Senin, 13 Januari 2014

kebaikan

"Kebaikan"

Pada suatu kesempatan, saya pergi berboncengan motor dengan teman ke kota PAre pare yang berjarak kurang lebih 7 km dari lokasi pekerjaan. Setelah memasuki kota PAre pare, saya berniat untuk mengisi bensin motor saat kembali pulang dari Pare pare. Sebenarnya saya sendiri tidak mengetahui secara pasti kondisi sisa bensin yang berada di tangki bensin, karena penunjuk bensin di spedometer sudah rusak. JAdi hanya mengandalkan feeling untuk mengetahui isi tangki bensin, atau kalau mau memastikan dan mau repot sedikit sisa bensin di tangki dilihat dengan membuka sadel dan penutup tangki bensinnya.

Singkat cerita, setelah urusan saya dan teman selesai, dengan penuh barang di tempat-tempat yang bisa dipakai menyimpan barang, kami pun siap untuk kembali pulang. NAmun ups!, tidak sampai seberapa jauh jalan, tiba-tiba mesin motor mati, dengan gejala seperti kehabisan bensin! Saya bilang sambil tertawa, "wah..kehabisan bensin" Teman pun tertawa seperti mentertawakan kebodohan dan kelalaian apalagi kemarin kejadian kehabisan bensin juga terjadi sama teman saya dengan motrnya sendiri di Pare pare juga. Saya pun mengatakan bahwa memang punya niat untuk mengisi bensin menjelang pulang di pom bensin perbatasan kota. Akhirnya temanpun turun dari motor dengan menjinjing barang dikiri kanan tangannya, sementara saya mendorong motor yang penuh juga dengan barang sambil mencari penjual bensin eceran. Hanya kami kurang beruntung karena di sekitar tempat dimana mesin motor mati tidak ada penjual bensin eceran. Para tukang beca yang mangkal di pinggir jalan hanya menunjukan pom bensin terdekat (yang jaraknya lumayan jauh dengan kondisi seperti kami) ketika kami menanyakan penjual bensin eceran.


Kami pun meneruskan jalan menuju ke pom bensin terdekat. Tetapi tidak berapa lama ada sepasang remaja yang mengendarai motor yang mendekati kami, dan bertanya ke saya masalahnya. saya bilang bahwa motor saya kehabisan bensin. Dengan suara yang kurang jelas remaja itu menawarkan sesautu ke saya. KArena kurang jelas saya bertanya maksud dari tawaran remaja tsb. Dia bilang, "Saya bantu untuk tongkang motor kita" (maksudnya dia mau menbantu mendorong motor saya). MEndengar hal tersebut saya agak terkejut juga, ada orang -masih remaja lgi- bernawarkan diri untuk menbantu kesulitan yang saya punyai waktu itu. AKhirnya setelah saya berdialog dengan teman, saya dibantu oleh remaja itu dengan cara salah satu kakinya mendorong motor saya, sementara temen saya menunggu di tempat. Yang luar biasa, belum jauh kami berangkat datang mendekat juga seorang BApak berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Bapak itu menanyakan masalahnya dan dari pembicaraannya siap juga membantu.

Motor saya pun didorong remaja tadi hingga sampai di lokasi pom bensin. karena posisi tempat pengisian berada agak di atas, saya berhenti dan turun dari motor dan mau mengucapkan terima kasih. Tetapi remaja itu pun turun dari motornya dan langsung mendorong lgi motor saya hingga tepat di depan meteran pom bensin. setelah sampai dia berlari cepat untuk kembali ke motornya, sehingga saya agak berteriak untuk mengucapkan terima kasih. Setengah ngos-ngosan saya pun membuka sadel motor dan tutup tangki bensin. Masya Allah, ternyata bensin masih banyak sekitar setengah tangki lagi. Saya pun keluar dari antrian dan berfikir masalah matinya mesin motor dan kemudian mencoba untuk menghidupkan mesin motor. Mesin motor pun hidup dan tidak ada masalah, saya pun mengucapkan syukur. Karena gembira saya langsung berangkat untuk menjemput teman yang menunggu di suatu tempat.


Didahului dengan tertawa saya sampaikan kepada teman kejadian tadi bahwa ternyata bukan karena kehabisan bensin mesin motor mati. Juga saya sampaikan bahwa ada orang lain juga yang mau menolong saya untuk membantu mengatasi masalah motor. Disampaikan begitu teman juga menimpali cerita yang sama bahwa kemarin ketika motornya kehabisan bensin (dan ini benar-benar kehabisan bensin) dia pun ditolong orang mendorong motornya hingga ke pompa bensin.

Masya Allah, jika semua penduduk suatu kota/negara berperilaku seperti itu, menyodorkan diri untuk membantu sesama yang sedang menemui masalah tanpa pamrih apalagi didasari dengan keimanan, insya Allah kota/negara itu akan sejahtera. Tidak ada rasa takut menghadapi kehidupan ini karena manakala usaha yang kita lakukan menemui proses kebuntuan ada saudara kita yang akan menolong. Di satu sisi, kelebihan yang kita punya, entah itu tenaga, fikiran dan materi akan sangat bernilai manakala kita pun dengan ikhlas untuk membagi dengan orang-orang yang sangat membutuhkan walau nilainya tidak seberapa!

Smoga kita termasuk kepada orang-orang yang siap untuk berbuat kebaikan karena Allah swt. Amin. (Maret 2013, FB)

Tidak ada komentar: