Rabu, 16 September 2015

Syair-syair klasik tentang dosa.

Kita mengharap surga setelah melakukan dosa demi dosa
yang penuh kenikmatan abadi di sisi Dzat Yang Maha Kuasa
padahal kita sudah tahu apa yang dialami kedua orangtua
yang dikeluarkan dari kerajaan langit karena suatu dosa


(Anonim)



Hai orang yang merasa aman padahal keburukanmu melimpah
apakah engkau merasa memiliki tanda tangan yang absah?
kau himpun dua hal, mengikuti hawa nafsu dam rasa aman
padahal salah satu di antara keduanya hanya menghancurkan
Orang-orang bajik meniti jalan dalam keadaan takut
sementara terhadap jalan itu engkau tidak mau ikut
karena kebodohan engkau tak menabur benih saat musim tanam
lalu apa yang engkau dapatkan saat semua manusia mengetam?
mengapa kau hindari kehidupan yang kekal abadi
dengan kehidupan yang pasti akan berakhir ini
Demi Allah, engkau adalah orang bodoh dan dungu
karena melakukan jual beli di luar pengetahuanmu


(Anonim)



Jika kau berada pada kenikmatan, jagalah ia
karena kenikmatan 'kan lenyap disebabkan dosa
turunkan nikmat dengan ketaatan kepada Rabb hamba
berapa banyak hamba yang begitu cepat mendapat siksa
jauhi kezhaliman meski engkau memiliki kesanggupan
karena kezhaliman hamba mencerminkan sifat keburukan
berkelanalah di antara manusia dengan hatimu
agar kau tahu akibat dari kezhaliman itu
sesudah itu ada bagi mereka ada tempat tinggal
ada saksi yang memberatkan dan tak dapat disangkal
tak ada yang lebih berbahaya dari kezhaliman
ketika mereka ada di ambang kebinasaan
berapa banyak mereka meninggalkan kebun dan istana
yang lain lagi dalam benteng tinggi bangunannya
mereka mendekam di neraka tanpa sedikit pun kenikmatan
karena yang mereka terima dahulu seakan-akan kesenangan


(Anonim)



Tak ada yang dapat dilakukan musuh terhadap orang dungu
seperti yang dilakukan orang dungu yang mengalahkan dirinya


(Anonim)



Peliharalah badanmu karena itu merupakan benteng
sebagai kekhawatiran terhadap penyakit yang datang
engkau lebih layak takut kepada kedurhakaan dan dosa
karena ketakutan terhadap Allah Sang Pencipta


(Anonim)



Setiap peristiwa bermula dari pandangan mata
mayoritas keburukan yang kecil menyeret ke neraka
berapa banyak pandangan yang mengena karena dari hati
seperti anak panah yang mengena karena dari busur dan tali
selagi hamba senantiasa membolak-balikan ujung matanya
tentu dia tidak pernah terbebas dari intaian bahaya
hindarkan tempat-tempat yang mendatangkan kerusakan
tak ada gunanya kesenangan yang membuahkan kemudharatan


(Anonim)



dari buku : Setiap Penyakit ada obatnya karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rohimahullah.

Tidak ada komentar: