Sudah beberapa tahun ini saya perhatikan pelaksanaan shalat Id, baik itu Idul Fitri atau pun Idul Adha, dari segi jumlah yang melaksanakan Shalat Id masih luar biasa, bahkan di beberapa masjid atau lapangan-lapangan kecil di lingkungan pemukiman juga diadakan pelaksanaan sholat Id, apalagi untuk sholat Idul Adha yang nantinya dirangkaikan dengan pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Tetapi rasanya dari segi Ruh pelaksanaan Shalat Id itu sepertinya ada yang hilang. Apanya yang hilang? Entah, barangkali ini terlalu subjektif dari pandangan saya sendiri. Namun para pembaca bisa menilai sendiri apakah ini hanya sudut pandang saya yang salah atau hal ini terjadinya hanya di daerah saya saja. Syukurlah kalau hal ini hanya terjadi di tempat saya saja, berarti di daerah lain masih bagus! Atau pandangan saya yang terlalu berlebih-lebihan, untuk itu saya mohon maaf.
(1) Ketika dikumandangkan takbir, tahlil, tahmid sebelum pelaksanaan sholat, yang saya dengar hanyalah suara orang yang takbir di speaker saja. yaa, memang ada juga suara dari jamaah tetapi seperti seperti suara desahan. Sebagian orang sibuk dengan hp dan gagjetnya, sebagian lagi seperti mengantuk menahan kepalanya dengan tangannya sementara mulutnya tidak terbuka untuk takbir, yang lain walau terbuka mengikuti takbir berjamaah tetapi tidak ada suaranya, yang lain lagi sementara membaca teks khutbah yang akan dibacakan sang khotib bahkan ada juga yang membaca koran yang dijadikan alas untuk sajadahnya.
(2) Pelaksanaan sholat Id yang diadakan di lapangan atau di masjid, kalau tidak ada yang menuntun untuk merapikan shaf maka dipastikan jamaah akan menempati shaf yang diinginkannya, yang mengakibatkan shaf kadang terputus karena kosong atau tidak beraturan. Bahkan walau sudah ada yang mengatur tetapi jamaah kadang tidak mau menurutinya. Apalagi saat ini cuaca terasa cepat panas, maka jika ada pohon atau tempat-tempat teduh maka tempat-tempat itu akan menjadi sasaran pertama bai jamaah tanpa memperdulikan keutamaan shalat berjamaah.
(3) Ketika khotib membacakan khutbahnya, banyak jamaah yang ikut juga berbicara dengan mengobrol dengan sesamanya, bahkan kadang sang khotib belum selesai khutbahnya ada jamaah yang sudah meninggalkan lapangan untuk pulang ke rumah! Padahal untuk mendapatkan kesempurnaan pahala sholat Id harus mengikuti khutbah sang khotib dan mendengarkannya dengan seksama.
(4) Kalau pakaian rata-rata sudah menampilkan yang terbaik, tetapi kadang ada yang berlebihan. Semua perhiasan dikenakan memenuhi badan seolah sebagai ajang pamer kekayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar