(Status Muhammad Abdurrahman di FB)
Muhammad Abdurrahman's photo.
Assalamualaikum...
Bagi saudara2ku ahlu sunnah (sunni) yang ingin tau lebih banyak tentang syiah... Apakah syiah itu? Kenapa syiah? Siapakah syiah itu? Bagaimanakah pemahaman syiah itu? Kapankah syiah itu mulai muncul? Dimanakah pertama kali syiah berkembang?
Temukan jawabanya pada website2 berikut ini :
www.alamiry.net
www.syiahindonesia.com
www.gensyiah.com
www.hakekat.com
Atau bagi yang bisa bahasa arab / inggris bisa buka situs2 berikut ini:
www.dd-sunnah.net
www.fnoor.com
www.albrhan.com
www.wylsh.com
www.khomainy.com
www.dhr12.com
www.albainah.net
www.anshar.org
www.almanhaj.com
www.isl.org.uk
Jika ada yang tau website lain silahkan di tambahkan... Jazakumullah khoiron....
Nb: Bagi syiah yang mau taubat juga di persilahkan untuk mempelajari isi daripada website2 tersebut diatas....
Copas dari Akh. Abdillah Boink
Sabtu, 27 Juni 2015
Keajaiban Ramadhan (setidaknya di masjid di dekat rumahku)
Hari sabtu ini, hari terakhir di sepuluh hari pertama puasa Ramadhan, yang dikenal dengan periode Rahmat, diistilahkan juga dengan periode penuh rahmat dan kasih sayang. Besok, hari ahad adalah hari pertama dari periode kedua, yaitu sepuluh hari kedua, yang dikenal dengan periode maghfiroh, yang diartikan juga dengan periode penuh pengampunan. Periode-periode ini, termasuk periode sepuluh terakhir, (seperti diketahui bahwa sepuluh terakhir adalah periode itkum minannar yang diartikan periode pembebasan dari api neraka, dimana pada masa itu pula ada malam yang sangat luar biasa karena nilainya yang diberikan Allah swt yaitu malam lailatul qodar) adalah penghargaan Allah swt kepada hamba-Nya yang menjalani perjuangan selama bulan Ramadhan ini hingga titik terakhir dan mengambil hikmah dari semua itu.
Walau hadist tentang pembagian periode ini lemah dari segi sanadnya tetapi banyak para ustadz banyak menyampaikannya di mimbar-mimbar ceramah selama bulan ramadhan ini. Dengan maksud bahwa untuk memicu sikap istiqomah dan jiwa kompetisi terhadap nafsu yang tidak benar bagi kaum muslimin untuk tetap beribadah kepada Allah swt selama bulan ramadhan ini. Lemahnya sanad hadist ini dinyatakan bahwa setiap waktu atau hari bahkan selain bulan ramadhan pun jika orang benar-benar beribadah karena Allah disitu terhimpun rahmat, maghfiroh serta pembebasan dari api neraka, tidak terletak kepada waktu tertentu.
Tetapi ternyata perhargaan yang disediakan dan akan diberikan kepada hamba-Nya yang sukses dalam perjaungan selama bulan Ramadhan, tidak semua orang mau dan ingin mendapatkannya. Seperti yang disampaikan secara umum oleh para penceramah di bulan ramadhan ini, sebagai bukti dari kenyataan itu dan itu pula yang saya rasakan sebagai panitia masjid di tempat saya. Di awal ramadhan, masjid penuh dengan jamaah baik jamaah laki-laki maupun perempuan apalagi ibu-ibu, sehingga kadang membuat repot panitia masjid untuk mengaturnya. Bukan hanya waktu shalat tarawih saja tetapi juga waktu-waktu shalat wajib, jamaah meningkat berkali lipat. Alhamdulillah. Namun sayang, sejalan berjalannya hari, bahkan tidak sampai beberpa hari, masjid mulai kosong lagi. Saya dan teman sudah mulai longgar untuk mengatur jamaah terutama anak-anak yang selalu bikin ribut.
Inilah yang selalu saya istilahkan sebagai keajaiban bulan Ramadhan, di awal masjid terasa menjadi kecil karena penuh sesak oleh jamaah, tetapi kemudian masjid kembali terasa menjadi besar karena mulai banyak shaf-shaf yang kosong. Penceramah justru bertanya, "Pada kemana ini jamaah, di masjid tidak ada, kadang di rumah juga di cek tidak ada?" He-he....jawabannya untuk orang kota gampang sekali apalagi kalau menjelang Idul Fitri tiba, Masjid kosong, Mall-mall menjadi penuh!!! Astaghfirullahal'adzim
Walau hadist tentang pembagian periode ini lemah dari segi sanadnya tetapi banyak para ustadz banyak menyampaikannya di mimbar-mimbar ceramah selama bulan ramadhan ini. Dengan maksud bahwa untuk memicu sikap istiqomah dan jiwa kompetisi terhadap nafsu yang tidak benar bagi kaum muslimin untuk tetap beribadah kepada Allah swt selama bulan ramadhan ini. Lemahnya sanad hadist ini dinyatakan bahwa setiap waktu atau hari bahkan selain bulan ramadhan pun jika orang benar-benar beribadah karena Allah disitu terhimpun rahmat, maghfiroh serta pembebasan dari api neraka, tidak terletak kepada waktu tertentu.
Tetapi ternyata perhargaan yang disediakan dan akan diberikan kepada hamba-Nya yang sukses dalam perjaungan selama bulan Ramadhan, tidak semua orang mau dan ingin mendapatkannya. Seperti yang disampaikan secara umum oleh para penceramah di bulan ramadhan ini, sebagai bukti dari kenyataan itu dan itu pula yang saya rasakan sebagai panitia masjid di tempat saya. Di awal ramadhan, masjid penuh dengan jamaah baik jamaah laki-laki maupun perempuan apalagi ibu-ibu, sehingga kadang membuat repot panitia masjid untuk mengaturnya. Bukan hanya waktu shalat tarawih saja tetapi juga waktu-waktu shalat wajib, jamaah meningkat berkali lipat. Alhamdulillah. Namun sayang, sejalan berjalannya hari, bahkan tidak sampai beberpa hari, masjid mulai kosong lagi. Saya dan teman sudah mulai longgar untuk mengatur jamaah terutama anak-anak yang selalu bikin ribut.
Inilah yang selalu saya istilahkan sebagai keajaiban bulan Ramadhan, di awal masjid terasa menjadi kecil karena penuh sesak oleh jamaah, tetapi kemudian masjid kembali terasa menjadi besar karena mulai banyak shaf-shaf yang kosong. Penceramah justru bertanya, "Pada kemana ini jamaah, di masjid tidak ada, kadang di rumah juga di cek tidak ada?" He-he....jawabannya untuk orang kota gampang sekali apalagi kalau menjelang Idul Fitri tiba, Masjid kosong, Mall-mall menjadi penuh!!! Astaghfirullahal'adzim
Jumat, 26 Juni 2015
Berbagai Jenis Perempuan yang disiksa di Neraka!
(Status Awiz Dzadzali Cbt di fb yang men-share Ariffin Wms's photo.)
Ariffin Wms
Dunia Akhir Zaman
Bismillaah.
Baca jangan tak baca , untuk renung renungan (Wanita tlong baca )
(tolong ingatkan kepada semua kaum perempuan yang anda kenal)
Assalamu'alaykum warahmatullah hi wa barakaatuh
Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat
Renungan
khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.
Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.
Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,
"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.
*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.
Dunia Akhir Zaman
Bismillaah.
Baca jangan tak baca , untuk renung renungan (Wanita tlong baca )
(tolong ingatkan kepada semua kaum perempuan yang anda kenal)
Assalamu'alaykum warahmatullah hi wa barakaatuh
Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat
Renungan
khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.
Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.
Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,
"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.
*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.
Pengecoh
Layaknya ujian siswa-siswi dengan metode soal pilihan berganda (multiple choice). Sang pembuat soal, menyiapkan pilihan jawaban yang diantaranya terdapat pengecoh, bahkan karena pilihan yang benar itu hanya satu, pengecohnya lebih banyak hingga 3 sampai 4 jawaban. Pengecoh ini kadang sifatnya kasar atau bertolak belakang dengan jawaban sebenarnya kadang juga mirip-mirip sehingga membuat siswa-siswi menjadi mumet dibuatnya.
Dalam kehidupan ini pun, terutama berhubungan dengan keyakinan beragama kita (Islam) pengecoh pun banyak sekali ragamnya. Mulai dari yang kasar-kasar dan kasat mata hingga yang halus-halus membutakan mata. Sang Syeitan sebagai pembuat pengecoh sungguh luar biasa pinternya. Bukankah kemusyrikan itu awalnya dihembuskan dengan seolah-olah sebagai jalan agama. Hal ini terjadi di zaman Nabi Nuh as, karena penghormatan kepada orang-orang yang saleh (ulama) dibikinlah ornamen-ornamen (entah patung atau gambar) untuk mengingatkan anak cucunya akan kesalehan nenek moyang mereka. Hingga lama-lama dari sekedar penghormatan biasa menjadi sesuatu yang berlebihan hingga menimbulkan kemusyrikan di dalamnya. Tetapi yang mereka yakini bahwa hal itu adalah perintah agama, apalagi di dukung oleh para pemimpin mereka.
Akhir-akhir inipun kita dihadapkan kepada pilihan jawaban pengecoh, mulai yang halus hingga yang kasar. Kata ulama yang benar-benar ulama, mulai dari yang salah secara syariat hingga sesat menyesatkan dalam aqidah.
Di bulan suci Ramadhan ini, yang salah satunya sebagai bulan pendidikan (syahrul tarbiyyah), semoga kita bisa mendulang ilmu untuk bisa membedakan mana pilihan jawaban yang benar dan mana pilihan jawaban pengecoh, sehingga kita tidak terkecoh yang akan mengakibatkan kerugian di dunia dan di akherot.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah." mereka menjawab, "(Tidak) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk." (Al-Baqoroh : 171)
Dalam kehidupan ini pun, terutama berhubungan dengan keyakinan beragama kita (Islam) pengecoh pun banyak sekali ragamnya. Mulai dari yang kasar-kasar dan kasat mata hingga yang halus-halus membutakan mata. Sang Syeitan sebagai pembuat pengecoh sungguh luar biasa pinternya. Bukankah kemusyrikan itu awalnya dihembuskan dengan seolah-olah sebagai jalan agama. Hal ini terjadi di zaman Nabi Nuh as, karena penghormatan kepada orang-orang yang saleh (ulama) dibikinlah ornamen-ornamen (entah patung atau gambar) untuk mengingatkan anak cucunya akan kesalehan nenek moyang mereka. Hingga lama-lama dari sekedar penghormatan biasa menjadi sesuatu yang berlebihan hingga menimbulkan kemusyrikan di dalamnya. Tetapi yang mereka yakini bahwa hal itu adalah perintah agama, apalagi di dukung oleh para pemimpin mereka.
Akhir-akhir inipun kita dihadapkan kepada pilihan jawaban pengecoh, mulai yang halus hingga yang kasar. Kata ulama yang benar-benar ulama, mulai dari yang salah secara syariat hingga sesat menyesatkan dalam aqidah.
Di bulan suci Ramadhan ini, yang salah satunya sebagai bulan pendidikan (syahrul tarbiyyah), semoga kita bisa mendulang ilmu untuk bisa membedakan mana pilihan jawaban yang benar dan mana pilihan jawaban pengecoh, sehingga kita tidak terkecoh yang akan mengakibatkan kerugian di dunia dan di akherot.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah." mereka menjawab, "(Tidak) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun, dan tidak mendapat petunjuk." (Al-Baqoroh : 171)
Bengkok
Yang kita tahu tentang arti bengkok adalah kebalikan dari kata lurus, tidak lurus. Sedangkan kata lurus, yaa kita paham semua (seperti juga kata bengkok! He-he…). Saya pun penasaran definisi yang lebih akurat dari sekedar kebalikan kata, saya pun coba cari google, dengan harapan saya menemukan kata di Wikipedia, tetapi di halaman pertama tidak saya temukan hal itu. Yang ada malah berhubungan dengan tanah bengkok dan yang berhubungan dengan kesehatan yaitu (maaf) penis bengkok. Saya tidak melanjutkan ke halaman berikutnya karena sudah terlanjur kecewa dengan halaman pertama. Saya pun berselancar ke kbbi (kamus besar bahasa Indonesia) online. Setelah di klik, ternyata hasilnya pun hampir sama, yang muncul adalah kata tanah bengkok!
Aduh, gimana ini? Kalau begitu kita bersandarkan saja ke pengertian kita sehari-hari, bahwa bengkok itu ya tidak lurus. Semua orang paham tentang itu. Adapun bengkok yang dikaitkan dengan kata tanah di depannya justru berarti tanah atau property yang dikuasai desa yang dipakai atau digarap kepala desa sebagai jatah untuk memenuhi kehidupannya selama menjadi kepala desa, bukan tanah yang tidak lurus. Karena tidak ada uraian mengenai definisi bengkok, kita kembali saja kepada pengertian awal yang kita punya mengenai bengkok, yaitu yang tidak lurus, cocok seperti dalam fikiran kita pada kata (sekali lagi maaf) penis bengkok tadi! Penis bengkok memang penisnya yang tidak lurus! Hiks
Maaf (ketiga kalinya), sedikit mengulas tentang penis bengkok, bahwa penis bengkok ini adalah suatu masalah yang ada di dunia kesehatan yang konotasinya yaa negative lah kalau kebengkokannya sudah keterlaluan! Xixixi……. Tetapi bengkok kalau kita lihat dari keragaman dunia ini menjadi sesuatu yang artistic (boleh jadi termasuk –maaf untuk keempat kalinya- penis bengkok tadi, artistic toh? Xixixi…). Coba bayangkan bagaimana kalau semua benda (termasuk diri kita sendiri) terdiri dari sesuatu yang lurus saja, dan rasanya itu sesuatu yang tidak mungkin, dengan adanya bengkok atau kebengkokan terbentuklah benda-benda baik yang bergerak (hidup) maupun yang tidak bergerak yang indah dilihat dan rasanya senang, tentram untuk dinikmati. Untuk itu kita ucapkan Masya Allah dan Allahu Akbar atas kekuasaan Tuhan yang telah membuat seperti itu.
Secara sederhana, dulu ketika kita masih anak-anak (tahun 70an), kita dimanjakan oleh pak Tino Sidin dalam acara menggambar di TVRI. Kita belajar menggambar sesuatu yang ada di alam ini dengan cara yang sangat mudah yaitu dengan garis lurus dan garis melengkung (bengkok), sehingga terbentuklah apa yang kita inginkan dalam seni menggambar.
Namun ternyata, kata bengkok tidak hanya disandingkan dengan benda atau fisik saja, tetapi juga dengan pemikiran, keyakinan, karakter, perilaku kata bengkok (biasa diistilahkan dengan kata salah, jelek, menyimpang) juga disandarkan, artinya tidak lurus dari pemahaman pada umumnya. Kalau begitu tentu ada standardisasi yang menyatakan bahwa ini lurus dan ini bengkok, bahkan dalam istilah lain yang lebih ekstrim dan lebih serem, juga dikatakan sesat. Nyerempet-nyerempet ke sisi hukum pidana.
Standardisasi untuk menetapkan lurus atau bengkoknya, boleh jadi sifatnya relative boleh jadi juga sifatnya mutlak. Standar yang sifatnya mutlak biasanya berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan ke-Tuhan-an atau agama, yang tentunya penafsiran lurus dan bengkoknya atau sesatnya pemahaman ditafsirkan oleh ahli dibidang tersebut, yaitu ulama-ulama yang mumpuni. Beberapa minggu yang lalu saya mendengarkan uraian dari pasangan suami istri yang berbeda suku, yang satu jawa dan yang satu dari bugis Makassar. Sang istri bercerita bahwa makan dengan mengangkat kaki di kursi bagi orang bugis sebagai suatu penghormatan, tetapi di jawa itu tidak baik. Kalau begitu Lurus dan tidak baiknya sesuatu dilihat dari pandangan komunitasnya. Tetapi pertentangan seperti ini tidak akan menimbulkan masalah ketika semua orang mengerti tentang kondisinya atau pemahamannya. Tetapi lain masalahnya ketika berhubungan dengan masalah keyakinan. Hal ini akan menimbulkan atau setidaknya berpotensi gesekan-gesekan yang boleh jadi mengarah ke adu kekuatan di antara para pengikutnya. Hal seperti ini diperlukan turun tangannya pihak penguasa untuk meredam gejolak yang ada yang akan mengganggu ketentraman masyarakat secara menyeluruh.
Aduh, gimana ini? Kalau begitu kita bersandarkan saja ke pengertian kita sehari-hari, bahwa bengkok itu ya tidak lurus. Semua orang paham tentang itu. Adapun bengkok yang dikaitkan dengan kata tanah di depannya justru berarti tanah atau property yang dikuasai desa yang dipakai atau digarap kepala desa sebagai jatah untuk memenuhi kehidupannya selama menjadi kepala desa, bukan tanah yang tidak lurus. Karena tidak ada uraian mengenai definisi bengkok, kita kembali saja kepada pengertian awal yang kita punya mengenai bengkok, yaitu yang tidak lurus, cocok seperti dalam fikiran kita pada kata (sekali lagi maaf) penis bengkok tadi! Penis bengkok memang penisnya yang tidak lurus! Hiks
Maaf (ketiga kalinya), sedikit mengulas tentang penis bengkok, bahwa penis bengkok ini adalah suatu masalah yang ada di dunia kesehatan yang konotasinya yaa negative lah kalau kebengkokannya sudah keterlaluan! Xixixi……. Tetapi bengkok kalau kita lihat dari keragaman dunia ini menjadi sesuatu yang artistic (boleh jadi termasuk –maaf untuk keempat kalinya- penis bengkok tadi, artistic toh? Xixixi…). Coba bayangkan bagaimana kalau semua benda (termasuk diri kita sendiri) terdiri dari sesuatu yang lurus saja, dan rasanya itu sesuatu yang tidak mungkin, dengan adanya bengkok atau kebengkokan terbentuklah benda-benda baik yang bergerak (hidup) maupun yang tidak bergerak yang indah dilihat dan rasanya senang, tentram untuk dinikmati. Untuk itu kita ucapkan Masya Allah dan Allahu Akbar atas kekuasaan Tuhan yang telah membuat seperti itu.
Secara sederhana, dulu ketika kita masih anak-anak (tahun 70an), kita dimanjakan oleh pak Tino Sidin dalam acara menggambar di TVRI. Kita belajar menggambar sesuatu yang ada di alam ini dengan cara yang sangat mudah yaitu dengan garis lurus dan garis melengkung (bengkok), sehingga terbentuklah apa yang kita inginkan dalam seni menggambar.
Namun ternyata, kata bengkok tidak hanya disandingkan dengan benda atau fisik saja, tetapi juga dengan pemikiran, keyakinan, karakter, perilaku kata bengkok (biasa diistilahkan dengan kata salah, jelek, menyimpang) juga disandarkan, artinya tidak lurus dari pemahaman pada umumnya. Kalau begitu tentu ada standardisasi yang menyatakan bahwa ini lurus dan ini bengkok, bahkan dalam istilah lain yang lebih ekstrim dan lebih serem, juga dikatakan sesat. Nyerempet-nyerempet ke sisi hukum pidana.
Standardisasi untuk menetapkan lurus atau bengkoknya, boleh jadi sifatnya relative boleh jadi juga sifatnya mutlak. Standar yang sifatnya mutlak biasanya berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan ke-Tuhan-an atau agama, yang tentunya penafsiran lurus dan bengkoknya atau sesatnya pemahaman ditafsirkan oleh ahli dibidang tersebut, yaitu ulama-ulama yang mumpuni. Beberapa minggu yang lalu saya mendengarkan uraian dari pasangan suami istri yang berbeda suku, yang satu jawa dan yang satu dari bugis Makassar. Sang istri bercerita bahwa makan dengan mengangkat kaki di kursi bagi orang bugis sebagai suatu penghormatan, tetapi di jawa itu tidak baik. Kalau begitu Lurus dan tidak baiknya sesuatu dilihat dari pandangan komunitasnya. Tetapi pertentangan seperti ini tidak akan menimbulkan masalah ketika semua orang mengerti tentang kondisinya atau pemahamannya. Tetapi lain masalahnya ketika berhubungan dengan masalah keyakinan. Hal ini akan menimbulkan atau setidaknya berpotensi gesekan-gesekan yang boleh jadi mengarah ke adu kekuatan di antara para pengikutnya. Hal seperti ini diperlukan turun tangannya pihak penguasa untuk meredam gejolak yang ada yang akan mengganggu ketentraman masyarakat secara menyeluruh.
Rabu, 24 Juni 2015
Belajar dengan rasa cinta (fimadani.com)
Oleh: Ronny Mei Kurniawan
Owner situs kemasan.net
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga” (H.R Muslim)
Alkisah, pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri, ada seorang santri dari Indonesia yang menuntut ilmu di Pondok pesantren terbesar di Hadhramaut-Yaman yaitu Rubath Tarim. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.“Habib, saya mau pulang saja.”
“Lho, kenapa?” tanya beliau.
Santri itu mengutarakan alasannya, “Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati, tidak pantas saya menuntut ilmu, saya minta izin mau pulang.”
Habib Abdullah berkata “Jangan dulu, sabar.”
“Sudah Bib, saya sudah empat tahun bersabar, sudah tidak kuat, lebih baik saya menikah saja.”
Lalu beliau berkata, “Sebentar, saya mau mengetes dulu bagaimana kemampuanmu menuntut ilmu.”
Santri itu menjawab “Sudah bib, saya menghafalkannya setengah mati, tidak hafal-hafal.”
Habib Abdullah kemudian masuk ke kamar, mengambil surat-surat untuk santri itu. Pada masa itu surat-surat dari Indonesia ketika sampai di Tarim tidak langsung diberikan. Surat tersebut tidak akan diberikan kecuali setelah santri itu menuntut ilmu selama 15 tahun. Kemudian Habib Abdullah menyerahkan seluruh surat itu kepadanya, kecuali satu surat.
Setelah diterima, dibacalah surat-surat itu sampai selesai. Satu surat yang tersisa kemudian diserahkan.
“Ini surat siapa?” tanya Habib.
“Owh, itu surat ibu saya.”
“Bacalah!”
Santri itu menerima surat dengan perasaan senang, kemudian dibacanya sampai selesai. Saat membaca, kadang dia tersenyum sendiri, sesekali diam merenung, dan sesekali dia sedih.
“Sudah kamu baca?” tanya beliau lagi.
“Sudah ya habib.”
“Berapa kali?” tanya beliau.
“Satu kali ya habib.”
“Tutup surat itu! Apa kata ibumu?”
Santri tadi menjawab,“Ibu saya berkata saya disuruh mencari ilmu yang bener, bapak sudah membeli mobil baru. Adik saya sudah diterima bekerja di sini, dan lain-lain.”
Isi surat yang panjang itu dia berhasil menceritakannya dengan lancar dan lengkap. Tidak ada yang terlewatkan.
“Baca satu kali kok hafal? Katanya bebal nggak hafal-hafal, sekarang sekali baca kok langsung hafal dan bisa menyampaikan?” kata Habib dengan pandangan serius.
Santri itu bingung tidak bisa menjawab. Dia menganggap selama ini dirinya adalah seorang yang bodoh dan tidak punya harapan. Sudah berusaha sekuat tenaga mempelajari ilmu agama, dia merasa gagal. Tetapi membaca surat ibunya satu kali saja, dia langsung paham dan hafal.
Habib Abdullah akhirnya menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:
ﻷﻧﻚ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻣﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻓﻠﻮ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻧﺒﻴﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻟﺤﻔﻈﺖ ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ
“Sebab ketika engkau membaca surat dari ibumu itu dengan perasaan gembira. Ini ibumu, coba jika engkau membaca syariat Nabi Muhammad dengan bahagia dan bangga, ini adalah Nabiku, niscaya engkau sekali baca pasti langsung hafal. ”
Banyak saudara-saudara kita (atau malah kita sendiri) yang tanpa sadar mengalami apa yang dirasakan santri dalam kisah diatas. Jawabannya adalah rasa cinta. Kita tidak menyertakan perasaan itu saat membaca dan mempelajari sesuatu, sehingga kita merasa diri ini bodoh dan tidak punya harapan sukses.
Banyak orang merasa “bodoh” dalam menguasai beberapa pelajaran, tetapi puluhan lagu-lagu cinta hafal di luar kepala. Padahal tidak mengatur waktu khusus untuk menghapalkannya. Semoga kisah yang saya tulis ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Owner situs kemasan.net
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga” (H.R Muslim)
Alkisah, pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy-Syathiri, ada seorang santri dari Indonesia yang menuntut ilmu di Pondok pesantren terbesar di Hadhramaut-Yaman yaitu Rubath Tarim. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.“Habib, saya mau pulang saja.”
“Lho, kenapa?” tanya beliau.
Santri itu mengutarakan alasannya, “Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati, tidak pantas saya menuntut ilmu, saya minta izin mau pulang.”
Habib Abdullah berkata “Jangan dulu, sabar.”
“Sudah Bib, saya sudah empat tahun bersabar, sudah tidak kuat, lebih baik saya menikah saja.”
Lalu beliau berkata, “Sebentar, saya mau mengetes dulu bagaimana kemampuanmu menuntut ilmu.”
Santri itu menjawab “Sudah bib, saya menghafalkannya setengah mati, tidak hafal-hafal.”
Habib Abdullah kemudian masuk ke kamar, mengambil surat-surat untuk santri itu. Pada masa itu surat-surat dari Indonesia ketika sampai di Tarim tidak langsung diberikan. Surat tersebut tidak akan diberikan kecuali setelah santri itu menuntut ilmu selama 15 tahun. Kemudian Habib Abdullah menyerahkan seluruh surat itu kepadanya, kecuali satu surat.
Setelah diterima, dibacalah surat-surat itu sampai selesai. Satu surat yang tersisa kemudian diserahkan.
“Ini surat siapa?” tanya Habib.
“Owh, itu surat ibu saya.”
“Bacalah!”
Santri itu menerima surat dengan perasaan senang, kemudian dibacanya sampai selesai. Saat membaca, kadang dia tersenyum sendiri, sesekali diam merenung, dan sesekali dia sedih.
“Sudah kamu baca?” tanya beliau lagi.
“Sudah ya habib.”
“Berapa kali?” tanya beliau.
“Satu kali ya habib.”
“Tutup surat itu! Apa kata ibumu?”
Santri tadi menjawab,“Ibu saya berkata saya disuruh mencari ilmu yang bener, bapak sudah membeli mobil baru. Adik saya sudah diterima bekerja di sini, dan lain-lain.”
Isi surat yang panjang itu dia berhasil menceritakannya dengan lancar dan lengkap. Tidak ada yang terlewatkan.
“Baca satu kali kok hafal? Katanya bebal nggak hafal-hafal, sekarang sekali baca kok langsung hafal dan bisa menyampaikan?” kata Habib dengan pandangan serius.
Santri itu bingung tidak bisa menjawab. Dia menganggap selama ini dirinya adalah seorang yang bodoh dan tidak punya harapan. Sudah berusaha sekuat tenaga mempelajari ilmu agama, dia merasa gagal. Tetapi membaca surat ibunya satu kali saja, dia langsung paham dan hafal.
Habib Abdullah akhirnya menjelaskan kenapa semua ini bisa terjadi. Beliau mengatakan:
ﻷﻧﻚ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺃﻣﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻓﻠﻮ ﻗﺮﺃﺕ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻧﺒﻴﻚ ﺑﺎﻟﻔﺮﺡ ﻟﺤﻔﻈﺖ ﺑﺎﻟﺴﺮﻋﺔ
“Sebab ketika engkau membaca surat dari ibumu itu dengan perasaan gembira. Ini ibumu, coba jika engkau membaca syariat Nabi Muhammad dengan bahagia dan bangga, ini adalah Nabiku, niscaya engkau sekali baca pasti langsung hafal. ”
Banyak saudara-saudara kita (atau malah kita sendiri) yang tanpa sadar mengalami apa yang dirasakan santri dalam kisah diatas. Jawabannya adalah rasa cinta. Kita tidak menyertakan perasaan itu saat membaca dan mempelajari sesuatu, sehingga kita merasa diri ini bodoh dan tidak punya harapan sukses.
Banyak orang merasa “bodoh” dalam menguasai beberapa pelajaran, tetapi puluhan lagu-lagu cinta hafal di luar kepala. Padahal tidak mengatur waktu khusus untuk menghapalkannya. Semoga kisah yang saya tulis ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Hutang - bangkrut - pemimpin.
http://finance.detik.com/read/2015/06/25/075129/2951596/4/yunani-terancam-bangkrut-30-juni-utangnya-rp-22-triliun-ke-imf
Indonesia hutangnya berapa ya? (bukan hanya ke IMF -karena menurut SBY sudah lunas katanya-) Tidak penting berapa besar hutangnya, yang jelas hutang itu bukanlah hutang yang jelek (bad debt). Kemudian mudah-mudahan indonesia (cq. pemimpin) tidak keras kepala seperti yunani, tetapi juga tidak terlalu murah atawa gampang menjual atawa menggadaikan kedaulatan nagara ini. Bagaimana pun hidup dan kehidupan ini saling membutuhkan di antara sesama manusia, yang terpenting adalah kita harus berdiri tegak atau menjadi tuan rumah di rumah sendiri! (baca : jangan jadi kacung di rumah sendiri!)
Pemimpin juga diharapkan menjadi pemimpin yang ideal bagi rakyat, yaitu yang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan rakyatnya. Jangan hanya mementingkan diri dan kelompoknya saja. smoga...
Indonesia hutangnya berapa ya? (bukan hanya ke IMF -karena menurut SBY sudah lunas katanya-) Tidak penting berapa besar hutangnya, yang jelas hutang itu bukanlah hutang yang jelek (bad debt). Kemudian mudah-mudahan indonesia (cq. pemimpin) tidak keras kepala seperti yunani, tetapi juga tidak terlalu murah atawa gampang menjual atawa menggadaikan kedaulatan nagara ini. Bagaimana pun hidup dan kehidupan ini saling membutuhkan di antara sesama manusia, yang terpenting adalah kita harus berdiri tegak atau menjadi tuan rumah di rumah sendiri! (baca : jangan jadi kacung di rumah sendiri!)
Pemimpin juga diharapkan menjadi pemimpin yang ideal bagi rakyat, yaitu yang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan rakyatnya. Jangan hanya mementingkan diri dan kelompoknya saja. smoga...
Selasa, 23 Juni 2015
Rangkaian Do'a
Yaa...Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan perantaraan orang-orang yang bermohon kepada-Mu,
dan aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan perjalananku menuju-Mu yaa....Allah.
Yaa...Allah, aku keluar rumah tidak dengan perasaan angkuh, sombong, riya ataupun sum'ah (untuk pencitraan diri),
tetapi aku keluar rumah untuk menghindari kemurkaan-Mu dan memohon ridho-Mu.
Untuk itu yaa...Allah, lindungilah aku dari neraka dan ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosaku selain diri-Mu, yaa....Allah!
Dengan permohonan ini yaa...Allah, aku berharap wajah-Mu akan selalu ada di hadapanku,
dan do'a dari 70.000 malaikat selalu mengelilingiku, yaa....Allah.
Dengan demikian yaa....Allah, sempurnakanlah cahaya-Mu dalam diriku yaa....Allah,
dalam ucapanku yaa...Allah,
dalam pandanganku yaa...Allah,
dalam langkahku yaa...Allah,
dalam tingkah lakuku yaa....Allah,
dalam i'tikadku yaa....Allah
Ampunilah dosa-dosaku, yaa....Allah
sebagaimana bersihnya kain putih yang telah dicuci dengan air, embun dan es-Mu, yaa...Allah.
karena Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
Engkaulah yang mempunyai dan menguasai kerajaan baik di dunia dan akherat
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki
di Tangan Engkaulah segala kebaikan
karena Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Yaa...Allah, karena Engkau yang membolak-balikan hati
Tetapkanlah hatiku dalam agama-MU
dan aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan perjalananku menuju-Mu yaa....Allah.
Yaa...Allah, aku keluar rumah tidak dengan perasaan angkuh, sombong, riya ataupun sum'ah (untuk pencitraan diri),
tetapi aku keluar rumah untuk menghindari kemurkaan-Mu dan memohon ridho-Mu.
Untuk itu yaa...Allah, lindungilah aku dari neraka dan ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosaku selain diri-Mu, yaa....Allah!
Dengan permohonan ini yaa...Allah, aku berharap wajah-Mu akan selalu ada di hadapanku,
dan do'a dari 70.000 malaikat selalu mengelilingiku, yaa....Allah.
Dengan demikian yaa....Allah, sempurnakanlah cahaya-Mu dalam diriku yaa....Allah,
dalam ucapanku yaa...Allah,
dalam pandanganku yaa...Allah,
dalam langkahku yaa...Allah,
dalam tingkah lakuku yaa....Allah,
dalam i'tikadku yaa....Allah
Ampunilah dosa-dosaku, yaa....Allah
sebagaimana bersihnya kain putih yang telah dicuci dengan air, embun dan es-Mu, yaa...Allah.
karena Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
Engkaulah yang mempunyai dan menguasai kerajaan baik di dunia dan akherat
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki
di Tangan Engkaulah segala kebaikan
karena Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Yaa...Allah, karena Engkau yang membolak-balikan hati
Tetapkanlah hatiku dalam agama-MU
Senin, 22 Juni 2015
Masalah Managemen Panitia / DKM Masjid
Karena keluar rumah kurang lebih setengah jam dari waktu dhuhur tiba, saya harus menentukan rencana di masjid mana sholat dhuhur akan dilaksanakan. Setelah berfikir jalur yang akan dilalui dan masjid-masjid yang ada di sepanjang jalan itu, jatuhlah pilihan di sebuah masjid kecil yang berada di lingkungan perumahan elite. Walau kecil tetapi karena perumahan elite itu berada dekat dengan lingkungan bisnis biasanya jamaahnya lumayan banyak kalau waktu-waktu sholat, apalagi sekarang bulan suci Ramadhan, selain itu fasilitas nya cukup lengkap dan nyaman, air wudlu yang representatif, ruangan ber-ac, dan suasana yang nyaman karena pohon-pohon besar mengelilingi masjid tersebut.
Tiba di lokasi, terlihat banyak orang di pelataran luar masjid duduk-duduk menunggu masuk waktu dhuhur, saya pun langsung masuk ke dalam masjid karena wudlu saya masih belum batal. Suasana di dalam masjid yang sejuk karena ac, diramaikan dengungan orang-orang yang bertadarus al-Quran yang memenuhi di sudut-sudut masjid. Saya pun shalat sunat penghormatan kepada masjid. Hampir selesai shalat terdengar pengumuman dari panitia masjid melalui pengeras suara yang menghimbau kepada jamaah untuk memindahkan sepatu yang disimpan di sisi timur ke sisi selatan masjid dengan alasan bahwa sisi timur tidak ter-cover oleh CCTV. (Saya lihat bagian belakang masjid terdapat pelataran yang cukup luas yang dilindungi oleh atap yang tidak bergabung dengan bangunan utama masjid ketika dibangun pertama kali sehingga sepatu-sepatu yang disimpan diluar jauh dari jangkauan kamera CCTV)
Mendengar pemberitahuan itu, rasanya sudah kita maklumi bersama, bahwa persoalan masjid itu di mana-mana adalah peminjaman sepatu dan sandal yang umumnya sepatu dan sandal yang bagus dan mahal tanpa pemberitahuan pemiliknya dan entah kapan akan dikembalikan, itu pun kalau ada niat untuk dikembalikan. Saya sendiri sudah mengalami hal ini beberapa kali, walau bukan sepatu dan sandal yang mahal. Apalagi ini di masjid yang berada di lingkungan elite dan berada dekat dengan area bisnis, saya lihat jamaahnya umumnya para pemuda profesional yang sadar akan keislamannya, tentu asesorisnya bukanlah barang-barang yang murah dan tidak bermerek.
Contoh kasus di atas adalah salah satu kasus yang umum berada di masjid-masjid. Selain itu kasus lainnya yang umum -terutama pada bulan ramadhan ini dimana ada sholat tarawih pada malam hari- adalah suasana ribut yang dilakukan oleh anak-anak kecil. (di tempat saya, yang saya survei bukan hanya anak-anak kecil saja, tetapi juga para remaja -seumur smp dan sma- laki-laki bahkan lebih banyak perempuan! Hiks). Suasana ribut ini -plus kadang ditambah dengan suara petasan di luar masjid- membuat jamaah tidak nyaman untuk melaksanakan ibadahnya. Bisa kita bayangkan dan boleh jadi kita rasakan sendiri, bagaimana bisa konsentrasi mendengarkan ceramah atau mendengarkan lantunan merdu ayat-ayat suci dari pak Imam sementara suasananya ribut setengah mati dan tiba-tiba terdengar bunyi letusan petasan yang kadang bisa membuat kaget orang yang suka kagetan, fikiran kita juga terganggu dengan bayang-bayang hilangnya atau tertukarnya sepatu dan sandal kesayangan kita.
Di sinilah tuntutan manajemen dari panitia masjid atau DKM masjid, bagaimana caranya untuk mengatasi semua itu secara maksimal sehingga membuat jamaahnya beribadah secara khusyu dan nyaman. Kalau memang perlu untuk mempekerjakan orang untuk mengurus masalah sepatu dan sandal dengan tempat penitipannya dan menjaga anak-anak dari membuat keributan di masjid dan di luar masjid saya kira tidak ada masalah. Apalagi kalau ada remaja atau pemuda masjid hal itu bisa diberdayakan, mereka berkorban untuk tidak melaksanakan sholat dan setelah selesai semuanya, kemudian mereka sholat berjamaah tersendiri. Pengadaan CCTV adalah suatu usaha yang luar biasa dari panitia masjid, terutama untuk melindungi jamaah dari kejahatan yang lebih besar, misalnya pencurian motor atau sesuatu yang ada di mobil. Namun jamaah juga dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan pribadi dengan memeriksa semuanya sebelum meninggal propertinya (motor, mobil, sepatu dan sandalnya). Jangan menerapkan sikap tawakal yang salah, seperti Rasulullah saw sabdakan bahwa tawakal itu tidak melepaskan kuda begitu saja, tetapi tawakal itu adalah mengikatkan kudanya dengan baik baru masuk ke dalam masjid. Dan tentunya juga adalah kesabaran dari jamaah, karena kalau sudah berhubungan dengan penitipan sepatu dan sandal kemungkinan waktu pulang akan terhambat sedikit karena harus antri terlebih dahulu. Sikap sabar ini juga adalah dengan membantu pihak panitia untuk menegur anak-anak yang ribut selama melakukan ibadah, boleh jadi juga anak-anak tersebut adalah anak-anaknya sendiri sehingga ada kontrol dari pihak orangtua terhadap anak-anaknya juga.
Hal-hal yang sudah melekat dengan status Masjid sebagai rumah Allah seharusnya menjadi standar yang luar biasa bagi umat Islam, seperti kebersihan. Banyak masjid yang melalaikan hal ini kadang kita melihat tempat wudlu dan toilet sangat kotor, sudah pakai keramik tetapi kotornya luar biasa apalagi kalau tercium bau yang tidak sedap dan menjijikan. Kadang air yang tidak ada atau lubang wc yang tersumbat. Begitu pula di dalam masjid, karpet yang bagus tetapi penuh debu sehingga akan mengakibatkan jamaah terganggu kesehatannya. Persoalan-persoalan seperti ini banyak kita jumpai, padahal kalau kita melihat saldo kas di masjid luar biasa banyaknya. Kenapa tidak dimanfaatkan uang sumbangan jamaah itu untuk memelihara masjid dari hal-hal semacam tadi? Jangan sampai nama Islam rusak karena hal tersebut. Na'udzubillahi min dzalika.
Tiba di lokasi, terlihat banyak orang di pelataran luar masjid duduk-duduk menunggu masuk waktu dhuhur, saya pun langsung masuk ke dalam masjid karena wudlu saya masih belum batal. Suasana di dalam masjid yang sejuk karena ac, diramaikan dengungan orang-orang yang bertadarus al-Quran yang memenuhi di sudut-sudut masjid. Saya pun shalat sunat penghormatan kepada masjid. Hampir selesai shalat terdengar pengumuman dari panitia masjid melalui pengeras suara yang menghimbau kepada jamaah untuk memindahkan sepatu yang disimpan di sisi timur ke sisi selatan masjid dengan alasan bahwa sisi timur tidak ter-cover oleh CCTV. (Saya lihat bagian belakang masjid terdapat pelataran yang cukup luas yang dilindungi oleh atap yang tidak bergabung dengan bangunan utama masjid ketika dibangun pertama kali sehingga sepatu-sepatu yang disimpan diluar jauh dari jangkauan kamera CCTV)
Mendengar pemberitahuan itu, rasanya sudah kita maklumi bersama, bahwa persoalan masjid itu di mana-mana adalah peminjaman sepatu dan sandal yang umumnya sepatu dan sandal yang bagus dan mahal tanpa pemberitahuan pemiliknya dan entah kapan akan dikembalikan, itu pun kalau ada niat untuk dikembalikan. Saya sendiri sudah mengalami hal ini beberapa kali, walau bukan sepatu dan sandal yang mahal. Apalagi ini di masjid yang berada di lingkungan elite dan berada dekat dengan area bisnis, saya lihat jamaahnya umumnya para pemuda profesional yang sadar akan keislamannya, tentu asesorisnya bukanlah barang-barang yang murah dan tidak bermerek.
Contoh kasus di atas adalah salah satu kasus yang umum berada di masjid-masjid. Selain itu kasus lainnya yang umum -terutama pada bulan ramadhan ini dimana ada sholat tarawih pada malam hari- adalah suasana ribut yang dilakukan oleh anak-anak kecil. (di tempat saya, yang saya survei bukan hanya anak-anak kecil saja, tetapi juga para remaja -seumur smp dan sma- laki-laki bahkan lebih banyak perempuan! Hiks). Suasana ribut ini -plus kadang ditambah dengan suara petasan di luar masjid- membuat jamaah tidak nyaman untuk melaksanakan ibadahnya. Bisa kita bayangkan dan boleh jadi kita rasakan sendiri, bagaimana bisa konsentrasi mendengarkan ceramah atau mendengarkan lantunan merdu ayat-ayat suci dari pak Imam sementara suasananya ribut setengah mati dan tiba-tiba terdengar bunyi letusan petasan yang kadang bisa membuat kaget orang yang suka kagetan, fikiran kita juga terganggu dengan bayang-bayang hilangnya atau tertukarnya sepatu dan sandal kesayangan kita.
Di sinilah tuntutan manajemen dari panitia masjid atau DKM masjid, bagaimana caranya untuk mengatasi semua itu secara maksimal sehingga membuat jamaahnya beribadah secara khusyu dan nyaman. Kalau memang perlu untuk mempekerjakan orang untuk mengurus masalah sepatu dan sandal dengan tempat penitipannya dan menjaga anak-anak dari membuat keributan di masjid dan di luar masjid saya kira tidak ada masalah. Apalagi kalau ada remaja atau pemuda masjid hal itu bisa diberdayakan, mereka berkorban untuk tidak melaksanakan sholat dan setelah selesai semuanya, kemudian mereka sholat berjamaah tersendiri. Pengadaan CCTV adalah suatu usaha yang luar biasa dari panitia masjid, terutama untuk melindungi jamaah dari kejahatan yang lebih besar, misalnya pencurian motor atau sesuatu yang ada di mobil. Namun jamaah juga dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan pribadi dengan memeriksa semuanya sebelum meninggal propertinya (motor, mobil, sepatu dan sandalnya). Jangan menerapkan sikap tawakal yang salah, seperti Rasulullah saw sabdakan bahwa tawakal itu tidak melepaskan kuda begitu saja, tetapi tawakal itu adalah mengikatkan kudanya dengan baik baru masuk ke dalam masjid. Dan tentunya juga adalah kesabaran dari jamaah, karena kalau sudah berhubungan dengan penitipan sepatu dan sandal kemungkinan waktu pulang akan terhambat sedikit karena harus antri terlebih dahulu. Sikap sabar ini juga adalah dengan membantu pihak panitia untuk menegur anak-anak yang ribut selama melakukan ibadah, boleh jadi juga anak-anak tersebut adalah anak-anaknya sendiri sehingga ada kontrol dari pihak orangtua terhadap anak-anaknya juga.
Hal-hal yang sudah melekat dengan status Masjid sebagai rumah Allah seharusnya menjadi standar yang luar biasa bagi umat Islam, seperti kebersihan. Banyak masjid yang melalaikan hal ini kadang kita melihat tempat wudlu dan toilet sangat kotor, sudah pakai keramik tetapi kotornya luar biasa apalagi kalau tercium bau yang tidak sedap dan menjijikan. Kadang air yang tidak ada atau lubang wc yang tersumbat. Begitu pula di dalam masjid, karpet yang bagus tetapi penuh debu sehingga akan mengakibatkan jamaah terganggu kesehatannya. Persoalan-persoalan seperti ini banyak kita jumpai, padahal kalau kita melihat saldo kas di masjid luar biasa banyaknya. Kenapa tidak dimanfaatkan uang sumbangan jamaah itu untuk memelihara masjid dari hal-hal semacam tadi? Jangan sampai nama Islam rusak karena hal tersebut. Na'udzubillahi min dzalika.
Pengakuan Iblis terhadap Rasulullah saw
(Status Awiz Dzadzali Cbt di Fb yang men-share Nini Zakiah's photo)
-DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS-
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernah menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)
Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernah menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)
Minggu, 21 Juni 2015
Gara-gara Puasa : “My name is Lauren Booth, and I am a Muslim.”
Oleh: Kafil Yamin
http://www.fimadani.com/kisah-keislaman-adik-ipar-pm-inggris/
Ramadhan 1429 H. (2008), wartawan cantik BBC Lauren Booth pergi ke Gaza. Setelah melalui berbagai pemeriksaan dan hambatan oleh pasukan Israel, sampai juga ia di sebuah perkampungan Palestina.
Ia mengetuk pintu sebuah rumah. Pintu segera terbuka, seorang ibu Palestina keluar, dengan wajah berseri-seri, “Assalamu’alaikum, faddhal (silahkan masuk).”
Lauren bercerita: “Wajahnya berseri, matanya bersinar, dia mempersilahkan saya masuk ke rumahnya seperti mempersilahkan saya masuk ke istana Taj Mahal. Seakan-akan rumahnya adalah tempat terindah di dunia.”
Lauren memperhatikan rumahnya: Hanya dinding, atap, dan dua tikar terhampar. Satu tikar untuk tidur dan shalat, satu tikar untuk hidangan makanan. Tidak ada apa-apa selain itu. Lemari, kursi, apalagi televisi, tidak ada.
Tapi ungkapan wajah dan bahasa tubuhnya seperti orang yang sangat berbahagia, Lauren tak habis pikir.
Mereka pun duduk di tikar. Dan si ibu menyodorkan makanan, yang hanya terdiri dari roti, bumbu, dan selada. Melihat ‘menu prihatin’ itu, Lauren berulang-ulang menolak tawaran makanan itu, bukan tidak suka, tapi bagaimana mungkin ia memakan makanan orang miskin? Yang makanannya sangat terbatas? Hanya makanan itulah yang si ibu punya.
Tapi si ibu terus menyodorkan makanan. “Anda adalah tamu kami,” katanya. Akhirnya, untuk sekedar menghargai, dia memakan satu roti sembari bilang: “Mari makan bersama.”
Si Ibu menolak karena sedang puasa.
Seperti diceritakannya, ia marah kepada si ibu itu “Sudah prihatin, ada makanan, nahan-nahan makan.”
“Saya marah kepada Islam, yang mengharuskan orang berlapar-lapar selama 30 hari. Saya marah kepada Qur’an, yang mewajibkan ibu ini menahan lapar dan dahaga, padahal mereka butuh makan-minum, dan makanan minuman itu ada.”
“Saya jengkel. Maka saya tanya ibu itu: Mengapa ibu puasa? Untuk apa?”
Ibu itu menjawab: “Kami berpuasa untuk bersyukur kepada Tuhan, karena bisa merasakan apa yang dialami saudara-saudara kami yang miskin.”
Lauren bercerita lagi, dengan suara gemetar: “Mendengar jawaban itu, saya tak kuasa membendung air mata. Ibu ini tak punya apa-apa di dunia. Dia masih bersyukur dan berbagi rasa dengan orang yang lebih malang darinya.”
Ketika menuliskan ini, kulit saya pun merinding, malu pada ibu itu, ingat sudah punya ini-itu, masih ingin ini-itu, masih terus merasa kurang, dan sangat-sangat-sangat sedikit berkorban untuk orang lain.
Hening beberapa saat dalam diri Lauren. Lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: “Jika ini Islam, Saya ingin jadi Muslim.”
Tahun 2010, Lauren muncul di saluran TV Islam dalam acara Global Peace and Unity, mengenakan busana Muslimah, dan memaklumkan: “My name is Lauren Booth, and I am a Muslim.”
(Catatan: Lauren Booth adalah adik ipar mantan Perdana Inggris Tony Blair yang mendukung Israel.)
http://www.fimadani.com/kisah-keislaman-adik-ipar-pm-inggris/
Ramadhan 1429 H. (2008), wartawan cantik BBC Lauren Booth pergi ke Gaza. Setelah melalui berbagai pemeriksaan dan hambatan oleh pasukan Israel, sampai juga ia di sebuah perkampungan Palestina.
Ia mengetuk pintu sebuah rumah. Pintu segera terbuka, seorang ibu Palestina keluar, dengan wajah berseri-seri, “Assalamu’alaikum, faddhal (silahkan masuk).”
Lauren bercerita: “Wajahnya berseri, matanya bersinar, dia mempersilahkan saya masuk ke rumahnya seperti mempersilahkan saya masuk ke istana Taj Mahal. Seakan-akan rumahnya adalah tempat terindah di dunia.”
Lauren memperhatikan rumahnya: Hanya dinding, atap, dan dua tikar terhampar. Satu tikar untuk tidur dan shalat, satu tikar untuk hidangan makanan. Tidak ada apa-apa selain itu. Lemari, kursi, apalagi televisi, tidak ada.
Tapi ungkapan wajah dan bahasa tubuhnya seperti orang yang sangat berbahagia, Lauren tak habis pikir.
Mereka pun duduk di tikar. Dan si ibu menyodorkan makanan, yang hanya terdiri dari roti, bumbu, dan selada. Melihat ‘menu prihatin’ itu, Lauren berulang-ulang menolak tawaran makanan itu, bukan tidak suka, tapi bagaimana mungkin ia memakan makanan orang miskin? Yang makanannya sangat terbatas? Hanya makanan itulah yang si ibu punya.
Tapi si ibu terus menyodorkan makanan. “Anda adalah tamu kami,” katanya. Akhirnya, untuk sekedar menghargai, dia memakan satu roti sembari bilang: “Mari makan bersama.”
Si Ibu menolak karena sedang puasa.
Seperti diceritakannya, ia marah kepada si ibu itu “Sudah prihatin, ada makanan, nahan-nahan makan.”
“Saya marah kepada Islam, yang mengharuskan orang berlapar-lapar selama 30 hari. Saya marah kepada Qur’an, yang mewajibkan ibu ini menahan lapar dan dahaga, padahal mereka butuh makan-minum, dan makanan minuman itu ada.”
“Saya jengkel. Maka saya tanya ibu itu: Mengapa ibu puasa? Untuk apa?”
Ibu itu menjawab: “Kami berpuasa untuk bersyukur kepada Tuhan, karena bisa merasakan apa yang dialami saudara-saudara kami yang miskin.”
Lauren bercerita lagi, dengan suara gemetar: “Mendengar jawaban itu, saya tak kuasa membendung air mata. Ibu ini tak punya apa-apa di dunia. Dia masih bersyukur dan berbagi rasa dengan orang yang lebih malang darinya.”
Ketika menuliskan ini, kulit saya pun merinding, malu pada ibu itu, ingat sudah punya ini-itu, masih ingin ini-itu, masih terus merasa kurang, dan sangat-sangat-sangat sedikit berkorban untuk orang lain.
Hening beberapa saat dalam diri Lauren. Lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: “Jika ini Islam, Saya ingin jadi Muslim.”
Tahun 2010, Lauren muncul di saluran TV Islam dalam acara Global Peace and Unity, mengenakan busana Muslimah, dan memaklumkan: “My name is Lauren Booth, and I am a Muslim.”
(Catatan: Lauren Booth adalah adik ipar mantan Perdana Inggris Tony Blair yang mendukung Israel.)
Sabtu, 20 Juni 2015
Yang Bodoh (pengetahuan) belum tentu tidak berguna!
(Status Awiz Dzadzali Cbt di FB yang men-share Zaenuddin's photos)
Zaenuddin
“ Goblok kamu ya…” Kata Suamiku sambil melemparkan buku rapor sekolah Doni. Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras. Doni meringis. Tak berapa lama Suamiku pergi kekamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk. Dengan garang suamiku memukul Doni berkali kali dengan penepuk nyamuk itu. Penepuk nyamuk itu diarahkan kekaki, kemudian ke punggung dan terus , terus. Doni menangis “ Ampun, ayah ..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung. Doni ku tegar dengan siksaan itu. Tapi matanya memandangku. Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.
“Lihat adik adikmu. Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar. Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol Mau jadi apa kamu nanti ?. Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni. Suamiku terduduk dikorsi. Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku “ Kamu ajarin dia. Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk. Dengar itu. “ Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk kekamar tidur.
Kupeluk Doni. Matanya memudar. Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi di maki maki dan dimarahi didepan adik adiknya. Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol. Anak bunda pintar kok. Besok ya rajin ya belajarnya”
“ Doni udah belajar sungguh sungguh, bunda, Bunda kan lihat sendiri. Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini. Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok. Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “
“ Doni bukan anak ayah.” Katanya dengan mata tertunduk “ Doni telah mengecewakan Ayah, ya bunda “
Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni menggigau terus. Aku dan suamiku berhamburan kekamar Doni. Kurasakan badannya panas.Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya. Matanya melotot kearah kosong. Kurasakan badannya panas. Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga. Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya. Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai. Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya." Katanya sayup sayup. Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.
Doni adalah putra tertua kami. Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit. Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga. Ketika itulah aku hamil Doni. Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana. Masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain. Diapun kurang gizi. Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN. Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir., juga laki laki dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya. Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula. Makanya mereka disekolah pintar pintar. Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gixi yang cukup dan lingkungan yang baik.
Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh Suamiku. Dia punya standard yang tinggi terhadap anak anaknya. Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas. “ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali. Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas. “ Aku ini dari keluarga miskin. Manapula aku ada gizi cukup. Mana pula orang tuaku ngerti soal gixi. Tapi nyatanya aku berhasil. “ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.
Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni kepesantren. AKu tersentak.
“ Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “
“ Biar dia bisa dididik dengan benar”
“ Apakah dirumah dia tidak mendapatkan itu”
“ Ini sudah keputusanku, Titik.
“ tapi kenapa , Mas” AKu berusaha ingin tahu alasan dibalik itu.
Suamiku hanya diam. Aku tahu alasannya.Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami. Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni. Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya. Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku dan aku akan selalu ada untuknya. Aku tak berdaya. Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.
Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku. Dia nanpak bingung. Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.
Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh jauh dari bunda” Katanya.
Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki laki. TIdak boleh cengeng. Tidak boleh hidup dibawah ketika ibumu. Ngerti. Kamu harus ikut kata Ayah. Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “
Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku. Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok. Dia harus diajarkan mandiri. Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.
Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasa Aliyah atau setingkat SMU. Ruli kelas 1 SMU dan Rini kelas 2 SLP. Suamiku tidak pernah bertanya soal Raport sekolahnya. Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk. Bila liburan Doni pulang kerumah, Doni lebih banyak diam. Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal disekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan. Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh.
Ku purhatikan tahun demi tahu perubahan Doni setelah mondok. Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya. Dia sangat mandiri dan hemat berbicara. Setiap hendak pergi keluar rumah, dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku. Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.
Setamat Madrasa Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah. Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas. “ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas. Sudahlah. Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “ Demikian alasan suamiku. Aku dapat memaklumi itu. Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok. Donipun tidak pernah bertanya. Dia hanya menanti dengan sabar.
Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak di habiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid diperkampungan yang berada dibelakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan. Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni. Tapi Doni tetap diam. Tak sedikitpun dia membela diri.
Suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang kerumahku. Polisi mencurigai Doni dan teman temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami. Aku tersentak. Benarkah itu. Doni sujud dikaki ku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda. TIdak, Bunda percayakan dengan Doni. Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.” Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi. Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni. Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali. Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.
Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah. Doni tidak protes. Dia hanya diam dan menerima keputusan itu. Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkanku. Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan bunda dan Ayah. Maafkan Doni “ Pesanya. Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu “ Jaga bunda ya. Mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .” demikian pesan Doni. Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir DOni dari rumah.
“ Mas, Dimana Doni akan tinggal. “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.
“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.
***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari Rumah. Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku. Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota. Pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke Luar negeri. Bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis. Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan. Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh. Rinipun sama. Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan social kami semakin berkelas. Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar. Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung. Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja. Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “
***
Prahara datang kepada keluarga kami. Suamiku tersangkut kasus Korupsi. Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan. Selama proses itupula suamiku nampak murung. Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensii. Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara. Media maassa memberitakan itu setiap hari. Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman temannya. Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.
Kini suamiku dipenjara dan anak anak jadi bebanku dirumah kontrakan. Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku. Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan. Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami. Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku. Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri didepan pintu rumah.
Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya. Dia menghambur kedalam pelukanku. “ Maafkan aku bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari bunda tentang keadaan ayah. “ katanya. Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku. Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni. Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.
Kehadiran Doni dirumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame. Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu di cemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami. Tak lebih setahu setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah dirumah. Seusai sholat berjaman Doni tak lupa duduk bersilah dihadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya
“ Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi dihadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan disisi Allah. . Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita didunia ini dibandingkan dengan Allah. “
“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah. Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialog dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan. Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat. Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “
Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis. Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah. Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku dipenjara. Kesehatannya membaik. Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah. Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram. Mahasuci Allah
[disadur dari Group WhatsApp]
“ Goblok kamu ya…” Kata Suamiku sambil melemparkan buku rapor sekolah Doni. Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras. Doni meringis. Tak berapa lama Suamiku pergi kekamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk. Dengan garang suamiku memukul Doni berkali kali dengan penepuk nyamuk itu. Penepuk nyamuk itu diarahkan kekaki, kemudian ke punggung dan terus , terus. Doni menangis “ Ampun, ayah ..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung. Doni ku tegar dengan siksaan itu. Tapi matanya memandangku. Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.
“Lihat adik adikmu. Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar. Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol Mau jadi apa kamu nanti ?. Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni. Suamiku terduduk dikorsi. Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku “ Kamu ajarin dia. Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk. Dengar itu. “ Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk kekamar tidur.
Kupeluk Doni. Matanya memudar. Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi di maki maki dan dimarahi didepan adik adiknya. Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol. Anak bunda pintar kok. Besok ya rajin ya belajarnya”
“ Doni udah belajar sungguh sungguh, bunda, Bunda kan lihat sendiri. Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini. Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok. Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “
“ Doni bukan anak ayah.” Katanya dengan mata tertunduk “ Doni telah mengecewakan Ayah, ya bunda “
Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni menggigau terus. Aku dan suamiku berhamburan kekamar Doni. Kurasakan badannya panas.Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya. Matanya melotot kearah kosong. Kurasakan badannya panas. Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga. Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya. Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai. Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya." Katanya sayup sayup. Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.
Doni adalah putra tertua kami. Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit. Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga. Ketika itulah aku hamil Doni. Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana. Masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain. Diapun kurang gizi. Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN. Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir., juga laki laki dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya. Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula. Makanya mereka disekolah pintar pintar. Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gixi yang cukup dan lingkungan yang baik.
Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh Suamiku. Dia punya standard yang tinggi terhadap anak anaknya. Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas. “ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali. Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas. “ Aku ini dari keluarga miskin. Manapula aku ada gizi cukup. Mana pula orang tuaku ngerti soal gixi. Tapi nyatanya aku berhasil. “ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.
Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni kepesantren. AKu tersentak.
“ Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “
“ Biar dia bisa dididik dengan benar”
“ Apakah dirumah dia tidak mendapatkan itu”
“ Ini sudah keputusanku, Titik.
“ tapi kenapa , Mas” AKu berusaha ingin tahu alasan dibalik itu.
Suamiku hanya diam. Aku tahu alasannya.Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami. Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni. Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya. Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku dan aku akan selalu ada untuknya. Aku tak berdaya. Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.
Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku. Dia nanpak bingung. Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.
Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh jauh dari bunda” Katanya.
Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki laki. TIdak boleh cengeng. Tidak boleh hidup dibawah ketika ibumu. Ngerti. Kamu harus ikut kata Ayah. Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “
Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku. Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok. Dia harus diajarkan mandiri. Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.
Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasa Aliyah atau setingkat SMU. Ruli kelas 1 SMU dan Rini kelas 2 SLP. Suamiku tidak pernah bertanya soal Raport sekolahnya. Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk. Bila liburan Doni pulang kerumah, Doni lebih banyak diam. Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal disekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan. Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh.
Ku purhatikan tahun demi tahu perubahan Doni setelah mondok. Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya. Dia sangat mandiri dan hemat berbicara. Setiap hendak pergi keluar rumah, dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku. Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.
Setamat Madrasa Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah. Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas. “ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas. Sudahlah. Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “ Demikian alasan suamiku. Aku dapat memaklumi itu. Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok. Donipun tidak pernah bertanya. Dia hanya menanti dengan sabar.
Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak di habiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid diperkampungan yang berada dibelakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan. Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni. Tapi Doni tetap diam. Tak sedikitpun dia membela diri.
Suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang kerumahku. Polisi mencurigai Doni dan teman temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami. Aku tersentak. Benarkah itu. Doni sujud dikaki ku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda. TIdak, Bunda percayakan dengan Doni. Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.” Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi. Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni. Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali. Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.
Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah. Doni tidak protes. Dia hanya diam dan menerima keputusan itu. Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkanku. Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan bunda dan Ayah. Maafkan Doni “ Pesanya. Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu “ Jaga bunda ya. Mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .” demikian pesan Doni. Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir DOni dari rumah.
“ Mas, Dimana Doni akan tinggal. “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.
“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.
***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari Rumah. Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku. Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota. Pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke Luar negeri. Bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis. Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan. Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh. Rinipun sama. Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan social kami semakin berkelas. Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar. Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung. Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja. Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “
***
Prahara datang kepada keluarga kami. Suamiku tersangkut kasus Korupsi. Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan. Selama proses itupula suamiku nampak murung. Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensii. Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara. Media maassa memberitakan itu setiap hari. Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman temannya. Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.
Kini suamiku dipenjara dan anak anak jadi bebanku dirumah kontrakan. Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku. Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan. Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami. Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku. Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri didepan pintu rumah.
Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya. Dia menghambur kedalam pelukanku. “ Maafkan aku bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari bunda tentang keadaan ayah. “ katanya. Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku. Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni. Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.
Kehadiran Doni dirumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame. Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu di cemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami. Tak lebih setahu setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah dirumah. Seusai sholat berjaman Doni tak lupa duduk bersilah dihadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya
“ Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi dihadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan disisi Allah. . Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita didunia ini dibandingkan dengan Allah. “
“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah. Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialog dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan. Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat. Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “
Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis. Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah. Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku dipenjara. Kesehatannya membaik. Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah. Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram. Mahasuci Allah
[disadur dari Group WhatsApp]
Stories Number 2
Ketika Putra bundo heran dengan apa yang didapat,
hingga bertanya, "Kenapa dua?"
(Iklan Marjan)
tapi anak mami di tengah kota berseru,"Saya minum dua!"
(Iklan Yakult)
Ketika kombinasi 0-1 adalah simbol kekinian,
sementara 2 adalah simbol kelanjutan akar tradisional dalam hitungan angka anak-anak zaman pada umumnya.
Dua juga djadikan simbol kesejahteraan keluarga dengan dua jarinya yang terkenal di sini.
(ingat lambang KB, dua jari : dengan arti dua istri cukup, laki perempuan sama saja! eh, eh...salah, dua anak cukup! laki perempuan sama saja!)
tapi di negeri sebrang satu untuk kesejahteraan bangsa dan negara.
(di China, keluarga hanya diwajibkan punya anak satu, kecuali kembar!)
Dua pula merupakan gambaran sebuah pasangan yang ada di dunia ini, walau itu bukan menunjukkan keajaiban mutlak, karena kemutlakan ada pada Yang Esa!
Dalam terminologi agama, menduakan berarti musyrik yang kebalikan dari Tauhid yaitu meng-Esa-kan.
Dalam kompetisi jadi nomor dua sangat menyakitkan dibandingkan menjadi nomor 1.
Tetapi kalau kita menerima dua hadiah dibandingkan hanya satu tentu sangat menyenangkan!
Ketika seseorang tidak mau diduakan (terutama perempuan), di sisi lain ada orang (terutama perempuan) yang siap menjadi yang kedua! Hiks
apalagi yaaa.....?
hingga bertanya, "Kenapa dua?"
(Iklan Marjan)
tapi anak mami di tengah kota berseru,"Saya minum dua!"
(Iklan Yakult)
Ketika kombinasi 0-1 adalah simbol kekinian,
sementara 2 adalah simbol kelanjutan akar tradisional dalam hitungan angka anak-anak zaman pada umumnya.
Dua juga djadikan simbol kesejahteraan keluarga dengan dua jarinya yang terkenal di sini.
(ingat lambang KB, dua jari : dengan arti dua istri cukup, laki perempuan sama saja! eh, eh...salah, dua anak cukup! laki perempuan sama saja!)
tapi di negeri sebrang satu untuk kesejahteraan bangsa dan negara.
(di China, keluarga hanya diwajibkan punya anak satu, kecuali kembar!)
Dua pula merupakan gambaran sebuah pasangan yang ada di dunia ini, walau itu bukan menunjukkan keajaiban mutlak, karena kemutlakan ada pada Yang Esa!
Dalam terminologi agama, menduakan berarti musyrik yang kebalikan dari Tauhid yaitu meng-Esa-kan.
Dalam kompetisi jadi nomor dua sangat menyakitkan dibandingkan menjadi nomor 1.
Tetapi kalau kita menerima dua hadiah dibandingkan hanya satu tentu sangat menyenangkan!
Ketika seseorang tidak mau diduakan (terutama perempuan), di sisi lain ada orang (terutama perempuan) yang siap menjadi yang kedua! Hiks
apalagi yaaa.....?
Jumat, 19 Juni 2015
Es Krim dan THR
Si Bungsu, Khalifah Nurus Safira, 13 tahun, sekarang kelas 1 SMP naik ke kelas 2 SMP di SMP IT Wahdah Islamiyah, sebelum masuk bulan Ramadhan ini mengatakan sama saya, "Ayah, saya sudah hafal juz 30, belikan es krim ya?" Ups, saya kira mau minta yang luar biasa, tetapi walau pun begitu saya akan usahakan memenuhinya. Bukan berarti es krim juga bukan tidak luar biasa, dan supaya lebih puas maka saya akan belikan es krim literan/kiloan supaya dia makan es krimnya puas. Bagaimana pun hafal juz 30 adalah hal yang luar biasa dengan umur seperti itu dibandingkan dengan saya yang sudah setengah abad. Kurang lebih 10 tahun yang lalu, berarti sekitar umur 40 tahun, saya sudah bisa menghafalkan juz 30 itu. Tetapi karena kurang dipelihara sehingga banyak yang lupa lagi, terutama surat-surat yang panjang. hadeuh...
Tadi sore, di hari ke 2 puasa Ramadhan ini, ketika saya sudah kembali dari sholat Ashar, saya pun kembali membuka Al-Quran untuk meneruskan tadarusnya, dengan target bisa menyelesaikan 30 juz dalam bulan ramadhan ini. Alhamdulillah walau baru hari ke 2, saya sudah masuk di juz ke 4. Datanglah si bungsu dari kamarnya, melihat saya sedang tadarus al-Quran, dia tanya sudah juz ke berapa? saya karena sementara membaca di tengah-tengah ayat tidak langsung menjawab pertanyaan si bungsu itu. Karena tidak dijawab si bungsu melihat sendiri ke Al-Quran yang saya pegang. "Oh...juz 4" gumannya. Saya tanya sama dia, "memang sudah juz berapa?" Dia jawab, "sama sudah juz 4 juga", tetapi kemudian dia tanya, "Ayah dibaca juga artinya?" Saya bilang, "Tidak!" Dia pun berseru, "waaahh, kalau saya, saya baca artinya juga!' hhmmmm, saya fikir si bungsu memanfaatkan benar liburan kali ini dengan tadarus Al-Quran dengan membaca juga artinya.
Malam ini, waktu sudah menunjukkan jam 10 malam lebih, ketika saya masih di hadapan laptop, si bungsu pun mengatakan pada saya, "Ayah, kalau saya menyelesaikan tadarus al-Quran, minta THR ya?" He-he.... sudah biasa begitu, tahun-tahun sebelumnya anak-anak saya suka meminta THR kalau puasanya tidak bocor atau full satu bulan penuh. Tetapi itu tidak bisa dilakukan lagi karena si bungsu pun tahun ini sudah datang penyakit bulanannya, menstruasi. Jadi puasanya pasti tidak akan bisa full karenanya. He-he.... dia berfikir untuk mendapatkan THR, ada cara lain yang bisa dilakukannya, dan hafalan atau tadarusan bagi saya adalah hal yang luar biasa. Saya pun akan dengan bangga memberikan THR tersebut. Semoga....Insya Allah.
Tadi sore, di hari ke 2 puasa Ramadhan ini, ketika saya sudah kembali dari sholat Ashar, saya pun kembali membuka Al-Quran untuk meneruskan tadarusnya, dengan target bisa menyelesaikan 30 juz dalam bulan ramadhan ini. Alhamdulillah walau baru hari ke 2, saya sudah masuk di juz ke 4. Datanglah si bungsu dari kamarnya, melihat saya sedang tadarus al-Quran, dia tanya sudah juz ke berapa? saya karena sementara membaca di tengah-tengah ayat tidak langsung menjawab pertanyaan si bungsu itu. Karena tidak dijawab si bungsu melihat sendiri ke Al-Quran yang saya pegang. "Oh...juz 4" gumannya. Saya tanya sama dia, "memang sudah juz berapa?" Dia jawab, "sama sudah juz 4 juga", tetapi kemudian dia tanya, "Ayah dibaca juga artinya?" Saya bilang, "Tidak!" Dia pun berseru, "waaahh, kalau saya, saya baca artinya juga!' hhmmmm, saya fikir si bungsu memanfaatkan benar liburan kali ini dengan tadarus Al-Quran dengan membaca juga artinya.
Malam ini, waktu sudah menunjukkan jam 10 malam lebih, ketika saya masih di hadapan laptop, si bungsu pun mengatakan pada saya, "Ayah, kalau saya menyelesaikan tadarus al-Quran, minta THR ya?" He-he.... sudah biasa begitu, tahun-tahun sebelumnya anak-anak saya suka meminta THR kalau puasanya tidak bocor atau full satu bulan penuh. Tetapi itu tidak bisa dilakukan lagi karena si bungsu pun tahun ini sudah datang penyakit bulanannya, menstruasi. Jadi puasanya pasti tidak akan bisa full karenanya. He-he.... dia berfikir untuk mendapatkan THR, ada cara lain yang bisa dilakukannya, dan hafalan atau tadarusan bagi saya adalah hal yang luar biasa. Saya pun akan dengan bangga memberikan THR tersebut. Semoga....Insya Allah.
Selasa, 16 Juni 2015
Pernyataan Ali Bin Abi Thalib ra atas Terbunuhnya Ustman bin Affan ra
Pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan ra, terjadilah apa yang dinamakan dengan fitnah, ada juga yang menamakan dengan huru-hara, yang saya melihat disinilah awal kejadian-kejadian berikutnya dalam sejarah Islam terutama berhubungan dengan perang yang terjadi di antara ummat Islam sendiri yang melibatkan tokoh-tokoh utama (sahabat-sahabat besar Nabi Muhammad saw) baik pada zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra maupun setelahnya bahkan akibatnya dirasakan hingga kini, seperti adanya kelompok syiah yang menyebar di belahan bumi ini. Namun rupanya Rasulullah saw pun melalui mukjijat kenabiannya sudah mengabarkan kepada kita tentang kejadian fitnah besar ini. Salah satu haditsnya adalah sebagai berikut :
Imam Ahmad berkata, Affan telah mengatakan kepada kami adn ia berkata, Wuhaib telah mengatakan dan ia berkata, Musa bin Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku -Abu Habibah- telah mengatakan kepadaku, "Bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah swt lantas berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kalian akan menemui fitnah dan perselisihan -atau (kalau tidak salah) beliau bersabda, 'Perselisihan dan fitnah'- setelahku nanti.' Seseorang bertanya, "Siapa yang harus kami ikuti ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ikutilah Al-Amin (yang terpercaya) ini dan para sahabatnya (yang berada di pihaknya). Sambil beliau menunjuk kepada Utsman." (Al-Musnad, 2/345 dan seperti ini juga sanad dan matan pada Fadha'il ash-Shahabah 1/450. 723 muhaqqiqnya berkata, "Sanad haditsnya shahih.")
Kejadian fitnah inilah yang akhirnya membuat Utsman bin Affan ra sebagai khalifah waktu itu terbunuh menjadi syahid di hadapan Allah swt. Utsman bin Affan ra pun mengetahui akhir dari kejadian fitnah ini yang akan merenggut jiwanya, padahal waktu itu banyak para sahabat mau membantu Utsman ra untuk ikut menjaga rumahnya termasuk dari Ali bin Abi Thalib ra yang menyuruh anaknya untuk ikut menjaga di rumah Utsman. Tapi semua bantuan itu ditolak Utsman bin Affan ra.
Imam Ahmad berkata, Abul Mughirah telah mengatakan kepad kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman (pada kitab asli tertulis "Al-Walib bin Muslim" dan koreksi ini diambil dari Musnad Ahmad, 6/76) telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi'ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin Amir, dari An-Nu'man bin Basyir, dari Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw mengutus orang kepada Utsman bin Affan agar datang menghadap. Ketika ia datang, Rasulullah saw menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya maka salah seorang kami pun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah saw sambil menepuk pundaknya, "Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan menyandangkan untukmu sebuah pakaian, dan jika orang-orang munafik ingin engkau menanggalkan pakaian tersebut, maka jangan engkau lepaskan, hingga engkau menemuiku (meninggal)." (Beliau bersabda demikian) tiga kali." (Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad, 6/86, beliau juga memiliki jalur lain yang beliau keluarkan, 6/149. Dan diriwayatkan secar ringkas oleh At-Tirmidzi dalam Manaqib Utsman bin Affan, 5/628 dan seraya berkata, "Hadits hasan shahih gharib)." Ibnu Majah dalam Sunannya pada pendahuluan, bab ke 11, 1/41, dari jalan Al-Faraj bin Fudhalah dari Rabi'ah bin Yazid.)
Mengenai kesyahidan Utsman bin Affan ra, Rasulullah saw pun sudah menyatakannya. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik ra berkata, "Rasulullah saw pernah mendaki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, lantas gunung tersebut bergetar, maka beliau bersabda, "Tenanglah wahai Uhud! -kalau tidak salah (ingat) beliau menghentakkan kaki padanya- tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, seorang ash-Shiddiq dan dua orang syahid."
Atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra, sebenarnya para sahabat besar Rasulullah saw yang ada di Madinah membuat mereka terkejut. Karena aksi yang dibuat oleh pembuat kerusuhan sebelumnya adalah hanya memprotes atas kebijaksanaan yang diterapkan oleh Utsman bin Affan ra sebagai khalifah. Musyawarah di kalangan para sahabat pun sudah dilakukan untuk meredam tuntutan mereka, tetapi sikap yang berlebihan dari mereka membuat Utsman bin Affan ra terbunuh dengan cara yang zhalim.
Salah satu sahabat besar yang berada di Madinah waktu itu adalah Ali bin Abi Thalib ra, yang dalam sejarah akhirnya menjadi khalifah berikutnya menggantikan Utsman bin Affan ra. Ali bin Abi Thalib ra sendiri adalah menantu Rasulullah saw yang menikahi putri beliau, Fatimah Az-Zahra ra. Beberapa pernyataannya atas terbunuh Utsman bin Affan ra banyak diriwayatkan dalam hadits, seperti : Al-'Amasy dan lainnya berkata dari Tsabit bin Ubaid dari Abu Ja'far al-Anshari, "Ketika Utsman bin Affan terbunuh, aku mendatangi Ali yang sedang duduk di masjid dengan mengenakan sorban hitam. Aku katakan kepada beliau, "Utsman bin Affan terbunuh." Ali berkata, "Celakalah merka selamanya." Dalam riwayat lain, "Sungguh kegagalan besar bagi mereka."
Abu al-Qasim al-Baghawi berkata, "Ali bin Ja'dan telah mengabarkan kepada kami, Syarik telah mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Isa, dari Ibnu Abi Laila, "Aku mendengar Ali yang sedng berada di pintu masjid atau dekat Ahjar Zait berkata dengan suara lantang, "Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari pembunuh Utsman."
Abu Hilal berkata, dari Qatadah, dari al-Hasan, "Utsman terbunuh sementara Ali tidak berada di tempat karena sedang berada di suatu tanah miliknya. Ketika berita tersebut sampai kepada beliau, beliau berkata, "Ya Allah, aku tidak rela dan tidak pula berkomplot dengan mereka."
Ats-Tsauri dan lainnya berkata dari Thawus dari Ibnu Abbas, 'Ali berkata pada hari terbunuhnya Utsman, "Ya Allah, aku tidak membunuhnya, tidak pula atas perintahku, tapi aku dalam keadaan tidak berdaya."
Pernyataan serupa diriwayatkan dari Ali dari jalur-jalur lain. Al-Hafizh Abu al-Qasim berusaha mengumpulkan semua jalur periwayatan dan mencantumkan bahwa Ali berlepas diri dari darah Utsman, bahkan beliau bersumpah, baik dalam khutbahnya maupun dalam kesempatan lain bahwa beliau tidak membunuh Utsman, tidak menyuruhnya, tidak rela dan tidak pula terlibat dengan mereka. Beliau telah melarang namun mereka tidak lagi mendengar ucapannya. Menurut kebanyakan para Imam Hadits telah tercantum dari berbagai jalur yang memastikan bahwa Ali tidak terlibat.
Ya'qub bin Sufyan meriwayatkan dari Sulaiman bin Harb dari Hammad bin Zaid dari Mujalid, dari Umair bin Rudzi Abi Katsir berkata, "Pada suatu hari Ali berkhutbah dan seorang khawarij memotong khutbah tersebut. Lalu beliau turun dan berkata, "Sesungguhnya perumpamaan diriku dan Utsman adalah seperti tiga ekor sapi berwarna putih, hitam dan merah di tengah-tengah gerombolan singa. Setiap kali singa tersebut henadk memakan salah satu di antara ketiga sapi itu, maka sapi lain akan mencegahnya. Singa tersebut berkata kepada si sapi hitam dan si sapi merah, 'Sesungguhnya si Putih membuat rombongan ini jadi terlihat jelek.' Maka keduanya membiarkan si sapi putih, lantas singa itu pun memakannya. Ketika singa itu hendak memakan salah satu dari sapi tersebut, maka sapi yang satu mencegahnya. Lalu singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sesungguhnya si sapi hita, membuat rombongan ini jadi terlihat jelek dan warnaku seperti warna mu jika engkau membiarkan dia, aku akan memakannya.' Maka si sapi merah membiarkan si sapi hitam dimakan singa. Kemudian singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sekarang aku hendak memakanmu.' Si sapi merah berkata, "Sebelum kau makan, biarkan aku berteriak tiga kali." Singa itu berkata, "Silahkan!" Sapi merah itu berteriak, "Ketahuilah sesungguhnya aku telah dimakan pada hari dimakannya sapi putih." 3 kali.
Kemudian Ali berkata, "Sesungguhnya posisiku sangat lemah pada hari terbunuhnya Utsman," beliau katakan itu tiga kali.
Dalam khutbahnya Ali bin Abi Thalib ra, "Sesungguhnya Allah telah memuliakan kita dengan Islam dan mengangkat derajat kita dengannya. Dan Allah telah menjadikan kita bersaudara setelah kita hina, minoritas, saling membenci dan saling mendahului. Umat manusia mempertahankan hal itu sampai waktu yang dikehendaki Allah. Islam adalah agama mereka. Kebenaran tegak di antara mereka. Kitabullah adalah Imam mereka. Hingga lelaki ini (Ustman bin Affan ra) terbunuh ditangan orang-orang yang disesatkan oleh syeitan untuk menghembuskan api permusuhan di tengah umat ini. Ketahuilah, umat ini pasti berselisih sebagaimana umat-umat sebelumnya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan yang terjadi. Dan hal itu pasti terjadi. Ketahuilah, umat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Golongan yang paling buruk adalah golongan yang menisbatkan diri kepadaku, namun tidak mengikuti amal perbuatanku. Kalian telah menemukan dan melihatnya sendiri Komitmenlah di atas agamamu dan ikutilah petunjuk Nabimu. Ikutilah sunnah beliau saw. Tinggalkanlah masalah-masalah sulit atas kalian, hingga kalian mendapatkan solusinya pada Kitabullah. Ambillah perkara-perkara yang diakui dalam Al-Quran, sedang perkara-perkara yang ditolak maka tolaklah. Ridhoilah Allah sebagai Rab kalian, Islam sebagai agama kalian, Muhammad sebagai nabi kalian dan Al-Quran sebagai hakim dan imam kalian." ====
Buku : Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung. Al-Hafizh Ibnu Katsir>
Imam Ahmad berkata, Affan telah mengatakan kepada kami adn ia berkata, Wuhaib telah mengatakan dan ia berkata, Musa bin Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku -Abu Habibah- telah mengatakan kepadaku, "Bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah swt lantas berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kalian akan menemui fitnah dan perselisihan -atau (kalau tidak salah) beliau bersabda, 'Perselisihan dan fitnah'- setelahku nanti.' Seseorang bertanya, "Siapa yang harus kami ikuti ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ikutilah Al-Amin (yang terpercaya) ini dan para sahabatnya (yang berada di pihaknya). Sambil beliau menunjuk kepada Utsman." (Al-Musnad, 2/345 dan seperti ini juga sanad dan matan pada Fadha'il ash-Shahabah 1/450. 723 muhaqqiqnya berkata, "Sanad haditsnya shahih.")
Kejadian fitnah inilah yang akhirnya membuat Utsman bin Affan ra sebagai khalifah waktu itu terbunuh menjadi syahid di hadapan Allah swt. Utsman bin Affan ra pun mengetahui akhir dari kejadian fitnah ini yang akan merenggut jiwanya, padahal waktu itu banyak para sahabat mau membantu Utsman ra untuk ikut menjaga rumahnya termasuk dari Ali bin Abi Thalib ra yang menyuruh anaknya untuk ikut menjaga di rumah Utsman. Tapi semua bantuan itu ditolak Utsman bin Affan ra.
Imam Ahmad berkata, Abul Mughirah telah mengatakan kepad kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman (pada kitab asli tertulis "Al-Walib bin Muslim" dan koreksi ini diambil dari Musnad Ahmad, 6/76) telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi'ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin Amir, dari An-Nu'man bin Basyir, dari Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw mengutus orang kepada Utsman bin Affan agar datang menghadap. Ketika ia datang, Rasulullah saw menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya maka salah seorang kami pun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah saw sambil menepuk pundaknya, "Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan menyandangkan untukmu sebuah pakaian, dan jika orang-orang munafik ingin engkau menanggalkan pakaian tersebut, maka jangan engkau lepaskan, hingga engkau menemuiku (meninggal)." (Beliau bersabda demikian) tiga kali." (Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad, 6/86, beliau juga memiliki jalur lain yang beliau keluarkan, 6/149. Dan diriwayatkan secar ringkas oleh At-Tirmidzi dalam Manaqib Utsman bin Affan, 5/628 dan seraya berkata, "Hadits hasan shahih gharib)." Ibnu Majah dalam Sunannya pada pendahuluan, bab ke 11, 1/41, dari jalan Al-Faraj bin Fudhalah dari Rabi'ah bin Yazid.)
Mengenai kesyahidan Utsman bin Affan ra, Rasulullah saw pun sudah menyatakannya. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik ra berkata, "Rasulullah saw pernah mendaki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, lantas gunung tersebut bergetar, maka beliau bersabda, "Tenanglah wahai Uhud! -kalau tidak salah (ingat) beliau menghentakkan kaki padanya- tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, seorang ash-Shiddiq dan dua orang syahid."
Atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra, sebenarnya para sahabat besar Rasulullah saw yang ada di Madinah membuat mereka terkejut. Karena aksi yang dibuat oleh pembuat kerusuhan sebelumnya adalah hanya memprotes atas kebijaksanaan yang diterapkan oleh Utsman bin Affan ra sebagai khalifah. Musyawarah di kalangan para sahabat pun sudah dilakukan untuk meredam tuntutan mereka, tetapi sikap yang berlebihan dari mereka membuat Utsman bin Affan ra terbunuh dengan cara yang zhalim.
Salah satu sahabat besar yang berada di Madinah waktu itu adalah Ali bin Abi Thalib ra, yang dalam sejarah akhirnya menjadi khalifah berikutnya menggantikan Utsman bin Affan ra. Ali bin Abi Thalib ra sendiri adalah menantu Rasulullah saw yang menikahi putri beliau, Fatimah Az-Zahra ra. Beberapa pernyataannya atas terbunuh Utsman bin Affan ra banyak diriwayatkan dalam hadits, seperti : Al-'Amasy dan lainnya berkata dari Tsabit bin Ubaid dari Abu Ja'far al-Anshari, "Ketika Utsman bin Affan terbunuh, aku mendatangi Ali yang sedang duduk di masjid dengan mengenakan sorban hitam. Aku katakan kepada beliau, "Utsman bin Affan terbunuh." Ali berkata, "Celakalah merka selamanya." Dalam riwayat lain, "Sungguh kegagalan besar bagi mereka."
Abu al-Qasim al-Baghawi berkata, "Ali bin Ja'dan telah mengabarkan kepada kami, Syarik telah mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Isa, dari Ibnu Abi Laila, "Aku mendengar Ali yang sedng berada di pintu masjid atau dekat Ahjar Zait berkata dengan suara lantang, "Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari pembunuh Utsman."
Abu Hilal berkata, dari Qatadah, dari al-Hasan, "Utsman terbunuh sementara Ali tidak berada di tempat karena sedang berada di suatu tanah miliknya. Ketika berita tersebut sampai kepada beliau, beliau berkata, "Ya Allah, aku tidak rela dan tidak pula berkomplot dengan mereka."
Ats-Tsauri dan lainnya berkata dari Thawus dari Ibnu Abbas, 'Ali berkata pada hari terbunuhnya Utsman, "Ya Allah, aku tidak membunuhnya, tidak pula atas perintahku, tapi aku dalam keadaan tidak berdaya."
Pernyataan serupa diriwayatkan dari Ali dari jalur-jalur lain. Al-Hafizh Abu al-Qasim berusaha mengumpulkan semua jalur periwayatan dan mencantumkan bahwa Ali berlepas diri dari darah Utsman, bahkan beliau bersumpah, baik dalam khutbahnya maupun dalam kesempatan lain bahwa beliau tidak membunuh Utsman, tidak menyuruhnya, tidak rela dan tidak pula terlibat dengan mereka. Beliau telah melarang namun mereka tidak lagi mendengar ucapannya. Menurut kebanyakan para Imam Hadits telah tercantum dari berbagai jalur yang memastikan bahwa Ali tidak terlibat.
Ya'qub bin Sufyan meriwayatkan dari Sulaiman bin Harb dari Hammad bin Zaid dari Mujalid, dari Umair bin Rudzi Abi Katsir berkata, "Pada suatu hari Ali berkhutbah dan seorang khawarij memotong khutbah tersebut. Lalu beliau turun dan berkata, "Sesungguhnya perumpamaan diriku dan Utsman adalah seperti tiga ekor sapi berwarna putih, hitam dan merah di tengah-tengah gerombolan singa. Setiap kali singa tersebut henadk memakan salah satu di antara ketiga sapi itu, maka sapi lain akan mencegahnya. Singa tersebut berkata kepada si sapi hitam dan si sapi merah, 'Sesungguhnya si Putih membuat rombongan ini jadi terlihat jelek.' Maka keduanya membiarkan si sapi putih, lantas singa itu pun memakannya. Ketika singa itu hendak memakan salah satu dari sapi tersebut, maka sapi yang satu mencegahnya. Lalu singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sesungguhnya si sapi hita, membuat rombongan ini jadi terlihat jelek dan warnaku seperti warna mu jika engkau membiarkan dia, aku akan memakannya.' Maka si sapi merah membiarkan si sapi hitam dimakan singa. Kemudian singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sekarang aku hendak memakanmu.' Si sapi merah berkata, "Sebelum kau makan, biarkan aku berteriak tiga kali." Singa itu berkata, "Silahkan!" Sapi merah itu berteriak, "Ketahuilah sesungguhnya aku telah dimakan pada hari dimakannya sapi putih." 3 kali.
Kemudian Ali berkata, "Sesungguhnya posisiku sangat lemah pada hari terbunuhnya Utsman," beliau katakan itu tiga kali.
Dalam khutbahnya Ali bin Abi Thalib ra, "Sesungguhnya Allah telah memuliakan kita dengan Islam dan mengangkat derajat kita dengannya. Dan Allah telah menjadikan kita bersaudara setelah kita hina, minoritas, saling membenci dan saling mendahului. Umat manusia mempertahankan hal itu sampai waktu yang dikehendaki Allah. Islam adalah agama mereka. Kebenaran tegak di antara mereka. Kitabullah adalah Imam mereka. Hingga lelaki ini (Ustman bin Affan ra) terbunuh ditangan orang-orang yang disesatkan oleh syeitan untuk menghembuskan api permusuhan di tengah umat ini. Ketahuilah, umat ini pasti berselisih sebagaimana umat-umat sebelumnya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan yang terjadi. Dan hal itu pasti terjadi. Ketahuilah, umat ini akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Golongan yang paling buruk adalah golongan yang menisbatkan diri kepadaku, namun tidak mengikuti amal perbuatanku. Kalian telah menemukan dan melihatnya sendiri Komitmenlah di atas agamamu dan ikutilah petunjuk Nabimu. Ikutilah sunnah beliau saw. Tinggalkanlah masalah-masalah sulit atas kalian, hingga kalian mendapatkan solusinya pada Kitabullah. Ambillah perkara-perkara yang diakui dalam Al-Quran, sedang perkara-perkara yang ditolak maka tolaklah. Ridhoilah Allah sebagai Rab kalian, Islam sebagai agama kalian, Muhammad sebagai nabi kalian dan Al-Quran sebagai hakim dan imam kalian." ====
Buku : Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung. Al-Hafizh Ibnu Katsir>
Marhaban yaa Ramadhan.
Di sisi timur dari arah langkahku
di kegelapan penghujung malam
sinar sabit menyisakan akhir pesonanya
untuk sebuah kepentingan engkau telah berbicara banyak
walau tidak bersuara merdu bak burung berkicau di pagi hari
tetapi untuk sebagian yang lain tidak ada kepedulian sama sekali
tetapi engkau pun tidak peduli karenanya
karena engkau bukanlah pemutus sebuah harapan
Engkau hanyalah penghias dan pelengkap hati penguasa jiwa
tuk menggapai dan mencapai sebuah keindahan dan kesempurnaan
wahai pengembara belantara dunia
ada masa ketika cinta mereguk kesenangan jiwa
tidak peduli kakimu telah lelah bengkak karenanya
dan badanmu dipenuhi peluh dan debu-debu zaman
cukuplah itu untuk menghapus dahaga di tenggorokanmu
dan rasa lapar yang membungkukkan tulang punggungmu
cintamu tak terbendung dengan gelora kekhusyuanmu
tapi cinta harus ada dalam nalar dan hatimu
sehingga cinta tidak lari ke arah yang tidak terkendali dan salah arah
wahai pengagum keindahan cinta
detik-detikmu adalah nafas keagungan dan pemujaan
dengan kerinduan yang amat sangat tuk selalu bersua
membakar angkara kebathilan yang menusuk seluruh rusuk
walau rasa lapar dan dahaga menyelemutimu
Marhaban yaa Ramadhan!!!
di kegelapan penghujung malam
sinar sabit menyisakan akhir pesonanya
untuk sebuah kepentingan engkau telah berbicara banyak
walau tidak bersuara merdu bak burung berkicau di pagi hari
tetapi untuk sebagian yang lain tidak ada kepedulian sama sekali
tetapi engkau pun tidak peduli karenanya
karena engkau bukanlah pemutus sebuah harapan
Engkau hanyalah penghias dan pelengkap hati penguasa jiwa
tuk menggapai dan mencapai sebuah keindahan dan kesempurnaan
wahai pengembara belantara dunia
ada masa ketika cinta mereguk kesenangan jiwa
tidak peduli kakimu telah lelah bengkak karenanya
dan badanmu dipenuhi peluh dan debu-debu zaman
cukuplah itu untuk menghapus dahaga di tenggorokanmu
dan rasa lapar yang membungkukkan tulang punggungmu
cintamu tak terbendung dengan gelora kekhusyuanmu
tapi cinta harus ada dalam nalar dan hatimu
sehingga cinta tidak lari ke arah yang tidak terkendali dan salah arah
wahai pengagum keindahan cinta
detik-detikmu adalah nafas keagungan dan pemujaan
dengan kerinduan yang amat sangat tuk selalu bersua
membakar angkara kebathilan yang menusuk seluruh rusuk
walau rasa lapar dan dahaga menyelemutimu
Marhaban yaa Ramadhan!!!
Entah apa judulnya!!!!
Setelah dua cerita yang saya tampilkan yang berhubungan dengan masalah keluarga bagi orang yang menjalaninya, yang satu ini entah dikatakan masalah atau tidak bagi yang menjalaninya. Pembaca tinggal menilainya sendiri
Mungkin pembaca akan menilai bahwa ini adalah cerita bohong-bohongan, saya juga tidak tahu tapi orang yang menceritakannya (dan menjalaninya) terlihat enjoy seperti tidak ada beban dan yang mengenalnya pun sepertinya membenarkannya. Cerita ini dimulai ketika saya mendapatkan undangan dari teman untuk menghadiri acara syukuran anaknya yang telah menyelesaikan kuliahnya. Teman ini adalah teman bisnis, jarang ketemu tetapi beliau selalu ingat kepada saya kalau ada acara-acara yang beliau adakan, padahal saya juga bukan teman bisnis yang luar biasa bagi dirinya dibandingkan dengan teman-teman lainnya. SAya sendiri kadang tidak terlalu percaya diri kalau berada di kerumunan teman-temannya, yaa...bagaimana saya dengan omzet bisnis yang sedikit berdampingan dengan mereka yang berkali-kali lipat nilainya dari saya. Jadi kadang saya menjaga diri dalam perbincangan alias sebatas menjadi pendengar setia saja atau sekedar ikut tersenyum dan basa-basi saja.
Untuk menghindari perhatian dari yang hadir saya datang tepat waktu, namun terlihat rumah teman itu masih sepi dari para tamu. Tenda yang terpasang terlihat juga masih tidak ada deretan kursi untuk para tamu. Walau begitu saya tetap melangkahkan kaki dari tempat parkir motor menuju tempat acara. Di depan saya beberapa ibu-ibu (sekitar 3 orang) juga menuju ke tempat lokasi acara, jadi saya berkesimpulan bahwa mereka pun adalah undangan. Sesampainya di bawah tenda artinya di depan rumah teman, suasana masih sepi yang terlihat beberapa orang tuan rumah yang saya tidak kenal dan dua orang dari pihak katering yang mempersiapkan makanan prasmanan yang sudah tersaji di meja tersendiri. Melihat kedatangan kami (ibu-ibu dan saya) tuan rumah mempersilahkan untuk langsung makan dan memberitahukan bahwa teman saya masih ada di lokasi wisuda anaknya. Yaa...sudah, karena perut sudah menderit meminta jatahnya, saya pun menyambut acara makan dengan antusias. he-he....
Selama kami makan, datang satu per satu undangan yang lain, tetapi saya melihat bahwa acara ini tidaklah sebesar yang diperkirakan karena yang hadir tidaklah terlalu banyak, jadi kemungkinan ini acara hanya untuk pihak keluarga dan beberapa kenalan dari teman saya itu. Cukup lama juga setelah saya selesai makan, tuan rumah baru datang dengan mobil sedan mewahnya. Keluar dari mobil dengan setelah baju yang resmi teman saya tersenyum melihat kami semua yang sudah hadir dan menyampaikan permohonan maaf karena urusan yang lama di tempat wisuda anaknya. Katanya acara foto-foto yang bikin lama. Masuk di area, beliau langsung ngajak makan karena dia sendiri rupanya kelaparan..he-he...yaa maklum saja dengan perawakan yang agak gemuk dan waktu makan yang sudah lewat tentu perutnya bukan hanya menderit seperti yang saya alami tetapi boleh jadi menjuriiiit!!!
Sementara, tuan rumah sedang mengisi piring dengan makanannya, datang temannya beliau. Seseorang yang sosoknya tegap, gagah dengan kepalanya yang botak ditutup songkok haji. Ucapan salam yang mantaf di depan rumah terdengar seantero tempat acara, sambil membungkukkan badan dan senyumnya yang manis tentu sambil menampilkan deretan giginya yang rapi berbaris sesuai tempatnya yang bersinar putih bersih seolah model iklan pasta gigi yang ada di te-pe! Saya ingat-ingat, perasaan pernah melihat sebelumnya di acara yang diadakan teman ini sebelumnya. Sang tuan rumah pun langsung mengajak untuk makan. Supaya lebih nyaman, sang istri tuan rumah mengangkat meja dari dalam rumah untuk mmemudahkan makan teman dan lainnya. Nah dalam acara makan inilah muncul pembicaraan yang cukup menarik bagi saya dan tentunya yang lainnya terutama ibu-ibu yang juga hadir di situ.
Entah bagaimana awal ceritanya, sang tuan rumah menyatakan bahwa teman yang gagah itu punya istri tiga. Pernyataan itu ditanggapi dengan tertawa dari orang yang dimaksud. Sang tuan rumah pun kembali menegaskan bahwa dia beristri tiga, sehingga yang mendengarpun semakin penasaran akan kebenarannya. Sang tuan rumah mengatakan seperti itu karena dia pernah bersinggungan dengan istri dari temannya itu walau tidak secara langsung. Artinya ketika mereka berdua berada di luar kota, yang jaraknya lumayan jauh, 12 jam perjalanan dari kota Makassar, teman yang gagah ini, sebutlah si G, di telepon istrinya menanyakan keberadaannya. Si G menjawab bahwa dia sedang berada di kota tertentu. Sang istri katanya tidak percaya. Untuk meyakinkan bahwa si G ini berada di kota itu si G berdalih bahwa dia bersama sang tuan rumah. Tetapi istrinya tidak percaya bahkan menuduh bahwa sang tuan rumah bersekongkol dengan si G. he-he...bagi kita heran juga, ada istri yang tidak tahu bahwa suaminya pergi jauh, dan saya yakin mereka pergi keluar kota, karena saya tahu aktifitas dari tuan rumah ini. Di situlah, si G bilang bahwa perempuan senangnya untuk di bohongi, ketika dia berkata jujur justru perempuan tidak percaya dengan kita!! O,o,...he-he..anda setuju?
Akhirnya cerita berlanjut dari si G ini, bahwa istrinya tidak hanya tiga, bahkan lebih. Dia sebutkan istrinya dari berbagai suku, ada jawa, ada menado, ada lampung, ada bugis, ada juga orang makassar dari jeneponto. Tanpa beban, apalagi ditanggapi oleh ibu-ibu yang ada disitu, si G ini mulai cerita. Dia bilang, bahwa dia pernah menikahi orang menado, dia masuk islam. Dia bilang saya ini makan haruslah bersih terutama dari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh agama. Tapi istrinya ini kadang masih makan makanan yang dilarang agama islam utamanya. Sehingga dia berfikir untuk menceraikan tapi bagaimana caranya? sehingga dia berfikir untuk berbuat seolah menjadi orang gila. Kejadiannya ketika pulang kampung di daerah madano sana, dia berbuat seolah gila, seperti hanya pakai celana dalam sehari-harinya, sehingga orangtua si perempuan bilang bahwa dia sudah gila. Dengan begitu katanya dia tinggalkan istrinya di orangtuanya di sana. Ups...dia cerita sambil ketawa karena pendengarpun tertawa semua.
Ketika ada salah seorang ibu bertanya istrinya yang dari jeneponto, dan bertanya jenepontonya di mana? Si G ini bilang wahhh...jangan-jangan itu keluarga ibu ya? Dia pun menjawab bahwa istrinya itu tinggal di Makassar dan berprofesi sebagai penyanyi. Dia menjadikan penyanyi ini sebagai istrinya ketika suatu saat dia bernyanyi bersama di panggung. Sejak saat itu wajah si penyanyi pun terbayang terus sehingga dia putuskan untuk menjadikannya sebagai istrinya. Istrinya yang penyanyi ini suka dicemburui oleh istri yang menelepon dia ketika dia bersama tuan rumah di luar kota. Dia bilang istri yang satu ini memang agak temperemental, suka main ke mall, mungkin karena tidak punya anak sehingga kerja nya main di mall. Dia pun cerita pernah dibuntuti ketika dia bersama dengan istrinya yang lain lagi, ketika sedang jalan-jalan ke pantai bersama anak-anaknya. Dia dibuntuti pake motor sementara dia dengan istri dan anaknya naik mobil. Sampai di pantai istri yang pecemburu ini pun menampakan diri. Pertengkaran pun terjadi. Tapi Dia bilang dalam kondisi begini saya bela istri saya yang ada anaknya.
Cerita lain, yang berhubungan dengan kondisi dua istri dalam satu tempat adalah ketika dua istrinya sakit dan masuk rumah sakit. Dia bilang satu istri di lantai bawah dan istri yang lain di lantai atas. Untuk kasus ini, ada saksinya yang hadir di acara syukuran wisuda sang tuan rumah, yaitu dokter yang bertugas di rumah sakit itu, yang nota bene adalah temannya si Gagah itu. Sang Dokter pun tertawa-tawa mengingat kejadian itu, yang sang dokter sesalkan juga adalah orang tua salah satu istri yang masuk rumah sakit itu adalah teman baik dari orangtuanya. Namun sang dokter tidak mau juga cerita baik kepada orangtua itu yang sahabat ayahnya maupun kepada istri temannya tentang suami atau menantunya yang banyak istrinya itu. Waduh!!!
Gara-gara si gagah ini, suasana acara syukuran wisuda itu menjadi ramai, semua tertawa, dan si Gagah ini pun tidak merasa bersalah telah menceritakan status dirinya dan istri-istrinya. Karena ibu-ibu dan saya yang datang pertama sudah merasa lama sekali di tempat itu, dan karena sedang ada acara lain ibu-ibu minta izin pamit, dan kesempatan itupun saya pergunakan juga untuk pamit. Si Gagah bilang kenapa cepat pulang naa ceritanya belum selesai. Si gagah bilang begitu sambil tertawa diiringi yang lain. Waduh....bagaimana pendapat kalian semua terhadap si Gagah ini?????
Mungkin pembaca akan menilai bahwa ini adalah cerita bohong-bohongan, saya juga tidak tahu tapi orang yang menceritakannya (dan menjalaninya) terlihat enjoy seperti tidak ada beban dan yang mengenalnya pun sepertinya membenarkannya. Cerita ini dimulai ketika saya mendapatkan undangan dari teman untuk menghadiri acara syukuran anaknya yang telah menyelesaikan kuliahnya. Teman ini adalah teman bisnis, jarang ketemu tetapi beliau selalu ingat kepada saya kalau ada acara-acara yang beliau adakan, padahal saya juga bukan teman bisnis yang luar biasa bagi dirinya dibandingkan dengan teman-teman lainnya. SAya sendiri kadang tidak terlalu percaya diri kalau berada di kerumunan teman-temannya, yaa...bagaimana saya dengan omzet bisnis yang sedikit berdampingan dengan mereka yang berkali-kali lipat nilainya dari saya. Jadi kadang saya menjaga diri dalam perbincangan alias sebatas menjadi pendengar setia saja atau sekedar ikut tersenyum dan basa-basi saja.
Untuk menghindari perhatian dari yang hadir saya datang tepat waktu, namun terlihat rumah teman itu masih sepi dari para tamu. Tenda yang terpasang terlihat juga masih tidak ada deretan kursi untuk para tamu. Walau begitu saya tetap melangkahkan kaki dari tempat parkir motor menuju tempat acara. Di depan saya beberapa ibu-ibu (sekitar 3 orang) juga menuju ke tempat lokasi acara, jadi saya berkesimpulan bahwa mereka pun adalah undangan. Sesampainya di bawah tenda artinya di depan rumah teman, suasana masih sepi yang terlihat beberapa orang tuan rumah yang saya tidak kenal dan dua orang dari pihak katering yang mempersiapkan makanan prasmanan yang sudah tersaji di meja tersendiri. Melihat kedatangan kami (ibu-ibu dan saya) tuan rumah mempersilahkan untuk langsung makan dan memberitahukan bahwa teman saya masih ada di lokasi wisuda anaknya. Yaa...sudah, karena perut sudah menderit meminta jatahnya, saya pun menyambut acara makan dengan antusias. he-he....
Selama kami makan, datang satu per satu undangan yang lain, tetapi saya melihat bahwa acara ini tidaklah sebesar yang diperkirakan karena yang hadir tidaklah terlalu banyak, jadi kemungkinan ini acara hanya untuk pihak keluarga dan beberapa kenalan dari teman saya itu. Cukup lama juga setelah saya selesai makan, tuan rumah baru datang dengan mobil sedan mewahnya. Keluar dari mobil dengan setelah baju yang resmi teman saya tersenyum melihat kami semua yang sudah hadir dan menyampaikan permohonan maaf karena urusan yang lama di tempat wisuda anaknya. Katanya acara foto-foto yang bikin lama. Masuk di area, beliau langsung ngajak makan karena dia sendiri rupanya kelaparan..he-he...yaa maklum saja dengan perawakan yang agak gemuk dan waktu makan yang sudah lewat tentu perutnya bukan hanya menderit seperti yang saya alami tetapi boleh jadi menjuriiiit!!!
Sementara, tuan rumah sedang mengisi piring dengan makanannya, datang temannya beliau. Seseorang yang sosoknya tegap, gagah dengan kepalanya yang botak ditutup songkok haji. Ucapan salam yang mantaf di depan rumah terdengar seantero tempat acara, sambil membungkukkan badan dan senyumnya yang manis tentu sambil menampilkan deretan giginya yang rapi berbaris sesuai tempatnya yang bersinar putih bersih seolah model iklan pasta gigi yang ada di te-pe! Saya ingat-ingat, perasaan pernah melihat sebelumnya di acara yang diadakan teman ini sebelumnya. Sang tuan rumah pun langsung mengajak untuk makan. Supaya lebih nyaman, sang istri tuan rumah mengangkat meja dari dalam rumah untuk mmemudahkan makan teman dan lainnya. Nah dalam acara makan inilah muncul pembicaraan yang cukup menarik bagi saya dan tentunya yang lainnya terutama ibu-ibu yang juga hadir di situ.
Entah bagaimana awal ceritanya, sang tuan rumah menyatakan bahwa teman yang gagah itu punya istri tiga. Pernyataan itu ditanggapi dengan tertawa dari orang yang dimaksud. Sang tuan rumah pun kembali menegaskan bahwa dia beristri tiga, sehingga yang mendengarpun semakin penasaran akan kebenarannya. Sang tuan rumah mengatakan seperti itu karena dia pernah bersinggungan dengan istri dari temannya itu walau tidak secara langsung. Artinya ketika mereka berdua berada di luar kota, yang jaraknya lumayan jauh, 12 jam perjalanan dari kota Makassar, teman yang gagah ini, sebutlah si G, di telepon istrinya menanyakan keberadaannya. Si G menjawab bahwa dia sedang berada di kota tertentu. Sang istri katanya tidak percaya. Untuk meyakinkan bahwa si G ini berada di kota itu si G berdalih bahwa dia bersama sang tuan rumah. Tetapi istrinya tidak percaya bahkan menuduh bahwa sang tuan rumah bersekongkol dengan si G. he-he...bagi kita heran juga, ada istri yang tidak tahu bahwa suaminya pergi jauh, dan saya yakin mereka pergi keluar kota, karena saya tahu aktifitas dari tuan rumah ini. Di situlah, si G bilang bahwa perempuan senangnya untuk di bohongi, ketika dia berkata jujur justru perempuan tidak percaya dengan kita!! O,o,...he-he..anda setuju?
Akhirnya cerita berlanjut dari si G ini, bahwa istrinya tidak hanya tiga, bahkan lebih. Dia sebutkan istrinya dari berbagai suku, ada jawa, ada menado, ada lampung, ada bugis, ada juga orang makassar dari jeneponto. Tanpa beban, apalagi ditanggapi oleh ibu-ibu yang ada disitu, si G ini mulai cerita. Dia bilang, bahwa dia pernah menikahi orang menado, dia masuk islam. Dia bilang saya ini makan haruslah bersih terutama dari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh agama. Tapi istrinya ini kadang masih makan makanan yang dilarang agama islam utamanya. Sehingga dia berfikir untuk menceraikan tapi bagaimana caranya? sehingga dia berfikir untuk berbuat seolah menjadi orang gila. Kejadiannya ketika pulang kampung di daerah madano sana, dia berbuat seolah gila, seperti hanya pakai celana dalam sehari-harinya, sehingga orangtua si perempuan bilang bahwa dia sudah gila. Dengan begitu katanya dia tinggalkan istrinya di orangtuanya di sana. Ups...dia cerita sambil ketawa karena pendengarpun tertawa semua.
Ketika ada salah seorang ibu bertanya istrinya yang dari jeneponto, dan bertanya jenepontonya di mana? Si G ini bilang wahhh...jangan-jangan itu keluarga ibu ya? Dia pun menjawab bahwa istrinya itu tinggal di Makassar dan berprofesi sebagai penyanyi. Dia menjadikan penyanyi ini sebagai istrinya ketika suatu saat dia bernyanyi bersama di panggung. Sejak saat itu wajah si penyanyi pun terbayang terus sehingga dia putuskan untuk menjadikannya sebagai istrinya. Istrinya yang penyanyi ini suka dicemburui oleh istri yang menelepon dia ketika dia bersama tuan rumah di luar kota. Dia bilang istri yang satu ini memang agak temperemental, suka main ke mall, mungkin karena tidak punya anak sehingga kerja nya main di mall. Dia pun cerita pernah dibuntuti ketika dia bersama dengan istrinya yang lain lagi, ketika sedang jalan-jalan ke pantai bersama anak-anaknya. Dia dibuntuti pake motor sementara dia dengan istri dan anaknya naik mobil. Sampai di pantai istri yang pecemburu ini pun menampakan diri. Pertengkaran pun terjadi. Tapi Dia bilang dalam kondisi begini saya bela istri saya yang ada anaknya.
Cerita lain, yang berhubungan dengan kondisi dua istri dalam satu tempat adalah ketika dua istrinya sakit dan masuk rumah sakit. Dia bilang satu istri di lantai bawah dan istri yang lain di lantai atas. Untuk kasus ini, ada saksinya yang hadir di acara syukuran wisuda sang tuan rumah, yaitu dokter yang bertugas di rumah sakit itu, yang nota bene adalah temannya si Gagah itu. Sang Dokter pun tertawa-tawa mengingat kejadian itu, yang sang dokter sesalkan juga adalah orang tua salah satu istri yang masuk rumah sakit itu adalah teman baik dari orangtuanya. Namun sang dokter tidak mau juga cerita baik kepada orangtua itu yang sahabat ayahnya maupun kepada istri temannya tentang suami atau menantunya yang banyak istrinya itu. Waduh!!!
Gara-gara si gagah ini, suasana acara syukuran wisuda itu menjadi ramai, semua tertawa, dan si Gagah ini pun tidak merasa bersalah telah menceritakan status dirinya dan istri-istrinya. Karena ibu-ibu dan saya yang datang pertama sudah merasa lama sekali di tempat itu, dan karena sedang ada acara lain ibu-ibu minta izin pamit, dan kesempatan itupun saya pergunakan juga untuk pamit. Si Gagah bilang kenapa cepat pulang naa ceritanya belum selesai. Si gagah bilang begitu sambil tertawa diiringi yang lain. Waduh....bagaimana pendapat kalian semua terhadap si Gagah ini?????
Sabtu, 13 Juni 2015
Setelah Wanita Luar Biasa
Setelah wanita luar biasa, saya pun tidak tahan untuk menulis kasus yang lain yang mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi yang lainnya.
Linda, bukan nama sebenarnya, adalah sosok wanita yang cukup berhasil dalam karirnya. Saya sudah lama mengenalnya sejak dia masih gadis dan bekerja di perusahaan yang menyediakan kebutuhan perikanan, di mana saya sering berhubungan dengannya karena saya sering membeli kebutuhan perusahaan saya di perusahaan si Linda ini. Karena seringnya berhubungan sehingga hubungan saya dengan dia seperti saudara. Dia kalau ada masalah sering curhat kepada saya. he-he....sebenarnya bukan curhat hanya sebagai tumpahan keluh kesah karena kadang saya tidak bisa memberikan solusi untuk penyelesaian masalahnya. Termasuk masalah keluarga yang dia hadapi.
Yaa....Ketika dia bermasalah dengan suaminya yang nampaknya susah untuk dicari jalan keluarnya karena dua-duanya bersikap keras pada pendiriannya, Dia pun berkeluh kesah ke saya hingga menangis di hadapan saya. Saya hanya bisa memberikan kata-kata penghibur yang mungkin tidak menyelesaikan masalahnya, karena saya lihat masalahnya berat banget artinya mengarah ke perpisahan di antara mereka. Dan ternyata akhirnya mereka berpisah. Saya lihat Linda tidak menjadi beban bagi dirinya dengan statusnya itu, dia terlihat enjoy seperti dirinya telah lepas dari beban yang menggayutnya selama ini.
Lama setelah itu, saya dengar dari teman saya yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengan si Linda, bahwa Linda nampaknya sudah menikah dengan teman yang juga satu perusahaan. Hanya yang saya bikin kaget dari informasi ini adalah bahwa teman yang dijadikan suami oleh Linda adalah sosok yang sudah ada istrinya. Untuk masalah ini si Linda memang tidak curhat ke saya. Tetapi nampaknya dari beberapa kali saya bertemu dengan Linda dia berusaha untuk menyampaikan kondisi itu, hingga suatu hari dia mengatakannya secara gamblang tentang pernikahannya dan kondisi suami yang dia berani menjadikannya suami, yaa...karena saya kenal dengan mereka. Saya cuma bisa memaklumi saja. Memang mereka tidak merayakan pernikahannya dengan acara yang ramai karena masalahnya juga adalah si suami Linda ini tidak disukai oleh ibunya Linda. Oh iya, Linda ini adalah anak tunggal, ayahnya sudah lama meninggal. Ibunya Linda tidak menyutujui dengan kalau dia dijadikan suami oleh Linda, sehingga mereka sembunyi-sembunyi menikahnya. Karena kalau Linda membicarakan suaminya ibunya akan jatuh sakit, sehingga untuk kebaikan ibunya Linda menikah dengan diam-diam tidak merayakannya dan tidak menyiarkannya hanya orang-orng tertentu saja yang tahu, tidak termasuk ke saya pada awalnya. Saya pernah diajak oleh Linda untuk berkunjung ke rumahnya di kampung, laki-laki yang jadi suami Linda juga ikut, kami bermalam di rumahnya. Saya lihat ibunya memang kurang begitu respek sama dia, tetapi waktu itu saya juga tidak tahu bahwa mereka punya hubungan.
Beberapa minggu yang lalu ketika saya ada urusan yang sama dengan si Linda dan ketika urusan itu telah selesai, kami pun menuju ke tempat parkir untuk pulang. Rupanya motor saya yang di parkir berdekatan dengan tempat parkir mobilnya Linda, sehingga kami menuju satu arah. Hanya mendekati tempat parkir, Linda tanya ke saya apakah buru-buru mau pulang? saya bilang tidak juga, dan saya menangkap bahwa dia ingin bicara dengan saya. Saya tanya kenapa? mau ada yang dibicarakan? sebelum menjawabnya pertanyaan saya, akhirnya saya pun mengiyakannya untuk berbicara dengan dia, yang akhirnya pembicaraannya dilakukan di mobilnya.
Linda membuka pembicaraan dengan seringnya dia pulang ke kampungnya akhir-akhir ini. Dia merasa bahwa selama ini dia berkeras untuk mengambil atau memilih jalan hidupnya dengan tidak mempertimbangkan ibunya, Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan ibunya menjadi semakin dekat, dan mungkin juga untuk mencari jalan untuk mau menerima suaminya. Tetapi Dia bilang dalam kunjungannya yang terakhir-terakhir, ibunya menyampaikan sama Linda tentang suatu berita yang justru membuatnya menjadi bingung setengah mati. Ibunya sudah menerima lamaran dari tetangganya yang melamar si Linda untuk anaknya. Linda juga kenal dengan Dia. Orangnya juga baik, seorang pengusaha juga. Waahhh....ini yang membuat bingung si Linda, apalagi katanya ibunya bilang lebih baik mati daripada menolak lamaran itu atau tidak jadi menikah antara Linda dengan tetangganya itu. Yang lebih parah lagi bagi dia adalah ancang-ancang waktu yang telah ditetapkan oleh ibunya, yaitu sehabis lebaran ini!!!
Linda, berusaha untuk mengulur waktu dengan alasan bahwa dia masih banyak urusan yang mau diselesaikan. Rupanya juga dari ceritanya ke saya bahwa dia sudah bicara dengan calon suami dari ibunya itu dan mau mengalahkan untuk sementara waktu kalau mereka menikah nantinya, Linda di Makassar dan dia di daerah, nanti suatu waktu di antara mereka berkunjung untuk bertemu. Masalah yang besar sebenarnya bukan kesepakatan itu bagi Linda, tetapi dia harus menghadapi suami yang dia sembunyikan dari ibunya. Akhirnya, bagaimanapun dia harus cerita kepad suaminya dengan masalah ini.
Yang bikin kaget dari Linda adalah juga sikap dari suaminya ketika masalah ini disampaikan kepadanya. Dia bilang, cepat urus perceraian, kamu harus menuruti kemauan ibumu. Sikap suaminya yang seperti ini, artinya tidak marah atau bagaimana, tambah bingung si Linda. Baiknya sikap suami menambah Linda merasa dia justru merasa berdosa dan berat untuk meninggalkannya. Linda tanya ke saya mengenai masa Iddah dari seseoang yang bercerai sampai dia bisa menikah kembali dan bagaimana sikap dia menghadapi masalah ini. Mendapat pertanyaan itu, saya jawab seperti yang saya tahu, dan untuk pertanyaan yang kedua, saya hanya bisa mengarahkannya saja karena bagaimana pun si Linda lebih berat kepada kondisi Ibunya dan rupanya suami yang sekarang pun mendukung untuk mengarah ke sana walau harus ada perceraian!
Saya bilang masalah Linda yang ini lebih luar biasa lagi dibandingkan masalah yang dulu dengan suami pertama. Dia bilang sampai saat ini hubungan kami baik-baik saja dengan suami pertama. Kadang di antara mereka kalau salah satu membutuhkan dana mereka saling meminjam. Linda bilang juga hubungan dengan keluarga suaminya yang pertama masih sangat baik, malah mereka masih mengharapkan untuk mereka bisa rujuk lagi. Hanya mereka tidak tahu bahwa Linda sudah menikah dengan suami yang disembunyikan dari ibunya. Tetapi mengenai calon suami yang diajukan ibunya pernah juga disampaikan ke keluarga suaminya yang pertama. Mereka menjawab bahwa sebelum ada akad nikah kami masih mengharap bahwa Linda bisa rujuk lagi. Wuihhh.... saya bilang sama Linda, kamu itu luar biasa, saya tidak perkirakan bahwa hubungan kamu dengan mantan suamimu dan keluarganya masih sangat baik. Bahkan Linda cerita kalau di antara mereka masih saling memberikan souvenir kalau hari Raya tiba.
Pembicaraan itu cukup memakan waktu juga, berhubung waktu semakin siang kami pun mengakhiri pembicaraan itu. Tentu dengan saran dari saya yang saya rasa bisa dipertimbangkan Linda. Dalam hati saya juga berjanji, saya akan bawa istri saya untuk menemuinya setidaknya bisa memberikan sedikit tambahan saran dan dorongan, setidaknya kalau sesama wanita akan lebih terbuka dan lebih memahami.
Linda, bukan nama sebenarnya, adalah sosok wanita yang cukup berhasil dalam karirnya. Saya sudah lama mengenalnya sejak dia masih gadis dan bekerja di perusahaan yang menyediakan kebutuhan perikanan, di mana saya sering berhubungan dengannya karena saya sering membeli kebutuhan perusahaan saya di perusahaan si Linda ini. Karena seringnya berhubungan sehingga hubungan saya dengan dia seperti saudara. Dia kalau ada masalah sering curhat kepada saya. he-he....sebenarnya bukan curhat hanya sebagai tumpahan keluh kesah karena kadang saya tidak bisa memberikan solusi untuk penyelesaian masalahnya. Termasuk masalah keluarga yang dia hadapi.
Yaa....Ketika dia bermasalah dengan suaminya yang nampaknya susah untuk dicari jalan keluarnya karena dua-duanya bersikap keras pada pendiriannya, Dia pun berkeluh kesah ke saya hingga menangis di hadapan saya. Saya hanya bisa memberikan kata-kata penghibur yang mungkin tidak menyelesaikan masalahnya, karena saya lihat masalahnya berat banget artinya mengarah ke perpisahan di antara mereka. Dan ternyata akhirnya mereka berpisah. Saya lihat Linda tidak menjadi beban bagi dirinya dengan statusnya itu, dia terlihat enjoy seperti dirinya telah lepas dari beban yang menggayutnya selama ini.
Lama setelah itu, saya dengar dari teman saya yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengan si Linda, bahwa Linda nampaknya sudah menikah dengan teman yang juga satu perusahaan. Hanya yang saya bikin kaget dari informasi ini adalah bahwa teman yang dijadikan suami oleh Linda adalah sosok yang sudah ada istrinya. Untuk masalah ini si Linda memang tidak curhat ke saya. Tetapi nampaknya dari beberapa kali saya bertemu dengan Linda dia berusaha untuk menyampaikan kondisi itu, hingga suatu hari dia mengatakannya secara gamblang tentang pernikahannya dan kondisi suami yang dia berani menjadikannya suami, yaa...karena saya kenal dengan mereka. Saya cuma bisa memaklumi saja. Memang mereka tidak merayakan pernikahannya dengan acara yang ramai karena masalahnya juga adalah si suami Linda ini tidak disukai oleh ibunya Linda. Oh iya, Linda ini adalah anak tunggal, ayahnya sudah lama meninggal. Ibunya Linda tidak menyutujui dengan kalau dia dijadikan suami oleh Linda, sehingga mereka sembunyi-sembunyi menikahnya. Karena kalau Linda membicarakan suaminya ibunya akan jatuh sakit, sehingga untuk kebaikan ibunya Linda menikah dengan diam-diam tidak merayakannya dan tidak menyiarkannya hanya orang-orng tertentu saja yang tahu, tidak termasuk ke saya pada awalnya. Saya pernah diajak oleh Linda untuk berkunjung ke rumahnya di kampung, laki-laki yang jadi suami Linda juga ikut, kami bermalam di rumahnya. Saya lihat ibunya memang kurang begitu respek sama dia, tetapi waktu itu saya juga tidak tahu bahwa mereka punya hubungan.
Beberapa minggu yang lalu ketika saya ada urusan yang sama dengan si Linda dan ketika urusan itu telah selesai, kami pun menuju ke tempat parkir untuk pulang. Rupanya motor saya yang di parkir berdekatan dengan tempat parkir mobilnya Linda, sehingga kami menuju satu arah. Hanya mendekati tempat parkir, Linda tanya ke saya apakah buru-buru mau pulang? saya bilang tidak juga, dan saya menangkap bahwa dia ingin bicara dengan saya. Saya tanya kenapa? mau ada yang dibicarakan? sebelum menjawabnya pertanyaan saya, akhirnya saya pun mengiyakannya untuk berbicara dengan dia, yang akhirnya pembicaraannya dilakukan di mobilnya.
Linda membuka pembicaraan dengan seringnya dia pulang ke kampungnya akhir-akhir ini. Dia merasa bahwa selama ini dia berkeras untuk mengambil atau memilih jalan hidupnya dengan tidak mempertimbangkan ibunya, Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan ibunya menjadi semakin dekat, dan mungkin juga untuk mencari jalan untuk mau menerima suaminya. Tetapi Dia bilang dalam kunjungannya yang terakhir-terakhir, ibunya menyampaikan sama Linda tentang suatu berita yang justru membuatnya menjadi bingung setengah mati. Ibunya sudah menerima lamaran dari tetangganya yang melamar si Linda untuk anaknya. Linda juga kenal dengan Dia. Orangnya juga baik, seorang pengusaha juga. Waahhh....ini yang membuat bingung si Linda, apalagi katanya ibunya bilang lebih baik mati daripada menolak lamaran itu atau tidak jadi menikah antara Linda dengan tetangganya itu. Yang lebih parah lagi bagi dia adalah ancang-ancang waktu yang telah ditetapkan oleh ibunya, yaitu sehabis lebaran ini!!!
Linda, berusaha untuk mengulur waktu dengan alasan bahwa dia masih banyak urusan yang mau diselesaikan. Rupanya juga dari ceritanya ke saya bahwa dia sudah bicara dengan calon suami dari ibunya itu dan mau mengalahkan untuk sementara waktu kalau mereka menikah nantinya, Linda di Makassar dan dia di daerah, nanti suatu waktu di antara mereka berkunjung untuk bertemu. Masalah yang besar sebenarnya bukan kesepakatan itu bagi Linda, tetapi dia harus menghadapi suami yang dia sembunyikan dari ibunya. Akhirnya, bagaimanapun dia harus cerita kepad suaminya dengan masalah ini.
Yang bikin kaget dari Linda adalah juga sikap dari suaminya ketika masalah ini disampaikan kepadanya. Dia bilang, cepat urus perceraian, kamu harus menuruti kemauan ibumu. Sikap suaminya yang seperti ini, artinya tidak marah atau bagaimana, tambah bingung si Linda. Baiknya sikap suami menambah Linda merasa dia justru merasa berdosa dan berat untuk meninggalkannya. Linda tanya ke saya mengenai masa Iddah dari seseoang yang bercerai sampai dia bisa menikah kembali dan bagaimana sikap dia menghadapi masalah ini. Mendapat pertanyaan itu, saya jawab seperti yang saya tahu, dan untuk pertanyaan yang kedua, saya hanya bisa mengarahkannya saja karena bagaimana pun si Linda lebih berat kepada kondisi Ibunya dan rupanya suami yang sekarang pun mendukung untuk mengarah ke sana walau harus ada perceraian!
Saya bilang masalah Linda yang ini lebih luar biasa lagi dibandingkan masalah yang dulu dengan suami pertama. Dia bilang sampai saat ini hubungan kami baik-baik saja dengan suami pertama. Kadang di antara mereka kalau salah satu membutuhkan dana mereka saling meminjam. Linda bilang juga hubungan dengan keluarga suaminya yang pertama masih sangat baik, malah mereka masih mengharapkan untuk mereka bisa rujuk lagi. Hanya mereka tidak tahu bahwa Linda sudah menikah dengan suami yang disembunyikan dari ibunya. Tetapi mengenai calon suami yang diajukan ibunya pernah juga disampaikan ke keluarga suaminya yang pertama. Mereka menjawab bahwa sebelum ada akad nikah kami masih mengharap bahwa Linda bisa rujuk lagi. Wuihhh.... saya bilang sama Linda, kamu itu luar biasa, saya tidak perkirakan bahwa hubungan kamu dengan mantan suamimu dan keluarganya masih sangat baik. Bahkan Linda cerita kalau di antara mereka masih saling memberikan souvenir kalau hari Raya tiba.
Pembicaraan itu cukup memakan waktu juga, berhubung waktu semakin siang kami pun mengakhiri pembicaraan itu. Tentu dengan saran dari saya yang saya rasa bisa dipertimbangkan Linda. Dalam hati saya juga berjanji, saya akan bawa istri saya untuk menemuinya setidaknya bisa memberikan sedikit tambahan saran dan dorongan, setidaknya kalau sesama wanita akan lebih terbuka dan lebih memahami.
Jumat, 12 Juni 2015
Wanita Luar Biasa
Katakanlah namanya Lisa, nama biasa saja tidak menunjukkan sesuatu nama kemoderenan yang dilahirkan dari keluarga suku jawa biasa, maksudnya ningrat bahkan dari ceritanya masyarakat pada umumnya, tetapi menunjukkan sosok yang sederhana, bersahaja seperti pada umumnya gadis jawa, tetapi Lisa juga adalah orang yang ulet, pintar, pekerja keras dan tidak takut sama siapa pun. Saya mengenalnya karena sama-sama bekerja di sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di bawah naungan LSM Internasional yang bergerak dalam Pengembangan masyarakat di daerah tertinggal. Karena perilaku dan karakternyalah sehingga dipercaya untuk menangani beberapa proyek pengembangan masyarakat yang salah satunya adalah proyek atau program dimana saya berkecimpung di dalamnya.
Tetapi itu dulu, satu tahun yang lalu Lisa memilih untuk pulang ke Jawa setelah, katanya, kontraknya habis. Walau begitu kami kadang selalu memberi kabar tentang perkembangan program yang ada di daerah binaan kami, atau hanya sekedar say hello. Sebelum Lisa menyelesaikan kontraknya, kurang lebih setahun, datang seorang lelaki -katakanlah namanya Gunawan- bergabung juga dengan aktivitas kami. Meskipun Gunawan belakangan gabung dengan LSM ini dibandingkan saya, namun rupanya staf-staf di LSM ini sudah lama mengenal Gunawan termasuk pimpinan kami yang orang asing dan tentunya juga si Lisa itu. Akhirnya saya mengerti dari informasi masyarakat desa binaan bahwa ternyata Lisa dan Gunawan itu sebelumnya ada hubungan (baca : pacaran) dan pernah datang juga ke desa itu sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat di sana. Pantas saja kelihatan di antara mereka seperti dekat sekali. Hanya yang menjadi sesuatu pertanyaan bagi masyarakat dan tentu saja saya adalah bahwa hubungan mereka sudah tidak ada lagi, artinya sekarang ini hanya sekedar teman kerja saja. Apa yang terjadi saya juga tidak tahu sama seperti masyarakat di desa itu.
Pernah saya singgung keduanya atau salah satunya untuk melanjutkan hubungan itu, tentu saya sampaikan dengan cara yang tidak menyinggung atau dengan godaan-godaan. Saya pun pernah tanya secara pribadi baik ke Lisa atau Gunawan kenapa sampai putus. Hanya keduanya atas pertanyaan saya dijawab dengan tertawa saja. Entah mungkin karena mereka menganggap saya bukan sebagai tempat untuk mengungkap sesuatu. Padahal saya termasuk tua dibandingkan mereka, saya yang sudah menginjak setengah abad dengan anak yang sudah besar-besar juga, belum menjamin untuk mereka bercerita tentang masa lalunya. Yaa, sudah...saya fikir mereka orang yang sudah dewasa, sehingga tahu mana yang terbaik bagi mereka sendiri.
Sepeninggalnya Lisa, praktis kegiatan di desa binaan lebih banyak saya dan Gunawan yang beraktifitas. Sehingga hubungan saya dengan dia juga semakin akrab walau dari segi umur dari kami jauh berbeda. Apalagi dari struktur, dia adalah Bos saya yang menyediakan segala kebutuhan bagi proyek kami berdua. Bukan saja dengan saya pribadi dengan keluarga saya terutama istri saya Gunawan juga sudah tidak sungkan-sungkan. Biasa datang ke rumah, kami jamu dengan kesukaannya dengan mie pangsit yang dibeli di warung dekat rumah. Hingga suatu hari kami mau mengunjungi sebuah undangan perkawinan, rencana saya dengan Gunawan mau berangkat dengan naik sepeda motor saja, tetapi Gunawan mau mengajak temannya sehingga kami pakai dua motor -dia dengan temannya dan saya sendiri. Ketika saya sudah bersiap-siap untuk pergi, motor pun sudah stand by di tempatnya, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu Guanwan nongol di muka pintu tanpa terdengar suara motornya. Saya menjadi heran, sebelum keheranan saya terjawab dia bilang kita naik mobil saja. Yaa...saya sih tidak ada masalah, hanya pakai mobil tentu bensin yang dipakai agak lebih banyak. Akhirnya kami pun berangkat dan tentu menjemput dulu temannya Gunawan. Selama perjalanan untuk menjemput temannya saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya temannya Gunawan, jangan-jangan cewek?. He-he...ternyata memang benar, temannya yang dijemput adalah cewek yang saya perkirakan sebelumnya. Dengan fakta ini, maka otak pun berputar-putar mencari kemungkinan-kemungkinan siapa sebenarnya cewek ini? Ha-ha....
Singkat cerita, cewek jemputan Gunawan ini, rupanya adalah cewek idamannya Gunawan. Hingga fotonya pun terpampang di meja kerjanya di kantor, sehingga semua orang ketika meeting rutin melihatnya dan tentu menjadi bahan candaan semua orang yang hadir. Gunawan mah hanya tertawa-tertiwi saja dijadikan bahan olokan teman-temannya. Yang beruntung bagi saya, setelah pertemuan di jemputan itu, eee....saya ketemu di suatu acara yang sang cewek idaman Gunawan pun ada di situ, sehingga sempat ngobrol sebentar dan kemudian si Gunawan disuruh juga datang ke acara itu untuk bicara-bicara sama saya.
Entah karena sepertinya saya sudah akrab dengan cewek idaman Gunawan, Gunawan suatu saat menyampaikan ke saya untuk bersedia menemani acara lamaran pada bulan Juli yang akan datang! Ups...wahh cepet banget, saya bilang. Dia bilang, memang ceweknya tidak ingin jangan lama-lama. Saya lihat memang, dua-duanya sudah cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Saya pun hanya bilang insya Allah, karena belum ada rencana yang lain.
Beberapa minggu kemudian, malam itu saya menerima sms dari Lisa. Dia menanyakan kabar tentang saya, disambung dengan kata-kata, "tidak tahu kenapa tiba-tiba saya ingat sama bapak." Saya pun jawab smsnya dengan kabar baik mengenai kondisi saya dan keluarga. Di Sela-sela dialog sms itu, saya sampaikan berita bahwa si Gunawan mau menikah. Sebenarnya maksud saya disamping memberitakan itu saya ingin tahu apakah si Gunawan juga sudah sampaikan sama si Lisa. Tetapi ternyata jawaban dari Lisa adalah bahwa berita dari saya merupakan suatu yang surprise baginya. Berarti bahwa si Gunawan tidak memberitahukan kabar dia mau menikah ke Lisa. Lisa menambahkan bahwa cepet banget si Gunawan mau menikah, dulu dengan saya sampai nunggu lima tahun untuk menikah dan itu pun gagal. Saya tanya gagal bagaimana? Ditanya begitu akhirnya si Lisa mau mengemukakan hubungannya selama ini dengan Gunawan. Dia bilang saya sudah dianggap sebagai orangtuanya juga. Hiks!
Lisa pun melanjutkan ceritanya, Pernikahannya gagal karena Gunawan selingkuh dengan pacarnya, yang luar biasa adalah lima hari sebelum tanggal pernikahan mereka. Mendengar ini saya kaget luar biasa. Masya Sih? Lisa bilang, iyaa...lima hari sebelum tanggal pernikahan berlangsung. Gunawan lari ke rumah ceweknya yang lain. Saya bilang, kalau lima hari berarti sudah ada persiapan untuk acara, undangan sudah tersebar dan lain sebagainya. Lisa bilang, itulah Pak, yang beruntung saya punya orangtua yang sabar sekali, saya temani orangtua saya untuk menerima tamu yang terlanjur datang. Saya tanya, bagaimana dengan keluarganya Gunawan apa datang atau tidak? Ini saya tanyakan karena Gunawan berasal dari daerah lain yang jauh dari kampungnya Lisa. Lisa bilang, datang pada hari H nya, tetapi ketika diterangkan kondisinya justru orangtua Gunawan marah-marah dan seolah-olah menyalahi kami. Tapi orangtua saya sabar menerima itu. waahhh....saya habis-habisan, saya tanggulangi sendiri semua biaya, catering, dekorasi dan lain-lainnya. Tabungan saya habiiissss, Pak!!
Waaaddduuuhhhhh.......saya geleng-geleng kepala, kenapa begini si Gunawan ini! Saya kira cerita seperti ini hanya ada di sinetron, tetapi terjadi pada teman saya. Dan yang luar biasa adalah sikap si Lisa setelah kejadian itu, seperti tidak meninggalkan bekas yang luar biasa di hatinya. Hubungan dia dengan Gunawan selama sebelum menyelesaikan kontraknya sangat akrab sekali dan tidak ada tanda-tanda permusuhan. Jadi waktu saya tanya kenapa mau bekerja bersamaan di tempat yang sama. Dia bilang kasihan setelah si Gunawan cari kerja hingga ditawarkan untuk kerja di tempat yang sama!!! Teman-teman yang lain yang tahu kejadian ini juga heran kenapa dia mau menerimanya bekerja di tempat itu. Si Lisa ini benar-benar punya hati yang luar biasa hebatnya. Dia pun tutupi kejadian yang lalu kepada orang-orang yang tidak tahu masalahnya, entah kenapa akhirnya dia cerita pada saya, apakah karena seperti yang disampaikannya sudah menganggap saya sebagai orangtuanya!!!
OK Lisa, saya doakan engkau mendapatkan rizki seorang suami yang lebih lebih hebat lagi dan tentu rizki kemudahan dalam hidup ini!
Tetapi itu dulu, satu tahun yang lalu Lisa memilih untuk pulang ke Jawa setelah, katanya, kontraknya habis. Walau begitu kami kadang selalu memberi kabar tentang perkembangan program yang ada di daerah binaan kami, atau hanya sekedar say hello. Sebelum Lisa menyelesaikan kontraknya, kurang lebih setahun, datang seorang lelaki -katakanlah namanya Gunawan- bergabung juga dengan aktivitas kami. Meskipun Gunawan belakangan gabung dengan LSM ini dibandingkan saya, namun rupanya staf-staf di LSM ini sudah lama mengenal Gunawan termasuk pimpinan kami yang orang asing dan tentunya juga si Lisa itu. Akhirnya saya mengerti dari informasi masyarakat desa binaan bahwa ternyata Lisa dan Gunawan itu sebelumnya ada hubungan (baca : pacaran) dan pernah datang juga ke desa itu sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat di sana. Pantas saja kelihatan di antara mereka seperti dekat sekali. Hanya yang menjadi sesuatu pertanyaan bagi masyarakat dan tentu saja saya adalah bahwa hubungan mereka sudah tidak ada lagi, artinya sekarang ini hanya sekedar teman kerja saja. Apa yang terjadi saya juga tidak tahu sama seperti masyarakat di desa itu.
Pernah saya singgung keduanya atau salah satunya untuk melanjutkan hubungan itu, tentu saya sampaikan dengan cara yang tidak menyinggung atau dengan godaan-godaan. Saya pun pernah tanya secara pribadi baik ke Lisa atau Gunawan kenapa sampai putus. Hanya keduanya atas pertanyaan saya dijawab dengan tertawa saja. Entah mungkin karena mereka menganggap saya bukan sebagai tempat untuk mengungkap sesuatu. Padahal saya termasuk tua dibandingkan mereka, saya yang sudah menginjak setengah abad dengan anak yang sudah besar-besar juga, belum menjamin untuk mereka bercerita tentang masa lalunya. Yaa, sudah...saya fikir mereka orang yang sudah dewasa, sehingga tahu mana yang terbaik bagi mereka sendiri.
Sepeninggalnya Lisa, praktis kegiatan di desa binaan lebih banyak saya dan Gunawan yang beraktifitas. Sehingga hubungan saya dengan dia juga semakin akrab walau dari segi umur dari kami jauh berbeda. Apalagi dari struktur, dia adalah Bos saya yang menyediakan segala kebutuhan bagi proyek kami berdua. Bukan saja dengan saya pribadi dengan keluarga saya terutama istri saya Gunawan juga sudah tidak sungkan-sungkan. Biasa datang ke rumah, kami jamu dengan kesukaannya dengan mie pangsit yang dibeli di warung dekat rumah. Hingga suatu hari kami mau mengunjungi sebuah undangan perkawinan, rencana saya dengan Gunawan mau berangkat dengan naik sepeda motor saja, tetapi Gunawan mau mengajak temannya sehingga kami pakai dua motor -dia dengan temannya dan saya sendiri. Ketika saya sudah bersiap-siap untuk pergi, motor pun sudah stand by di tempatnya, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu Guanwan nongol di muka pintu tanpa terdengar suara motornya. Saya menjadi heran, sebelum keheranan saya terjawab dia bilang kita naik mobil saja. Yaa...saya sih tidak ada masalah, hanya pakai mobil tentu bensin yang dipakai agak lebih banyak. Akhirnya kami pun berangkat dan tentu menjemput dulu temannya Gunawan. Selama perjalanan untuk menjemput temannya saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya temannya Gunawan, jangan-jangan cewek?. He-he...ternyata memang benar, temannya yang dijemput adalah cewek yang saya perkirakan sebelumnya. Dengan fakta ini, maka otak pun berputar-putar mencari kemungkinan-kemungkinan siapa sebenarnya cewek ini? Ha-ha....
Singkat cerita, cewek jemputan Gunawan ini, rupanya adalah cewek idamannya Gunawan. Hingga fotonya pun terpampang di meja kerjanya di kantor, sehingga semua orang ketika meeting rutin melihatnya dan tentu menjadi bahan candaan semua orang yang hadir. Gunawan mah hanya tertawa-tertiwi saja dijadikan bahan olokan teman-temannya. Yang beruntung bagi saya, setelah pertemuan di jemputan itu, eee....saya ketemu di suatu acara yang sang cewek idaman Gunawan pun ada di situ, sehingga sempat ngobrol sebentar dan kemudian si Gunawan disuruh juga datang ke acara itu untuk bicara-bicara sama saya.
Entah karena sepertinya saya sudah akrab dengan cewek idaman Gunawan, Gunawan suatu saat menyampaikan ke saya untuk bersedia menemani acara lamaran pada bulan Juli yang akan datang! Ups...wahh cepet banget, saya bilang. Dia bilang, memang ceweknya tidak ingin jangan lama-lama. Saya lihat memang, dua-duanya sudah cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. Saya pun hanya bilang insya Allah, karena belum ada rencana yang lain.
Beberapa minggu kemudian, malam itu saya menerima sms dari Lisa. Dia menanyakan kabar tentang saya, disambung dengan kata-kata, "tidak tahu kenapa tiba-tiba saya ingat sama bapak." Saya pun jawab smsnya dengan kabar baik mengenai kondisi saya dan keluarga. Di Sela-sela dialog sms itu, saya sampaikan berita bahwa si Gunawan mau menikah. Sebenarnya maksud saya disamping memberitakan itu saya ingin tahu apakah si Gunawan juga sudah sampaikan sama si Lisa. Tetapi ternyata jawaban dari Lisa adalah bahwa berita dari saya merupakan suatu yang surprise baginya. Berarti bahwa si Gunawan tidak memberitahukan kabar dia mau menikah ke Lisa. Lisa menambahkan bahwa cepet banget si Gunawan mau menikah, dulu dengan saya sampai nunggu lima tahun untuk menikah dan itu pun gagal. Saya tanya gagal bagaimana? Ditanya begitu akhirnya si Lisa mau mengemukakan hubungannya selama ini dengan Gunawan. Dia bilang saya sudah dianggap sebagai orangtuanya juga. Hiks!
Lisa pun melanjutkan ceritanya, Pernikahannya gagal karena Gunawan selingkuh dengan pacarnya, yang luar biasa adalah lima hari sebelum tanggal pernikahan mereka. Mendengar ini saya kaget luar biasa. Masya Sih? Lisa bilang, iyaa...lima hari sebelum tanggal pernikahan berlangsung. Gunawan lari ke rumah ceweknya yang lain. Saya bilang, kalau lima hari berarti sudah ada persiapan untuk acara, undangan sudah tersebar dan lain sebagainya. Lisa bilang, itulah Pak, yang beruntung saya punya orangtua yang sabar sekali, saya temani orangtua saya untuk menerima tamu yang terlanjur datang. Saya tanya, bagaimana dengan keluarganya Gunawan apa datang atau tidak? Ini saya tanyakan karena Gunawan berasal dari daerah lain yang jauh dari kampungnya Lisa. Lisa bilang, datang pada hari H nya, tetapi ketika diterangkan kondisinya justru orangtua Gunawan marah-marah dan seolah-olah menyalahi kami. Tapi orangtua saya sabar menerima itu. waahhh....saya habis-habisan, saya tanggulangi sendiri semua biaya, catering, dekorasi dan lain-lainnya. Tabungan saya habiiissss, Pak!!
Waaaddduuuhhhhh.......saya geleng-geleng kepala, kenapa begini si Gunawan ini! Saya kira cerita seperti ini hanya ada di sinetron, tetapi terjadi pada teman saya. Dan yang luar biasa adalah sikap si Lisa setelah kejadian itu, seperti tidak meninggalkan bekas yang luar biasa di hatinya. Hubungan dia dengan Gunawan selama sebelum menyelesaikan kontraknya sangat akrab sekali dan tidak ada tanda-tanda permusuhan. Jadi waktu saya tanya kenapa mau bekerja bersamaan di tempat yang sama. Dia bilang kasihan setelah si Gunawan cari kerja hingga ditawarkan untuk kerja di tempat yang sama!!! Teman-teman yang lain yang tahu kejadian ini juga heran kenapa dia mau menerimanya bekerja di tempat itu. Si Lisa ini benar-benar punya hati yang luar biasa hebatnya. Dia pun tutupi kejadian yang lalu kepada orang-orang yang tidak tahu masalahnya, entah kenapa akhirnya dia cerita pada saya, apakah karena seperti yang disampaikannya sudah menganggap saya sebagai orangtuanya!!!
OK Lisa, saya doakan engkau mendapatkan rizki seorang suami yang lebih lebih hebat lagi dan tentu rizki kemudahan dalam hidup ini!
Langganan:
Postingan (Atom)