Sabtu, 13 Juni 2015

Setelah Wanita Luar Biasa

Setelah wanita luar biasa, saya pun tidak tahan untuk menulis kasus yang lain yang mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi yang lainnya.

Linda, bukan nama sebenarnya, adalah sosok wanita yang cukup berhasil dalam karirnya. Saya sudah lama mengenalnya sejak dia masih gadis dan bekerja di perusahaan yang menyediakan kebutuhan perikanan, di mana saya sering berhubungan dengannya karena saya sering membeli kebutuhan perusahaan saya di perusahaan si Linda ini. Karena seringnya berhubungan sehingga hubungan saya dengan dia seperti saudara. Dia kalau ada masalah sering curhat kepada saya. he-he....sebenarnya bukan curhat hanya sebagai tumpahan keluh kesah karena kadang saya tidak bisa memberikan solusi untuk penyelesaian masalahnya. Termasuk masalah keluarga yang dia hadapi.

Yaa....Ketika dia bermasalah dengan suaminya yang nampaknya susah untuk dicari jalan keluarnya karena dua-duanya bersikap keras pada pendiriannya, Dia pun berkeluh kesah ke saya hingga menangis di hadapan saya. Saya hanya bisa memberikan kata-kata penghibur yang mungkin tidak menyelesaikan masalahnya, karena saya lihat masalahnya berat banget artinya mengarah ke perpisahan di antara mereka. Dan ternyata akhirnya mereka berpisah. Saya lihat Linda tidak menjadi beban bagi dirinya dengan statusnya itu, dia terlihat enjoy seperti dirinya telah lepas dari beban yang menggayutnya selama ini.

Lama setelah itu, saya dengar dari teman saya yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengan si Linda, bahwa Linda nampaknya sudah menikah dengan teman yang juga satu perusahaan. Hanya yang saya bikin kaget dari informasi ini adalah bahwa teman yang dijadikan suami oleh Linda adalah sosok yang sudah ada istrinya. Untuk masalah ini si Linda memang tidak curhat ke saya. Tetapi nampaknya dari beberapa kali saya bertemu dengan Linda dia berusaha untuk menyampaikan kondisi itu, hingga suatu hari dia mengatakannya secara gamblang tentang pernikahannya dan kondisi suami yang dia berani menjadikannya suami, yaa...karena saya kenal dengan mereka. Saya cuma bisa memaklumi saja. Memang mereka tidak merayakan pernikahannya dengan acara yang ramai karena masalahnya juga adalah si suami Linda ini tidak disukai oleh ibunya Linda. Oh iya, Linda ini adalah anak tunggal, ayahnya sudah lama meninggal. Ibunya Linda tidak menyutujui dengan kalau dia dijadikan suami oleh Linda, sehingga mereka sembunyi-sembunyi menikahnya. Karena kalau Linda membicarakan suaminya ibunya akan jatuh sakit, sehingga untuk kebaikan ibunya Linda menikah dengan diam-diam tidak merayakannya dan tidak menyiarkannya hanya orang-orng tertentu saja yang tahu, tidak termasuk ke saya pada awalnya. Saya pernah diajak oleh Linda untuk berkunjung ke rumahnya di kampung, laki-laki yang jadi suami Linda juga ikut, kami bermalam di rumahnya. Saya lihat ibunya memang kurang begitu respek sama dia, tetapi waktu itu saya juga tidak tahu bahwa mereka punya hubungan.

Beberapa minggu yang lalu ketika saya ada urusan yang sama dengan si Linda dan ketika urusan itu telah selesai, kami pun menuju ke tempat parkir untuk pulang. Rupanya motor saya yang di parkir berdekatan dengan tempat parkir mobilnya Linda, sehingga kami menuju satu arah. Hanya mendekati tempat parkir, Linda tanya ke saya apakah buru-buru mau pulang? saya bilang tidak juga, dan saya menangkap bahwa dia ingin bicara dengan saya. Saya tanya kenapa? mau ada yang dibicarakan? sebelum menjawabnya pertanyaan saya, akhirnya saya pun mengiyakannya untuk berbicara dengan dia, yang akhirnya pembicaraannya dilakukan di mobilnya.

Linda membuka pembicaraan dengan seringnya dia pulang ke kampungnya akhir-akhir ini. Dia merasa bahwa selama ini dia berkeras untuk mengambil atau memilih jalan hidupnya dengan tidak mempertimbangkan ibunya, Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan ibunya menjadi semakin dekat, dan mungkin juga untuk mencari jalan untuk mau menerima suaminya. Tetapi Dia bilang dalam kunjungannya yang terakhir-terakhir, ibunya menyampaikan sama Linda tentang suatu berita yang justru membuatnya menjadi bingung setengah mati. Ibunya sudah menerima lamaran dari tetangganya yang melamar si Linda untuk anaknya. Linda juga kenal dengan Dia. Orangnya juga baik, seorang pengusaha juga. Waahhh....ini yang membuat bingung si Linda, apalagi katanya ibunya bilang lebih baik mati daripada menolak lamaran itu atau tidak jadi menikah antara Linda dengan tetangganya itu. Yang lebih parah lagi bagi dia adalah ancang-ancang waktu yang telah ditetapkan oleh ibunya, yaitu sehabis lebaran ini!!!

Linda, berusaha untuk mengulur waktu dengan alasan bahwa dia masih banyak urusan yang mau diselesaikan. Rupanya juga dari ceritanya ke saya bahwa dia sudah bicara dengan calon suami dari ibunya itu dan mau mengalahkan untuk sementara waktu kalau mereka menikah nantinya, Linda di Makassar dan dia di daerah, nanti suatu waktu di antara mereka berkunjung untuk bertemu. Masalah yang besar sebenarnya bukan kesepakatan itu bagi Linda, tetapi dia harus menghadapi suami yang dia sembunyikan dari ibunya. Akhirnya, bagaimanapun dia harus cerita kepad suaminya dengan masalah ini.

Yang bikin kaget dari Linda adalah juga sikap dari suaminya ketika masalah ini disampaikan kepadanya. Dia bilang, cepat urus perceraian, kamu harus menuruti kemauan ibumu. Sikap suaminya yang seperti ini, artinya tidak marah atau bagaimana, tambah bingung si Linda. Baiknya sikap suami menambah Linda merasa dia justru merasa berdosa dan berat untuk meninggalkannya. Linda tanya ke saya mengenai masa Iddah dari seseoang yang bercerai sampai dia bisa menikah kembali dan bagaimana sikap dia menghadapi masalah ini. Mendapat pertanyaan itu, saya jawab seperti yang saya tahu, dan untuk pertanyaan yang kedua, saya hanya bisa mengarahkannya saja karena bagaimana pun si Linda lebih berat kepada kondisi Ibunya dan rupanya suami yang sekarang pun mendukung untuk mengarah ke sana walau harus ada perceraian!

Saya bilang masalah Linda yang ini lebih luar biasa lagi dibandingkan masalah yang dulu dengan suami pertama. Dia bilang sampai saat ini hubungan kami baik-baik saja dengan suami pertama. Kadang di antara mereka kalau salah satu membutuhkan dana mereka saling meminjam. Linda bilang juga hubungan dengan keluarga suaminya yang pertama masih sangat baik, malah mereka masih mengharapkan untuk mereka bisa rujuk lagi. Hanya mereka tidak tahu bahwa Linda sudah menikah dengan suami yang disembunyikan dari ibunya. Tetapi mengenai calon suami yang diajukan ibunya pernah juga disampaikan ke keluarga suaminya yang pertama. Mereka menjawab bahwa sebelum ada akad nikah kami masih mengharap bahwa Linda bisa rujuk lagi. Wuihhh.... saya bilang sama Linda, kamu itu luar biasa, saya tidak perkirakan bahwa hubungan kamu dengan mantan suamimu dan keluarganya masih sangat baik. Bahkan Linda cerita kalau di antara mereka masih saling memberikan souvenir kalau hari Raya tiba.

Pembicaraan itu cukup memakan waktu juga, berhubung waktu semakin siang kami pun mengakhiri pembicaraan itu. Tentu dengan saran dari saya yang saya rasa bisa dipertimbangkan Linda. Dalam hati saya juga berjanji, saya akan bawa istri saya untuk menemuinya setidaknya bisa memberikan sedikit tambahan saran dan dorongan, setidaknya kalau sesama wanita akan lebih terbuka dan lebih memahami.

Tidak ada komentar: