sa'ad. Dalam hadits Malik disebutkan, 'Dalam kondisi marah, aku ('Umar) berkata, 'Semoga Allah swt membunuh Sa'ad karena dia berbuat keburukan dan fitnah (pada saat genting seperti itu).' Lihat Fathul Baari (VII/384), terbitan daar al-Fikr.


==========

Maaf, ikut nebeng, bagi yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya klik http://onstore.co.id/s/00367940001


Baca juga : http://mang-emfur.blogspot.co.id/2016/05/apakah-kita-hanya-mau-berpangku-tangan.html

Tidak ada komentar: